Ketulian

Revisi sejak 20 Desember 2022 01.23 oleh Nu Prass (bicara | kontrib) (Perbedaan Tuli dan Tunarungu)

Ketulian, Tuli, tunarungu, budeg, atau gangguan dengar dalam kedokteran adalah kondisi fisik yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengarkan suara. Penggunaan kata Tuli dan tunarungu menjadi perdepatan sebelumnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V menyebutkan bahwa penggunaan kata tunarungu lebih dianggap sopan, halus dan dianggap lebih nyaman dipendengaran. Sedangkan kata Tuli lebih dianggap kasar. Namun, menurut komunitas Tuli mengganggap bahwa kata Tuli dengan Huruf kapital pada (T) dipandang sebagai cara seseorang menghargai keberadaan Tuli itu sendiri. Berbeda dengan kata tunarungu, mereka menganggap itu sebuah panggilan keharusan oleh manusia normal dalam mengoptimalkan dan memposisikan keberadan Tuli.

Klasifikasi

Tuli dalam kedokteran dibagi atas 3 jenis:

  1. Tuli/Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.
  2. Tuli/Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada gangguan di telinga bagian luar atau tengah.
  3. Tuli/Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan campuran kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.

Untuk menentukan jenis dan derajat ketulian dapat diperiksa dengan audiometri

Disamping dengan pemeriksaan audiometri, ambang respon seseorang terhadap bunyi dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry, dapat dilakukan pada pasien yang tidak dapat diajak komunikasi atau anak kecil.