Surau Latiah

masjid di Indonesia
Revisi sejak 24 Desember 2022 15.41 oleh Carolina Mahadewi Malin (bicara | kontrib) (merombak)

Masjid Latiah (bahasa Arab: مسجد لاتيا) atau yang dulunya dikenal dengan Surau Latiah[2] (bahasa Indonesia: Musala Latiah) adalah sebuah masjid tua bersejarah yang berada di Lubuk Sikarah, Kota Solok, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Masjid ini didirikan pada akhir abad ke-19 oleh Syekh Sialahan.[3] Bangunannya berbentuk menyerupai rumah gadang, rumah adat tradisional Minangkabau.[4]

Masjid Latiah
مسجد لاتيا
Masjid Latiah sewaktu masih menjadi Surau
PetaKoordinat: 0°48′17.284″S 100°39′30.881″E / 0.80480111°S 100.65857806°E / -0.80480111; 100.65857806
Agama
AfiliasiIslam
Provinsi Sumatra Barat
Lokasi
LokasiJalan Tanjung Paku №133, Solok, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau dengan sedikit sentuhan arsitektur Jawa Kuno dan Melayu
Didirikan1880 (versi lain menyebutkan pada tahun 1902)[1]

Sejak didirikan sampai sekarang, konstruksinya tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bagian dinding yang telah diberi plester dan material atap yang telah berganti dari ijuk menjadi seng.[5][4] Kemudian masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah daerah setempat pada tahun 2007.[6] Walaupun statusnya sudah menjadi masjid, namun masih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan kata Surau atau yang dalam bahasa Indonesia disebut Musala.[7][4]

Sejarah

Keberadaan masjid ini berkaitan dengan figur Syekh Sialahan, seorang ulama Minangkabau yang berdakwah di daerah Solok dan sekitarnya.[8] Ia bernama asli Hussain bin Mahmud. Sialahan merujuk pada nama daerah di Tanah Datar, tempat ia dulunya pernah berdakwah sebelum pindah ke Solok.

Semasa hidupnya, Syekh Sialahan pernah belajar ke beberapa guru, terakhir ia berguru kepada Syekh Aminullah—cucu dari Syekh Supayang. Namun, saat berdakwah di Solok, ia mendapat hambatan dari kakaknya sendiri, seorang pemuka adat bergelar Datuk Bandaro dengan jabatan Angku Lareh. Jabatan ini membuat kakaknya cenderung berpihak kepada Belanda.[4][5][9]

Menurut keterangan yang tertera pada papan informasi—yang terpasang di masjid ini–Masjid Latiah didirikan oleh Syekh Sialahan pada tahun 1880.[1] Versi lain menyebut tahun pendiriannya pada tahun 1902.[10] Masjid ini merupakan salah satu bangunan tempat ibadah umat Muslim tertua di Kota Solok.[11] Secara fisik, bentuk bangunan masjid inj menyerupai rumah gadang dengan atap gonjong. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah mihrab di bagian tengah sisi barat.[12]

Pada awal berdirinya, masjid ini hanya berdinding bambu yang dianyam dan beratapkan ijuk. Setelah Syekh Sialahan meninggal pada 9 Muharam 1336 (26 Oktober 1917), dinding bangunan diberi plester dengan semen. Bagian lantai dan loteng telah diganti dengan material baru pada tahun 1997 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar. Bagian tiang dalam masjid yang asli sudah dilapisi dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap rayap.[4][13]

Awalnya masjid ini digunakan sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu, dan kegiatan suluk. Karena hal itu, masjid ini dulunya menyandang gelar Surau atau setara dengan Musala. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya ulama yang bisa membimbing suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah (sekarang Masjid Latiah) berasal dari berbagai daerah, seperti Tanah Datar, Padang Panjang, maupun dari Sijunjung. Namun, tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada tahun 2003.[14][15]

Referensi

  1. ^ a b Pramono 29 September 2019.
  2. ^ Selvia, Novitri (2021-04-14). "Surau Latiah, Masuk Cagar Budaya, Naskah Tuonya Didigitalisasi". Padek.co. Diakses tanggal 2022-12-24. 
  3. ^ Khairul (2018-04-30). "Naskah Bersejarah Surau Latiah Syekh Sialahan Kota Solok". Info Publik Solok | info kota solok | kota solok. Diakses tanggal 2022-12-24. 
  4. ^ a b c d e Yusfa Hendra Bahar 2 Februari 2016.
  5. ^ a b Masjid-masjid Kuno... 2006, hlm. 22-23.
  6. ^ Maijar, Andri (2020-10-17). "Sejarah Situs Cagar Budaya Surau Latiah di Kota Solok". Halonusa.com. Diakses tanggal 2022-12-24. 
  7. ^ Pemerintah Provinsi Sumatra Barat 2012.
  8. ^ redaksi. "Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gelar Pendigitalisasian Naskah Kuno Surau Latiah | Sumut24" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-24. 
  9. ^ BPCB Sumatra Barat 2018, hlm. 8-12.
  10. ^ "Baraja : "Surau Latiah" Salah Satu Bangunan Ibadah Tertua di Kota Solok". Gajah Maharam Photography (dalam bahasa Inggris). 2020-05-25. Diakses tanggal 2022-12-24. 
  11. ^ Pemerintah Kota Solok 2018, hlm. 8.
  12. ^ Pemerintah Kota Solok 2018, hlm. 8-9.
  13. ^ situsbudaya.id 2 Februari 2016.
  14. ^ BPCB Sumatra Barat 2018, hlm. 3-7.
  15. ^ Albert Rahman Putra 29 Juni 2014.

Pranala luar