Kota hantu

kota yang telah ditinggalkan / mati
Revisi sejak 2 Januari 2023 04.54 oleh Ariyanto (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)

Kota mati adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kota yang telah ditinggalkan. Kota tersebut biasanya ditinggalkan karena aktivitas ekonomi yang mendukungnya telah gagal, atau karena bencana alam atau yang disebabkan oleh manusia, seperti perang.

Berlin, Salah satu kota mati di negara bagian Nevada, Amerika Serikat
Craco, Basilicata, kota mati yang kini merupakan taman negara dan setting filmnya

Kota mati sejati adalah kota yang sepenuhnya ditinggalkan, seperti Bodie, California, dan Craco, Basilicata (Italia), tetapi turis mungkin akan datang mengunjunginya.

Beberapa kota-kota mati tempat wisata: Barkerville, British Columbia; Bannack, Montana, Elizabeth Bay, Namibia, Jerome, Arizona; Kolmanskop, Namibia, Oatman, Arizona, dan Tombstone, Arizona.

Penyebab

Faktor-faktor ditinggalkannya sebuah kota adalah sebagai berikut:

Kontaminasi Tanah juga dapat membuat sebuah kota mati. Inilah yang terjadi pada Times Beach, pinggiran kota St Louis, warga yang terkena tingkat tinggi dioxin. Centralia, Pennsylvania ditinggalkan oleh banyak orang karena batu bara di bawah tanah yang sangat berbahaya.

Salah satu faktor lainnya yang paling jarang adalah pembangunan bendungan. Contohnya, Loyston di Tennessee.

Kota mati yang hidup kembali

 
Kota Walhalla, Victoria diambil tahun 1910
 
Kota Walhalla, Victoria diambil tahun 2004

Ada beberapa kota mati yang hidup kembali karena bantuan para turis untuk membangun kembali. Contohnya adalah kota Alexandria, kota kedua terbesar di Mesir. Aleksandria adalah kota yang sangat berkembang pada masa era kuno. Namun, pada pertengahan abad ke-19, kota ini menjadi kota mati. Sekarang kota ini sudah hidup kembali dengan penduduk 3,5 - 5 juta jiwa.

Contoh lainnya adalah Foncebadon, sebuah desa di Spanyol yang sebagian besar ditinggalkan dan hanya dihuni oleh seorang ibu dan anak, secara perlahan sedang dihidupkan kembali karena aliran yang terus meningkat dari peziarah di jalan ke Santiago de Compostela.

Pranala luar