Wedang ronde

Revisi sejak 2 Januari 2023 13.41 oleh OrangKalideres (bicara | kontrib) (→‎Pembuatan: Wikifisasi, sengaja menghapus hal ini dikarenakan informasi ini adalah sebuah resep untuk Wedang ronde)

Wedang ronde adalah salah satu minuman khas Jawa Tengah, Indonesia. Pembuatan wedang ronde terdiri dari kuah jahe yang berisi ronde yang berbentuk bulat-bulat. Wedang jahe merupakan hasil akulturasi dengan Festival Dongzhi di Kota Tangerang yang menyajikan ronde. Penyajian wedang jahe dalam keadaan hangat atau panas pada cuaca dingin atau malam hari. Di Indonesia, selain di Kota Tangerang, ronde juga disajikan di Kota Salatiga dan Kota Yogyakarta. Wedang ronde memberikan rasa hangat dan menyegarkan serta dapat menyehatkan tubuh.

Ciri-ciri

Wedang ronde adalah salah satu jenis minuman dari Indonesia.[1] Minuman ini termasuk jenis minuman herba tradisional.[2] Wedang ronde dibuat sebagai minuman panas dan masuk kategori minuman panas yang memiliki isi.[3] Ciri-ciri yang utama adalah berbentuk bola yang berbahan kacang-kacangan dan tepung beras dalam air panas yang terbuat dari jahe.[4]  

Pembuatan

Penyajian

Ronde dan kuah jahe yang telah jadi disajikan sebagai wedang ronde. Penyajiannya ditambah dengan taburan kacang yang sudah disangrai. Wedang ronde disajikan pada musim hujan.[5] Penyajiannya dalam keadaan hangat atau panas.[6] Wedang ronde menggunakan jaha sebagai bahan adonannya sehingga dapat memberikan sensasi yang nyaman dan hangat. Selain itu, kandungan jahe pada wedang jahe dapat memberikan kesegaran dan kesehatan pada tubuh manusia.[7]

Wedang ronde merupakan salah satu minuman khas di Jawa.[8] Salah satu kota yang menjadikan wedang ronde sebagai minuman khasnya adalah Kota Salatiga.[9] Di alun-alun Kota Yogyakarta, wedang ronde dijajakan oleh pedagang kaki lima di jalan-jalan pada malam hari.[10]  Wedang ronde juga disajikan di Kota Tangerang sebagai hasil akulturasi dari ronde pada Festival Dongzhi.[11] Festival ini diadakan setiap tanggal 22 desember setiap tahunnya.[12]

Referensi

  1. ^ Sudrajat, A., dkk. (2017). Yuanjaya, Pandhu, ed. Meneguhkan Ilmu-Ilmu Sosial Keindonesiaan (PDF). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. hlm. 40. ISBN 978-602-60578-2-2. 
  2. ^ Hakim, Luchman (2015). Rempah dan Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat: Keragaman, Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-Kebugaran (PDF). Sleman: Diandra Creative. hlm. 10. ISBN 978-602-73737-6-1. 
  3. ^ Rahman, Syamsul (2020). Pengembangan Industri Kuliner Berbasis Makanan Tradisional Khas Sulawesi (PDF). Sleman: Deepublish. hlm. 58. ISBN 978-623-02-0498-2. 
  4. ^ Dima, C. C., Septemuryantoro, S. A., dan Purnomo, D. J. (30 November 2019). Mulatsih, S., dan Setyaningsih, N., ed. "Investigating Original Food and Snack from semarang City through Mimi Lan Mintuno Blog & Vlog as a Storytelling Medium to Promote Semarang Special Culinary Interest". Proceedings Struktural 2019 International Seminar “Language and Culture Studies in Disruptive Era”. Faculty of Humanities Universitas Dian Nuswantoro: 218. 
  5. ^ Widyastuti, N., Nissa, C., dan Panunggal, B. (2018). Manajemen Pelayanan Makanan (PDF). Bantul: Penerbit K-Media. hlm. 40. ISBN 978-602-451-203-3. 
  6. ^ Kurwidaria, Favorita (28 Maret 2016). Aryanto, A., Setyowati, H., dan Rochimansyah, ed. "Optimalisasi Potensi Kearifan Lokal Bahasa dan Budaya Jawa sebagai strategi Peningkatan Nilai Budi Pekerti dan Penguatan Jati Diri dalam Menyongsong MEA". Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa sebagai Penguat Budi Pekerti Peserta Didik untuk Menghadapi MEA. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo: 130. ISBN 978-602-74499-0-9. 
  7. ^ Jannah Firdaus Mediapro (2020). Jus Buah dan Sayuran yang Bermanfaat Untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia. Jannah Firdaus Mediapro. hlm. 22. 
  8. ^ Naim, Ngainun (2019). Tidore Jang Foloi: KKN Kebangsaan IAIN Tulungagung Tahun 2019 (PDF). Tulungagung: IAIN Tulungagung Press. hlm. 76. ISBN 978-602-5618-65-9. 
  9. ^ Anis, Elis Z., ed. (2017). God is Everywhere: Reflections On Spiritual Passages Through Sacred Spaces In Java. Jenewa: Globethics.net. hlm. 128. ISBN 978-2-88931-213-9. 
  10. ^ Ajidarma, Seno Gumira (2004). Affari: Obrolan tentang Jakarta (PDF). Yogyakarta: Buku Baik. hlm. 81. ISBN 979-323-910-7. 
  11. ^ Sudemi (2019). Jejak Warisan Sejarah Agama Khonghucu pada Masyarakat Cina Benteng di Tangerang (PDF). Jakarta Utara: MATAKIN Penerbitan dan Gerbang Kebijakan Ru. hlm. 57–58. ISBN 978-602-52538-2-9. 
  12. ^ Hendarsih, Nenden (2018). Shinta, dan Akbar, A. M., ed. Meyakini Menghargai: Exploring Religious Diversity in Indonesia (PDF). Jakarta Selatan: Exposé. hlm. 69. ISBN 978-602-7829-46-6.