Patimuan, Cilacap
Patimuan adalah suatu kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini berjarak sekitar 93 km dari ibu kota Kabupaten Cilacap ke arah barat melalui Sidareja. Pusat pemerintahannya berada di Desa Patimuan. Kecamatan ini terletak di pinggir Sungai Citanduy dan merupakan garis pembatas antara wilayah provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Barat.
Patimuan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Cilacap | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Prio Sutikno, S.Sos | ||||
Populasi | |||||
• Total | 46,478 jiwa (BPS 2.016)[1] jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 33.01.19 | ||||
Kode BPS | 3301090 | ||||
Desa/kelurahan | 7 | ||||
|
Batas wilayah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara | Kecamatan Kedungreja |
Timur | Kecamatan Gandrungmangu dan Kecamatan Kampung Laut |
Selatan | Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) dan Segara Anak (Kecamatan Cilacap Selatan) |
Barat | Kabupaten Pangandaran (Jawa Barat) |
Desa/kelurahan
Penduduk
Mata pencarian penduduk di kecamatan ini sebagian besar adalah petani dengan sambilan mengambil nira (badeg) dari pohon kelapa yang merupakan bahan baku untuk membuat gula merah (gula jawa). Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Barat maka penduduknya dari dua suku yang berbeda yaitu suku Jawa dan Sunda. Bahasa utama yang digunakan di wilayah ini adalah bahasa Jawa dialek Banyumasan, selain itu dituturkan pula bahasa Sunda dialek Ciamis. Rata-rata penduduk wilayah Kecamatan Patimuan mampu berkomunikasi dalam dua bahasa daerah yaitu Sunda (Ciamis) dan Jawa (Banyumasan).
Budaya
Dalam pementasan seni pertunjukan tradisional ternyata tidak jarang seni ronggeng, wayang golek yang merupakan jenis kesenian Sunda dipentaskan dalam acara hajatan di rumah penduduk di daerah ini, bahkan di wilayah kecamatan tersebut terdapat beberapa kumpulan grup ronggeng. Masuknya unsur kebudayaan Sunda melalui kesenian sebagaimana dicontohkan tersebut ke dalam wilayah kecamatan Patimuan ternyata juga tidak mematikan semangat penduduk wilayah ini untuk berekspresi melalui kebudayaan Jawa. Ekspresi jiwa dalam kebudayaan Jawa (Banyumasan) penduduk di wilayah ini dapat di lihat melalui tumbuhnya berbagai varian kesenian Jawa seperti layaknya ebeg, lengger dan wayang kulit gagrag Banyumasan.