Wikipedia:Bak pasir
Dalam penggunaan umum, kata pribadi mencakup seseorang atau obyek tertentu dari sebuah kumpulan. Sampai dengan abad ke-15, bahkan dewasa ini, dalam bidang statistik dan metafisika, pribadi berarti "tak dapat dibagi", dan biasanya menggambarkan benda bilangan apapun yang tunggal, namun kadang berarti "seseorang". Sejak awal abab ke-tujuhbelas, istilah ‘pribadi’ menunjukkan keterpisahan, yakni individualisme.[1] Kepribadian merupakan keadaan atau sifat individu; yaitu seseorang yang terpisah atau berbeda daripada orang lain dan memiliki kebutuhan, tujuan dan hasratnya sendiri.
Descartes
Dalam pernyataannya ''Cogito ergo sum'' ("Saya berpikir maka saya berada"), Rene Descartes mengusulkan sebagai fakta bahwa subyek pribadi berbeda daripada dunia di sekitarnya. Ini merupakan dualisme subyek-obyek yang amat terkenal dalam tradisi filsafat Barat.
Hegel
Hegel menganggap sejarah sebagai perkembangan rencana Tuhan lewat proses tesis, antitesis serta perpaduan. Peran si pribadi adalah sebagai wakil perkembangan tersebut – sebagian dari sesuatu yang utuh dan lebih besar.
Agama Budha
Dalam agama Budha, konsep ‘pribadi’ berasal dari ''anatman'', atau "tiada-diri" (no-self). Menurut anatman, si pribadi sebenarnya merupakan rentetan proses-proses yang saling berhubungan dan, dalam bekerja sama, berpenampilan sesuatu yang tunggal, terpisah dan utuh. Dengan begini, ‘anatman’, bersama dengan anicca, merupakan sejenis teori buntel (bundle theory). Daripada menjadi diri yang anotomis, tak terbagi dan berbeda dari kenyataan, dalam agama Budha si pribadi dianggap sebagai bagian alam semesta yang bersangkut-paut, terus berubah-ubah dan tidak kekal pula.
Referensi
- ^ Abbs 1986, cited in Klein 2005, pp.26-27
- Gracia, Jorge J. E. (1988) Individuality: An Essay on the Foundations of Metaphysics. State Univ. of New York Press.
- Klein, Anne Carolyn (1995) Meeting the Great Bliss Queen: Buddhists, Feminists, and the Art of the Self. ISBN 0-8070-7306-7.