Penyakit
Penyakit adalah kondisi abnormal tertentu yang secara negatif memengaruhi struktur atau fungsi sebagian atau seluruh tubuh suatu makhluk hidup, dan bukan merupakan dampak langsung dari cedera eksternal.[1][2] Penyakit juga dikenal sebagai kondisi medis yang dihubungkan dengan gejala dan tanda klinis tertentu.[1] Suatu penyakit dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti patogen maupun oleh disfungsi internal. Sebagai contoh, disfungsi internal sistem imun dapat menghasilkan berbagai penyakit yang berbeda, di antaranya berbagai bentuk defisiensi imun, hipersensitivitas, alergi, dan penyakit autoimun.
Pada manusia, penyakit sering digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada kondisi apa pun yang menimbulkan rasa nyeri, disfungsi, distres, masalah sosial, atau kematian bagi penderitanya, atau masalah serupa bagi mereka yang berhubungan dengan orang tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas ini, penyakit kadang-kadang juga mencakup cedera, disabilitas, kelainan, sindrom, infeksi, gejala terisolasi, perilaku menyimpang, serta variasi struktur dan fungsi yang atipikal (tidak lazim), sementara dalam konteks lain dan untuk tujuan lain, hal-hal tersebut dikategorikan secara berbeda. Penyakit tidak hanya memengaruhi seseorang secara fisik, tetapi juga secara mental, karena mengidap dan hidup dengan suatu penyakit dapat mengubah pandangan hidup seseorang.
Kematian karena penyakit disebut kematian oleh sebab alami. Ada berbagai cara mengklasifikasikan penyakit, misalnya kelompok penyakit infeksius, penyakit defisiensi, dan penyakit genetik. Penyakit juga dapat dibagi menjadi penyakit menular dan tidak menular. Salah satu sistem pengelompokan yang banyak digunakan adalah Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) yang dikelola oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit yang mengakibatkan paling banyak kematian pada manusia pada tahun 2019 adalah penyakit jantung koroner, lalu diikuti oleh strok dan penyakit paru obstruktif kronis.[3]
Studi tentang penyakit disebut patologi. Sementara itu, pencegahan dan penanganan penyakit banyak dipelajari dalam ilmu kesehatan.
Terminologi
Konsep
Dalam banyak kasus, istilah-istilah seperti sakit, penyakit, gangguan, kelainan, dan morbiditas, digunakan secara bergantian; namun, ada situasi ketika istilah tertentu dianggap lebih sesuai.[4]
- Penyakit
- Istilah penyakit secara luas mengacu pada segala kondisi yang mengganggu fungsi normal tubuh. Karena alasan ini, penyakit diasosiasikan dengan disfungsi proses homeostasis normal tubuh.[5] Umumnya, istilah ini digunakan secara khusus pada penyakit infeksi, yang merupakan penyakit yang terbukti secara klinis diakibatkan oleh keberadaan agen mikrob patogenik, termasuk virus, bakteri, jamur, protozoa, organisme multiseluler, dan protein menyimpang yang dikenal sebagai prion. Infeksi atau kolonisasi yang tidak dan tidak akan berujung pada penyimpangan fungsi normal yang secara klinis terbukti, seperti keberadaan bakteri dan khamir normal dalam usus, atau virus penumpang, tidak dianggap sebagai penyakit. Sebaliknya, infeksi yang tidak menunjukkan gejala selama masa inkubasinya, tetapi diperkirakan akan menimbulkan gejala di kemudian hari, biasanya dianggap sebagai penyakit. Penyakit noninfeksi adalah semua penyakit lain, termasuk sebagian besar kanker, penyakit jantung, dan penyakit genetik.
- Penyakit dapatan/perolehan
- Penyakit yang didapat atau diperoleh (bahasa Inggris: acquired diseases) adalah penyakit yang dimulai pada titik tertentu selama hidup seseorang, dan berkebalikan dengan penyakit yang sudah ada sejak lahir, yaitu penyakit bawaan. Penyakit perolehan tidak berarti penyakit tersebut "diperoleh melalui penularan", tetapi diperoleh setelah seseorang lahir. Penyakit perolehan juga dapat berupa penyakit primer maupun penyakit sekunder.
- Penyakit kongenital atau penyakit bawaan
- Penyakit bawaan atau kelainan bawaan adalah penyakit yang telah ada saat seseorang dilahirkan. Penyakit ini sering kali merupakan penyakit genetik dan dapat diwariskan. Penyakit jenis ini juga bisa dihasilkan dari infeksi yang ditularkan secara vertikal dari ibu pada anak yang dikandungnya, seperti HIV/AIDS.
- Penyakit genetik
- Penyakit genetik atau kelainan genetik disebabkan oleh satu atau beberapa mutasi genetik. Penyakit ini sering kali diwariskan, tetapi beberapa mutasi bersifat acak dan de novo.
- Penyakit keturunan atau turunan
- Penyakit keturunan adalah jenis penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi genetik yang bersifat turun-temurun (dan ditemukan dalam suatu keluarga).
- Penyakit akut
- Penyakit akut adalah penyakit yang bersifat jangka pendek (akut); istilah ini terkadang juga merujuk pada penyakit yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba.
- Kondisi kronis atau penyakit kronis
- Penyakit kronis adalah penyakit yang berlanjut dari waktu ke waktu, sering kali berlangsung setidaknya selama enam bulan tetapi mungkin juga meliputi penyakit yang diperkirakan akan diderita seumur hidup.
- Penyakit iatrogenik
- Penyakit atau kondisi iatrogenik adalah penyakit yang diakibatkan oleh intervensi medis, baik sebagai efek samping dari pengobatan atau sebagai hasil yang tidak disengaja.
- Penyakit idiopatik
- Penyakit idiopatik memiliki penyebab atau sumber yang tidak diketahui. Karena ilmu kedokteran telah maju, banyak penyakit yang sebelumnya tidak diketahui sama sekali penyebabnya, telah berhasil dipahami beberapa aspek penyebabnya sehingga tidak lagi berstatus idiopatik. Sebagai contoh, ketika kuman ditemukan, diketahui bahwa mereka adalah penyebab infeksi, tetapi kuman tertentu dan penyakit tertentu belum dihubungkan sebagai sebab-akibat. Pada contoh lain, diketahui bahwa autoimunitas merupakan penyebab beberapa bentuk diabetes melitus tipe 1, meskipun jalur molekuler tertentu yang melatarbelakanginya belum dipahami. Secara umum, telah diketahi bahwa faktor-faktor tertentu berkorelasi dengan penyakit tertentu; akan tetapi, korelasi dan kausalitas adalah dua fenomena yang sangat berbeda, karena penyebab ketiga mungkin saja menghasilkan penyakit, serta fenomena terkait.
- Penyakit primer
- Penyakit primer adalah penyakit yang dihasilkan oleh akar penyebab penyakit, berbeda dengan penyakit sekunder, yang merupakan lanjutan (sekuela), atau komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit primer. Sebagai contoh, pilek adalah penyakit primer, sedangkan rhinitis adalah penyakit sekunder yang mungkin mengikutinya. Seorang dokter perlu menentukan jenis penyakit, apakah pilek atau infeksi bakteri, yang mengakibatkan rhinitis sekunder pada seseorang ketika memutuskan apakah akan meresepkan antibiotika atau tidak.
- Penyakit sekunder
- Penyakit sekunder adalah penyakit yang merupakan lanjutan atau komplikasi dari penyakit kausal sebelumnya, yang disebut sebagai penyakit primer atau sekadar penyebab utama yang mendasarinya. Misalnya, infeksi bakteri dapat bersifat primer ketika orang yang sehat terpapar oleh bakteri dan menjadi terinfeksi, atau dapat menjadi penyakit sekunder akibat penyebab utama, yang menjadi predisposisi tubuh terhadap infeksi. Sebagai contoh, infeksi virus primer yang melemahkan sistem imun dapat mengakibatkan infeksi bakteri sekunder. Demikian pula dengan luka bakar primer yang menciptakan luka terbuka dapat memberikan titik masuk bagi bakteri, dan menyebabkan infeksi bakteri sekunder.
- Penyakit yang tidak bisa disembuhkan
- Penyakit yang tidak bisa disembuhkan belum tentu merupakan penyakit mematikan atau terminal, dan terkadang gejala penyakit dapat diobati secara memadai agar penyakit tersebut hanya memiliki sedikit dampak atau bahkan tidak berdampak pada kualitas hidup.
- Penyakit terminal
- Penyakit terminal atau penyakit mematikan adalah penyakit yang diperkirakan mengakibatkan kematian yang tak terhindarkan. Sebelumnya, AIDS adalah penyakit terminal; sekarang meskipun tidak dapat disembuhkan, AIDS dapat dikelola tanpa batas menggunakan obat-obatan.
- Gangguan
- Gangguan adalah kelainan atau kekacauan fungsional. Gangguan medis dapat dikategorikan menjadi gangguan mental, gangguan fisik, gangguan genetik, gangguan emosi dan perilaku, dan gangguan fungsional. Istilah gangguan sering dianggap lebih netral terhadap nilai dan kurang mendapat stigma dibandingkan dengan penyakit, sehingga lebih disukai dalam beberapa keadaan.[6] Dalam kesehatan mental, istilah gangguan mental digunakan sebagai cara untuk mengakui adanya interaksi kompleks antara faktor biologis, sosial, dan psikologis dalam kondisi kejiwaan; akan tetapi, istilah gangguan juga digunakan dalam banyak bidang kedokteran lainnya, terutama untuk mengidentifikasi gangguan fisik yang tidak disebabkan oleh organisme menular, seperti gangguan metabolisme.
- Kondisi medis
- Kondisi medis adalah istilah luas yang mencakup semua penyakit, lesi, gangguan, atau kondisi nonpatologis yang biasanya mendapatkan perawatan medis, seperti kehamilan atau persalinan. Walaupun istilah kondisi medis umumnya juga mencakup penyakit mental, dalam beberapa konteks, istilah ini digunakan secara khusus untuk menunjukkan penyakit, cedera, atau penyakit apa pun selain untuk penyakit mental. Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), manual psikiatri yang digunakan secara luas yang berisi penjelasan semua gangguan mental, menggunakan istilah kondisi medis umum untuk merujuk pada semua penyakit dan cedera selain gangguan mental.[7] Penggunaan ini juga umum ditemukan dalam literatur psikiatris. Beberapa polis asuransi kesehatan juga mendefinisikan kondisi medis sebagai segala penyakit atau cedera, kecuali penyakit kejiwaan.[8]
- Karena lebih netral terhadap nilai dibandingkan istilah seperti penyakit, istilah kondisi medis terkadang lebih disukai oleh orang-orang dengan masalah kesehatan yang mereka anggap tidak merugikan. Di sisi lain, dengan menekankan sifat medis dari kondisi ini, istilah ini kadang-kadang ditolak, seperti oleh para pendukung gerakan hak autisme.
- Istilah kondisi medis juga merupakan sinonim untuk keadaan medis, yang menggambarkan keadaan pasien saat ini dari sudut pandang medis. Contoh penggunaan istilah keadaan medis misalnya pernyataan bahwa pasien dalam keadaan kritis.
- Morbiditas
- Morbiditas (dari bahasa Latin morbidus, artinya 'sakit, tidak sehat') adalah keadaan sakit, difabel, atau kesehatan buruk karena sebab apa pun. Istilah ini dapat digunakan untuk merujuk pada keberadaan segala bentuk penyakit, atau pada tingkat kondisi kesehatan yang memengaruhi seseorang. Di kalangan pasien yang sakit parah, tingkat morbiditas sering diukur dengan sistem penilaian ICU. Komorbiditas adalah kehadiran dua kondisi medis atau lebih secara bersamaan, seperti skizofrenia dan penyalahgunaan zat.
- Dalam ilmu epidemiologi dan aktuaria, istilah "angka morbiditas" dapat merujuk pada insiden atau prevalensi suatu penyakit atau kondisi medis. Ukuran ini berbeda dengan mortalitas suatu kondisi, yang merupakan proporsi orang yang meninggal selama interval waktu tertentu. Angka morbiditas digunakan dalam profesi aktuaria, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi perawatan jangka panjang, untuk menentukan premi yang tepat untuk dibebankan kepada pelanggan. Angka morbiditas membantu perusahaan asuransi memperkirakan kemungkinan seseorang akan terjangkit atau mengembangkan sejumlah penyakit tertentu.
- Sindrom
- Sindrom adalah asosiasi dari beberapa tanda medis, gejala, atau karakteristik lain yang sering terjadi secara bersamaan. Beberapa sindrom, seperti sindrom Down, hanya memiliki satu penyebab. Sindrom lainnya, seperti sindrom Parkinson, memiliki beberapa kemungkinan penyebab. Sebagai contoh, sindrom koroner akut bukanlah penyakit tunggal, tetapi lebih merupakan manifestasi dari beberapa penyakit, seperti infark miokard sekunder akibat penyakit arteri koroner. Pada sindrom lain, penyebabnya tidak diketahui. Nama sindrom yang familier sering kali tetap digunakan bahkan setelah penyebab yang mendasarinya ditemukan, atau ketika diakibatkan oleh sejumlah penyebab primer yang berbeda. Contohnya sindrom Turner dan sindrom DiGeorge yang masih sering disebut dengan nama "sindrom" meskipun keduanya dapat dilihat sebagai entitas penyakit dan tidak hanya sebagai sekumpulan tanda dan gejala.
- Prapenyakit
- Prapenyakit adalah fase awal sebelum terjadinya penyakit (prodom) atau fase subklinis sebelum gejala penyakit muncul. Pradiabetes dan prahipertensi adalah contoh umum prapenyakit. Namun, nosologi atau epistemologi prapenyakit masih diperdebatkan karena jarang ditemui batasan jelas yang membedakan antara kepedulian untuk status subklinis/prodromal/tanda awal penyakit (pada satu sisi) dan konflik kepentingan yang diakibatkan oleh menjual ketakutan akan penyakit atau medikalisasi penyakit (pada sisi lainnya). Mengidentifikasi prapenyakit secara tepat dapat menghasilkan tindakan pencegahan yang bermanfaat, seperti memotivasi seseorang untuk mengerjakan latihan fisik yang sehat,[9] tetapi memberi label prapenyakit pada orang yang sehat dengan dugaan yang tidak berdasar dapat mengakibatkan perawatan yang berlebihan, seperti menggunakan obat yang hanya membantu orang dengan penyakit berat atau membayar resep obat dengan rasio manfaat-biaya sangat kecil. Sebuah studi menyimpulkan bahwa ada tiga persyaratan untuk keabsahan konsep prapenyakit ini, yaitu kondisi yang berisiko sangat tinggi untuk berkembang menjadi penyakit, dapat ditindaklanjuti untuk mengurangi risiko, dan memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan bahaya dalam setiap intervensi yang diambil.[10]
Jenis berdasarkan sistem tubuh
- Mental
- Gangguan mental merupakan label umum untuk kategori penyakit yang meliputi ketidakstabilan afektif atau emosional, disregulasi perilaku, serta disfungsi atau gangguan kognitif. Penyakit spesifik yang dikenal sebagai penyakit mental termasuk depresi berat, gangguan kecemasan umum, skizofrenia, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Gangguan mental dapat berasal dari faktor biologis (misalnya anatomis, kimiawi, atau genetik) atau psikologis (misalnya trauma atau konflik). Penyakit mental dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja atau belajar dan dapat membahayakan hubungan interpersonal. Istilah gila digunakan secara teknis sebagai istilah hukum.
- Organik
- Penyakit organik adalah penyakit yang diakibatkan oleh perubahan fisik atau fisiologis pada beberapa jaringan atau organ tubuh. Istilah ini terkadang tidak meliputi infeksi. Penyakit organik biasanya digunakan untuk membedakannya dengan gangguan mental. Gangguan emosi dan perilaku digolongkan dalam penyakit organik jika disebabkan oleh perubahan pada struktur fisik atau fungsi tubuh, seperti setelah strok atau cedera otak traumatis, tetapi tidak digolongkan dalam penyakit organik jika disebabkan oleh masalah psikososial.
Tahapan
Pada penyakit menular, masa inkubasi adalah periode waktu antara infeksi dan munculnya gejala. Periode latensi adalah periode waktu antara infeksi dan kemampuan agen penyakit untuk menyebar ke orang lain, yang kejadiannya dapat mendahului, mengikuti, atau secara bersamaan dengan munculnya gejala. Beberapa virus juga menunjukkan fase dorman, yang disebut latensi virus, yaitu ketika virus bersembunyi di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Sebagai contoh, virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air pada fase akut; setelah sembuh dari cacar air, virus dapat tetap dorman dalam sel saraf selama bertahun-tahun, dan kemudian menyebabkan herpes zoster.
- Penyakit kronis
- Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung lama, biasanya minimum enam bulan. Selama periode tersebut, penyakit mungkin terus-menerus ada, atau mungkin mengalami remisi dan kambuh secara berkala. Penyakit kronis mungkin bersifat stabil (tidak memburuk) atau mungkin progresif (semakin buruk dari waktu ke waktu). Beberapa penyakit kronis dapat disembuhkan secara permanen. Sebagian besar penyakit kronis dapat diobati, meskipun tidak dapat disembuhkan secara permanen.
- Penyakit klinis
- Penyakit yang memiliki konsekuensi klinis; dengan kata lain, stadium penyakit yang menghasilkan tanda dan gejala khas penyakit tersebut.[11] AIDS adalah tahap penyakit klinis infeksi HIV.
- Kesembuhan
- Kesembuhan adalah akhir dari suatu kondisi medis atau suatu perawatan yang sangat mungkin mengakhiri kondisi medis, sementara remisi mengacu pada hilangnya gejala. Remisi lengkap merupakan hasil terbaik untuk penyakit yang tak tersembuhkan.
- Kambuh
- Kambuh (bahasa Inggris: flare-up) dapat merujuk pada kembalinya gejala atau timbulnya gejala yang lebih parah.[12]
- Penyakit progresif
- Penyakit progresif adalah penyakit secara alami memburuk hingga terjadi kematian, kelemahan serius, atau kegagalan organ. Penyakit progresif yang lambat juga merupakan penyakit kronis; banyak juga yang merupakan penyakit degeneratif. Kebalikan dari penyakit progresif adalah penyakit stabil atau penyakit statis: suatu kondisi medis yang tidak menjadi lebih baik atau lebih buruk.
- Penyakit refraktori
- Penyakit refraktori adalah penyakit yang tidak merespons terhadap pengobatan, terutama pada kasus individual, meskipun pengobatan yang diberikan melebihi standar normal untuk penyakit tesebut.
- Penyakit subklinis
- Penyakit subklinis juga disebut penyakit diam atau penyakit tanpa gejala. Subklinis juga merupakan suatu tahap pada beberapa penyakit sebelum munculnya gejala klis untuk pertama kali.[13]
- Fase terminal
- Jika seseorang akan segera mati karena suatu penyakit, terlepas dari apakah penyakit tersebut biasanya berujung pada kematian, maka periode antara fase sebelumnya dengan fase sekarat disebut fase terminal.
Tingkat
- Penyakit terlokalisasi
- Penyakit terlokalisasi adalah penyakit yang hanya menyerang satu bagian tubuh, seperti tinea pedis atau infeksi mata.
- Penyakit terdiseminasi
- Penyakit terdiseminasi adalah penyakit yang telah menyebar ke bagian tubuh lain; jika berupa kanker, penyakit ini biasanya disebut metastasis.
- Penyakit sistemik
- Penyakit sistemik adalah penyakit yang menyerang seluruh tubuh, seperti influenza atau tekanan darah tinggi.
Klasifikasi
Penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab, patogenesis (mekanisme terjadinya penyakit), atau berdasarkan gejalanya. Klasifikasi juga dilakukan menurut sistem organ yang terlibat, meskipun pengelompokan ini lebih rumit karena ada banyak penyakit yang memengaruhi lebih dari satu organ.
Kesulitan utama dalam nosologi yaitu penyakit sering kali tidak dapat didefinisikan dan diklasifikasikan dengan jelas, terutama ketika penyebab atau patogenesisnya tidak diketahui. Dengan demikian, diagnosis terkadang hanya mencerminkan gejala atau serangkaian gejala (sindrom).
Secara klasik, klasifikasi penyakit pada manusia dilakukan berdasarkan pengamatan atas korelasi antara analisis patologis dan sindrom klinis. Saat ini, klasifikasi cenderung dilakukan berdasarkan penyebabnya jika diketahui.[14] Klasifikasi penyakit yang paling dikenal dan banyak dipakai adalah ICD yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Sistem klasifikasi ini diperbarui secara berkala dengan publikasi terakhir saat ini yaitu ICD-11.
Penyebab
Hanya sejumlah penyakit yang menular dan umumnya diyakini infeksius, misalnya influenza. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit ini dikenal sebagai patogen (terkadang disebut agen infeksi atau agen penyakit) yang meliputi berbagai jenis bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Penyakit infeksi dapat ditularkan, misalnya melalui kontak dari tangan-ke-mulut setelah menyentuh materi infeksius pada permukaan benda, melalui gigitan serangga atau pembawa penyakit lainnya, serta dari air atau makanan yang terkontaminasi (sering kali melalui kontaminasi tinja), dll.[15] Terdapat pula penyakit menular seksual. Dalam beberapa kasus, suatu penyakit dapat dicegah atau diperbaiki dengan nutrisi yang tepat atau perubahan gaya hidup lainnya.
Beberapa penyakit, seperti sebagian besar (tetapi tidak semua) kanker, penyakit jantung, dan gangguan mental, merupakan penyakit tidak menular. Banyak penyakit tidak menular didasarkan oleh genetik, baik sebagian atau seluruhnya, sehingga dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Penentu sosial kesehatan adalah kondisi sosial yang menentukan perbedaan status kesehatan individu atau kelompok masyarakat. Pada umumnya, penyakit terkait dengan keadaan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Penentu sosial kesehatan telah diakui oleh beberapa organisasi kesehatan seperti Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan kolektif dan pribadi. Dewan Penentu Sosial di bawah WHO juga mengakui faktor-faktor penentu sosial kesehatan dalam kemiskinan.
Ketika penyebab suatu penyakit tidak dipahami dengan baik, masyarakat cenderung membuat mitos untuk penyakit tersebut atau menggunakannya sebagai metafora atau simbol apa pun yang dianggap jahat oleh budaya setempat. Misalnya, sampai bakteri penyebab tuberkulosis ditemukan pada tahun 1882, para ahli dengan berbagai cara mengaitkan penyakit ini dengan faktor keturunan, gaya hidup kurang bergerak, depresi, dan kegemaran berlebihan dalam seks, makanan, atau alkohol—semua penyakit sosial pada masa itu.[16]
Ketika suatu penyakit disebabkan oleh patogen (misalnya penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium), istilah penyakit dapat digunakan secara keliru bahkan dalam literatur ilmiah sebagai pengganti agen penyebabnya, yaitu patogen. Kebiasaan bahasa ini dapat mengakibatkan kebingungan dalam komunikasi prinsip sebab-akibat dalam epidemiologi, dan karenanya sangat tidak dianjurkan.[17]
Jenis penyebab
- Udara
- Penyakit bawaan udara adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen dan ditularkan melalui udara.
- Makanan
- Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan adalah segala penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen, racun, virus, prion, atau parasit.
- Infeksi
- Penyakit infeksi terdiri atas penyakit yang terbukti secara klinis (dengan tanda atau gejala penyakit yang khas) disebabkan oleh infeksi, yaitu keberadaan dan pertumbuhan agen biologis patogenik dalam organisme inang secara individual. Termasuk dalam kategori ini adalah penyakit menular, yaitu penyakit infeksi seperti influenza atau pilek, yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.
- Gaya hidup
- Penyakit gaya hidup adalah penyakit apa pun yang tampaknya meningkat frekuensinya karena suatu negara menjadi lebih terindustrialisasi dan penduduknya berumur lebih panjang, terutama jika faktor-faktor risikonya mencakup pilihan perilaku seperti gaya hidup yang menetap atau diet dengan makanan yang tidak sehat seperti karbohidrat olahan, lemak trans, atau minuman beralkohol.
- Tidak dapat menular
- Penyakit tidak menular adalah kondisi medis atau penyakit yang tidak dapat ditularkan. Penyakit tidak menular tidak dapat disebarkan secara langsung dari satu orang ke orang lain. Penyakit jantung dan kanker adalah contoh penyakit tidak menular pada manusia.
Pencegahan
Banyak penyakit dan gangguan dapat dicegah melalui berbagai cara. Contoh tindakan pencegahan penyakit yaitu penerapan sanitasi, asupan nutrisi yang tepat, latihan fisik yang memadai, vaksinasi dan perawatan diri lainnya, serta tindakan kesehatan masyarakat.
Perawatan
Perlakuan medis, perawatan medis, atau terapi adalah upaya untuk menyembuhkan atau meringankan penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Pada bidang medis, terapi identik dengan kata pengobatan. Di antara para psikolog, istilah ini dapat merujuk secara khusus pada psikoterapi atau "terapi bicara". Pengobatan umum di antaranya medikasi, pembedahan, penggunaan peralatan medis, dan perawatan diri. Terapi dapat dilakukan oleh sistem layanan kesehatan yang terorganisir, atau secara informal oleh pasien atau anggota keluarganya.
Perawatan kesehatan preventif merupakan cara untuk menghindari cedera, sakit, atau penyakit sejak awal. Pengobatan atau penyembuhan diterapkan setelah masalah medis terjadi. Perawatan medis mencoba untuk memperbaiki atau menghilangkan masalah, tetapi mungkin tidak menghasilkan kesembuhan permanen, terutama pada penyakit kronis. Penyembuhan adalah bagian dari perawatan yang menghilangkan penyakit sepenuhnya atau mengakhiri masalah medis secara permanen. Banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya masih bisa dirawat. Manajemen nyeri (juga disebut kedokteran nyeri) adalah cabang kedokteran yang menggunakan pendekatan interdisipliner untuk meredakan rasa nyeri dan meningkatkan kualitas hidup seseorang yang hidup dengan rasa nyeri.[18]
Perawatan untuk kedaruratan medis harus diberikan segera, sering kali melalui instalasi gawat darurat.
Epidemiologi
Epidemiologi adalah studi tentang faktor-faktor yang menyebabkan atau mendorong penyakit. Beberapa penyakit lebih umum ditemukan di daerah geografis tertentu, di antara orang-orang dengan karakteristik genetik atau sosial ekonomi tertentu, atau pada waktu yang berbeda dalam setahun.
Epidemiologi dianggap sebagai metodologi utama penelitian kesehatan masyarakat dan sangat dihargai dalam kedokteran berbasis bukti untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit. Dalam studi penyakit menular dan tidak menular, pekerjaan seorang epidemiologis berkisar dari penyelidikan wabah hingga desain studi, pengumpulan data, dan analisis, termasuk pengembangan model statistik untuk menguji hipotesis dan dokumentasi hasil untuk diserahkan ke jurnal ilmiah. Ahli epidemiologi juga mempelajari interaksi penyakit dalam suatu populasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai sindemik. Ahli epidemiologi mengandalkan sejumlah disiplin ilmu lain seperti biologi (untuk lebih memahami proses penyakit), biostatistik (untuk mengolah informasi mentah yang tersedia), ilmu informasi geografis (untuk menyimpan data dan memetakan pola penyakit), serta ilmu sosial (untuk lebih memahami berbagai faktor risiko). Epidemiologi dapat membantu mengidentifikasi penyebab serta memandu upaya pencegahan.
Dalam mempelajari penyakit, epidemiologi menghadapi tantangan untuk mendefinisikan suatu penyakit. Khususnya untuk penyakit yang kurang dipahami, berbagai kelompok yang berbeda mungkin menggunakan definisi penyakit yang sangat berbeda. Tanpa definisi yang disepakati, beragam peneliti dapat melaporkan suatu penyakit dengan jumlah kasus dan karakteristik yang berbeda.[19]
Beberapa basis data morbiditas penyakit dikompilasi dari data yang disediakan oleh otoritas kesehatan negara dan teritori, di tingkat nasional[20][21] atau skala yang lebih besar (seperti Basis Data Morbiditas Rumah Sakit Eropa (HMDB)[22] yang mungkin berisi data rumah sakit dengan diagnosis rinci,usia, dan jenis kelamin. Data HMDB Eropa diserahkan oleh negara-negara Eropa ke Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Eropa.
Beban penyakit
Beban penyakit adalah dampak akibat masalah kesehatan di suatu daerah yang diukur dengan biaya keuangan, kematian, morbiditas, atau indikator lainnya. Ada beberapa langkah yang digunakan untuk mengukur beban yang ditimbulkan oleh penyakit pada manusia. Kehilangan tahun kehidupan potensial (YPLL) adalah perkiraan sederhana akan hilangnya tahun kehidupan seseorang akibat suatu penyakit. Misalnya, jika seseorang meninggal pada usia 65 karena suatu penyakit, dan mungkin akan hidup sampai usia 80 tanpa penyakit itu, maka penyakit itu telah menyebabkan hilangnya 15 tahun kehidupan potensial. Pengukuran YPLL tidak memperhitungkan seberapa difabel seseorang sebelum meninggal, sehingga pengukuran tersebut menyetarakan seseorang yang mati mendadak dan seseorang yang meninggal pada usia yang sama setelah puluhan tahun menderita penyakit. Pada tahun 2004, WHO menghitung bahwa 932 juta tahun potensi kehidupan hilang karena kematian dini.[23]
Metrik tahun kehidupan berkualitas tersesuaikan (QALY) dan tahun kehidupan disabilitas tersesuaikan (DALY) diukur dengan cara serupa, tetapi memperhitungkan apakah orang tersebut tetap sehat setelah didiagnosis menderita penyakit tertentu. Selain jumlah tahun yang hilang karena kematian prematur, pengukuran ini menambahkan tahun-tahun yang hilang karena sakit. Tidak seperti YPLL, kedua pengukuran ini menunjukkan beban yang dikenakan pada orang yang sangat sakit, tetapi hidup dengan durasi normal. Penyakit yang memiliki morbiditas tinggi, tetapi mortalitas rendah, memiliki DALY tinggi dan YPLL rendah. Pada tahun 2004, WHO menghitung bahwa 1,5 miliar DALY hilang karena penyakit dan cedera.[23] Di negara maju, penyakit jantung dan strok paling banyak menyebabkan kematian, tetapi kondisi neuropsikiatrik seperti gangguan depresi mayor mengakibatkan sebagian besar tahun hilang karena sakit.
Masyarakat dan budaya
Bagaimana masyarakat merespons penyakit merupakan subjek dari sosiologi medis. Suatu kondisi dapat dianggap sebagai penyakit pada beberapa budaya atau era tetapi tidak pada yang lain. Misalnya, obesitas dapat menunjukkan kekayaan dan kelimpahan, dan merupakan simbol status di daerah rawan kelaparan dan beberapa tempat yang dilanda HIV/AIDS.[25] Epilepsi dianggap sebagai tanda bakat spiritual di antara orang-orang Mong.[26]
Penyakit memberi legitimasi sosial atas manfaat tertentu, seperti tunjangan sakit, penghindaran kerja, dan perawatan oleh orang lain. Orang yang sakit mengambil peran sosial yang disebut peran sakit. Seseorang yang merespons penyakit yang menakutkan, seperti kanker, dengan cara yang dapat diterima secara budaya mungkin secara publik dan pribadi dihormati dengan status sosial yang lebih tinggi.[27] Sebagai imbalan atas manfaat ini, orang yang sakit berkewajiban untuk mencari perawatan dan berupaya untuk menjadi sehat kembali. Sebagai perbandingan, kehamilan, tidak diartikan sebagai penyakit, bahkan jika ibu dan bayi sama-sama mendapat manfaat dari perawatan medis.
Sebagian besar agama memberikan pengecualian dari tugas keagamaan kepada orang yang sakit. Misalnya, seseorang yang hidupnya akan terancam dengan berpuasa pada Yom Kippur atau selama bulan Ramadan akan dibebaskan dari persyaratan, atau bahkan dilarang berpartisipasi. Orang yang sakit juga dibebaskan dari tugas sosial. Misalnya, kesehatan yang buruk adalah satu-satunya alasan yang diterima secara sosial bagi seorang Amerika Serikat untuk menolak undangan ke Gedung Putih.[28]
Identifikasi suatu kondisi sebagai penyakit, dan bukan sekadar variasi struktur atau fungsi manusia, dapat memiliki implikasi sosial atau ekonomi yang signifikan. Pengakuan kontroversial penyakit seperti cedera regangan berulang (RSI) memiliki sejumlah efek positif dan negatif pada tanggung jawab keuangan dan lainnya dari pemerintah, perusahaan, dan lembaga terhadap seorang individu, serta pada individu penderita itu sendiri. Implikasi sosial dari memandang penuaan sebagai suatu penyakit bisa sangat mendalam, meskipun klasifikasi ini belum tersebar luas.
Penderita kusta merupakan orang-orang yang secara historis dijauhi karena mereka memiliki penyakit menular, dan istilah "kusta" masih membangkitkan stigma sosial. Ketakutan akan penyakit masih bisa menjadi fenomena sosial yang luas, meskipun tidak semua penyakit membangkitkan stigma sosial yang ekstrem.
Status sosial dan status ekonomi memengaruhi kesehatan. Penyakit kemiskinan adalah penyakit yang berhubungan dengan kemiskinan dan status sosial yang rendah; penyakit kemakmuran adalah penyakit yang berhubungan dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi. Jenis penyakit yang dikaitkan dengan kondisi tertentu akan bervariasi menurut waktu dan tempat. Beberapa penyakit, seperti diabetes melitus, dapat dikaitkan dengan kemiskinan (pilihan makanan yang buruk) maupun kemakmuran (rentang hidup yang panjang dan gaya hidup yang kurang gerak), melalui mekanisme yang berbeda. Istilah penyakit gaya hidup menggambarkan penyakit yang terkait dengan umur panjang dan lebih umum terjadi pada antara orang tua. Sebagai contoh, kanker jauh lebih umum di masyarakat dengan sebagian besar anggotanya hidup hingga usia 80 tahun dibandingkan di masyarakat dengan sebagian besar anggotanya meninggal sebelum mereka mencapai usia 50 tahun.
Bahasa penyakit
Narasi penyakit adalah cara mengatur pengalaman medis menjadi cerita yang koheren yang menggambarkan pengalaman pribadi individu yang sakit.
Orang-orang menggunakan metafora untuk memahami pengalaman mereka akan penyakit. Metafora memindahkan penyakit dari hal obyektif yang ada menjadi pengalaman afektif. Metafora yang paling populer mengacu pada konsep militer: Penyakit adalah musuh yang harus ditakuti, diperangi, diperangi, dan dialihkan. Pasien atau penyedia layanan kesehatan adalah pejuang, bukan korban pasif atau pengamat. Agen infeksi adalah penjajah; penyakit tidak menular merupakan pemberontakan internal atau perang saudara. Karena ancaman penyakit bersifat mendesak, dan mungkin masalah antara hidup dan mati, maka tindakan yang radikal, bahkan menindas, menjadi tugas moral masyarakat dan pasien saat mereka dengan berani bergerak untuk berjuang melawan kehancuran. Perang melawan kanker adalah contoh dari penggunaan bahasa secara metaforis.[29] Bahasa ini memberdayakan beberapa penderita, tetapi membuat orang lain merasa gagal.[30]
Jenis metafora lain menggambarkan pengalaman penyakit sebagai perjalanan: Penderitanya melakukan perjalanan ke atau dari suatu tempat penyakit, dan mengubah dirinya sendiri, menemukan informasi baru, atau menambah pengalamannya selama perjalanan. Ia mungkin bepergian "di jalan menuju pemulihan" atau membuat perubahan untuk "mencapai jalur yang benar" atau memilih "jalur".[29][30] Beberapa di antaranya secara eksplisit bertema imigrasi: penderita penyakit telah diasingkan dari wilayah rumah yang sehat ke tanah orang sakit, yang mengubah identitas dan hubungan dalam prosesnya.[31] Bahasa ini lebih umum di kalangan profesional kesehatan Inggris dibandingkan bahasa agresi fisik.[30]
Beberapa metafora bersifat spesifik terhadap penyakit. Perbudakan adalah metafora umum untuk kecanduan: Pecandu alkohol diperbudak oleh minuman, dan perokok ditawan oleh nikotin. Beberapa pasien kanker memperlakukan kerontokan rambut mereka dari kemoterapi sebagai metonimia atau metafora untuk semua kerugian yang disebabkan oleh penyakit ini.[29]
Beberapa penyakit digunakan sebagai metafora untuk penyakit sosial: "Kanker" merupakan deskripsi umum untuk apa pun yang endemik dan merusak dalam masyarakat, seperti kemiskinan, ketidakadilan, atau rasisme. AIDS dipandang sebagai penghakiman ilahi untuk kemerosotan moral, dan hanya dengan membersihkan diri dari "polusi" oleh "penyerbu" maka masyarakat dapat menjadi sehat kembali.[29] Kemudian, ketika AIDS tampaknya kurang mengancam, jenis bahasa emosi ini diterapkan pada flu burung dan diabetes melitus tipe 2.[32] Penulis pada abad ke-19 umumnya menggunakan tuberkulosis sebagai simbol dan metafora untuk transendensi. Penderita penyakit ini digambarkan dalam literatur sebagai orang yang telah melampaui kehidupan sehari-hari untuk menjadi objek pencapaian spiritual atau artistik sesaat. Pada abad ke-20, setelah penyebabnya lebih dipahami, penyakit yang sama menjadi lambang kemiskinan, kemelaratan, dan masalah sosial lainnya.[31]
Lihat pula
- Kecacatan perkembangan, kecacatan berat dan seumur hidup yang disebabkan oleh gangguan mental atau fisik
- Penyakit lingkungan
- Interaksi inang–patogen
- Daftar penyakit tak dapat disembuhkan
- Penyakit mitokondrial
- Patologi tumbuhan
- Penyakit langka, penyakit yang diderita sangat sedikit orang
- Sosiologi kesehatan dan penyakit
- Filsafat kedokteran
Referensi
- ^ a b "Disease" di Kamus Medis Dorland
- ^ White, Tim (19 Desember 2014). "What is the Difference Between an 'Injury' and 'Disease' for Commonwealth Injury Claims?". Tindall Gask Bentley. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Oktober 2017. Diakses tanggal 6 November 2017.
- ^ "The Top 10 Causes of Death". WHO. 9 Desember 2020. Diakses tanggal 9 Agustus 2022.
- ^ "Mental Illness – Glossary". US National Institute of Mental Health accessdate=18 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 May 2010.
- ^ "Regents Prep: Living Environment: Homeostasis". Oswego City School District Regents Exam Prep Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2012. Diakses tanggal 12 November 2012.
- ^ Sefton, Phil (21 November 2011). "Condition, Disease, Disorder". AMA Style Insider. American Medical Association. Diakses tanggal 20 August 2019.
- ^ American Psychiatric Association Task Force on DSM-IV (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (edisi ke-4th). Washington, DC: American Psychiatric Association. ISBN 978-0-89042-025-6.
- ^ "Expat Insurance Glossary by The Insurance Page". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 October 2008. Diakses tanggal 20 November 2008.
- ^ Lenzer, Jeanne (14 August 2012). "Blood pressure drugs for mild hypertension: Not proven to prevent heart attacks, strokes, or early death". Slate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2012. Diakses tanggal 16 August 2012.
- ^ Viera, Anthony J. (2011), "Predisease: when does it make sense?", Epidemiologic Reviews, 33 (1), hlm. 122–34, doi:10.1093/epirev/mxr002, PMID 21624963
- ^ "clinical disease". Mosby's Medical Dictionary (edisi ke-9th). Elsevier. 2009. Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com.
- ^ Shiel, William C. Jr. (2019-06-20). "Definition of Flare". MedicineNet. Diakses tanggal 2019-12-21.
- ^ "subclinical". Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com.
- ^ Loscalzo J1, Kohane I, Barabasi AL. Human disease classification in the postgenomic era: a complex systems approach to human pathobiology. Mol Syst Biol. 2007;3:124. Epub 2007 Jul 10.
- ^ Alexander van Geen, et al. "Impact of population and latrines on fecal contamination of ponds in rural Bangladesh." Science Of The Total Environment 409, no. 17 (August 2011): 3174–82.
- ^ Olson, James Stuart (2002). Bathsheba's breast: women, cancer & history. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 168–70. ISBN 978-0-8018-6936-5.
- ^ Marcantonio, Matteo; Pascoe, Emily; Baldacchino, Frederic (January 2017). "Sometimes Scientists Get the Flu. Wrong…!". Trends in Parasitology. 33 (1): 7–9. doi:10.1016/j.pt.2016.10.005. PMID 27856180.
- ^ Hardy, Paul A.; Hardy, Paul A. J. (1997). Chronic Pain Management: The Essentials. Cambridge University Press. hlm. 10. ISBN 978-1-900151-85-6. OCLC 36881282. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 October 2015.
- ^ Tuller, David (4 March 2011). "Defining an illness is fodder for debate". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 January 2017.
- ^ "National Hospital Morbidity Database". aihw.gov.au. Australian Institute of Health and Welfare. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2013. Diakses tanggal 11 July 2013.
- ^ "Hospital Morbidity Database (HMDB)". statcan.gc.ca. Statistics Canada. 2007-10-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30June2016. Diakses tanggal 21 September 2015.
- ^ "European Hospital Morbidity Database". who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2013.
- ^ a b "Disease and injury regional estimates for 2004". who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2010. Standard DALYs (3% discounting, age weights). Also DALY spreadsheet and YLL spreadsheet.
- ^ Gerten-Jackson, Carol. "The Tuscan General Alessandro del Borro". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 May 2009.
- ^ Haslam DW, James WP (2005). "Obesity". Lancet. 366 (9492): 1197–209. doi:10.1016/S0140-6736(05)67483-1. PMID 16198769.
- ^ Fadiman, Anne (1997). The spirit catches you and you fall down: a Hmong child, her American doctors, and the collision of two cultures. New York: Farrar, Straus, and Giroux. ISBN 978-0-374-52564-4.
- ^ Sulik, Gayle (2010). Pink Ribbon Blues: How Breast Cancer Culture Undermines Women's Health. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-974045-1.
- ^ Martin, Judith (2005). Miss Manners' Guide to Excruciatingly Correct Behavior. New York: W.W. Norton & Co. hlm. 703. ISBN 978-0-393-05874-1. OCLC 57549405.
- ^ a b c d Gwyn, Richard (1999). "10". Dalam Cameron, Lynne; Low, Graham. Researching and applying metaphor. Cambridge, England: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-64964-3. OCLC 40881885.
- ^ a b c Span, Paula (22 April 2014). "Fighting Words Are Rarer Among British Doctors". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2014.
- ^ a b Diedrich, Lisa (2007). Treatments: language, politics, and the culture of illness. Minneapolis: University of Minnesota Press. hlm. 8, 29. ISBN 978-0-8166-4697-5. OCLC 601862594.
- ^ Hanne M, Hawken SJ (December 2007). "Metaphors for illness in contemporary media". Med Humanit. 33 (2): 93–99. doi:10.1136/jmh.2006.000253. PMID 23674429.
Pranala luar
- Media tentang penyakit dan gangguan di Wikimedia Commons