Beras pera atau nasi pera adalah sebuah jenis beras atau nasi yang bersifat agak kering dan butirannya mudah tercerai-berai ketika diolah. Mayoritas masakan orang Minang mengandalkan nasi pera karena dapat mempertahankan karakteristiknya ketika dicampur dengan lauk berkuah atau bersantan kental.[1]

Beras pera memiliki kandungan lebih dari 25 persen kadar amilosa sehingga nasi akan lebih keras ketika dimasak. Dalam penyajiannya, beras pera yang keras lebih membutuhkan banyak air daripada beras pulen yang menyebabkan beras pera lebih mudah dicerna oleh tubuh ketika disantap.[2]

Meski demikian, menikmati nasi yang terbuat dari beras pera menjadi keuntungan sendiri bagi seseorang. Saat seseorang memakan nasi pera dengan takaran yang lebih sedikit akan membuat gula darah lebih terkontrol. Selain itu, nasi pera juga mudah dicerna dan tidak menyebabkan nasi menumpuk dalam perut. Beras pera juga dapat dibuat menjadi tepung beras. Dari segi kesehatan, tepung beras baik dikonsumsi untuk penderita gluten-intolerant karena tidak terlalu banyak mengandung gluten.[2]

Lihat pula

Referensi