Bahasa Urdu
Bahasa Urdu atau Urdu Zabaan (juga disebut Lasykari oleh penuturnya[17][18] dieja secara lokal لشکری) adalah salah satu bahasa termuda dari cabang Indo-Arya. Kata ''Urdu'' berasal dari bahasa Turki 'Ordu' yang berarti kamp atau tenda. Akar bahasa ini, pada mulanya diperkirakan dari bahasa Khari Boli yang dituturkan oleh penduduk kota New Delhi.
Asal usul bahasa ini memiliki banyak versi, salah satunya adalah bahwa tahun 413-583 Hijriah merupakan masa di mana orang-orang Muslim yang berbahasa Persia dan Turki mulai bermigrasi ke daratan Hindustan, khususnya Punjab. Para pendatang ini terdiri atas tentara dan para ulama. Ulama-ulama mulai menyebarkan ajaran Islam ke kawasan ini pada masa yang bersamaan. Perkawinan campuran antara pendatang asal Persia dan penduduk lokal pun terjadi. Hingga akhirnya, terjadilah percampuran antara bahasa Persia dan bahasa Punjabi yang menjadi cikal bakal lahirnya Bahasa Urdu. Ada versi lain yang mengungkapkan bahwa pada masa perpindahan kekuasaan Qutubuddin Aibak dari Lahore ke New Delhi pada tahun 1193 juga menimbulkan interaksi antara penguasa dan warga setempat sehingga muncullah bahasa yang disebut sebagai Urdu.
Nama lain Urdu: Dakhini (Dakani, Deccan, Desia, Mirgan), Pinjari, Rekhta (Rekhti). Di India selatan namanya berganti menjadi Dakhini, sedangkan di barat daya India menjadi Gurjari. Di wilayah New Delhi namanya berubah dari Hindi menjadi Hindavi dan Hindustani.
Penyebaran bahasa
Bahasa ini dipakai sekitar kurang lebih 100 juta masyarakat Muslim di Pakistan dan India. Bahasa Urdu sebenarnya serupa dengan Bahasa Hindi, dikarenakan akarnya yang sama yakni dari bahasa Sanskerta yang merupakan induk dari semua bahasa di anak benua ini.
Jumlah penutur asli bahasa Urdu saat ini mencapai 60.290.000 jiwa dan 104.000.000 jiwa termasuk yang menggunakannya sebagai bahasa kedua (1999).
Selain di kedua negara di atas, bahasa Urdu juga dipakai oleh sekitar 600 ribu Muslim Bihar yang tinggal di kamp-kamp pengungsi Bangladesh.
Hubungan Urdu dan Hindi
Bahasa Urdu dan Bahasa Hindi pada dasarnya merupakan bahasa yang sama, sehingga pada masa penjajahan Britania Raya demi menjembatani perbedaan antara Hindu dan Islam yang meruncing pada masa itu, dipergunakanlah istilah Hindustani. Akan tetapi, sejak terpecahnya India dan Pakistan pada tahun 1947, istilah Hindi dan Urdu lebih mencuat.
Penutur Bahasa Hindi dan Urdu dalam percakapan sehari-hari dapat saling memahami karena banyaknya kemiripan pada kosakatanya. Kedua bahasa ini juga membentuk Hindustani yang merupakan salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak di dunia dan yang paling disukai.
Namun demikian, perbedaan mendasar dari kedua bahasa ini adalah:
- Kosakata bahasa Urdu banyak menyerap kata-kata dari bahasa Arab dan bahasa Persia, sedangkan Hindi lebih condong pada penghidupan kembali kata-kata dalam bahasa Sanskerta.
- Sistem penulisan: Bahasa Hindi menggunakan aksara Dewanagari, sedangkan Bahasa Urdu memakai sistem penulisan Arab-Persia dengan penambahan pada huruf-huruf tertentu serta ditulis melalui sistem Nasta'liq.
Perbedaan yang makin mendasar inilah yang mengakibatkan penutur Hindi dan Urdu mengalami kesulitan dalam memahami bahasa masing-masing. Penutur Urdu akan dapat memahami film-film Bollywood yang berbahasa Hindi. Namun, mereka akan merasa kesulitan untuk memahami siaran berita dalam bahasa tersebut karena pengaruh bahasa Sanskerta dalam Hindi, demikian pula sebaliknya.
Status bahasa
Merupakan bahasa resmi di Pakistan, meskipun penutur aslinya hanya 8% dari seluruh penduduk dan umumnya berasal dari kalangan Mohajir yang eksodus dari India pada tahun 1947. Sedangkan di India, bahasa Urdu juga menjadi salah satu bahasa resmi dengan konsentrasi penutur terbanyak di negara bagian Jammu-Kashmir, Uttar Pradesh, dan kota Hyderabad, Andhra Pradesh.
Dalam bidang keagamaan, bahasa Urdu merupakan bahasa mayoritas yang dituturkan oleh umat Muslim di India dan menjadikannya sebagai salah satu bahasa mayoritas dalam dunia Islam[19]
Kesusastraan Urdu
Bahasa Urdu merupakan salah satu bahasa yang sangat kaya, dan bercita rasa tinggi. Banyak sekali karya-karya sastra yang ditulis dalam bahasa ini dan berpengaruh dalam dunia sastra, baik di kawasan Asia Selatan, maupun dunia Islam pada umumnya. Puisi berbahasa Urdu untuk pertama kalinya ditulis oleh Masud Saad Salman pada tahun 1066 Masehi. Aliran-aliran sastera (prosa maupun puisi) dalam Bahasa Urdu sangatlah banyak, seperti:
Selain itu banyak sekali karya-karya tulis Islami yang ditulis dalam Bahasa Urdu dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, contohnya karya-karya Muhammad Iqbal yang sangat mengemuka.
Dialek Urdu
Dalam perkembangannya, bahasa Urdu juga terbagi atas beberapa dialek, dialek yang dikenal antara lain Dakhini atau Dekkan yang dipakai di kawasan India Selatan, dan perbedaan dengan Urdu Baku adalah lebih sedikitnya kata-kata Arab-Persia di dalamnya, sedangkan Rekhna adalah varian yang dipakai dalam kesusastraan Urdu.
Kalimat sehari hari
- Salaam! (سلام) = Halo!
- Aap kaise hain? (آپ کيسے ہيں؟ (diucapkan oleh laki-laki)) / Aap kaisi hain? (آپ کیسی ہيں؟ (diucapkan oleh perempuan)) = Apa kabar?
- Main thik hun (میں ٹھیک ہوں) = Saya baik-baik saja
- Shukriya (شکریہ) = Terima kasih
- Khush aamdiid (خوش آمدید) = Sama-sama
- Aap kaa naam kya hai? (آپ كا نام كيا ہے) = Siapa namamu?
- Meraa naam….hai (ميرا نام ... ہے) = Nama saya…
- Khuda Hafiz! (خدا حافظ) / Allah Hafiz! (اللہ حافظ) = Sampai Jumpa
Lihat pula
Rujukan
- ^ Ramkrishna Mukherjee (2018). Understanding Social Dynamics in South Asia: Essays in Memory of Ramkrishna Mukherjee. Springer. hlm. 221–. ISBN 9789811303876.
- ^ Economic and Political Weekly. Sameeksha Trust. 1996.
- ^ "Scheduled Languages in descending order of speaker's strength - 2011" (PDF). Registrar General and Census Commissioner of India. 29 June 2018.
- ^ "Population by Mother Tongue | Pakistan Bureau of Statistics". www.pbs.gov.pk (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2017. Diakses tanggal 8 January 2018.
- ^ Urdu di Ethnologue (22nd ed., 2019)
- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790, diakses tanggal 23 April 2022
- ^ a b Hindustani (2005). Keith Brown, ed. Encyclopedia of Language and Linguistics (edisi ke-2). Elsevier. ISBN 0-08-044299-4.
- ^ Gaurav Takkar. "Short Term Programmes". punarbhava.in. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 November 2016. Diakses tanggal 29 March 2015.
- ^ "Indo-Pakistani Sign Language", Encyclopedia of Language and Linguistics
- ^ "Urdu is Telangana's second official language". The Indian Express (dalam bahasa Inggris). 2017-11-16. Diakses tanggal 2018-02-27.
- ^ "Urdu is second official language in Telangana as state passes Bill". The News Minute. 2017-11-17. Diakses tanggal 2018-02-27.
- ^ "The World Fact Book". Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 July 2017.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Urdu". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Urdu". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ Mala Dayal (1 August 2010). Celebrating Delhi. Penguin Books Limited. hlm. 147–. ISBN 978-81-8475-273-1.
- ^ M. Fazlul Hasan (1970). Bangalore Through the Centuries. Historical Publications.
- ^ Khalidi, Omar (1986-07-01). "Urdu language and the future of Muslim identity in India". Institute of Muslim Minority Affairs. Journal. 7 (2): 395–403. doi:10.1080/13602008608715993. ISSN 0266-6952.