Kota Payakumbuh
Payakumbuh adalah sebuah kota di Sumatra Barat, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 80,43 km2 atau setara 0,19% luas propinsi Sumatera Barat. Pada tahun 2004 Kota Payakumbuh memiliki penduduk 105.000 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.305 jiwa per km2.
Kota Payakumbuh | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Payakumbuh Kota Batiah | |
Koordinat: 0°13′28″S 100°37′57″E / 0.2244°S 100.6325°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Barat |
Tanggal berdiri | 17 Desember 1970 |
Dasar hukum | - |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Capt.H. Josrizal Zain, SE, MM & AKBP (Purn) H. Syamsul Bahri |
Luas | |
• Total | 80,43 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 105,000 |
• Kepadatan | 1,305/km2 (3,380/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | [[UTC]] |
Kode BPS | |
Kode Kemendagri | 13.76 |
DAU | - |
Situs web | http://www.payakumbuhkota.go.id |
Sejarah
Pembentukan Pemerintah Daerah Tingkat II Payakumbuh berdasarkan Undang-undang Nomor. 8 tahun 1956 yang menetapkan Payakumbuh sebagai kota kecil. Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970 ditetapkan Kota Payakumbuh menjadi daerah Otonom Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Payakumbuh. Kota Payakumbuh secara administrasi terdiri atas 3 wilayah Kecamatan yaitu ; Payakumbuh Barat dengan 31 Kelurahan, Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. 73 Kelurahan ini dulunya merupakan 73 jorong yang terdapat di 7 kenagarian di Payakumbuh, yaitu Koto Nan Ampek, Koto Nan Gadang, Limbukan, Tiakar, Lampasi, Payobasung, dan Air Tabit
Geografi
Kota Payakumbuh terletak 30 Km dari kota Bukittinggi atau 120 km dari ibu kota Padang. Kota Payakumbuh terletak antara 0°10′ - 0°17 LS dan 100°35′ - 100°42' BT. Topografi terdiri dari pebukitan dengan rata-rata ketinggian 514 meter diatas permukaan laut. Kota Payakumbuh berupa dataran tinggi yang dikeliling gunung Marapi dan Sago. Suhu rata-rata berkisar antara 26 celcius dengan kelembahan udara antara 45 hingga 50 persen. Penggunaan tanah di Kota Payakumbuh terdiri dari 37,9% tanah sawah, dan sisanya 62,1% berupa tanah kering. 47,0% dari tanah kering ini merupakan usaha pertanian, 28,0% tanah bangunan dan halaman dan sisanya berupa hutan negara, semak belukar, dll.
Budaya
Payakumbuh memiliki upacara adat yang khas, yaitu upacara yang kegiatannya terdapat tarian-tarian daerah yang dipertontonkan. Salah satu tariannya adalah gerakan silat yang dimainkan oleh beberapa anak kecil yang disebut randai.Randai biasanya di tampilkan pada waktu acara adat atau pergelaran seni. Kelompok randai yang terkenal terdapat di daerah Muara Paiti Kapur IX, yang jaraknya 102 km dari kota Payakumbuh.
Makanan Khas
Payakumbuh dikenal sebagai Kota Batiah. Selain batiah masih banyak makanan khas dari Payakumbuh yaitu gelamai, beras rendang dan kipang. Payakumbuh juga terkenal dengan satenya terutama sate yang berasal dari nagari Dangung-dangung. Selain sate juga terdapat rendang belut, rendang telor dan martabak telor. Martabak yang terkenal berasal dari daerah Kubang, sebelah utara Payakumbuh. Di Tiakar juga terdapat paniaram yaitu kue dari beras ketan di campur gula enau.
Benda Cagar Budaya dan Situs di Kota Payakumbuh
Objek Wisata
Beberapa objek wisata di sekitar kota Payakumbuh adalah:
- Batang Tabik
- Ngalau Indah
- Ngalau Sampik
- Masjid Tuo Koto Nan Ampek
- Makam Keramat Tanjung Lilin
- Perkampungan Tradisional Minangkabau Balai Kaliki Koto nan gadang