Lokomotif BB10

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 18 Februari 2023 23.38 oleh Bulandari27 (bicara | kontrib)

Lokomotif BB10 merupakan generasi pertama dari lokomotif tipe Mallet yang beroperasi di Indonesia. Lokomotif ini dibeli oleh perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) sebanyak 16 unit dari dua pabrik yang berbeda. 12 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Hartmann (Jerman) dan 4 unit lokomotif BB 10 dibeli dari pabrik Schwartzkopff (Jerman). Lokomotif ini didatangkan pada tahun 1899–1908. Lokomotif ini menggunakan bahan bakar residu.[1]

Lokomotif BB10
Lokomotif BB1012 dan B5210 di belakangnya di Museum Kereta Api Ambarawa, 2008
Jenis dan asal
Sumber tenagauap
ProdusenHartmann, Chamnitz, Schwartzkopff Jerman
Nomor seriBB10
ModelBB10
Tanggal produksi1899–1908
Jumlah diproduksi16 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte0-4-4-2T
 • AARBB
 • UICBB
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1.050 mm
Panjang10,560 mm
Jenis bahan bakarResidu
Performansi
Daya mesin350 KW

Di awal kariernya, Lokomotif uap BB10 digunakan untuk menarik rangkaian kereta api yang mengangkut hasil bumi, perkebunan dan penumpang yang ada pada rute BogorBandung. Jalur kereta api rute BogorBandung dibuka pada tahun 1884. Lokomotif ini memiliki tekanan gandar yang sesuai dan cukup kuat untuk mendaki dan menyusuri jalur kereta api yang melalui topografi pegunungan. Lokomotif BB10 juga beroperasi di Rangkasbitung dan Banjar. Pada masa pendudukan jepang di Indonesia, lokomotif BB10 juga beroperasi di rute Saketi–Bayah (80 km). Pemerintah Jepang membangun jalan rel rute Saketi–Bayah (80 km) pada tahun 1942-1945 untuk mengangkut batu bara dari tambang batu bara Cikotok (Banten).

Lokomotif BB10 memiliki silinder uap tekanan tinggi dan silinder uap tekanan rendah yang terpisah. Kedua silinder ini menyalurkan uap untuk menggerakkan roda-roda penggerak. Posisi roda penggerak ini terpisah pada dua bagian yang berbeda. Bagian pertama (depan), roda penggerak yang berada pada bogie tersendiri yang dapat bergerak ke kanan/kiri mengikuti jalur rel sedangkan bagian kedua (belakang), roda-roda penggerak yang fix pada frame lokomotif. Lokomotif BB10 memiliki susunan roda 0-4-4-2T. 0-4-4-2T artinya tidak memiliki roda idle di depan, 2 roda penggerak di depan, 2 roda penggerak di belakang dan 1 roda idle di belakang. Kode T berarti memiliki tangki. Lokomotif BB10 memiliki panjang 10.560 mm, daya 465 hp (horse power) dan berat 44,1 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam.

Dari 16 unit lokomotif BB10, saat ini hanya tersisa 1 unit, yaitu BB10 12. Lokomotif BB10 12 dipajang di Museum Kereta Api Ambarawa (Jawa Tengah).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 110. ISBN 978-602-0818-55-9.