Ga gora

Revisi sejak 13 Juni 2009 14.38 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (new)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ga gora adalah variasi dari aksara Ga dalam aksara Bali, yang melambangkan bunyi /g/ yang disusul oleh bunyi /h/ di belakangnya.[1] Jika dialihaksarakan menjadi huruf Latin, maka aksara ini ditulis "Gha".[2][3] Aksara ini termasuk dalam kelompok Kanthya (Gutturals),[3] yaitu aksara yang melambangkan bunyi yang dihasilkan dari kerongkongan.

Ga gora
Huruf LatinGha
Fonem[gʰa]
Warga aksaraKanthya
(konsonan velar)
Gantungan[[Berkas:Gantungan Ga gora.|50px|alt=|link=]]

Fonem

Suara /gʰa/ yang dilambangkan oleh Ga gora dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke langit-langit mulut yang paling dekat dengan kerongkongan (guttur) sambil mengucapkan "g" yang disusul lembut oleh "h".[4] Metode ini sama dengan metode untuk menghasilkan suara /ka/ maupun /ŋa/, dan perbedaannya adalah tekanan suaranya. Suara /ga/ dan /gʰa/ termasuk suara yang diucapkan dengan lembut sehingga aksara Ga dan aksara Ga gora bukan termasuk huruf tajam.[3]

Penggunaan

Penggunaan aksara Ga gora sama dengan penggunaan aksara Gha (Dewanagari: घ) dalam abjad bahasa Sanskerta.[2] Dalam lingkungan masyarakat Bali, jarang didapati adanya suara /g/ yang disusul oleh bunyi /h/ saat mereka bercakap-cakap. Maka dari itu, aksara Ga gora dipakai saat menulis bahasa non-Bali (misalnya bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno) yang masih mengandung bunyi /gʰ/, atau menulis kata serapan (misalnya dari bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno). Selain itu, Ga gora dipakai saat mengalihaksarakan aksara selain Bali (misalnya aksara Dewanagari atau Latin) ke dalam aksara Bali, khusus untuk bunyi /gʰ/. Maksudnya, apabila saat mengalihaksarakan atau menulis aksara non-Bali tersebut mereka menemukan aksara yang melambangkan bunyi /gʰ/, maka pada saat itulah mereka menggunakan Ga gora.

Gantungan Ga gora digunakan saat menulis sebuah kata yang mengandung huruf "gha", dan huruf tersebut terletak di tengah kata, namun di depannya tidak terdapat bunyi huruf vokal (a, i, u, è, dan sebagainya), tetapi konsonan (r, ng, g, dan sebagainya). Misalnya (dalam bahasa Bali) kata: Langghana, Sanggha, Langghya. Bentuk gantungan Ga gora tidak jauh berbeda dengan huruf Ga gora itu sendiri. Perbedaannya terletak pada letak penulisan (gantungan Ga gora terletak di bawah huruf konsonan).

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Surada, hal. 9.
  2. ^ a b Surada, hal. 5.
  3. ^ a b c Tinggen, hal. 23.
  4. ^ Surada, hal. 6, 9.

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.