Al-Mizan (majalah)
Al-Mizan adalah majalah Islam dwi-mingguan berbahasa Melayu berabjad Jawi yang terbit dua kali sebulan di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat dari 1918 hingga 1922.[1] Majalah ini dikelola oleh Persatuan Tarbiyah Islamiyah di bawah asuhan Syekh Hasan Basri, seorang ulama terkemuka di Maninjau yang aktif dalam Ittihad Ulama Sumatra (Persatuan Ulama Sumatra).
[[File:[File:PDIKM 764 Surat Kabar Al Mizan.pdf]|frameless]] | |
Frekuensi | Mingguan |
---|---|
Penerbit | percetakan Merapi & Co |
Pendiri | Persatuan Tarbiyah Islamiyah |
Terbitan pertama | 1 Zulkaidah 1336 |
Terbitan terakhir Angka | 1921 |
Perusahaan | Syekh Hasan Basri |
Negara | Hindia Belanda |
Berpusat di | Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat |
Bahasa | Melayu berabjad Jawi |
Perkumpulan ulama pendiri majalah ini tergabung dalam badan bernama Sjarikat Al-Ihsan. Al-Mizan umumnya berisi karangan mengenai agama serta memuat rubrik jawaban pertanyaan kiriman pembaca.[2]
Ikhtisar
Majalah Al-Mizan ditulis menggunakan aksara Arab dalam bahasa Melayu. Al-Mizan adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti timbangan. Al-Mizan menerangkan diri sebagai "surat kabar agama Islam dan perkabaran".[2]
Al-Mizan terbit dua kali dalam sebulan dan penanggalannya menggunakan kalender Hijriyah. Edisi perdananya terbit pada 1 Zulkaidah 1336. Penerbitannya ditangani oleh percetakan Merapi & Co di Fort de Kock.[2]
Pembaca ''Al-Mizan'' tersebar di berabagai daerah di Sumatra. Selain dari daerah-daerah Sumatra Barat, pembaca Al-Mizan berasal dari Aceh, Tapanuli, Deli, Pekanbaru, dan Jambi. Hal itu tercermin pada rubrik pertanyaan pembaca Al-Mizan. Rubrik ini dikelola oleh sederet ulama seperti Muhammad Sa’ad al-Khalidi Mungka, Khatib Ali Padang, Muhammad Nur Bayur Maninjau, Abdullah Maninjau, Sulaiman Ar-Rasuli Candung, Jamil Jaho Padangpanjang, dan Machudum Tanjuang Bingkuang. Umumnya, ulama-ulama tersebut faqih dalam Mazhab Syafi’i.
Keberadaan
Menurut observasi Ahmat Adam pada 1980, edisi Al-Mizan yang terdokumentasi yakni penerbitan tahun pertama dari nomor 5–26, penerbitan tahun ketiga dari nomor 1–24, serta penerbitan tahun keempat nomor 1 dan 5/6.[2]
Kelanjutan
Setelah Al-Mizan berhenti terbit, Ittihad Ulama Sumatra sempat menerbitkan majalah Ar-Radd wal-Mardud di Ladang Laweh pada 1921.[3] Majalah tersebut tercatat diasuh oleh Siradjudin Abbas dan Mustafa Salim.[4] Pada 1937, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) menerbitkan majalah Soeara Perti (disingkat Soearti) di Bukittinggi pada 1937. Dianggap sebagai kelanjutan Al-Mizan, Soearti bertahan hingga 1945 dan turut menyiarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Lihat pula
Referensi
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-15. Diakses tanggal 2020-01-23.
- ^ a b c d Ahmat Adam (2012). Suara Minangkabau: sejarah dan bibliografi akhbar dan majalah di Sumatra Barat, 1900-1941. Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya. hlm. 148
- ^ https://books.google.co.id/books?id=bnkSAAAAMAAJ&pg=PA871&dq=%22Abbas%22+%22wal-Mardud%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjH2f2irOHsAhVMb30KHQJHDwUQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=%22Abbas%22%20%22wal-Mardud%22&f=false
- ^ https://books.google.co.id/books?id=BsXXAAAAMAAJ&q=%22*+Didalam+ijazah+diterangkan+jika+muridnya+itu%22&dq=%22*+Didalam+ijazah+diterangkan+jika+muridnya+itu%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjcpdmkruHsAhW66XMBHQ_DD2MQ6AEwAHoECAAQAg