Didi Kempot
Didik Prasetyo [1] (31 Desember 1966 – 5 Mei 2020),[1][2] lebih dikenal dengan nama panggung Didi Kempot (Aksara Jawa : ꦝꦶꦝꦶꦏꦼꦩ꧀ꦥꦺꦴꦠ꧀), adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu campursari dan congdut dari Surakarta. Ia merupakan putra dari seniman tradisional terkenal, Hadi Wiranto. Dan suami dari penyanyi asal Makassar Dian Ekawati (Ranto Edi Gudel) (dikenal sebagai Mbah Ranto), serta adik kandung dari pelawak senior Srimulat, Mamiek Prakoso.
Didi Kempot | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lahir | Didik Prasetyo |
Nama lain |
|
Lahir | Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia | 31 Desember 1966
Meninggal | 5 Mei 2020 Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia | (umur 53)
Genre | |
Pekerjaan | |
Instrumen | Vokal, gitar, ukulele, kendang |
Tahun aktif | 1984–2020 |
Label | |
Artis terkait |
|
Beberapa lagu yang ia tulis bertemakan patah hati dan kehilangan. Ia sengaja memilih tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya dan ingin dekat dengan masyarakat, juga menjadi alasan Didi Kempot menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya.[3]
Kini, Didi Kempot banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai "Sad Boys" dan "Sad Girls" yang tergabung dalam komunitas Sobat Ambyar dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan "Lord Didi". Julukan tersebut berawal dari beberapa lagu-lagu Didi Kempot yang menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.[4]
Biografi dan karier
Kehidupan awal
Didik Prasetyo lahir dari keluarga seniman. Ayahnya, Hadi Suranto (Ranto Edi Gudel), adalah pemain ketoprak yang berasal dari Kota Surakarta, sedangkan ibunya, Umiyati Siti Nurjanah adalah pesindhen yang berasal dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.[5] Kakaknya adalah Lilik Subagyo (kurang aktif di dunia seni) dan Mamiek Prakoso (pelawak Srimulat), dan adiknya Eko Gudel (pemain ketoprak serta penari latar dalam video-video musik Didi Kempot).[6]
1984–1986: Awal karier
Didi Kempot memulai kariernya pada 1984 sebagai musisi jalanan. Dengan alat musik ukulele dan kendhang, Didi Kempot mulai mengamen di kota kelahirannya, Surakarta, selama tiga tahun.[7]
1987–1989: Mengadu nasib di Jakarta
Pada 1987, Didi Kempot memulai kariernya di Jakarta. Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senin. Dari situ, terbentuk julukan "Kempot" yang merupakan kependekan dari "Kelompok Pengamen Trotoar" yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini.
Sembari mengamen di Jakarta, Didi Kempot dan temannya mencoba rekaman. Kemudian, mereka menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's. Tepat pada tahun 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya. Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah "Cidro".
Lagu "Cidro" diangkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal.[8] Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu "Cidro" begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. Sejak saat itulah Didi Kempot mulai sering menulis lagu bertema patah hati.[7]
1993–1999: Awal kesuksesan
Pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname. Lagu "Cidro" yang dibawakan sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.
Setelah Suriname, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di Eropa. Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda. Kemudian, Didi Kempot pulang ke Indonesia pada 1998 untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. Tak lama setelah pulang kampung pada awal era reformasi, ia mengeluarkan lagu berjudul "Stasiun Balapan".
Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya lagu-lagu baru di awal 2000-an.
Didi Kempot kembali terkenal setelah mengeluarkan lagu berjudul "Kalung Emas" pada 2013 dan "Suket Teki" pada 2016. Lagu tersebut mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.[7]
Pada 11 April 2020, ia menggelar konser siaran langsung dari rumah dan mengumpulkan donasi sebesar Rp7,6 miliar untuk melawan COVID-19. Pada 1 Mei 2020, ia merilis lagu berjudul "Ojo Mudik" yang berisi imbauan supaya masyarakat tidak kembali ke kampung halaman selama Idulfitri untuk mencegah penyebaran koronavirus meluas.[10]
Kehidupan pribadi
Didi menikah dengan istri pertamanya Saputri pada tahun 1989. Ia dikaruniai tiga anak, tetapi hanya dua yang dilahirkan, yaitu Lintang Ayu Tyas Prastri dan Siola Putri Reginaresi. Anak pertamanya Lintang, meninggal dalam usia enam bulan, sedangkan anak ketiganya, meninggal dalam kandungan. Salah satu lagu karya Didi, "Bayi Suci", menceritakan tentang anak pertamanya. Namanya juga disebut dalam lagu tersebut.[11] Kini hanya Siola yang menjadi satu-satunya anak Didi Kempot dari Saputri yang masih hidup.[12][13]
Didi Kempot juga diketahui mengangkat seorang anak bernama Enny Suwinawati yang kemudian dibesarkannya bersama Saputri.[14] Berdasarkan keterangan dari Staso putra pertamanya, Didi Kempot menikah dengan Dian Ekawati, yang menjadi model pada video musik "Stasiun Balapan" versi pertama. Dari pernikahannya dengan Ekawati, dikaruniai tiga anak yaitu Staso, Stansa, dan Stania. Staso menyatakan bahwa namanya merupakan kependekan dari "Stasiun Balapan".[15][16]
Didi menikah lagi dengan penyanyi dangdut Yan Vellia pada tahun 2005.[17][18] Dari pernikahannya dengan Vellia, Didi dikaruniai dua orang anak, yaitu Saka Praja Adil dan Seika Zanithaqisya Prasetya.[19][20]
Kontroversi
Didi Kempot mengatakan bahwa ia tidak menolak jika lagu-lagunya dibawakan ulang oleh penyanyi lain selama penyanyi tersebut meminta izin padanya karena setiap karya yang ia hasilkan memiliki hak cipta. Ia menganalogikan bahwa seseorang yang membawakan ulang sebuah lagu tanpa izin pihak pencipta sama dengan mencuri karya orang lain. Hingga saat ini, ia mengaku belum menerima royalti dari perihal tersebut.
Didi mengatakan, banyak musisi yang sudah tidak mengerti bagaimana menghargai hak cipta seseorang. Sebagai penulis lagu dan penyanyi, ia juga merasa dirugikan karena pembawa ulang lagu mendapat royalti, sedangkan pencipta karya tidak mendapatkannya.[21]
Kematian
Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta akibat henti jantung.[22][23][24] Ia sempat mengalami sakit panas pada hari sebelumnya.[25] Jenazah Didi Kempot dimakamkan pada hari itu juga pada pukul 15.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum Astana Jatisari Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi yang berdekatan dengan makam anak sulungnya.[24]
Gaya musik, pengaruh, dan fenomena sosial
Gaya musik dan kepenulisan lagu
Gaya dan genre musik Didi Kempot dideskripsikan sebagai campursari,[26][27] congdut,[28][29] pop Jawa,[29] dan koplo.[30] Terkait penulisan lagu, Didi menuliskan lagu-lagunya dengan bahasa Jawa, dan sedikit menyisipkan kalimat berbahasa Indonesia, contohnya "daagh, selamat jalan" pada lagu "Stasiun Balapan". Teknik penulisan yang lebih menekankan bahasa Jawa dan sedikit memasukkan kalimat bahasa Indonesia membuat Didi disebut-sebut sebagai "penjaga bahasa dan tradisi Jawa dalam budaya populer".[31][32] Musik Didi Kempot dipengaruhi oleh sejumlah musisi campursari, keroncong, dan langgam Jawa seperti Manthous, Waldjinah, Mus Mulyadi, dengan menyertakan pengaruh dari dangdut.[33][34] Didi pernah berkata bahwa musik-musik karya mereka kurang memberikan perhatian kepada anak muda, sehingga ia "mencoba membuat lagu yang sekiranya anak-anak muda mau menerima.”[35] Ia kemudian meracik genre-genre campursari tersebut dan menambahkan unsur dangdut dalam lagu-lagunya sehingga lahirlah genre congdut seperti yang dikenal sekarang. Masuknya tabla dan suling bambu membuat genre ini menjadi disukai anak muda.[36]
Terkait kritikan atas singel-singelnya yang hanya bertemakan patah hati dan perpisahan, ia menganggap bahwa patah hati itu "ora sah (tidak usah) ditangisi, nek prelu (kalau perlu) justru dijogeti."[37] Walaupun begitu, ada beberapa lagu yang sama sekali tidak bertemakan patah hati, misalnya lagu terakhirnya "Aja Mudhik" yang berisi imbauan bagi masyarakat untuk tidak mudik, menjaga jarak, mencuci tangan, serta tetap belajar, bekerja dan beribadah dari rumah hingga pandemi koronavirus benar-benar berakhir di Indonesia.[38] Selama belajar ilmu agama Islam bersama Gus Miftah, ia juga pernah merekam lagu "Islam Nusantara" karya Muslih[39] untuk Nahdlatul 'Ulama (NU).[40]
Tokoh-tokoh yang banyak mengutip atau membagi pengaruh bermusiknya pada Didi Kempot kebanyakan berada di jalur campursari dan koplo, seperti Nur Bayan,[41] Happy Asmara,[42] Denny Caknan, Sonny Josz, Ndarboy Genk, Dory Harsa, Hendra Kumbara,[43] Cak Diqin,[44] dan Dimas Tedjo "Blangkon".[45]
Idola kaum milenial
Saat ini, Didi Kempot menjadi salah satu idola kaum milenial yang akrab dengan media sosial. Sebagai penyanyi senior, ia memperlakukan penggemar layaknya sahabat. Dia bahkan tidak ragu mengajak penggemarnya bernyanyi bersama di atas panggung. Dia juga sering memberikan motivasi kepada penggemarnya agar tidak menyerah untuk berkarya.
Oleh penggemar kalangan muda, ia diberi gelar "The Godfather of Broken Heart" alias "Bapak Patah Hati Nasional" karena kepiawaiannya membawa pendengar larut dalam emosi ketika mendengarkan lagunya.[7]
Sobat Ambyar
Sobat Ambyar merupakan sebutan komunitas bagi penggemar Didi Kempot. Komunitas ini makin eksis seiring makin naiknya popularitas Didi Kempot, yang mereka sebut dengan "Lord Didi". Keberadaan Sobat Ambyar membuat para penggemar karya Didi Kempot menjadi lebih terorganisasi. Sebelumnya istilah "Kempoters" adalah sebutan untuk penggemar Didi Kempot namun sebutan tersebut berkembang di kalangan anak muda menjadi "Sad Boys" (untuk laki-laki) dan "Sad Girls" (untuk perempuan).
Mayoritas para penggemar Didi Kempot yang tergabung dalam komunitas Sobat Ambyar adalah generasi muda yang menunjukkan bahwa karya Didi Kempot diminati lintas generasi.[46]
Komunitas Sobat Ambyar awal terbentuk melalui sebuah acara Musyawarah Nasional Pengukuhan Awal yang diselenggarakan di Surakarta.[47]
Filmografi
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Peran | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
Aktor | Pengisi lagu tema | ||||
2019 | Mekah I'm Coming | Tidak | Ya | — | Judul lagu: "Cidro" |
2021 | Sobat Ambyar | Ya | Tidak | Lord Didi Kempot |
Diskografi
Album studio
Judul | Detail album |
---|---|
Eling Kowe |
|
Sukses |
|
Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang |
|
Emas Didi Kempot Sewu Kuto |
|
Didi Kempot (2002) |
|
King of Tembang Jawa |
|
Hotel Malioboro |
|
Lagu HITS |
|
Emas Didi Kempot |
|
Didi Kempot (2010) |
|
Campursari In Fantasy Orchestra |
|
Lagu-Lagu Terbaik Campursari |
|
Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia) |
|
Didi Kempot Get Joss |
|
Legendaris Didi Kempot Walang Kekek |
|
Legendaris Didi Kempot |
|
Sukses Didi Kempot |
|
Ketaman Asmoro |
|
Kasmaran |
|
Didi Kempot Umbul Jambe |
|
Campursari Dangdut Koplo |
|
The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation) |
|
Didi Kempot Live Studio Session |
|
Singel
Ciri khas
Didi Kempot telah menulis sekitar 700 lebih judul lagu yang sebagian besar lagu-lagu tersebut ditulis dalam bahasa Jawa dengan tema patah hati dan kesedihan. Selain itu, beberapa lagu yang ia ciptakan memiliki ciri khas pada judul lagunya, yaitu menggunakan beberapa nama tempat, seperti "Stasiun Balapan", "Terminal Tirtonadi", "Kopi Lampung", "Perawan Kalimantan", "Parangtritis", "Pantai Klayar", "Tanjung Perak", "Tanjung Mas Ninggal Janji", "Magelang Nyimpen Janji", "Ademe Kutho Malang", "Kangen Magetan", "Kangen Nickerie". Ide tersebut muncul ketika ia sedang berjalan-jalan dan mendengar tentang cerita dari warga setempat. Dengan ciri khas tersebut, ia meyakini bahwa sebuah tempat memiliki kenangan tersendiri bagi setiap orang.[71]
Daftar singel
- "Ademe Kutho Malang"
- "Adus Opo Raup"
- "Aduh Mana Tahan"
- "Aku Teko"
- "Aku Dudu Rojo"
- "Ambyar"
- "Anggar Bini"
- "Angin Angin"
- "Arum Dalu"
- "Ati Dudu Wesi" (dengan Happy Asmara)
- "Awu Merapi"
- "Bakso Sarjana"
- "Bapak"
- "Bapak Gubernur"
- "Banyu Langit"
- "Bayi Suci"
- "Bojo Gemati"
- "Bojo Loro"
- "Bojo Napi"
- "Burungku Flu"
- "Cemara Sewu"
- "Cidro"
- "Cidro 2"
- "Cinta Yang Sempurna"
- "Cintaku Jauh Di Lampung"
- "Cintaku Tak Terbatas Waktu" (dengan Deddy Dores)
- "Cucakrowo"
- "Dalan Tembus"
- "Dalan Anyar"
- "Den"
- "Dudu Jodone"
- "Duduk Manis"
- "Dolanan Dakon"
- "Dompet Kulit"
- "Eling Kowe"
- "Empek-Empek"
- "Entenono"
- "Gawe Gelo"
- "Gethuk"
- "Gusti Ora Sare"
- "Hello Sayang"
- "Iki Weke Sopo"
- "Ilang Tresnane"
- "Isih Tresno"
- "Isin"
- "Jaket Iki"
- "Jatuh Cinta"
- "Jambu Alas"
- "Janda Baru"
- "Janji Palsu"
- "Jembatan Suramadu"
- "Kalung Emas"
- "Karindangan" ("Prawan Kalimantan")
- "Kangen Magetan"
- "Kangen Neng Nickerie" (dengan Dory Harsa)
- "Kangen Bandungan"
- "Kangen Kowe"
- "Kasetyaning Prajurit"
- "Kapusan Janji" (dengan Yuni Shara)
- "Kembang Kocapan"
- "Ketaman Asmara"
- "Keloro-Loro"
- "Kere"
- "Kere Munggah Bale"
- "Ketar Ketir"
- "Kesetrum Tresno"
- "Kompo Angin"
- "Konangan"
- "Kopi Lampung"
- "Kreteg Bacem"
- "Kucing Gering"
- "Kuncung"
- "Kusumaning Ati"
- "Lampu Mati"
- "Layang Kangen"
- "Lilo"
- "Lindu"
- "Lingsir Wengi"
- "Lingso Tresno"
- "Lintang Ponorogo"
- "Magelang Nyimpen Janji"
- "Malioboro"
- "Mantri Suntik"
- "Markenthut"
- "Mas Lano"
- "Mesti Penak"
- "Modal Dengkul" (dengan Yan Vellia)
- "Muliho"
- "N O"
- "Nanggap Campursari"
- "Nagih Janji"
- "Neng Ngawi"
- "Ngalamun"
- "Nglanggar Janji"
- "Ngingu Pitik"
- "Nglimpe"
- "Ninggal Tatu"
- "Njaluk Tombo"
- "Nunut Ngiyup"
- "Nyidam Sari"
- "Ojo Lamis"
- "Ojo Lungo"
- "Ojo Sujono"
- "Omprengan"
- "Ono Opo Awakmu"
- "Ora Isoh Mulih"
- "Padang Bulan"
- "Pantai Klayar"
- "Pager Abang (Kediri)"
- "Pamer Bojo"
- "Pancen Jodho"
- "Parangtritis"
- "Pasar Klewer"
- "Penyanyi"
- "Penyanyi 2"
- "Penyiar Radio"
- "Plong"
- "Pokoke Melu" (dengan Yan Vellia)
- "Pom Bensin"
- "Prapatan Sleko"
- "Prawan Kalimantan" (dengan Yan Vellia)
- "Rindu Jombang"
- "Saputri"
- "Sarinthol"
- "Suket Teki"
- "Seketan Ewu" (dengan Yan Vellia)
- "Sekonyong-Konyong Koder"
- "Selingkuh"
- "Semrawut"
- "Sentir Lengo Potro"
- "Stasiun Balapan"
- "Stasiun Balapan 2"
- "Sewu Dino"
- "Sewu Siji"
- "Sewu Kuto"
- "Sik Asyik"
- "Sir Siran"
- "Sopir No 1"
- "Sri Minggat"
- "Suriname"
- "Tali Asmoro"
- "Taman Jurug"
- "Tangise Ati"
- "Tanjung Mas Ninggal Janji"
- "Tanjung Perak"
- "Tanpo Sliramu"
- "Teles Kebes"
- "Teluk Penyu"
- "Tentang Aku Kau dan Dia"
- "Terkintil Kintil"
- "Terminal Tirtonadi"
- "Terminal Terboyo"
- "Tragedi Tali Kotang"
- "Tragedi Tawangmangu"
- "Tresnamu Koyo Odol"
- "Tresno Kowe"
- "Tresno Sepisan (Angel Laline)"
- "Trimo Ngalah"
- "Tatu"
- "Tulung"
- "Tuyul Amburadul"
- "Untuk Apa Lagi" (dengan Deddy Dores)
- "Wes Ewes Ewes"
- "Wis"
- "Wis Cukup"
- "Wong Ra Cetho"
- "Wuyung"
- "Yowis Yowis"
- "Yuni Yuni"
- "2002"
Penghargaan
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2001 | Anugerah Musik Indonesia 2001 | Artis Solo Pria/Wanita Terbaik | Menang |
Anugerah Musik Indonesia 2001 | Penyanyi Terbaik | ||
2002 | Anugerah Musik Indonesia 2002 | Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik | Menang |
Anugerah Musik Indonesia 2002 | Album Terbaik | ||
Anugerah Dangdut TPI 2002 | Lagu Dangdut Etnik Terbaik | ||
Anugerah Dangdut TPI 2002 | Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik | Nominasi | |
2003 | Anugerah Musik Indonesia 2003 | Karya Produksi Tradisional Terbaik | Menang |
Anugerah Dangdut TPI 2003 | Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik | ||
2005 | Anugerah Musik Indonesia 2005 | Dangdut Kontemporer | Nominasi |
2010 | Anugerah Musik Indonesia 2010 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Menang |
2011 | Anugerah Musik Indonesia 2011 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Menang |
2012 | Anugerah Musik Indonesia 2012 | Solo Pria Dangdut Kontemporer | Nominasi |
2013 | Anugerah Musik Indonesia 2013 | Produser/Penata Musik Dangdut | Nominasi |
Anugerah Musik Indonesia 2013 | Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah | Menang | |
2014 | Anugerah Musik Indonesia 2014 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Nominasi |
2015 | Anugerah Musik Indonesia 2015 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Nominasi |
2016 | Anugerah Musik Indonesia 2016 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Nominasi |
2018 | Indonesian Dangdut Awards 2018 | Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler | Nominasi |
2019 | Indonesian Dangdut Award 2019 | Lagu Dangdut Terpopuler | Nominasi |
Indonesian Dangdut Award 2019 | Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler | ||
Indonesian Dangdut Award 2019 | Penghargaan Khusus Maestro Campursari | Menang | |
2020 | Anugerah Musik Indonesia 2020 | Legend Awards (bersama Nike Ardilla dan Nasution Bersaudara) | Menang |
Artis Solo Pria/Wanita/Grup/Kolaborasi Dangdut Berbahasa Daerah Terbaik ("Tulung") | Menang | ||
Total | 13X Menang |
Lihat pula
Referensi
- ^ a b Agustina, Astri (5 Mei 2020). Saputra, Endang, ed. "Sahabat Kesal Banyak Telepon Tanya Hal Tak Etis Tentang Didi Kempot". Merdeka.com. Diakses tanggal 6 Mei 2020.
- ^ Ahmad Efendi (5 Mei 2020). "Sejarah Keluarga Didi Kempot: Dari Seniman Hingga Pelawak". Tirto.id. Diakses tanggal 6 Mei 2020.
- ^ Rachmawati (23 Juli 2019). Rachmawati, ed. "Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart Asal Solo yang Ciptakan 800 Lagu". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9 Desember 2019.
- ^ Ricky Nugraha (15 Juli 2019). "Cerita di Balik Julukan 'Godfather of Broken Heart' dari Anak-anak Muda untuk Didi Kempot". hai.grid.id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9 Desember 2019.
- ^ "Sejarah Keluarga Didi Kempot: Dari Seniman Hingga Pelawak". Tirto.id. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Sutarno (2020-05-05). Sutarno, ed. "Didi Kempot Sering Tampil Bareng Eko Gudel, Jarang dengan Mamiek Prakoso". Bisnis.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ a b c d Chelin Indra Sushmita (5 September 2019). "Sukses Bikin Ambyar, Begini Perjalanan Karier Lord Didi Kempot". Solopos.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ "Kisah di Balik Lagu Didi Kempot, Bapak Patah Hati Nasional". CNN Indonesia. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 7 Mei 2020.
- ^ "PT KAI Tunjuk Didi Kempot Menjadi Duta Kereta Api". Kementrian BUMN. 12 Maret 2017. Diakses tanggal 5 Mei 2020.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "'Godfather of the Broken-Hearted' Didi Kempot Passes Away at 53". Jakarta Globe. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 7 Mei 2020.
- ^ "Lirik Lagu Bayi Suci - Didi Kempot". KapanLagi.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Bak Ungkapkan Kerinduannya pada sang Ayah, Putri Bungsu Didi Kempot Terus Tanyakan Keberadaan sang Maestro, Yan Vellia: Kamu Belum Mengerti Nduk - Semua Halaman - Hype". hype.grid.id. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Rey, Larasati. "Lord Didi Kempot Dimakamkan di Samping Anak Pertamanya, Lintang". IDN Times. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Putri, R. (2020-05-24). "5 Foto Anak Angkat Didi Kempot! Gak Nyangka Cantik Kebangetan". www.jagodangdut.com. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Syaifullah, Asep. "Nyanyikan Lagu 'Layang Kangen' dan 'Cidro', Putra Didi Kempot Nangis". detikcom. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Putri, R. (2020-05-28). "Lagi Viral! ini 3 Anak Didi Kempot dari Istri yang Tak Terekspose". www.jagodangdut.com. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Isnanto, Bayu Ardi. "Kisah Asmara Didi Kempot dan Yan Vellia yang Berawal dari Panggung". detikcom. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Susilo, D. (2020-05-13). Christian, A., ed. "Didi Kempot Tak Suka Merayu meski Jago Bikin Lagu Romantis". JawaPos.com. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ "7 Potret Kebersamaan Didi Kempot dengan Seika Zanithaqisya Prasetya, Si Bungsu yang Mirip Ayahnya Banget". KapanLagi.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Syahroni. "Nama Anak-anak Didi Kempot Dari Istri Saputri dan Yan Vellia, Sibungsu Berumur 3 Tahun Lebih". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Annisa Dienfitri Awalia (22 September 2019). Aziza, Kurnia Sari, ed. "Didi Kempot: Kalau Mau Cover Lagu, Izin, karena Ada Hak Ciptanya". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ Rahmawati, Yasinta (5 Mei 2020). "Didi Kempot Meninggal akibat Henti Jantung, Ketahui Penyebab Kondisi Ini". Suara.com. Diakses tanggal 5 Mei 2020.
- ^ "Didi Kempot Tiba di IGD dalam Keadaan Henti Jantung". CNN Indonesia. 5 Mei 2020. Diakses tanggal 5 Mei 2020.
- ^ a b Sukoco (5 Mei 2020). Agriesta, Dheri, ed. "Didi Kempot Akan Dimakamkan di Samping Makam Anak Sulungnya di Mejasem, Kendal". Kompas.com. Diakses tanggal 5 Mei 2020.
- ^ Maharani, Dian (5 Mei 2020). Maharani, Dian, ed. "Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Mengeluh Panas, Tak Enak Badan". Kompas.com. Diakses tanggal 5 Mei 2020.
- ^ Marhendri, Denny. Marhendri, Denny, ed. "Didi Kempot Tutup Usia, Siapa Penggantinya?". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Isnanto, Bayu Ardi. "Kisah Didi Kempot Temukan Cinta dari Panggung Campursari". detikcom. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Budi Suseno, Dharmo. (2006). Kitab gelak tawa politik Dharmo Gundul (edisi ke-Cet. 1). Yogyakarta: Kreasi Wacana. ISBN 979-3722-57-6. OCLC 70578557.
- ^ a b "Karier Legendaris Didi Kempot dan Identitas Unik Campursari". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Sukses, Profil Orang. "Terkuak, Didi Kempot Bangun Masjid untuk Istrinya yang Rajin Wirid dan Mengaji". Kumparan. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Garjito, Dany (2020-05-05). "Media Internasional Sebut Didi Kempot 'Penjaga Gawang Bahasa Jawa'". Suara.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ JawaPos.com (2020-05-11). "Karya Didi Kempot: Ditulis Sekarang, Terkenal Puluhan Tahun Kemudian". JawaPos.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Perjalanan Karier Didi Kempot: Sang Maestro Campursari". Tirto.id. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Al Fiqri, A. "Karya Didi Kempot banyak disukai masyarakat". Alinea.id. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Didi Kempot: Maestro Campursari yang Tak Pernah Menua". Warning Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Prihatin, Intan Umbari. Billiocta, Ya'cob, ed. "'Didi Kempot Penyambung Akar Kejawaan'". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Ayu, Adriyani (2020-05-05). "Didi Kempot, Sobat Ambyar dan Narasi Kesetaraan". Cultura. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Rasyid, Shani. Rasyid, Shani, ed. "Viral Lagu 'Ojo Mudik' Didi Kempot, Gandeng Wali Kota Solo Jadi Bintang Video Klip". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Simpang Siur Agama Didi Kempot Muncul, Dulu Sempat Beragama Kristen?". Jatim TIMES. 2020-05-05. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Didi Kempot Semangat Belajar Islam, Ingin Nyanyi Lagu Islami". Republika Online. 2020-05-07. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ JawaPos.com (2020-01-28). "Jadi Musisi, Nurbayan Bercermin Pada Didi Kempot". JawaPos.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Sering Bawakan Karya Mendiang Didi Kempot, Happy Asmara Dapat Pujian Dari Sang Maestro". grid.id. Diakses tanggal 2021-05-28.
- ^ Setiawan, R.R. "Mangkatnya 'Lord' Didi Kempot dan campursari generasi baru". Alinea.id. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Ajiyanto, Ragil. "Berduka, Artis Campursari Nyanyikan Lagu 'Selamat Jalan Didi Kempot'". detikcom. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "Cerita Seniman Campursari Dimas Tedjo tentang Didi Kempot". Sindonews.com. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Azanella, Luthfia Ayu (16 Juli 2019). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. ""Sobat Ambyar" dan Didi Kempot..." Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 24 Juli 2019.
- ^ Fitriani, Eka (16 Juli 2019). "Viral Video Solo Sad Bois Club, Penggemar Didi Kempot dari Berbagai Daerah Bermunculan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ "Eling Kowe by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Sukses by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Emas Didi Kempot Sewu Kuto by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "King of Tembang Jawa by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Hotel Malioboro by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Lagu HITS by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Emas Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Campursari In Fantasy Orchestra by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Lagu-Lagu Terbaik Campursari by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia) by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Didi Kempot Get Joss by Didi Kempot". iTunes Store. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-13. Diakses tanggal 2019-12-10.
- ^ "Legendaris Didi Kempot Walang Kekek by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Legendaris Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Sukses Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Ketaman Asmoro by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Kasmaran by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot Umbul Jambe by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Campursari Dangdut Koplo by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation) by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot Live Studio Session by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ Apfia Tioconny Billy (2 Agustus 2019). "Maksud Tersembunyi Didi Kempot Banyak Sebut Nama Tempat di Lagunya". MSN.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
Pranala luar
- Media tentang Didi Kempot di Wikimedia Commons
- Didi Kempot di X
- Didi Kempot di Instagram
- Saluran Didi Kempot di YouTube