Kekaisaran Romawi Timur
Alur waktu | |
---|---|
Kekaisaran Romawi Timur | |
Lambang dinasti Palaeologus. Motto: Βασιλεὺς Βασιλέων Βασιλεύων Βασιλευόντων (bahasa Yunani: Raja Segala Raja Berkuasa terhadap Para Penguasa) | |
Waktu | Kejadian |
330 | Konstantinus I menjadikan Konstantinopel sebagai ibukota. |
395 | Kekaisaran ini dipecah menjadi bagian Timur dan Barat setelah kematian Theodosius I. |
527 | Iustinianus I menjadi kaisar. |
532-537 | Iustinianus membangun gereja Hagia Sophia (Αγία Σοφία/Kebijaksanaan Suci) |
730-787; 813-843 | Kontroversi ikonoklasme. |
1054 | Gereja Roma berpisah dari Gereja Konstantinopel. |
1204 | Konstantinopel dijajah pejuang Perang Salib. |
1261 | Konstantinopel dibebaskan kaisar Romawi Timur Michael Palaeologus. |
1453 | Bangsa Ottoman Turki merebut Konstantinopel. Akhir Kekaisaran Romawi Timur. |
Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantium (ejaan lain: Bizantin, Byzantin, Byzantine) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan Kekaisaran Romawi pada masa Zaman Pertengahan, berlokasi di sekitar ibukotanya di Konstantinopel.
Tidak ada konsensus mengenai tanggal pasti dimulainya periode Romawi Timur. Beberapa orang menyebut masa kekuasaan Diokletianus (284-305) dikarenakan reformasi-reformasi pemerintahan yang dia perkenalkan, membagi kerajaan tersebut menjadi sebuah pars Orientis dan sebuah pars Occidentis. Pihak lainnya menyebut masa kekuasaan Theodosius I (379-395) dan kemenangan agama Kristen terhadap paganisme, atau, setelah kematiannya pada 395, terpecahnya kerajaan menjadi bagain Timur dan Barat.
Ada juga yang menyebut tahun 476, ketika Roma dijajah untuk ketiga kalinya dalam seabad yang menandakan jatuhnya Barat (Latin), dan mengakibatkan kaisar di Timur (Yunani) mendapatkan kekuasaan tunggal. Bagaimanapun juga, perubahannya berjalan secara bertahap dan pada 330, ketika Konstantinus yang Agung meresmikan ibukota barunya, proses Hellenisasi dan Kristenisasi sudah berjalan.
Kaisar terakhirnya ialah Konstantinus XI.
Jatidiri
"Bizantium bisa didefinisikan sebagai kekaisaran multi-etnis yang muncul sebagai kekaisaran Kristen, yang kemudian segera terdiri dari kekaisaran Timur yang sudah di-Helenisasi dan mengakhiri sejarah ribuan tahunnya, pada 1453, sebagai Negara Ortodoks Yunani: Sebuah kerajaan yang menjadi negara, hampir dengan arti modern kata tersebut”. 1
Dalam abad-abad setelah penjajahan Arab dan Lombard pada abad ke-7, sifat multi-etnisnya (meski bukan multi-bangsa) tetap ada meskipun bagian-bagiannya, Balkan dan Asia Kecil, mempunyai populasi Yunani yang besar. Etnis minoritas dan komunitas besar beragama lain (misalnya bangsa Armenia) tinggal dekat perbatasan. Rakyat Romawi Timur menganggap diri mereka adalah seorang Ρωμαίοι (Rhomaioi - Romawi) yang telah menjadi sinonim bagi seorang Έλλην (Hellene - Yunani), dan secara giat mengembangkan kesadaran diri sebagai negara, sebagai penduduk Ρωμανία (Romania, yang merupakan panggilan bagi Negara Romawi Timur dan dunianya). Ini secara jelas tampil dalam karya sastra pada periode tersebut, terutamanya dalam puisi epik seperti Digenes Akrites.
Peleburan resmi negara Romawi Timur pada abad ke-15 tidak secara langsung menghancurkan masyarakat Romawi Timur. Pada masa pendudukan Turki, orang-orang Yunani terus memanggil diri mereka sebagai Ρωμαίοι (bangsa Romawi) dan Έλληνες (bangsa Yunani), sebuah ciri-ciri yang tetap ada hingga awal abad ke-21 dan masih ada di Yunani modern kini, meski “Romawi” telah menjadi nama “rakyat” daripada sinonim bangsa seperti zaman dulu.
Awal
Dekrit Caracalla pada 212, Constitutio Antoniniana, memperluas kewarganegaraan di luar Italia untuk semua pria dewasa bebas di seluruh Kekaisaran Romawi, secara efektif meningkatkan populasi provinsi untuk menyamakan status dengan kota Roma sendiri. Pentingnya dekrit ini lebih bersejarah dibanding secara politik. Dia merupakan dasar untuk integrasi di mana mekanisme ekonomi dan hukum dari negara dapat diterapkan di seluruh Mediterania seperti pernah dilakukan sebelumnya dari Latium ke seluruh Italia. Tentu saja, integrasi tidak terjadi secara seragam. Masyarakat yang sudah menyatu dengan Roma seperti Yunani terbantu oleh dekrit ini, bandingkan dengan yang letaknya lebih jauh, terlalu miskin atau terlalu asing seperti Britania, Palestina atau Mesir.
Pembagian Kekaisaran dimulai dengan Tetrarki pada akhir abad ke-3 dengan Kaisar Diocletian, sebagai institusi yang dimaksudkan untuk lebih efisien mengontrol Kekaisaran Romawi yang luas. Dia membagi Kekaisaran menjadi dua bagian, dengan dua kaisar memerintah dari Italia dan Yunani, masing-masin memiliki wakil-kaisar. Pembagian ini terus berlanjut hingga abad ke-4 sampai 324 ketika Konstantinus yang Agung berhasil menjadi Kaisar satu-satunya. Konstantinus memutuskan untuk mendirikan sebuah ibu kota baru untuk dirinya dan memilih Bizantium untuk tujuan tersebut. Proses pembangunan kembali ini selesai pada 330.
Konstantinus menamakan kota ini Nova Roma tetapi nama populernya masih Konstantinopel (dalam bahasa Yunani, Κωνσταντινούπολις, Constantinoúpolis, berarti kota Konstantinus). Ibu kota baru ini menjadi pusat dari administrasinya. Konstantinus juga merupakan kaisar Kristen pertama. Meskipun kekaisaran belum menjadi "Bizantin" di bawah Konstantinus, Kristen kemudian menjadi salah satu karakteristik dari Kekaisaran Romawi Timur, yang berlawanan dengan Kekaisaran Romawi yang pagan.
Peristiwa penting yang mendefinisikan Kekaisaran Romawi/Bizantin adalah Pertempuran Adrianopel] pada 378. Kekalahan ini, bersama dengan meninggalnya Kaisar Valens, merupakan salah satu tanggal untuk pembagian dunia kuno dan pertengahan. Kekaisaran Roma terbagi lebih jauh oleh pelanjut Valen Theodosius I yang memerintah pada 392. Pada 395 dia membagi dua bagian kepada dua anaknya Arcadius dan Honorius; Arcadius menjadi penguasa Timur, dengan ibu kota di Konstantinopel, dan Honorius menjadi penguasa di barat, dengan ibu kotanya di Ravenna. Pada saat ini biasa untuk memanggil Kekaisaran ini sebagai "Romawi Timur" dari pada "Bizantin"/"Bizantium".
Lihat pula
Pranala luar
- Byzantium: Byzantine studies on the Internet - Infromasi mengenai Kekaisaran Romawi Timur.
Referensi
- G. Ostrogorsky. "History of the Byzantine State", 2nd edition, New Brunswick (NJ) 1969.
- Warren Treadgold. "A History of the Byzantine State and Society", Stanford, 1997.
- Helene Ahrweiler, "Studies on the Internal Diaspora of the Byzantine Empire", Harvard University Press, 1998
- Helene Ahrweiler, "Les Europeens", pp.150, Herman (Paris), 2000
Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA
Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA