Dalam politik, sentrisme atau partai tengah menggambarkan pandangan politik atau posisi tertentu yang melibatkan penerimaan atau dukungan terhadap keseimbangan antara tingkat egalitarianisme dan tingkat hierarki sosial atau kesenjangan sosial tertentu, sembari menentang perubahan-perubahan yang dapat menggeser secara signifikan posisi politik masyarakat hingga sangat ke arah kiri ataupun kanan.[1] Posisi kiri tengah dan kanan tengah memperlihatkan adanya keterkaitan terhadap konsep sentrisme politik, sementara tetap memperlihatkan kecenderungan lebih mereka terhadap masing-masing sisi spektrum.

Dari kiri ke kanan, dari libertarianisme ke otoritarianisme. Grafik spektrum politik menurut usulan dari Political Compass Organization, yang membentang dari -10 sampai +10 pada setiap sumbunya.

Para pemilih dapat menganggap diri mereka moderat karena beberapa alasan: pragmatis, ideologis, atau hal lainnya. Ada pendapat yang menganggap bahwa orang-orang memilih partai-partai "tengah" semata-mata karena alasan statistik.[2]

Sebagai contoh, Partai Golkar sebagai partai besar di Indonesia telah mengukuhkan dirinya sebagai Partai tengah atau sentrisme dalam menyikapi tantangan kebhinekaan di Indonesia.  Nilai persatuan dan kesatuan NKRI serta Pancasila merupakan norma dasar yang selalu dianut oleh Partai Golkar dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.

Mengutip dari pernyataan Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar 2017-sekarang), “Living no one behind untuk kesejahteraan rakyat, tanpa membedakan siapa mereka, dimana mereka berada. Partai Golkar adalah partai yang merangkul dan membangun untuk semua, demi terciptanya pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat”.[3]

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis Erwin Aksa partai tengah adalah partai yang menerima atau menjaga keseimbangan di tengah masyarakat. Yaitu posisi politik yang seimbang antara tingkat egalitarianisme dan tingkat hierarki sosial tertentu.


Referensi

  1. ^ Oliver H. Woshinsky. Explaining Politics: Culture, Institutions, and Political Behavior. Oxon, England, UK; New York, New York, USA: Routledge, 2008. Pp. 141, 161.
  2. ^ Probabilistic Voting and the Importance of Centrist Ideologies in Democratic elections Enelow and Hinich, The Journal of Politics, 1984 Southern Political Science Association
  3. ^ "Airlangga Hartarto: Golkar Sebagai Partai Tengah Membangun untuk Semua". Tribun-timur.com. Diakses tanggal 2022-12-26. 

Pranala luar