Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia

organisasi profesi
Revisi sejak 24 Maret 2023 02.24 oleh RianHS (bicara | kontrib)

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (disingkat PDHI) adalah organisasi profesi dokter hewan di Indonesia. Ketua Umum Pengurus Besar PDHI saat ini (periode 2022–2026)[1] adalah Dr. drh. Muhammad Munawaroh, M.M.[2]

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
SingkatanPDHI
Tanggal pendirian9 Januari 1953; 71 tahun lalu (1953-01-09)
TipeOrganisasi profesi
Kantor pusatGrha Dokter Hewan Jl. Joe Klp. Tiga No.09, RT.7/RW.4, Kebagusan, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Ketua Umum
Dr. drh. Muhammad Munawaroh, M.M.
Situs webhttps://pdhi.or.id/

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dikukuhkan dengan Akte Notaris Nomor 41 tanggal 30 Juni 1999 oleh Notaris NY. Toety Juniarto, SH yang diperbaharui setiap selesai Kongres. PDHI merupakan kelanjutan dari Perhimpunan Ahli Ilmu Kehewanan.[3]

Sejarah

Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, dibentuk Nederland-Indische Vereeniging voor Diergeneeskunde yang merupakan organisasi bagi dokter hewan. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1884 untuk menangani wabah penyakit sampar sapi (rinderpest) pada tahun 1875, wabah septisemia epizotik dan antraks pada tahun 1884, wabah surra pada tahun 1886, dan wabah penyakit mulut dan kuku pada tahun 1887.[4]

Catatan sejarah Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) ditulis cukup lengkap dalam buku ”100 Tahun Dokter Hewan Indonesia, Sejarah, Kiprah, dan Tantangan” yang ditulis oleh Drh Soedjasmiran Prodjodihardjo pada 2010. Pada zaman Hindia Belanda, dokter hewan yang berpraktik di Nusantara adalah dokter hewan Belanda. Dokter hewan Belanda yang pertama kali bertugas di Nusantara adalah RA Copiters tahun 1820. Mereka umumnya adalah dokter hewan militer untuk mengobati kuda kavaleri dan juga memberantas wabah penyakit hewan saat itu. Dokter hewan Belanda di Hindia Belanda itu membentuk Asosiasi Dokter Hewan Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Vereeniging voor Diergeneeskunde pada tahun 1884.[5]

Dokter hewan pribumi pertama baru lulus tahun 1910 dari Sekolah Dokter Hewan Pribumi atau Inlandsche Veeartsen School di Bogor. Dia adalah  Drh Johannes Alexander Kaligis. Kaligis kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara, 30 Juni 1888 dan meninggal di Belanda pada 31 Desember 1974.[5]

Setelah Proklamasi, sejumlah dokter hewan Indonesia membentuk Perhimpunan Ahli Ilmu Kehewanan tahun 1949. Perhimpunan ini diketuai R Soetisno D Poesponegoro, panitera/sekretaris Moh Roza, bendahara L Harmen, serta anggota P Hoekstra dan JF Mohede. Perhimpunan yang beranggotakan 140 orang inilah yang melahirkan PDHI melalui rapat umum anggota di Lembang, Jawa Barat, 8–10 Januari 1953.[4]

Rapat umum Perhimpunan Ahli Ilmu Kehewanan Indonesia itu sekaligus ditetapkan sebagai Kongres I PDHI. Pengurus Besar PDHI yang terpilih diketuai R Hoetamadi, wakil ketua R Bunjamin, penulis/sekretaris Moh Roza, dan bendahara Th EW Umboh.[4] Pada rapat tersebut dibentuk Perhimpunan Ahli Kehewanan yang anggotanya dokter hewan Indonesia dan dokter hewan Belanda. Kongres pada 9 Januari 1953 di Lembang, Jawa Barat untuk mendirikan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia.[4] Setiap tanggal 9 Januari diperingati sebagai Hari Ulang Tahun PDHI.

Cabang

 
Grha Dokter Hewan di Jakarta

PDHI memiliki 52 cabang di seluruh Indonesia, yaitu:[6]

  1. PDHI Cabang Aceh
  2. PDHI Cabang Sumatra Utara
  3. PDHI Cabang Sumatra Barat
  4. PDHI Cabang Riau
  5. PDHI Cabang Kepulauan Riau
  6. PDHI Cabang Sumatra Selatan
  7. PDHI Cabang Jambi
  8. PDHI Cabang Bengkulu
  9. PDHI Cabang Bangka Belitung
  10. PDHI Cabang Lampung
  11. PDHI Cabang Jawa Barat I (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang)
  12. PDHI Cabang Jawa Barat II (Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok)
  13. PDHI Cabang Jawa Barat III (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka)
  14. PDHI Cabang Jawa Barat IV (Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran)
  15. PDHI Cabang Jawa Barat V (Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang)
  16. PDHI Cabang Jawa Barat VI (Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur)
  17. PDHI Cabang Banten I (Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota Serang)
  18. PDHI Cabang Banten II (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan)
  19. PDHI Cabang DKI Jakarta
  20. PDHI Cabang Jawa Tengah I (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan)
  21. PDHI Cabang Jawa Tengah II (Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara)
  22. PDHI Cabang Jawa Tengah III (Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen)
  23. PDHI Cabang Jawa Tengah IV (Kabupaten Sragen, Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten)
  24. PDHI Cabang Jawa Tengah V (Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora)
  25. PDHI Cabang Jawa Tengah VI (Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang)
  26. PDHI Cabang Yogyakarta
  27. PDHI Cabang Jawa Timur I
  28. PDHI Cabang Jawa Timur II
  29. PDHI Cabang Jawa Timur III
  30. PDHI Cabang Jawa Timur IV
  31. PDHI Cabang Jawa Timur V
  32. PDHI Cabang Jawa Timur VI
  33. PDHI Cabang Jawa Timur VII
  34. PDHI Cabang Jawa Timur VIII
  35. PDHI Cabang Jawa Timur IX
  36. PDHI Cabang Jawa Timur X
  37. PDHI Cabang Kalimantan Barat
  38. PDHI Cabang Kalimantan Tengah
  39. PDHI Cabang Kalimantan Selatan
  40. PDHI Cabang Kalimantan Timur I
  41. PDHI Cabang Kalimantan Timur II
  42. PDHI Cabang Kalimantan Utara
  43. PDHI Cabang Bali
  44. PDHI Cabang Nusa Tenggara Barat I
  45. PDHI Cabang Nusa Tenggara Barat II
  46. PDHI Cabang Nusa Tenggara Timur [7]
  47. PDHI Cabang Sulawesi Selatan dan Barat
  48. PDHI Cabang Sulawesi Utara
  49. PDHI Cabang Sulawesi Tenggara
  50. PDHI Cabang Sulawesi Tengah
  51. PDHI Cabang Gorontalo
  52. PDHI Cabang Maluku Utara
  53. PDHI Cabang Papua
  54. PDHI Cabang Papua Barat

Unit peminatan nonteritorial

 
Kontingen IDHKI dalam Kongres XIX PDHI Makassar

PDHI juga membawahi unit peminatan non-teritorial (UPNT; sebelumnya disebut organisasi non-teritorial yang disngkat ONT), yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan keinginan sekelompok dokter hewan yang memiliki minat, keahlian, atau bidang kerja yang sama. Organisasi ini memperoleh pengesahan dari Pengurus Besar PDHI dan tidak memiliki batasan wilayah kerja.

Saat ini, UPNT yang berada di bawah naungan PDHI adalah:[8]

  1. Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia (IDHKI)[9]
  2. Ikatan Dokter Hewan Sapi Perah Indonesia (IDHSPI)
  3. Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (ASKESMAVETI)
  4. Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik, dan Hewan Eksotik Indonesia (ASLIQEWAN)[10][11]
  5. Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)
  6. Asosiasi Patologi Veteriner Indonesia (APVI)
  7. Asosiasi Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner Indonesia (AEEVI)
  8. Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Laboratorium Indonesia (ADHPHLI)
  9. Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI)
  10. Asosiasi Farmasi dan Farmakologi Veteriner Indonesia (AFFAVETI)
  11. Asosiasi Dokter Hewan Bedah Veteriner Indonesia (ADBVI)
  12. Asosiasi Kedokteran Interna Veteriner Indonesia (AKIVI)
  13. Asosiasi Medik Reproduksi Veteriner Indonesia (AMERVI)[12]
  14. Asosiasi Dokter Hewan Akupunktur dan Terapi Integratif Indonesia (AKTIVI)
  15. Asosiasi Parasitologi Veteriner Indonesia (APARVI)
  16. Asosiasi Dokter Hewan Kuda Indonesia (ADHKI)
  17. Asosiasi Dokter Hewan Monogastrik Indonesia (ADHMI)
  18. Asosiasi Mikrobiologi Veteriner Indonesia (AMVI)[7]
  19. Asosiasi Dokter Hewan Pengobatan Tradisional China Indonesia (ADHPTCI)
  20. Asosiasi Dokter Hewan Megafauna Akuatik Indonesia (I.AM.FLYING VET)[13]

Ketua umum

  1. R Hoetamadi periode 1953
  2. Dr. drh. Wiwik Bagja periode 2006-2010, 2010–2014
  3. Dr. drh. Heru Setijanto, PAVet (K) periode 2014–2018
  4. Dr. drh. Muhammad Munawaroh, MM periode 2018–2022, 2022–2026

Tokoh

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Pelantikan Pengurus PBPDHI 2022 sd 2026 di Hotel Borobudur 3 Des 2022, diakses tanggal 2022-12-09 
  2. ^ Yafi, Muhrisol (2022-10-17). "Kembali Pimpin PDHI, Munawaroh Komitmen Memperjuangkan Peternak Rakyat". Poultry Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-08. 
  3. ^ "Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)". www.neliti.com. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  4. ^ a b c d "Sejarah Organisasi Kedokteran Hewan di Indonesia". Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-18. Diakses tanggal 22 Juni 2019. 
  5. ^ a b Tjahjono, Subur (2022-01-08). "PDHI dalam Rekaman Sejarah". kompas.id. Diakses tanggal 2022-12-07. 
  6. ^ "PDHI cabang". Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-24. Diakses tanggal 22 Juni 2019. 
  7. ^ a b "Lantik Pengurus PDHI NTT dan AMVI, Ini Pesan Ketua Umum Dokter Hewan Indonesia". Pos-kupang.com. Diakses tanggal 2022-12-08. 
  8. ^ "Organisasi Non-Teritorial". Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Diakses tanggal 22 Juni 2019. 
  9. ^ Marsiwi, K.D. (12 Oktober 2020). "Media Quaranta". Media Quaranta. Diakses tanggal 5 Desember 2022. 
  10. ^ PPID. "Peringati HCPSN, KLHK Kenalkan Medis Konservasi Satwa Liar". ppid.menlhk.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-05. 
  11. ^ "CIVAS Berpartisipasi dalam Sosialisasi Sistem Medik Veteriner di Workshop dan KIVNAS ASLIQEWAN". civas.net. Diakses tanggal 2022-12-05. 
  12. ^ "Amervi Dukung Upaya Dongkrak Populasi Sapi Dalam Negeri, Moment Update -Trobos Livestock.com". troboslivestock.com. Diakses tanggal 2022-12-05. 
  13. ^ "Flying Vet | WWF-Indonesia | Building a future in which humans live in harmony with nature". www.supporterwwf.org. Diakses tanggal 2022-12-05.