Martinik
Martinik adalah sebuah pulau yang merupakan region kolektivitas teritorial tunggal (collectivité territoriale unique) Prancis. Martinik terletak di Laut Karibia bagian timur, yang sebelah barat lautnya berbatasan dengan Dominika dan di selatan berbatasan dengan Saint Lucia. Bahasa resmi negara ini adalah bahasa Prancis walaupun sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Kreol Martinik sebagai bahasa sehari-hari.
Martinique Matinik atau Matnik (Kreol Martinik) | |
---|---|
Ibu kota | Fort-de-France 14°1′N 60°59′W / 14.017°N 60.983°W |
Bahasa resmi | Prancis |
Pemerintahan | Negara kesatuan |
• Presiden | Serge Letchimy |
Legislatif | Parlemen |
Senat Martinik | |
Dewan Majelis Martinik | |
Luas | |
- Total | 1.128 km2 (191) |
1,6 | |
Populasi | |
- Perkiraan 2016 | 376.480 |
270/km2 (49) | |
PDB (KKB) | 2014 |
- Total | $1,970 miliar[2] (172) |
$11.594[2] (94) | |
PDB (nominal) | 2014 |
- Total | $1,356 miliar[2] (170) |
$7.978[2] (76) | |
Gini (2016) | ▲ 51,2[3] tinggi |
IPM (2013) | 0,714[4] tinggi · 97 |
Mata uang | Euro |
Zona waktu | Waktu Standar Atlantik (AST) (UTC-4) |
Lajur kemudi | kiri |
Kode telepon | +596 |
Kode ISO 3166 | MQ |
Ranah Internet | .mq |
Christopher Columbus mengunjungi pulau ini pada tahun 1502. Orang-Orang Prancis mulai bermukim di Martinik pada 1635.
Pada tahun 1946, Majelis Nasional Prancis memutuskan dengan suara bulat untuk mengubah koloni tersebut menjadi Departemen Seberang Laut Prancis. Sementara itu, periode pascaperang menyaksikan peningkatan kampanye untuk kemerdekaan penuh; pendukung penting dari ini adalah penulis Aimé Césaire, yang mendirikan Partai Progresif Martinik pada 1950-an.
Ketegangan memuncak pada bulan Desember 1959 ketika kerusuhan pecah setelah perselisihan rasial antara dua pengendara, yang mengakibatkan tiga kematian. Pada tahun 1962, sebagai akibat dari perselihan rasial tersebut terjadi perubahan global melawan kolonialisme, OJAM (Organisasi de la jeunesse anticolonialiste de la Martinique atau bahasa indonesia: Organisasi pemuda antikolonialis Martinik)) yang sangat pro-kemerdekaan dibentuk. Para pemimpinnya kemudian ditangkap oleh otoritas keamanan Prancis. Namun, mereka kemudian dibebaskan. Ketegangan meningkat lagi pada tahun 1974, ketika polisi menembak mati dua pekerja pisang yang mogok. Namun gerakan kemerdekaan kehilangan semangat karena ekonomi Martinik tersendat pada tahun 1970-an, mengakibatkan emigrasi besar-besaran. Badai pada tahun 1979–1980 sangat mempengaruhi hasil pertanian dan menekan ekonomi. Otonomi yang lebih besar diberikan oleh Prancis ke pulau itu pada 1970-an-1980-an.
Pada tahun 2009, Martinik dikejutkan oleh pemogokan umum Karibia Prancis. Sebelum pemogokan umum terjadi Awalnya permasalahan tersebut berfokus pada masalah biaya hidup, gerakan ini segera mengambil dimensi rasial saat para pemogok menantang dominasi ekonomi berkelanjutan dari Béké, keturunan pemukim Eropa Prancis. Presiden Nicolas Sarkozy kemudian mengunjungi pulau itu dan menjanjikan reformasi ekonomi di pulau tersebut. Sementara untuk mengesampingkan kemerdekaan penuh yang menurutnya tidak diinginkan baik oleh Prancis maupun oleh Martinik, Sarkozy menawarkan Martiniquan sebuah referendum tentang status dan tingkat otonomi pulau itu di masa depan.
Pada 2 Februari 2023, Martinik mengadopsi bendera aktivis kemerdekaannya yang melambangkan tiga warna Pan-Afrikanisme.
Pranala luar
- (Prancis) Situs resmi Diarsipkan 2009-11-24 di Wayback Machine.
- (Inggris) Situs resmi pariwisata Diarsipkan 2006-01-18 di Wayback Machine.
- ^ "La CTM adopte le drapeau rouge-vert-noir (et l'hymne Ansanm)". France-Antilles. Diakses tanggal 24 Februari 2023.
- ^ a b c d "Saint Lucia". International Monetary Fund. Diakses tanggal 25 September 2015.
- ^ "Gini Index coefficient". CIA World Factbook. Diakses tanggal 3 August 2021.
- ^ "2014 Human Development Report Summary" (PDF). United Nations Development Programme. 2014. hlm. 21–25. Diakses tanggal 27 Juli 2014.