Tiga Formula Kesatuan

Revisi sejak 28 Maret 2023 09.16 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (top: clean up, removed orphan tag)

Tiga Bentuk Kesatuan (bahasa Inggris: Three Forms of Unity, bahasa Belanda: Drie Formulieren van Enigheid) merujuk pada tiga dokumen teologis yang diterima oleh Sinode Dordrecht pada tahun 1618-1619 sebagai pengakuan iman Gereja Reformed.

Sinode Dordrecht

Ketiga dokumen tersebut adalah:

Selain Tiga Bentuk Kesatuan, gereja-gereja ini juga mengakui kredo-kredo Kristen umum, yaitu: Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea, dan Pengakuan Iman Athanasius .

Penggunaan

Penandatanganan Tiga Bentuk Persatuan diwajibkan oleh Sinode Dordrecht bagi para pengkhotbah di Gereja Reformed dan untuk guru sekolah dan katekis. Yang kedua (guru sekolah dan katekis) membutuhkan dukungan dari otoritas lokal. Pada tahun 1631, dewan kota Utrecht memutuskan bahwa semua guru sekolah kota dan sekolah swasta harus menandatangani Tiga Bentuk Persatuan, dengan hukuman pengeluaran jika mereka menolak. Delft mengikuti pada tahun 1663 dan Amersfoort pada tahun 1683.[1]

Walaupun penandatanganan ketiga formulir itu wajib, belum ada penerbitan bersama ketiga formulir tersebut pada masa Republik Belanda.[2] Oleh karena itu cukup untuk menandatangani formulir tanda tangan yang ditetapkan oleh Sinode Dordrecht.

Ungkapan 'tiga bentuk kesatuan' untuk pengakuan-pengakuan tersebut sudah digunakan sejak abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Pada abad ke-18 ungkapan tersebut dapat ditemukan pada penulis seperti Jan Jacob Brahe (1726-1776) dan Johannes Conradus Appelius (1715-1798).

Pada abad ke-19, Afscheiding tahun 1834 membawa pada reevaluasi terhadap Pasal-Pasal Dordrecht di kalangan gereja yang berpisah. Di Gereja Reformed, terbit sebuah konflik di dalam aliran yang lebih ortodoks mengenai status keterikatan kepada pengakuan iman. Di tahun 1869, hal ini membawa kepada edisi cendekiawan dari ketiga pengakuan ini oleh Johan Justus van Toorenenbergen, yang menempatkan Pasal-Pasal Dordrecht di posisi yang lebih rendah. Meresponi hal ini, Abraham Kuyper menerbitkan edisinya sendiri pada tahun 1883 sebagai rencananya untuk mengembalikan Gereja Reformed kepada yang ia anggap sebagai akar-akar Reformed, yaitu Tiga Bentuk Kesatuan, dengan Aturan Gerejawi (diterbitkan untuk penggunaan gerejawi dan penggunaan domestik). Dengan ini, ia memperkenalkan 'Tiga Bentuk Kesatuan' dengan huruf kapital sebagai deskripsi tetap terhadap ketiga pengakuan ini. Kuyper meminta penandatanganan pengakuan dilakukan bukan hanya oleh pendeta, tetapi juga oleh penatua. Sejak saat itu, Tiga Bentuk Kesatuan diterbitkan sebagai standar di Alkitab gereja dari banyak gereja Reformed.

Teologi

Dalam pengakuan tersebut, gagasan Reformasi dari Martin Luther, John Calvin, dan Ulrich Zwingli hadir dengan jelas. Banyak rumusan dalam tulisan-tulisan ini yang secara harfiah berasal ke Institutio karya Calvin.

Fungsi

Tiga Bentuk Kesatuan memiliki beberapa fungsi:

  • Mereka berfungsi sebagai sumber meneruskan iman dalam katekisasi, khotbah dan pengajaran. Katekismus Heidelberg khususnya memiliki fungsi ini.
  • Bagi gereja dan organisasi Reformed yang ortodoks, mereka berfungsi sebagai formulasi inti iman yang fundamental dan tidak terbantahkan. Di beberapa sekolah Reformed, para staff diwajibkan menandatangani persetujuan terhadap Tiga Bentuk Kesatuan.

Namun, setiap dokumen memiliki tujuan yang berbeda:

  • Katekismus dituliskan dalam format tanya-jawab untuk membantu menjelaskan pengajaran Alkitab kepada anak-anak dan orang percaya baru.
  • Pengakuan iman bertujuan menjelaskan berbagai pengajaran Alkitab.
  • Pasal-pasal berisi respons teknis terhadap kontroversi teologis yang diangkat oleh kaum Remonstran.

Bagi banyak orang Kristen di Belanda, ketiga formula ini masih memiliki arti. Beberapa perpisahan dari Gereja Protestan di Belanda (PKN) terjadi karena keterikatan pada ketiga formula tersebut. PKN menerapkan dasar yang lebih luas dari ketiga formula tersebut. Beberapa ketidaksepakatan menyebabkan pendirian Hersteld Hervormde Kerk .