Panahan

Salah satu olahraga ketangkasan
Revisi sejak 28 Maret 2023 19.36 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (mengurangi pemakaian istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia)

Panahan (Inggris:Archery) adalah salah satu olahraga yang dilakukan pemanah dengan cara menembakkan anak panah dengan bantuan busur untuk mencapai target atau sasaran tembak pada jarak yang sudah ditentukan.[1] Berdasarkan pembinaan kondisi fisik, ada komponen-komponen fisik yang lebih spesifik untuk panahan, yaitu daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan struktur atau akurasi. Dengan memiliki kekuatan otot dan daya tahan otot yang baik, maka akan memberikan keuntungan besar bagi pemanah untuk tampil di puncaknya. Di samping itu, memanah membutuhkan kekuatan otot tubuh bagian atas dan inti yang menggerakkan kelompok otot utama.[2]

Kompetisi panahan.
Seorang Sersan AU Amerika Serikat mendemonstrasikan panahan.

Dalam perlombaan ada 36 anak panah yang harus ditembakkan ke face target dengan jarak 30 meter. Face target atau sasaran tersebut berbentuk Iingkaran dengan garis tengah 30 centimeter, setiap sasaran memiliki nilai masing-masing dimulai dengan 0 (sasaran pinggir) sebagai nilai terkecil hingga nilai terbesar 10 (sasaran tengah).[3] Saat berlatih sebagai pemanah, boneka jerami atau benda lain dapat digunakan sebagai latihan target untuk meningkatkan keterampilan memanah. Cabang olahraga panahan tingkat internasional dibagi menjadi dua divisi yaitu recuve dan compound, sedangkan di Indonesia memiliki 3 (tiga) divisi yaitu divisi recurve, divisi compound, dan divisi standart bow.[4] Awalnya, kegiatan memanah dengan peralatan busur senar dan anak panah digunakan sebagai alat untuk berburu atau peperangan. Tapi, fungsi itu semakin berkurang sejak ditemukannya senjata api.[1]

Alat

Alat yang digunakan dalam olahraga panahan yaitu busur panah, target dan anak panah. Pertama, busur panah. Ada tiga kategori busur panah yang digunakan dalam olahraga panahan, yaitu recurve, compound, dan longbow. Untuk pemula biasanya menggunakan busur recurve karena dianggap paling mudah untuk digunakan dan cepat untuk dipelajari. Kedua, target adalah sasaran tembak yang digunakan dalam memanah. Bentuk target itu bulat dengan lingkaran berlapis dengan urutan warna kuning, merah, biru, hitam, dan putih. Ketiga, anak panah bisa dibuat dari bahan aluminium, karbon, kayu atau kombinasinya. Pemanah harus memastikan panjang anah panah pas untuk meminimalisasi cedera atau tembakan meleset yang dapat merusak busur panah.[5]

Istilah

Dalam panahan ada beberapa istilah yang harus diketahui, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Set up adalah istilah untuk pemanah yang harus bersiap dalam sebuah pertandingan.
  • Drawing adalah istilah bagi pemanah untuk berposisi menarik string.
  • Holding adalah istilah untuk sikap menahan tepat sebelum anak panah dilepaskan.
  • Back tension adalah persiapan pemanah dengan melakukan gerakan sebelum melepaskan anak panah.
  • Aiming adalah istilah ini digunakan ketika pemanah membidik.
  • Anchor adalah istilah untuk pemanah melakukan ancang-ancang.
  • Release adalah istilah untuk melepaskan anak panah.
  • Follow through adalah istilah gerakan pemanah selanjutnya sesudah anak panah terlepas.[6]

Faktor keberhasilan

Faktor utama keberhasilan atlet panahan adalah teknik dasar dalam memanah, yaitu  posisi berdiri, memasang anak panah, menarik tali busur, posisi melepaskan, dan gerak lanjutan. Selain teknik dasar, ada beberapa raktor lain yang dapat menunjang keberhasilan belajar memanah, yaitu kecepatan mengambil keputusan, ketepatan menganalisa situasi, dan kemampuan mengendalikan emosi. Komponen kekuatan dan daya tahan otot lengan (keseimbangan) dalam memegang panah sangat berperan penting dan merupakan dasar semua komponen fisik lainnya. Dengan fokus pada dua komponen tersebut, seorang pemanah dapat menarik dan meregangkan busur lebih kuat sehingga membuat anak panah melesat lebih kencang.[7]

Panahan di Indonesia

Panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Negara pertama yang menganggap panahan sebagai olahraga adalah lnggris. Pada tahun 1676, Raja Charless II menggelar perlombaan panahan. Organisasi panahan resmi di Indonesia dibentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII dengan nama PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia). Setelah Perpani dibentuk, Indonesia diterima sebagai anggota FITA (Federation International de Tir A L'arc) dalam kongres di Oslo, Norwegia. PERPANI selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan dunia. Kejuaraan nasional pertama sebagai perlombaan yang terorganisir di Indonesia, baru diselenggarakan pada tahun 1959 di Surabaya. Diterimanya Indonesia sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk juga dikenal pula ronde FITA yang merupakan jenis ronde internasional,yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang Iebih modern dengan gaya nembak berdiri.[8]

Manfaat

Menguatkan tubuh bagian atas

Olahraga panahan menitikberatkan tekanan pada otot kedua lengan dan dada, punggung dan bahu. Tekanan ini akan ditahan dalam beberapa detik sebelum melepaskan anak panah. Dengan adanya pengulangan, tekanan menarik dan melepaskan tali busur dapat memperkuat otot tubuh bagian atas.

Mengontrol keseimbangan

Berlatih memanah dapat membantu mengontrol keseimbangan saat pemanah fokus membidik target. Semakin banyak berlatih, semakin otot inti akan terbiasa untuk menyeimbangkan tubuh.

Melatih koordinasi

Dalam memanah koordinasi yang paling utama adalah mata dan tangan. Olahraga ini melatih tangan bekerja sama saat melakukan tugas berbeda, yaitu membidik dan menembakkan anak panah berdasarkan apa yang mata lihat.

Menyehatkan jantung

Dalam sebuah pertandingan, pemanah bisa berjalan sejauh 8 kilometer ketika melakukan pengecekan hasil tembakan. Meskipun aktivitas berjalan dilakukan dengan interval yang pendek, efek kumulatif dari berjalan ini dapat meningkatkan kesehatan jantung, kekuatan otot, dan kekuatan kaki.

Melatih fokus

Semakin terfokus pada target, maka semakin mudah menjernihkan pikiran dan membidik sasaran dengan tepat. Keterampilan ini juga pasti dapat membantu menghadapi situasi stres dan menekan dalam hidup.

Relaksasi

Melepaskan panah, melihat busur terbang, dan mendengarnya sampai di bulatan target dinilai dapat membantu menghilangkan stres.[9]

Melatih Kesabaran

Olahraga panahan bisa membantu melatih kesabaran. Olahraga ini bukan tentang sebuah kecepatan atau akselerasi, tapi ketepatan anak panah membidik sebuah sasaran dengan jarak yang cukup jauh. Ketepatan membutuhkan waktu dan kesabaran yang tinggi untuk memaksimalkan hasil bidikan yang akurat.

Melatih Percaya Diri

Dalam panahan, atlet bisa bersaing dengan pemanah lain atau melawan dirinya sendiri. Akan tetapi, olahraga ini membutuhkan latihan yang rutin dan disiplin untuk membangun kepercayaan diri.[10]

Rujukan

  1. ^ a b Purwoko, Satria Aji (2021-07-12). "Olahraga Panahan: Sejarah, Peralatan, dan Teknik Dasar • Hello Sehat". Hello Sehat. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  2. ^ Prasetyo, Yudik; Nasrulloh, Ahmad; Komarudin (2018). "Identifikasi Bakat Istimewa Panahan di Kabupaten Sleman". Jurnal Olahraga Prestasi. 14 (2): 200. doi:10.21831/jorpres.v14i2.23830. 
  3. ^ Hasmar, Wanti; Sugiyanto; Riyadi, Slamet. Panduan Model Mental Skill Training dalam Olahraga Panahan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia. hlm. 4. ISBN 978-623-227-078-7. 
  4. ^ Vanagosi, Kadek Dian (2015). "Analisis Kinesiologi Teknik Cabang Olahraga Panahan". Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 70. ISSN 2580-1430. 
  5. ^ Harismi, Asni (2020-11-22). "Olahraga Panahan Efektif Membakar Kalori, Layak Dicoba". SehatQ. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  6. ^ Oktavia, Winda (2021-04-04). "Ingin Seperti Dellie Threesyadinda? Kenali Dulu Dasar Olahraga Panahan". sport.tempo.co. Diakses tanggal 2022-02-11. 
  7. ^ Nusufi, Maemun (2017). "Kontribusi Daya Tahan Otot Lengan dan Panjang Lengan dengan Ketepatan Memanah pada Atlet Panahan Pengprov Perpani Aceh Tahun 2015". JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN (dalam bahasa Inggris). 15 (1): 13. doi:10.24114/jik.v15i1.6118. ISSN 2549-9777. 
  8. ^ Thessalonia, Kathrina Salma (2017). Mengulas yang terbatas, menafsir yang silam. Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher). hlm. 181. ISBN 978-602-474-287-4. 
  9. ^ Dwiputra, Krisna Octavianus (2018-10-08). "7 Manfaat Olahraga Panahan untuk Kesehatan". klikdokter.com. Diakses tanggal 2022-02-10. 
  10. ^ Husnul, Abdi (2021-04-05). "8 Manfaat Olahraga Panahan untuk Kesehatan, Anjuran Nabi Muhammad SAW". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-02-12. 

Pranala luar