Muhammad Sodiqin (nama lahir: Sujarno[1]) atau yang lebih dikenal sebagai Cak Diqin adalah seorang penyanyi dan penulis lagu campursari. Sebagai penyanyi, Cak Diqin telah menghasilkan lebih dari 45 album campursari dengan lagu-lagu yang terkenal di antaranya "Cinta Tak Terpisahkan", "Sida Randha", dan "Susu Boyolali".[2] Sebagai penulis lagu, Cak Diqin telah menulis tidak kurang dari 100 lagu campursari.[3]

Muhammad Sodiqin
LahirSujarno
15 April 1965 (umur 59)
Indonesia Surabaya
Nama lainCak Diqin
PekerjaanPenyanyi, Pencipta lagu, Pelawak
Suami/istriNyimut Sri Lestari
AnakMuhammad Fajrul Khadafi
Muhammad Sunan Alit
Yaqin Salsabila Hananti
Renik Nada Lokananta
Orang tuaSarimin
Murtini

Cak Diqin memulai karier di bidang musik campursari sejak tahun 1990-an dan mendapat penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) tahun 2006.[4] Cak Diqin juga mendirikan dan menjadi ketua Campursari Center Indonesia (CCI).[5][6]

Kehidupan pribadi

Cak Diqin lahir di Surabaya, Jawa Timur tahun 1965 dari keluarga petani. Pada 1985, dia pindah ke Jayapura. Tahun 1986 Cak Diqin bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan penilik kebudayaan di Kecamatan Sentani.[1]

Diskografi

Lagu-lagu yang termasuk dalam "Koleksi Terbaik Cak Diqin" adalah:[7]

  • Cinta Tak Terpisahkan, bersama Safitri
  • Sido Rondho, bersama Safitri
  • Tragedi Tali Kutang, bersama Wiwid W
  • Blebes, bersama Dini Aditama
  • Slenco, bersama Ami Ds
  • Mr. Mendem, bersama Dini Aditama
  • Pindhah Tresna, bersama Wiwid W
  • Cinta Untuk Selamanya, bersama Safitri
  • Mendem Wedokan, bersama Dini Aditama
  • Louhan

Penghargaan

  • Penghargaan "Karya Produksi Terbaik Bidang Lagu Berbahasa Daerah" dari AMI Awards 2006 (bersama Ami Ds).
  • Rekor MURI nomor 2944 untuk pentas campursari tanpa henti 33 jam, 33 menit, 33 detik (sebagai ketua CCI, dibantu Pemerintah Kabupaten Karanganyar) tahun 2007.[1]
  • Rekor MURI untuk pentas campursari tanpa henti 66 jam, memperingati HUT Bhayangkara tahun 2012 (sebagai ketua CCI, didukung Polda Jawa Tengah).[8]
  • Rekor MURI untuk pentas campursari tanpa henti 73 jam, memperingati HUT TNI, tahun 2014 (sebagai ketua CCI, didukung Kodam IV/Diponegoro).[9]
  • Rekor MURI untuk pentas campursari tanpa henti 90 jam, memperingati Hari Jadi Gunungkidul yang ke-185(didukung oleh Pemda Kabupaten Gunungkidul dan 45 Grup campursari dari Gunungkidul dan sekitarnya).

Referensi

  1. ^ a b c "SUARA MERDEKA CETAK - Bayi yang Dibuang di Tempat Sampah Itu". Suaramerdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-08. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  2. ^ "Muhammad Sodiqin Telah Lahirkan 45 Album, Ingin Terus Berkarya". Edisicetak.joglosemar.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-06. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  3. ^ "Cak Diqin: Dreaming of a globalized 'campursari'". Thejakartapost.com. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  4. ^ "Musikindo - Indonesian Music Sites". Musikindo.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  5. ^ "Cak Diqin Buat Album Baru". Edisicetak.joglosemar.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-06. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  6. ^ Aylawati Sarwono (2009). Rekor-rekor Muri. Elex Media Komputindo. hlm. 341–. ISBN 978-979-27-4180-3. 
  7. ^ "MelOn". Melon.co.id. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  8. ^ "PENTAS CAMPURSARI 66 Jam, Tahan Kantuk demi Rekor Muri -Hiburan » SOLOPOS.COM". Solopos.com. Diakses tanggal March 26, 2016. 
  9. ^ "36 Grup Campursari Tampil Nonstop 73 Jam". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-09. Diakses tanggal March 26, 2016.