Dampak pandemi COVID-19 terhadap komunitas LGBT

Revisi sejak 8 April 2023 15.49 oleh Twelfthsummer (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Inuse}} '''LGBT''' adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender<ref>{{Cite journal|date=2023-03-27|title=Impact of the COVID-19 pandemic on the LGBT community|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Impact_of_the_COVID-19_pandemic_on_the_LGBT_community&oldid=1146920380|journal=Wikipedia|language=en}}</ref>. Ini digunakan untuk merujuk secara kolektif kepada individu yang mengidentifikasi sebagai salah satu dari orientasi se...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender[1]. Ini digunakan untuk merujuk secara kolektif kepada individu yang mengidentifikasi sebagai salah satu dari orientasi seksual atau identitas gender ini. Akronim sering diperluas untuk memasukkan identitas lain seperti Queer, Intersex, Asexual, dan lainnya, dan singkatan yang digunakan sering kali adalah LGBTQIA+ atau LGBT+ untuk mencerminkan inklusivitas yang lebih luas ini. Komunitas LGBT+ adalah kelompok orang yang beragam yang menghadapi berbagai bentuk diskriminasi, marginalisasi, dan prasangka, dan yang mengadvokasi persamaan hak, penerimaan sosial, dan perlindungan hukum.

Latar Belakang

PBB kepada seluruh negara bagian memerintah agar benar-benar serius dalam melihat dan menangani akibat dari pandemic COVID-19 kepada kaum lesbian, gay, biseksual, transgender dan gender diverse (LGBT) ketika membentuk, mengevaluasi dan melaksanakan cara menyelesaikan masalah pandemic yang mungkin saja dapat berakibat kepada kaum LGBT di seluruh dunia secara ditak proporsional[2].

Disparitas Kesehatan

Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang tidak proporsional pada orang kulit berwarna, tidak terkecuali komunitas LGBT. Menurut sebuah laporan oleh Human Rights Campaign, orang-orang LGBT lebih cenderung memiliki kondisi kesehatan tertentu yang mendasarinya yang menempatkan mereka pada risiko penyakit parah dan kematian akibat COVID-19. Kondisi ini termasuk HIV/AIDS, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu, banyak orang LGBT melaporkan mengalami diskriminasi dalam pelaksanaan perawatan kesehatan, yang dapat dianggap kurang etis dalam etika pelayanan kesehatan, yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan. Ini dapat berakibat fatal pada penderita yang memungkinkan terjadinya kematian.

Ketidakstabilan Perumahan

Dampak ekonomi dari pandemi COVID-19 telah mengakibatkan hilangnya pekerjaan yang meluas dan ketidakamanan finansial. Banyak orang LGBT kehilangan pekerjaan atau jam kerjanya dikurangi, sehingga sulit untuk membayar sewa atau pembayaran hipotek[3]. Selain itu, remaja LGBT, khususnya, berisiko lebih tinggi menjadi tunawisma karena penolakan keluarga atau kurangnya dukungan, dan pandemi hanya memperburuk masalah ini. Hal ini menyebabkan bertambahnya tunawisma di dalam negara yang membuat memburukny status sosial kaum LGBT.

Isolasi dan Kesehatan Mental

Isolasi sosial telah menjadi konsekuensi signifikan dari pandemi, dengan banyak orang terpaksa tinggal di rumah dan membatasi interaksi sosial. Namun, bagi orang-orang LGBT yang mungkin tidak memiliki lingkungan yang mendukung, pengucilan ini dapat meningkatkan perasaan kesepian, kecemasan, dan depresi. Selain itu, banyak orang LGBT mengandalkan ruang komunitas, seperti bar dan klub, sebagai ruang aman untuk bersosialisasi dan mencari dukungan. Penutupan ruang-ruang tersebut selama pandemi semakin memperparah dampak isolasi sosial terhadap masyarakat.

Akses ke Terapi Penggantian Hormon (HRT)

Orang transgender mungkin mengalami tantangan tambahan selama pandemi karena gangguan akses layanan kesehatan. Banyak individu transgender mengandalkan terapi penggantian hormon (HRT) sebagai bagian dari proses transisi mereka. Namun, dengan penutupan banyak klinik dan gangguan pada layanan kesehatan, akses ke HRT menjadi lebih sulit bagi beberapa individu.

Kesimpulan

Pandemi COVID-19 telah mengungkap dan mengintensifkan kesenjangan yang ada yang dihadapi komunitas LGBT. Kesenjangan perawatan kesehatan, ketidakstabilan perumahan, isolasi sosial, dan gangguan akses perawatan kesehatan bagi individu transgender hanyalah beberapa cara pandemi berdampak pada masyarakat. Sangat penting bagi pembuat kebijakan dan penyedia layanan kesehatan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi perbedaan ini dan memastikan bahwa semua individu, tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender, memiliki akses ke perawatan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk tetap sehat dan aman.

Refrensi

  1. ^ "Impact of the COVID-19 pandemic on the LGBT community". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2023-03-27. 
  2. ^ WHAT IS SOCIAL STIGMA? Social stigma in the context of health is the negative association between a person or group of people who share certain characteristics and a specific disease. In an outbreak, this may mean people are labelled, stereotyped, discriminated against, treated separately, and/or experience loss of status because of a perceived link with a disease.
  3. ^ "One in three gay men feel unsafe at home during coronavirus". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2020-05-12. Diakses tanggal 2023-04-08.