Pelabuhan Paotere
Pelabuhan Paotere adalah salah satu warisan Kerajaan Gowa Tallo yang terletak terletak di bagian utara Kota Makassar, tepatnya Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar. Pelabuhan Paotere muncul pada 1909. Disebut pelabuhan rakyat karena kapal yang datang hanya kapal dari pedagang kecil yang menggunakan kapal atau perahu dari kayu, yang dimiliki pedagang kecil, pedagang antar pulau yang menggunakannya berdagang antar pulau. Awal munculnya, Paotere belum ramai. Selama masa pemerintah Hindia Belanda, Paotere tidak dikunjungi oleh kapal asing.
Deskripsi bahwa, “Pelabuhan Paotere pada abad 14 silam pernah mencatat sejarah baru, ketika salah seorang putra pangeran kerajaan Tallo bernama Karaeng Samarluka pada tahun 1420 memimpin pasukan sebanyak 200 kapal perahu pinisi untuk berangkat ke Melayu dengan maksud menyerang Selat Malaka, namun karena mendapat perlawanan dari pasukan Malaka yang sangat hebat, akhirnya Karaeng Samarluka mengalihkan perhatian untuk menduduki Samudera Pasai Aceh,” tidaklah tepat. Sebab jenis perahu pinisi baru muncul pada abad ke-19.
Teks di atas dikonfirmasi ke dua karya klasik. Tulisan Stapel (1922) merujuk karya Valentjin (1858), "Dat de koningen van Macasar van oudsher al bekend, vermogend en als zoodanige vorsten onder de koningen van't Oosten beroemd waren, blijkt ons in 1420 daar Crain Samarloeka, koning van Macasar, voorkomt, met 200 vaartuigen naar Malakka gaande, om dien koning te beoorlogen; doch hij werd door den Lacsamana of zeevoogd, des konings van Malakka zoo dapper aangetast, dat hij genoodzaakt was naar de stad Pasi, op't eiland Sumatra, te wijken, waar hij de stad geen kleine schade, door't verwoesten van hunne landerijen, toebragt." Tak ada kata "Paotere“ dan "pinisi“.
Deskripsi tentang Paotere yang keliru juga terdapat dalam buku “Makassar Tempo Doeloe“ karya Zainuddin (2011) dan karya Abdul Rasyid Idris “Anging Mamiri: Jejak Makassar Tempo Dulu“ (2016).
Sejarah
Pranala luar
- (Indonesia) Pelabuhan Paotere[pranala nonaktif permanen]