Junimart Girsang
Dr. Junimart Girsang, S.H., M.B.A., M.H. adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia mewakili daerah pemilihan Sumatra Utara III. Di DPR, dia duduk dalam Komisi III, yang membidangi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.
Junimart Girsang | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Mulai menjabat 1 Oktober 2014 | |
Daerah pemilihan | Sumatra Utara III |
Informasi pribadi | |
Lahir | 3 Juni 1963 Medan, Sumatra Utara |
Partai politik | PDI-P |
Suami/istri | Risna Uli Sidabutar |
Anak | 3 |
Almamater | |
Profesi | Pengacara |
Sunting kotak info • L • B |
Riwayat hidup
Sebelum menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Junimart Girsang juga dikenal sebagai advokat hukum yang sering bertindak selaku kuasa hukum banyak perusahaan, baik dalam maupun luar negeri. Selama bertindak selaku pengacara dan atau kuasa hukum, Girsang banyak menangani kasus yang melibatkan para petinggi publik dan pesohor Indonesia. Junimart Girsang sempat mendampingi para wartawan harian umum Berita Buana, bertindak selaku tim kuasa hukum Mabes Polri atas pembelaan terhadap tuduhan pelanggaran HAM berat, menjadi tim penasihat hukum Megawati Soekarno Putri ketika menjabat Presiden RI, sebagai kuasa hukum mantan Gubernur Bank Indonesia, Soedradjad Djiwandono, dan yang mungkin juga banyak diingat publik, ketika resmi menjadi advokat hukum Ardhia Pramesti Regita Cahyani alias Tata saat menggugat cerai suaminya, Hutomo Mandala Putra, yang juga putra bungsu mantan penguasa Orde Baru, Soeharto.
Kasus yang paling santer adalah ketika ia ikut dalam Tim pembela bagi terdakwa korupsi Muhammad Nazaruddin dalam kasus membongkar kasus korupsi dalam tubuh DPR pada tahun 2013. Junimart juga adalah kakak kandung dari pengacara kondang lainnya, yakni Juniver Girsang.
Nama Junimart juga terkenal sebagai Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR pada akhir tahun 2015 saat sedang menangani Skandal Politik di Kasus PT Freeport Indonesia 2015 atau "Papa Minta Saham" oleh Mantan Ketua DPR Setya Novanto
Karya
- Portibi On (2021)
salah satu karya beliau sebagai DPR yakni dengan memperjuangkan pengangkatan Honorer menjadi ASN kalau itu direalisasikan beliaula orang yg bertanggung jawab atas kemunduran bangsa Indonesia dimana kita tahu Umumnya banyak Oknum honorer yang diangkat sebagai honorer berdasarkan orang dalam (titipan pejabat) berasal dari sanak saudara, dimana secara tidak langsung beliau mendukung yang namanya nepotisme didalam birokrasi ASN , hal tersebut sangat berbahaya apalagi beliau tidak ada mengatakan akan men-testing secara jujur terbuka dan transparan dilingkungan honorer untuk menjadi PPPK, padahal banyak opsi lain untuk mengatasi honorer selain PHK dimana pemerintah punya kartu sakti kartu prakerja dibantu dibuka usaha UMKM bagi honorer yg tidak bekerja lagi dipemerintah. dan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di pemerintah bisa dibuka opsi perekrutan ASN secara transparan, profesional jujur terbuka. karena Indonesia tidak kekurangan orang pintar untuk membangun bangsa ini.
Pranala luar