Baronang
Seekor Baronang angin (Siganus javus)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Superkelas:
Kelas:
Subkelas:
Infrakelas:
Superordo:
Ordo:
Famili:
Siganidae
Genus:
Siganus

Forsskål, 1775
Species

Sekitar 28

Sinonim[1][2]
Sepasang baronang

Baronang (Siganus Sp.) adalah sekelompok ikan laut yang masuk dalam keluarga Siganidae. Ikan ini dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain sesuai spesiesnya, seperti di Kepulauan Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Baronang ditemukan di perairan dangkal laguna di wilayah Indo-Pasifik dan timur Laut Tengah. Ikan ini dalam bahasa inggris disebut rabbitfish karena perilaku makannya yang memakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) secara rapi seperti dipangkas mesin rumput kecil. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para pemancing di laut.

Ciri-ciri

Ikan baronang termasuk herbivora, panjang tubuh ikan baronang dewasa mencapai 20–45 cm, tubuhnya membujur dan memipih lateral, dilindungi oleh sisik-sisik yang kecil, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar bisa pada ujungnya. Bisa ikan ini tidak mematikan untuk manusia dewasa, tetapi dapat menyebabkan sakit parah. meskipun duri ikan baronang beracun namun daging hewan ini aman untuk dikonsumsi. Ikan ini juga memakan tinja/kotoran apabila hidup dekat pesisir/laut dangkal.

Spesies yang dikenal

Berkas:Baronang susu.jpg
Baronang susu

Di Indonesia secara umum dikenal Baronang susu (Siganus canaliculatus), baronang lada (Siganus guttatus) dan baronang angin (Siganus javus), dari ketiga jenis itu yang paling banyak ditemui adalah baronang susu. Selain itu terdapat baronang tompel (Siganus stellatus), baronang batik (Siganus vermiculatus), baronang kalung (Siganus virgatus), baronang kunyit (Siganus puellus), dll. Namun dikarenakan populasinya yang sudah langka, jenis-jenis yang terakhir ini mulai jarang ditemukan.


Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama CofF
  2. ^ Kottelat, Maurice (2013). The Fishes of the Inland Waters of Southeast Asia: A Catalogue and Core Bibliography of the Fishes Known to Occur in Freshwaters, Mangroves and Estuaries (PDF). The Raffles Bulletin of Zoology, Supplement. 27. Singapore: National University of Singapore. hlm. 439–440. ISBN 978-2-8399-1344-7.