LRT Jakarta

sistem angkutan cepat di Indonesia

Lintas Raya Terpadu Jakarta (disingkat LRT Jakarta) adalah sistem lintas rel terpadu yang beroperasi di DKI Jakarta. Saat ini, LRT Jakarta memiliki jalur sepanjang 5,8 km (3,6 mi) yang melayani enam stasiun.[2] LRT Jakarta dimiliki dan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Layanannya sendiri dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT Jakarta Propertindo, sebuah badan usaha milik daerah DKI Jakarta. Pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019.[3][4][5]

PT LRT Jakarta
Info
PemilikPemerintah Provinsi DKI Jakarta
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
WilayahJakarta
JenisAngkutan cepat, Transportasi umum
Jumlah jalur1
Jumlah stasiun6
Penumpang harian1.500 (2022) [1]
Kantor pusatGedung MCC - Depo Pegangsaan Dua
Jalan Kelapa Nias No. 80, RW. 25
Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading
Jakarta Utara 14250
Situs weblrtjakarta.co.id
Operasi
Dimulai1 Desember 2019; 4 tahun lalu (2019-12-01)
OperatorPT LRT Jakarta
Waktu antara10 menit
Teknis
Panjang sistem5,8 km (3,6 mi)
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in)
Listrik750 V DC rel ketiga

Sejarah

Latar belakang

Usulan sistem LRT di Jakarta muncul ketika proyek pembangunan Monorel Jakarta mangkrak. Mangkraknya pembangunan monorel disebabkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak menyetujui pembangunan depo monorel di atas Waduk Setiabudi. Rencana depo ini ditolak agar kejadian Banjir Jakarta 2013 yang disebabkan oleh jebolnya Tanggul Latuharhari tidak terulang kembali. Pada akhirnya, proyek monorel benar-benar dihentikan karena investornya tidak memenuhi persyaratan lanjutan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta. Setelahnya, pembangunan LRT Jakarta menjadi prioritas lanjutan. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan proyek LRT dapat lebih konsisten dan tidak mangkrak seperti proyek monorel yang telah dihentikan.[6][7][8]

Rencana pembangunan LRT Jakarta mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Transportasi Umum di Provinsi DKI Jakarta. LRT Jakarta diharapkan jadi pelengkap transportasi umum di Jakarta untuk mempersiapkan Asian Games 2018. Menyikapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta menunjuk langsung PT Jakarta Properindo dan PT Pembangunan Jaya untuk membangun LRT Jakarta.[9][10]

Fase I

 
Kereta Hyundai Rotem meninggalkan Stasiun Velodrome, diambil saat percobaan terbatas, 7 September 2018.

Pemasangan tiang pancang pertama (groundbreaking) pembangunan LRT Jakarta sebelumnya direncanakan dilakukan bersamaan dengan groundbreaking LRT Jabodebek pada bulan September 2015. Groundbreaking LRT Jakarta baru dilakukan pada tanggal 22 Juni 2016, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-489.[3][11] Pada bulan Desember 2016, PT Wijaya Karya ditunjuk menjadi kontraktor proyek pembangunan LRT senilai Rp5,29 triliun.[12][13] Pembangunannya sendiri baru dimulai pada awal tahun 2017 setelah proses persiapan lahan telah selesai.[14]

Armada LRT Jakarta untuk fase I telah dipesan sejak Februari 2017. Armada LRT tersebut terdiri atas delapan rangkaian dengan dua kereta di setiap rangkaiannya.[15] Kereta ini diproduksi oleh Hyundai Rotem, perusahaan asal Korea Selatan. Pengiriman pertama tiba di Tanjung Priok tanggal 13 April 2018 yang terdiri atas satu rangkaian kereta.[16]

Pembangunan LRT Jakarta yang ditargetkan selesai sebelum Asian Games 2018, terlambat. Akibatnya, pada saat perlombaan itu berlangsung, LRT Jakarta hanya dapat beroperasi terbatas.[17] Pengoperasian ini dilakukan mulai tanggal 15 Agustus 2018 sebagai uji coba operasi terbatas.[18][19]

Uji coba operasi kembali dilakukan mulai tanggal 11 Juni 2019 tanpa tarif. Uji coba tersebut dapat diakses oleh warga dengan cara melakukan registrasi pendaftaran terlebih dahulu.[20][21] Uji coba tersebut diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan dari yang seharusnya berakhir tanggal 21 Juni 2019. Setelah perpanjangan, warga dapat mengikuti uji coba tanpa harus melakukan registrasi terlebih dahulu.[22]

Fase I LRT Jakarta resmi beroperasi penuh pada tanggal 1 Desember 2019. Mulai hari tersebut, layanan LRT telah dikenakan tarif. Dengan ini, uji coba publik yang dilakukan sejak 11 Juni 2019 telah berakhir.[4][5]

Jaringan

 
Rangkaian LRT Jakarta sedang berada di Stasiun LRT Boulevard Utara.

Lin Selatan

Saat ini, jalur LRT Jakarta yang telah beroperasi terdiri atas satu lintas pelayanan, yaitu Lin/Koridor 1, dengan panjang 5,8 km (3,6 mi). Jalur ini menghubungkan Stasiun Pegangsaan Dua di daerah Kelapa Gading dengan Stasiun Velodrome di Pulo Gadung.[2]

Jalur LRT ini sepenuhnya berbentuk layang yang melayani 6 stasiun. Stasiun Pegangsaan Dua selain menjadi terminus jalur ini, juga menjadi depo penyimpanan rangkaian LRV.[23]

Nomor Kode   Stasiun Antarmoda Penghubung Keterangan Letak
Fase 1 (Beroperasi): Kelapa Gading-Velodrome
S01U01 PGD Pegangsaan Dua Mikrotrans: JAK 60, JAK 112
Bus kota: 10F, 12P
Terminus
Depo
Jakarta Utara
S02 BVU Boulevard Utara Mikrotrans: JAK 24, JAK 59, JAK 60, JAK 61

Bus kota: 12P

Terhubung dengan Mall Kelapa Gading
S03 BVS Boulevard Selatan Mikrotrans: JAK 59
S04 PUM Pulomas BRT Transjakarta:     (di halte Pulomas)
Bus kota: 2B, 2E
Mikrotrans: JAK 24, JAK 33, JAK 59
Transjabodetabek: Pulo Gadung-Cibinong
Jakarta Timur
S05 EQS Equestrian Mikrotrans: JAK 33 Berdekatan dengan JIEP
S06 VEL Velodrome BRT Transjakarta:       (di halte Pemuda Rawamangun)
Bus kota: 11A
Mikrotrans: JAK 17, JAK 26, JAK 34, JAK 59
Transjabodetabek: Rawamangun-Bogor
Terintegrasi langsung dengan halte Transjakarta
Berdekatan dengan Jakarta International Velodrome

Terminus sementara

Fase 1B (rencana konstruksi, target selesai 2024): Velodrome-Manggarai
S07 Pemuda Barat Transjakarta:       (di halte Sunan Giri) Jakarta Timur
S08 Pramuka BPKP BRT Transjakarta:       (di halte Pramuka BPKP)
       (di halte Pemuda Pramuka)
S09 Pasar Pramuka BRT Transjakarta:       (di halte Pasar Genjing)
S10 Matraman
S11 Manggarai   Kereta api jarak jauh KAI (dalam pembangunan)KAI Commuter:       (di stasiun Manggarai)
BRT Transjakarta:       (di halte Manggarai)
Terminus Fase 1 ekstensi Jakarta Selatan
Fase 2B (dalam studi kelayakan): Velodrome-Klender
S11 Pemuda Transjakarta:       (di halte Layur) Jakarta Timur
S12 Pulo Gadung Barat BRT Transjakarta:       (di halte TU Gas)
S13 Jayakarta
S14 Klender KAI Commuter:   (di stasiun Klender)
BRT Transjakarta:   (di halte Flyover Klender)
Terminus Fase 2B
Fase 3B (dalam studi kelayakan): Klender-Halim
S15 Pahlawan Revolusi Jakarta Timur
S16 Pondok Bambu Utara LRT Pembangunan Jaya: Koridor 1 (di stasiun Pondok Bambu, rencana)
S17 Kalimalang
S18 Halim   KCIC: Kereta berkecepatan tinggi Jakarta-Bandung (di Stasiun HSR Halim)
LRT Jabodebek:   (di Stasiun LRT Halim)
Terminus Fase 3B

Lin Utara (rencana)

Nomor Kode   Stasiun Antarmoda penghubung Keterangan Letak
Fase 2A (Rencana Konstruksi, ditunda): Kelapa Gading-Jakarta International Stadium (JIS)
U01S01 PGD Pegangsaan Dua

Mikrotrans: JAK 60, JAK 112
Bus kota: 10F

Terminus
Depo
Jakarta Utara
U02 Kelapa Nias
U03 Boulevard Gading Transjakarta:       (di halte Sunter Kelapa Gading)
U04 Sunter Timur
U05 Gelanggang Remaja BRT Transjakarta:   (di halte Sunter Karya)
U06 Sunter Barat BRT Transjakarta:   (di halte SMP 140)
U07 JIS KAI Commuter:   (di stasiun JIS, usulan)
BRT Transjakarta:   (di halte Taman BMW, rencana)
Terminus Fase 2A

Berdekatan dengan Jakarta International Stadium

Fase 3A (dalam studi kelayakan): Jakarta International Stadium (JIS)-Rajawali
U08 Martadinata KAI Commuter:   (di stasiun Ancol) Jakarta Utara
U09 Benyamin Sueb Berdekatan dengan Pekan Raya Jakarta
U10 Kemayoran
U11 Rajawali KAI Commuter:   (di stasiun Rajawali)
BRT Transjakarta:           (di halte Jembatan Merah)
Terminus Fase 3A Jakarta Pusat

Rencana Pengembangan

Stasiun LRT Jakarta direncanakan oleh Pemprov DKI Jakarta akan memiliki 7 jalur yang direncanakan, yakni:

  • Lin Lingkar
• Fase 1A: Kelapa Gading-Velodrome
• Fase 1B: Velodrome-Manggarai
• Fase 2A: Kelapa Gading-JIS
• Fase 3A: JIS-Rajawali
  • Lin Halim
• Fase 2B: Velodrome-Klender
• Fase 3B: Klender-Halim
  • Lin KPDBU
• LRT KPDBU Pulogebang-Joglo

Untuk Loop Line, fase 1 sudah beroperasi sedangkan fase 1B dan 2A sedang dalam tahap pembangunan dan kontruksi. Begitu pula dengan Halim Line, fase 2B, 3A dan 3B juga dalam tahap pembangunan.

Di luar rencana LRT Jakarta lin lingkar dan lin halim, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga merencanakan pembangunan LRT rute Pulogebang-Joglo sepanjang 3.215 km (1.998 mi). Pengadaan lin ini dilakukan dengan skema Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha (KPDBU) antara Pemprov DKI dengan PT Pembangunan Jaya, dengan masa konsesi 33,5 tahun.[24] Pembangunan lin ini kini sedang melalui tahap evaluasi studi kelayakan. Dengan trase yang dilalui, LRT ini direncanakan akan terintegrasi dengan Transjakarta (koridor 1, 5, 6, 7, 8, 11), lin Utara-Selatan MRT Jakarta, lin Halim LRT Jakarta, KRL Commuterline (lin Lingkar, Bogor, Cikarang dan Rangkasbitung) serta Terminal Terpadu Pulogebang.[25]

Pengembangan Lebih Lanjut

JABODETABEK Urban Transportation Policy Integration Phase (JUTPI) mengusulkan rencana induk transportasi Jabodetabek (RITJ). Dalam RITJ ini, pada akhirnya akan terbentuk 11 Lintas LRT. Baik dalam manajemen LRT Jakarta, maupun LRT Jabodebek, yang pada tahun 2035 akan terdiri dari[26]:

  • LRT 01 Kelapa Gading-Velodrome.
  • LRT 02 Puri Kembangan-Tanah Abang-Dukuh Atas (2030), menjadi bagian dari LRT Jabodebek dengan perubahan. Dukuh Atas–Palmerah–Senayan di tahap 2, dan Palmerah–Grogol di tahap 3
  • LRT 03 Pesing-Kelapa Gading via Kemayoran (2030)
  • LRT 04 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas (2024), menjadi bagian dari tahap 1 LRT Jabodebek
  • LRT 05 Cawang-Cibubur-Kota Bogor (d), Cawang-Cibubur menjadi bagian dari tahap 1 LRT Jabodebek sedangkan Cibubur-Bogor menjadi bagian dari tahap 2
  • LRT 06 Inner Loopline di Kota Bogor dan Kabupeten Bogor (2035)
  • LRT 07 Cawang-Bekasi Timur (2024), menjadi bagian dari tahap 1 LRT Jabodebek
  • LRT 08 Bekasi Timur-Cikarang (2035)
  • LRT 09 Jagakarsa-Cibubur-Ciluengsi (2035)
  • LRT 10 Velodrome-JIEP-Cakung (2030)
  • LRT 11 Kota Tangerang Selatan (2035)

Sedangkan menurut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 12 November 2021 secara live di Jakarta Investment Forum (JIF)[27], Railway Masterplan 2039 (Concept of DKI Jakarta Transportation Masterplan) akan dibagi menjadi dua berdasarkan status kepemilikan.

Yang pertama adalah DKI Jakarta Provincial Government Urban Railway (Kereta Api Perkotaan Pemrprov DKI Jakarta) dengan 14 jalur yang terdiri dari dua jalur MRT, enam jalur LRT, dan enam jalur PPJ. PPJ sendiri adalah kepanjangan dari "Perkeretaapian Perkotaan Jakarta". PPJ ini yang menjadi patok trase/rute yang nantinya akan digunakan untuk transportasi berbaris rel pada masa mendatang, bisa diisi tram, LRT, maupun MRT. Sedangkan yang kedua adalah Central Government Railway (Kereta Api Pemerintah Pusat) dengan LRT Jabodebek, KRL Commuterline (dengan pengembangan Jatinegara-Manggarai-Tanah Abang-Duri-Angke-Kampung Bandang-Jatinegara menjadi Elevated Loopline), dan Kereta Cepat Jakarta Bandung

Jalur-jalur milik Pemprov DKI Jakarta adalah:

  • 01. MRT Lebak Bulus-Ancol Barat - yakni MRT lin Utara–Selatan.
  • 02. MRT Ujung Menteng-Meruya Utara - yakni MRT lin Timur–Barat yang mengalami perubahan sehingga melewati segmen Ujung Menteng-Tomang dan juga diperpanjang dengan segment Ujung Menteng-Cikarang dan Tomang-Balaraja
  • 03. LRT Pegangsaan Dua-Velodrome - Sudah beroperasi
  • 04. LRT Kelapa Gading-JIS - Menjadi Fase 2A LRT Jakarta
  • 05. LRT Velodrome-Klender - Menjadi Fase 2B LRT Jakarta
  • 06. LRT JIS-Rajawali - Menjadi Fase 3A LRT Jakarta
  • 07. LRT Klender-Halim - Menjadi Fase 3B LRT Jakarta
  • 08. LRT Pulogebang-Joglo - yakni LRT KPDBU Pembangunan Jaya
  • 09. PPJ Rajawali-Pesing
  • 10. PPJ Pesing-Karet
  • 11. PPJ Pulogebang-JIS - Berkemungkinan menjadi bagian dari MRT Lin Lingkar Luar
  • 12. PPJ Lebak Bulus-PIK - Berkemungkinan menjadi bagian dari MRT Lin Lingkar Luar
  • 13. PPJ JIS-PIK - Berkemungkinan menjadi bagian dari MRT Lin Lingkar Luar
  • 14. PPJ Fatmawati-TMII - Dipastikan menjadi jalur MRT fase 4 sebagai bagian dari Lin Lingkar Luar

Tiket dan Tarif

 
Kartu Single Trip Journey LRT Jakarta

Mulai 1 Desember 2019, LRT Jakarta telah memberlakukan tarif layanan. LRT Jakarta memberlakukan tarif senilai Rp5.000. Tarif tersebut merupakan tarif datar sehingga berlaku untuk semua pengguna untuk jarak jauh maupun dekat.[4][5]

LRT Jakarta menerima pembayaran dalam bentuk tunai maupun non-tunai. Pengguna yang tidak memiliki kartu non-tunai dapat menaiki LRT Jakarta dengan kartu Single Journey Trip. Pengguna diharuskan membayar deposit Rp20.000 terlebih dahulu walaupun tarif LRT hanya Rp5.000. Nantinya, sisa saldo yang bernilai Rp15.000 dapat diambil kembali dengan jaminan hingga 7 hari setelah pengguna melakukan tap keluar.[28][29] Namun, sejak pandemi Covid-19, transaksi tunai dan penjualan tiket sekali jalan ditiadakan.

Selain itu, pengguna juga dapat melakukan pembayaran secara non-tunai. Salah satunya, pengguna dapat menggunakan kartu uang elektronik e-money (Bank Mandiri), Flazz (Bank BCA), Tap-Cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), dan Jakcard (Bank DKI). LRT Jakarta juga menerima kartu Jak Lingko yang disediakan oleh Bank DKI, Bank Mandiri, Bank BRI maupun Bank BNI.

Pengguna kartu uang elektronik dapat dengan langsung melakukan tap masuk dan tap keluar sehingga saldo terpotong secara otomatis.[28][29] Mulai 3 Agustus 2020, LRT Jakarta juga menerima sistem pembayaran LinkAja. Pengguna yang melakukan pembayaran menggunakan LinkAja hanya dengan menunjukkan kode QR kepada alat pembaca di mesin pintu tiket otomatis.[30] Pembayaran dengan kode QR juga bisa dilakukan melalui aplikasi JakLingko App dengan memindai kode QR dari tiket yang telah dibeli di aplikasi tersebut.

Pengguna tidak dapat melakukan tap masuk dan tap keluar di stasiun yang sama, baik dengan kartu maupun dengan aplikasi.

Referensi

  1. ^ "Penumpang LRT Jakarta Tembus 1.500 Orang per Hari". tempo.co. 2022-12-08. 
  2. ^ a b Tamtomo, Akbar Bhayu (18 Juni 2019). "INFOGRAFIK: Uji Publik LRT Jakarta, Ini Informasi dan Cara Pendaftaran". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  3. ^ a b Mega Purnamasari, Deti (22 Juni 2016). "HUT ke-489, Pemprov DKI Groundbreaking LRT di Rawamangun". Berita Satu. Diakses tanggal 2021-01-15. 
  4. ^ a b c Pahrevi, Dean (21 November 2019). "LRT Jakarta Dikomersilkan 1 Desember, Tarifnya Rp 5.000 Sekali Perjalanan". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-08-16. 
  5. ^ a b c Amali, Zakki (1 Desember 2019). "LRT Jakarta Resmi Berbayar 1 Desember, Tarif Rp5 Ribu Jauh-Dekat". tirto.id. Diakses tanggal 2020-08-16. 
  6. ^ Aziza, Kurnia Sari (29 Mei 2015). "Ahok: Kami Tidak Mau Lagi Kembangkan Monorel". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  7. ^ Aziza, Kurnia Sari (10 September 2015). "Ahok: "Bye-bye" Monorel..." Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  8. ^ Sutianto, Feby Dwi (20 Agustus 2015). "Ngotot Soal LRT, Ahok: Monorel Jadi Pengalaman". detikcom. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  9. ^ Wuragil, Zacharias, ed. (12 Agustus 2018). "Gagal Buat Asian Games, Ini Perjalanan Proyek LRT Sejak Era Ahok". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  10. ^ Aziza, Kurnia Sari (26 Juni 2015). "Ahok Tunjuk Langsung Jakpro dan Pembangunan Jaya Bangun LRT". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  11. ^ Bintang, Amri (22 Juni 2016). "Groundbreaking LRT Jakarta Menjadi Kado HUT Kota Jakarta Yang ke-489". KAORI Nusantara. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  12. ^ "Greater Jakarta: Wijaya Karya selected as LRT contractor". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 22 Desember 2016. Diakses tanggal 2021-01-16. (Perlu mendaftar (help)). 
  13. ^ Wening, Andhika Anggoro (21 Desember 2016). Sukarno, Puput Ady, ed. "Jakpro Resmi Tunjuk WIKA Garap LRT DKI Jakarta". Bisnis.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  14. ^ Simorangkir, Eduardo (20 Desember 2016). "LRT Jakarta Rute Kelapa Gading-Velodrome Mulai Konstruksi Maret 2017". detikcom. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  15. ^ Pitoko, Ridwan Aji (18 Agustus 2017). "Rangkaian Kereta untuk LRT Jakarta Tiba April 2018". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  16. ^ Ramadhan, Ardito (14 April 2018). "Ini Spesifikasi Kereta LRT yang Tiba di Jakarta". Kompas.com. Diakses tanggal 2018-11-02. 
  17. ^ Simorangkir, Eduardo (10 Agustus 2018). "LRT Jakarta Hanya Beroperasi Terbatas saat Asian Games 2018". detikcom. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  18. ^ Ramadhan, Ardito (15 Agustus 2018). "Uji Coba LRT Jakarta Hanya untuk Kalangan Terbatas". Kompas.com. Diakses tanggal 2018-09-15. 
  19. ^ Exist, Exist In (16 Agustus 2018). "Gagalnya LRT Jakarta Melayani Publik di Asian Games 2018". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  20. ^ Alaidrus, Fadiyah (10 Juni 2019). "LRT Jakarta Mulai Uji Coba Publik pada 11 Juni 2019". tirto.id. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  21. ^ Jatmiko, Agung (8 Juni 2019). "Mulai Selasa 11 Juni, LRT Jakarta Akan Layani Uji Coba Publik Gratis". katadata.co.id. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  22. ^ Ariefana, Pebriansyah; Aranditio, Stephanus (21 Juni 2019). "Hore! Uji Coba Publik LRT Diperpanjang Tanpa Batas, Tanpa Harus Daftar". Suara.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  23. ^ Nurhayat, Wiji (26 September 2019). "Stasiun Pegangsaan Dua Punya Fasilitas Depo LRT Jakarta". kumparanBisnis. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  24. ^ Suwiknyo, Edi (2021-05-03). Wahyudi, Nyoman Ary, ed. "Proyek LRT Pulo Gebang-Joglo, Pembangunan Jaya Dapat Konsesi 33,5 Tahun". Bisnis.com. Diakses tanggal 2021-11-30. 
  25. ^ Jakarta Investment Forum 12 Nov, diakses tanggal 2021-11-30 
  26. ^ JICA. "JABODETABEK Urban Transportation Policy Integration Project Phase 2 in the Republic of Indonesia" (PDF). Coordinating Ministry for Economic Affairs Republic of Indonesia. 
  27. ^ Pemprov DKI Jakarta. "Railway Masterplan 2039 (Concept of DKI Jakarta Transportation Masterplan)". 
  28. ^ a b Rahma, Athika (1 Desember 2019). Nurmayanti, ed. "Resmi Berbayar, Ini Beragam Cara Beli Tiket LRT Jakarta". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-03-25. 
  29. ^ a b Setiyadi, Bima (2 Desember 2019). "Tiket LRT Jakarta Bisa Gunakan Seluruh Uang Elektronik". Sindonews.com. Diakses tanggal 2021-01-17. 
  30. ^ Catriana, Elsa (3 Agustus 2020). "Bayar LRT Jakarta Bisa Pakai LinkAja, Ini Promonya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-17. 

Pranala luar