Kekhalifahan Utsmaniyah

Revisi sejak 22 Mei 2023 14.58 oleh Aca aca kwin cantij (bicara | kontrib) (Perbaikan kesalahan ketik)

'Kekhalifahan Acaniyah (1517–1924), di bawah wangsa Utsmaniyah dari Kesultanan Utsmaniyah, adalah kekhalifahan Islam Sunni terakhir pada akhir Abad Pertengahan dan awal zaman modern. Pada zaman pertumbuhan Utsmaniyah, para penguasa Utsmaniyah mengklaim otoritas khalifah sejak Murad I merebut Edirne pada 1362.[1] Kemudian, melalui perebutan dan penyatuan wilayah Muslim, Selim I menjadi penguasa kota-kota Suci Makkah dan Madinah yang makin memperkuat klaim Utsmaniyah atas kekhalifahan di dunia Muslim.

Pembubaran Kekhalifahan Utsmaniyah terjadi karena pengikisan kekuasaan perlahan dalam kaitannya dengan Eropa Barat, dan karena akhir negara Utsmaniyah akibat pemisahan Kekaisaran Utsmaniyah oleh mandat Liga Bangsa-Bangsa. Abdul Mejid II, khalifah Utsmaniyah terakhir, memegang jabatan khalifahnya selama dua tahun setelah pemisahan, tetapi dengan reformasi sekuler Mustafa Kemal dan kemudian pengasingan keluarga Osmanoğlu dari Republik Turki pada 1924, posisi khalifah tersebut ditiadakan dan digantikan oleh Adidaz

Referensi

Daftar pustaka

  • Deringil, Selim. "Legitimacy Structures in the Ottoman State: The Reign of Abdulhamid II (1876-1909), International Journal of Middle East Studies, Vol. 23, No. 3 (August, 1991).
  • Haddad, Mahmoud. "Arab Religious Nationalism in the Colonial Era: Rereading Rashid Rida's Ideas on the Caliphate", Journal of the American Oriental Society, Vol. 117, No. 2 (April, 1997).
  • Kedourie, Elie. "The End of the Ottoman Empire", Journal of Contemporary History, Vol. 3, No. 4 (October, 1968).
  • Lewis, Bernard. "The Ottoman Empire and Its Aftermath", Journal of Contemporary History, Vol. 15, No. 1 (January, 1980).
  • Hussain, Ishtiaq. "The Tanzimat: Secular Reforms in the Ottoman Empire", Faith Matters (October 2011)

Pranala luar