Wikipedia

Konferensi Holokaus dan Genosida Internasional

Revisi sejak 27 Mei 2023 02.35 oleh Kuramochi Akihiko (bicara | kontrib) (→Pengunduran diri: Agar lebih jelas)

Konferensi Holokaus dan Genosida Internasional adalah konferensi besar pertama dalam bidang kajian genosida yang diadakan di Tel Aviv, Israel dari tanggal 20 hingga 24 Juni 1982. Konferensi ini diselenggarakan oleh Israel Charny, Elie Wiesel, dan Shamai Davidson melalui Institut Holokaus dan Genosida yang mereka dirikan pada tahun 1979. Tujuan konferensi ini adalah untuk memajukan pemahaman dan pencegahan semua genosida. Ini sekaligus menandai pergeseran cara pandang akan genosida sebagai fenomena irasional menjadi sesuatu yang dapat dipelajari dan dipahami.

Konferensi Holokaus dan Genosida Internasional
Tuan rumahIsrael
Tanggal20–24 Juni 1982
TempatHilton Tel Aviv
KotaTel Aviv

Pemerintah Turki berupaya untuk membuat konferensi batal karena menyertakan presentasi mengenai genosida Armenia, yang disangkali oleh Turki.[1] Turki mengancam akan menutup perbatasannya bagi orang Yahudi Suriah dan Iran yang melarikan diri dari penganiayaan, sehingga membahayakan nyawa orang-orang Yahudi. Ancaman ini membuat Kementerian Luar Negeri Israel berupaya membatalkan konferensi dan membujuk para peserta agar mereka tidak hadir. Badan peringatan resmi Holokaus Israel, Yad Vashem, dan banyak peserta terkemuka, termasuk Elie Wiesel, mengundurkan diri dari konferensi ini. Penyelenggara menolak untuk menghapus presentasi Genosida Armenia dari acara dan tetap mengadakan konferensi. Baik pemerintah Turki maupun Israel mendapat kritikan karena melanggar kebebasan akademik.[2][3]

Persiapan

 
Hilton Tel Aviv, tempat konferensi diadakan

Institut Holokaus dan Genosida didirikan pada tahun 1979 oleh psikolog Israel Charny, psikiatris Shamai Davidson, dan penyintas Holokaus sekaligus cendekiawan masyarakat Elie Wiesel untuk mengkaji genosida terhadap segala bangsa. Insitut tersebut mengadakan konferensi yang dijadwalkan diadakan pada Juni 1982 dan menjadi pertemuan internasional besar pertama yang ditujukan untuk kajian-kajian genosida.[4][5][6]

Dari lebih dari seratus ceramah yang direncanakan,[a] enam di antaranya dikhususkan untuk membahas genosida Armenia,[5][7][8] pemusnahan sistematis terhadap sekitar satu juta orang Armenia Utsmaniyah selama Perang Dunia I.[9] Sejak pembentukan Republik Turki, seluruh pemerintahan Turki menyangkali adanya kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Armenia.[9][10] Segala upaya untuk memengaruhi negara lain untuk ikut dalam penyangkalan tersebut telah ada sejak 1920-an.[11][12] Sosiolog Levon Chorbajian menulis bahwa Turki memiliki "modus operandi yang tetap konsisten sepanjang waktu dan mencari posisi maksimalis, tidak menawarkan kompromi meskipun terkadang mengisyaratkan hal itu, dan menggunakan intimidasi dan ancaman" untuk mencegah penyebutan apa pun tentang genosida Armenia.[13] Pada 1982, Turki merupakan salah satu dari sedikit negara mayoritas Muslim yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.[14] Israel tidak pernah mengakui genosida Armenia demi menjaga hubungannya dengan Turki.[15] Konferensi tersebut menjadi kali pertama di mana genosida Armenia diperdebatkan secara terbuka di Israel.[8][16]

Konferensi tersebut disponsori oleh badan peringatan resmi Holokaus Israel, Yad Vashem, dan dijadwalkan untuk dimulai dengan upacara penyalaan obor di Yad Vashem. Wiesel akan memberikan ceramah utama. Penceramah lainnya meliputi Yitzhak Arad, Direktur Yad Vashem, dan Gideon Hausner, jaksa dalam pengadilan Eichmann.[5][7][8] Separuh peneliti undangan berasal dari Israel, sisanya berasal dari negara lain.[17] Beberapa pekan sebelum konferensi tersebut dimulai, Israel menginvasi Lebanon. Para penyelenggara konferensi mengeluarkan pernyataan menentang perang tersebut.[18] Konferensi tersebut diadakan di Hilton Tel Aviv.[19][3]

Sejarawan A. Dirk Moses menyatakan bahwa konferensi tersebut "adalah acara berisiko tinggi yang membutuhkan klaim-klaim yang dilebih-lebihkan mengenai pentingnya bidang yang baru lahir [ini] demi model bisnisnya", contohnya: "Konferensi ini adalah KEHARUSAN bagi umat manusia secara keseluruhan dan khususnya bagi mereka yang sudah mengalami upaya genosida."[20] Para penyelenggara berupaya untuk memastikan kehadiran akademisi kelas atas seperti Irving Horowitz dan Robert Jay Lifton agar dapat menarik pendaftaran berbayar yang dibutuhkan untuk menutupi keperluan biaya konferensi tersebut. Namun, kemudian keduanya mundur karena Charny tidak dapat menjamin bahwa biaya perjalanan dan akomodasi mereka akan ditanggung penyelenggara.[20]

Upaya pembatalan

Menurut sejarawan Israel Yair Auron, pihak berwenang Turki mungkin mengetahui konferensi tersebut dari sebuah artikel di The Jerusalem Post pada 20 April 1982.[4] Sekelompok orang Yahudi Turki mengunjungi Israel dan mengklaim bahwa jika konferensi tersebut tetap diadakan, nyawa orang-orang Yahudi di Turki akan berada dalam bahaya.[21] Kementerian Luar Negeri Turki[22] mengirim Jak Veissid, ketua dewan awam dari Komunitas Yahudi Turki, ke Israel agar konferensi tersebut dibatalkan. Charny kemudian mengingat kembali bahwa ia pernah disapa oleh Veissid di Tel Aviv, yang berkata kepadanya bahwa perbatasan Turki akan ditutup bagi orang-orang Yahudi Suriah dan Iran yang melarikan diri dari penindasan jika konferensi tersebut diadakan.[23][24]

Di bawah tekanan Turki, Kementerian Luar Negeri Israel berupaya untuk membuat konferensi tersebut batal.[4] Juru bicara kementerian tersebut mengakui adanya upaya itu dan menyatakan bahwa itu semata-mata "demi kepentingan orang-orang Yahudi".[21][25] Menurut Charny, beberapa bulan sebelum konferensi, ia dan penyelenggara lain mulai mendapatkan permintaan dari Kemenlu Israel untuk membatalkan konferensi tersebut.[8] Para penyelenggara konferensi menawarkan untuk menghapus makalah-makalah tentang genosida Armenia dari program resmi, tetapi tetap akan membahasnya di konferensi sebenarnya. Namun, kompromi tersebut ditolak oleh para pejabat Israel. Wiesel dan Charny sepakat dalam penolakan mereka terhadap saran untuk tidak mengundang para penceramah Armenia.[26][27][28] Para pejabat Israel menyarankan agar seluruh bagian konferensi tersebut yang tidak berkaitan dengan Holokaus dapat dibatalkan. Saran ini juga ditolak oleh para penyelenggara.[29]

Avner Arazi, Konsul Israel di Istanbul, menulis dalam sebuah memo internal: "Alasan utama dari upaya ceroboh kami untuk membatalkan konferensi tersebut adalah petunjuk yang kami terima tentang para pengungsi Yahudi dari Iran dan Suriah yang menyeberang ke Turki ... Veissid menemukan bahwa segala argumen yang ia siapkan untuk menentang konferensi tersebut tidak lebih penting dibanding dengan masalah para pengungsi."[30] Azari menambahkan bahwa pemerintahan Turki, yang ketika itu dikuasai oleh kediktatoran militer, tidak memahami bahwa Israel, sebuah negara dengan demokrasi liberal, menghormati kebebasan berbicara dan tidak dapat begitu saja membatalkan konferensi apa pun yang tidak disukai pemerintah.[30] Pemerintah Turki juga berargumentasi bahwa para peserta Armenia akan meremehkan keunikan Holokaus.[31][32] Namun, aspek tersebut dianggap tidak sebanding dengan masalah nyawa orang-orang Yahudi, yang merupakan prioritas utama Kemenlu Israel.[33] Meskipun Azari berkata bahwa penutupan perbatasan belum pernah terjadi sebelumnya, pakar hubungan internasional Eldad Ben Aharon menyatakan: "Sudah jelas bahwa nyawa Yahudi Iran dan Suriah terancam; Kementerian Luar Negeri Turki tidak ragu untuk memakai situasi sensitif tersebut untuk memberikan tekanan terhadap Israel."[34]

Pengunduran diri

Pada 3 Juni, Yad Vashem dan Universitas Tel Aviv mengundurkan diri dari konferensi tersebut. Wiesel berkata kepada The New York Times bahwa ia mendapatkan banyak telegram dari Kemenlu Israel terkait ancaman terhadap komunitas Yahudi Turki dan telegram lainnya dengan ancaman yang lebih serius yang tidak ingin ia nyatakan. Ia dengan tegas menolak untuk menyelenggarakan konferensi tersebut tanpa kehadiran orang-orang Armenia dan, sebagai gantinya, mengusulkan untuk menundanya. Charny menolak untuk mempertimbangkan penundaan, sehingga Wiesel merasa perlu untuk mengundurkan diri karena "Satu nyawa lebih penting ketimbang segala hal yang dapat kita katakan tentang kehidupan."[28][35][36] Meskipun Wiesel mengundurkan diri, Charny tetap bertekad "agar konferensi tetap diadakan bahkan jika hanya sepuluh orang yang akan hadir".[37][38] Ia memandang sikap pemerintahan Israel sebagai penyebab "rasa malu yang tiada akhir".[27]

Kemenlu Israel mengirim pernyataan Wiesel kepada para peserta, mendesak mereka untuk mengundurkan diri.[35] Sejumlah tokoh berpengaruh mengurungkan niat mereka, di antaranya adalah Arad dan Hausner dari Yad Vashem; Yoram Dinstein, rektor Universitas Tel Aviv, filsuf Emil Fackenheim, sejarawan Yehuda Bauer, dan pengacara Alan Dershowitz. Rabi Marc Tanenbaum, yang dikirim oleh American Jewish Committee (AJC), datang ke Tel Aviv tetapi mengurungkan niatnya pada menit terakhir usai AJC melarang kehadirannya, bahkan untuk mewakili dirinya sendiri sebagai individu. Arthur Hertzberg, mantan presiden AJC, yang telah sukarela memberikan ceramah penting usai Wiesel mengundurkan diri dari konferensi tersebut, juga mengundurkan diri pada menit terakhir, dengan berkata bahwa ini adalah salah satu keputusan tersulit yang pernah ia buat.[39] Sebagai gantinya, anggota Knesset Ora Namir dengan sukarela memberikan ceramah.[40] Menurut Auron, satu-satunya peserta Israel yang kemudian mengaku menyesal karena telah mengundurkan diri adalah Bauer.[41]

Frances Gaezer Grossman, seorang psikolog yang membawakan materi tentang "Kajian Psikologi Orang-orang Asing Yang Menyelamatkan Nyawa Yahudi Pada Masa Holokaus" di konferensi tersebut,[42] menolak upaya oleh para pejabat konsuler Israel yang membujuknya agar tidak ikut serta. Ia menyatakan, "Adalah sebuah penghinaan terhadap martabatku sebagai seorang manusia dan seorang Yahudi, bahwa setelah terjadinya Holokaus dan berdirinya Negara Israel, seorang Yahudi harus diberitahu bahwa ia tidak boleh datang ke konferensi akademik tertentu atau akan terjadi sebuah pogrom."[43][44][45]

Kemenlu Israel memanggil para peserta dalam konferensi tersebut, mendesak mereka untuk tidak hadir.[8][36][46] Kemenlu berkata kepada para peserta bahwa konferensi tersebut akan meremehkan keunikan Holokaus,[46] dan juga mengklaim bahwa acara tersebut dibatalkan, mencegah pemberitahuan apa pun yang menyatakan bahwa acara tersebut tidak ditunda dari dicetak dalam surat-surat kabar.[29] Charny melaporkan bahwa banyak organisasi Yahudi Amerika membatalkan cek yang diberikan untuk mendukung konferensi tersebut.[8] Akibatnya, konferensi tersebut harus berakhir defisit meskipun mendapatkan kontribusi dari komunitas-komunitas Armenia.[47] Dubes Turki untuk Amerika Serikat, Şükrü Elekdağ, menulis sebuah surat kepada The New York Times yang menyangkal bahwa Yahudi Turki telah diancam dalam cara apa pun. Seorang juru bicara untuk Kemenlu Turki berkata kepada The New York Times bahwa Turki "tidak menentang pelaksanaan konferensi di Tel Aviv tersebut, tetapi menentang upaya untuk mengaitkan Holokaus dengan genosida Armenia yang dituduhkan".[25]

Konferensi

Dalam acara konferensi tersebut, Charny menyatakan bahwa:

Tujuan dari Konferensi ini secara keseluruhan adalah untuk menempatkan genosida sebagai masalah universal dalam sejarah dan masa depan semua bangsa; untuk menghormati keprihatinan nasional dan historis setiap bangsa yang memiliki nasib untuk mengalami tragedi pemusnahan massal; dan pada saat yang sama, untuk mengaitkan keprihatinan-keprihatinan tersebut dengan satu dengan yang lainnya sehingga setiap peristiwa genosida juga mencerminkan dan menyuarakan keprihatinan atas pemusnahan semua bangsa.[48]

Konferensi tersebut secara khusus menyatakan bahwa mereka tidak bersikap nilai-netral saat membahas genosida. tetapi berdedikasi untuk menentangnya dan bertindak dengan penghormatan yang sesuai terhadap para korban genosida, berseberangan dengan pandangan bahwa ilmu haruslah objektif dan bebas dari nilai.[49] Konferensi tersebut menandai peralihan pandangan genosida sebagai fenomena irasional menjadi suatu peristiwa yang dapat dikaji dan dipahami.[50]

Konferensi tersebut diadakan dari 20 sampai 24 Juni di Tel Aviv, sesuai dengan yang direncanakan, dengan sekitar 250 atau 300 dari peneliti 600 yang diundang,[5][3][26] yang bekerja dalam berbagai keilmuan yang dihadirkan.[51] Terdapat 104 presentasi pada acara konferensi tersebut,[47] yang meliputi pakar genosida Helen Fein, Leo Kuper dan James Mace, linguis Jaroslav Rudnyckyj, profesor sastra John Felstiner, teolog A. Roy Eckardt dan Franklin Littell, filsuf Ronald E. Santoni dan Ronald Aronson, pakar kajian Yahudi Alan L. Berger, pakar hukum internasional Louis René Beres, aktivis HAM Luis Kutner. Politikus Tibet Phuntsog Wangyal dan Uskup Agung Apostolik Armenia Shahe Ajamian memberikan pidato. Presentasi terbagi dalam "Skenario-skenario Genosida Masa Lampau dan Masa Depan", "Kajian Kasus" (menjelaskan Holodomor, situasi di Tibet usai aneksasi Tiongkok, sistem kamp kerja paksa Gulag Soviet, genosida Romani, dan genosida Kamboja), "Dinamika Genosida", "Seni, Agama, dan Pendidikan", dan "Menuju Intervensi dan Pencegahan".[42] Beberapa presentasi mengusulkan sistem peringatan awal untuk mendeteksi faktor-faktor resiko genosida sebelum peristiwa tersebut terjadi.[52] Jalan acara konferensi tersebut diisi dengan contoh representatif dari karya-karya dalam kajian genosida dan pencegahannya, dan sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang tersebut di kemudian hari.[53]

Uskup Agung Ajamian memandu acara makan malam untuk para tamu Armenia di King David Hotel, dengan kehadiran walikota Yerusalem Teddy Kollek dan politikus Israel lainnya. Yeghishe Derderian, Patriark Armenia di Yerusalem, memandu penyambutan untuk seratus pengunjung di Patriarkat Armenia di Yerusalem.[3][40] Lilli Kopecky, sekjen Komite Umum Penyintas Auschwitz dan Kamp Pemusnahan Lain di Israel, menyatakan bahwa "Pihak penyelenggara melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam membuat konferensi ini sukses meskipun menghadapi banyak kesulitan."[54] Menurut sejarawan Armenia-Amerika Richard Hovannisian, konferensi tersebut "dilumpuhkan" namun tetap dilanjutkan "dengan perasaan akan tujuan yang diperbarui".[6] Charny menganggapnya sebagai "konferensi yang menjadi titik tonggak secara intelektual dan spiritual".[55] Auron menulis bahwa konferensi tersebut menjadi titik laju untuk pengakuan genosida Armenia dan kebebasan akademik.[14] Acara tersebut meliputi film-film tentang genosida Armenia karya J. Michael Hagopian dan riset akademik oleh Hovannisian, Marjorie Housepian Dobkin, Vahakn Dadrian, Vahé Oshagan, dan Ronald Suny.[3][37][42] Kontribusi-kontribusi terkait genosida Armenia kemudian dikembangkan menjadi sebuah buku yang disunting oleh Hovannisian, The Armenian Genocide in Perspective (1986).[6]

Tanggapan

Kontroversi terkait penyelenggaraan konferensi ini diliput oleh pers internasional.[5] Meski tenggelam dalam pemberitaan tentang perang dengan Lebanon, konferensi tersebut mendapat liputan sekilas dalam surat-surat kabar Israel.[3] Beberapa wartawan Israel mengkritik tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah mereka. Dalam Davar, Nahum Barnea menjelaskan: "Selama bertahun-tahun kita membicarakan tentang konspirasi bungkam yang dipertahankan oleh bangsa-bangsa di dunia tentang Holocaust dengan alasan kemanfaatan atau eksploitasi politik, dan sekarang kita tahu bahwa hal ini juga dapat terjadi pada kita."[46] Dalam Haaretz, Amos Elon mengecam tindakan Yad Vashem dan penolakan Israel untuk mengakui genosida Armenia, dengan berkata, "Apa yang akan dikatakan oleh Hausner dan Arad jika pemerintah Italia (agar tidak menyakiti hati para kreditur-pengklaim Jerman-nya) memutuskan agar Holokaus Yahudi 1940–1945 tidak disebutkan di sebuah konferensi ilmiah internasional tentang genosida di Roma?" Arad menjawab bahwa ia tidak sepakat dengan perbandingan yang dilakukan oleh para penyelenggara mengenai Holokaus dengan genosida lainnya, khususnya dengan genosida Armenia. Elon menyimpulkan, "Para peserta kembali ke negara masing-masing dengan kesan tertentu tentang Yad Vashem, ketokohan moralnya, dan kemandirian politik dan intelektualnya."[56]

Auron menyatakan bahwa karena upaya untuk membatalkannya, "Konferensi tersebut menjadi arena untuk memainkan serangkaian dilema moral dan pilihan moral."[14] Wartawan Jerman Barat Heiner Lichtenstein, yang menulis berita mengenai konferensi tersebut, menyatakan bahwa para penyelenggara membuat keputusan yang benar, karena latar belakang sejarahnya, Israel tidak seharusnya mengizinkan pihaknya sendiri dirundung oleh negara-negara dengan catatan HAM yang parah.[57] Sejarawan Donald Bloxham menganggap upaya pembatalan konferensi tersebut sebagai "salah satu peristiwa paling terkenal dari penyangkalan Turki" dan menyatakan bahwa acara tersebut "secara efektif berkontribusi pada kesadaran masyarakat" terhadap genosida.[58] Dalam The Yale Review, Terrence Des Pres menganggap upaya penundaan sebagai salah satu contoh paling menonjol dari "kekuasaan mengatur pengetahuan" dan, dalam kasus ini, "para pahlawan pengetahuan bertahan melawan antek-antek kekuasaan."[37][59] Pakar genosida Roger W. Smith, Eric Markusen, dan Robert Jay Lifton mengutip konferensi tersebut sebagai bagian dari kesediaan Turki untuk melakukan "hal-hal yang luar biasa, yang meliputi ancaman dan menghalangi konferensi-konferensi akademik, mencegah orang-orang Yahudi dari pemahaman mengenai genosida Armenia".[60][61] Hovannisian menyatakan bahwa "orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik menang, menolak untuk mengutamakan pertimbangan politik di atas dorongan moral atau kemanusiaan."[62] Charny menyatakan bahwa negara dapat ikut campur dalam kebebasan akademik secara sah sampai batas tertentu ketika kepentingan besar dipertaruhkan, tetapi perilaku pemerintah Israel telah melewati batas ketika mereka berbohong kepada para peserta konferensi, mencegah surat kabar memberitakan bahwa konferensi tersebut tidak dibatalkan, dan mengisyaratkan bahwa mereka akan mendanai pemindahan konferensi tersebut ke lokasi lain tanpa berniat menindaklanjutinya.[63] Charny meyakini bahwa penyelenggaraannya dalam konferensi ini menyebabkan dirinya ditolak menjadi dosen di Universitas Tel Aviv.[64]

Pada 21 Juni, Monroe H. Freedman, penasihat hukum United States Holocaust Memorial Council, memberi tahu The New York Times bahwa, setahun sebelumnya, seorang diplomat Turki (Mithat Balkan) berkata kepadanya bahwa jika genosida Armenia dimasukkan dalam United States Holocaust Memorial Museum yang direncanakan, "keamanan fisik Yahudi di Turki akan terancam dan Turki akan menarik diri dari NATO."[21][25][43] Meskipun Balkan menyangkali ancaman semacam itu, campur tangan Turki di museum dan ancaman terhadap Yahudi terdokumentasi dalam sumber-sumber lain.[25][65][66]

Diplomat Turki Kamuran Gürün berkata kepada konsulat Israel di Istanbul bahwa ia menganggap campur tangan Israel untuk mencegah konferensi tersebut pertama-tama menguntungkan "orang Yahudi", karena presentasi terhadap genosida Armenia akan meremehkan keunikan Holokaus. Arazi berkata kepada Gürün bahwa alasan intervensi Israel adalah "komitmen kami terhadap hubungan dengan Turki".[31][32] Pada 1983, Army Radio, stasiun radio resmi Pasukan Pertahanan Israel, menyiarkan acara yang menghadirkan Yehuda Bauer mendiskusikan kesamaan antara metode-metode pemusnahan Nazi dan Turki Muda. Diplomat Israel Alon Liel mengutip intervensi Israel dalam konferensi tersebut untuk menenangkan murka Turki terhadap siaran tersebut.[67] Di kemudian hari, Israel juga menerima tuntutan Turki mengenai genosida Armenia,[4] contohnya dengan menghapus pengakuan genosida dari agenda Knesset.[68]

Catatan

  1. ^ Menurut Encyclopedia of Genocide, 300 penceramah yang direncanakan,[5] dan Yair Auron menyatakan bahwa para penyelenggara merencanakan 150 penceramah.[7]

Referensi

  1. ^ Mouradian, Khatchig (2019). "Mouradian on Dixon, 'Dark Pasts: Changing the State's Story in Turkey and Japan'". H-Net. Diakses tanggal 3 January 2021. 
  2. ^ Conference program p. 14
  3. ^ a b c d e f Boghosian, Edward K. (1 July 1982). "Conference in Tel Aviv, Israel, Discusses the Jewish Holocaust and the Arm. Massacres – 250 Participate". Armenian Reporter International. XV (37). ISSN 1074-1453. ProQuest 371410574. 
  4. ^ a b c d Auron 2003, hlm. 218.
  5. ^ a b c d e f Sherman 1999, hlm. 358.
  6. ^ a b c Hovannisian 2003, hlm. 7.
  7. ^ a b c Auron 2003, hlm. 217–218.
  8. ^ a b c d e f Ben Aharon 2015, hlm. 646.
  9. ^ a b Chorbajian 2016, hlm. 168.
  10. ^ Mouradian, Khatchig (2019). "Mouradian on Dixon, 'Dark Pasts: Changing the State's Story in Turkey and Japan'". H-Net. Diakses tanggal 3 January 2021. 
  11. ^ Chorbajian 2016, hlm. 174.
  12. ^ Ben Aharon 2018, hlm. 3.
  13. ^ Chorbajian 2016, hlm. 178.
  14. ^ a b c Auron 2003, hlm. 222.
  15. ^ Ben Aharon 2015, hlm. 639.
  16. ^ Ben Aharon 2018, hlm. 16.
  17. ^ "Genocide Parley With Armenians to Proceed". The New York Times. 4 Juni 1982. Diakses tanggal 18 January 2021. 
  18. ^ Somerville 1982, hlm. 14.
  19. ^ Conference program p. 14
  20. ^ a b Moses 2021, hlm. 454.
  21. ^ a b c Baer 2020, hlm. 126.
  22. ^ Ben Aharon 2015, hlm. 650.
  23. ^ Ben Aharon 2015, hlm. 646–647.
  24. ^ Baer 2020, hlm. 126–127.
  25. ^ a b c d Auron 2003, hlm. 221.
  26. ^ a b Auron 2003, hlm. 219.
  27. ^ a b Charny 1986, hlm. 6.
  28. ^ a b "Israelis Said to Oppose Parley After Threat to Turkish Jews". The New York Times. 3 June 1982. Diakses tanggal 27 December 2020. 
  29. ^ a b Auron 2003, hlm. 225.
  30. ^ a b Ben Aharon 2015, hlm. 647.
  31. ^ a b Ben Aharon 2015, hlm. 648.
  32. ^ a b Baer 2020, hlm. 128.
  33. ^ Ben Aharon 2015, hlm. 648, 652.
  34. ^ Ben Aharon 2015, hlm. 647–648.
  35. ^ a b Auron 2003, hlm. 220.
  36. ^ a b Des Pres 1986b, hlm. 13.
  37. ^ a b c Charny, Israel (5 Juni 2019). "The Milestone First International Conference on the Holocaust and Genocide in 1982 Did Take Place Quite Fully and Very Successfully". Institute on the Holocaust and Genocide in Jerusalem. Diakses tanggal 26 Desember 2020. 
  38. ^ Charny 2021, hlm. 50.
  39. ^ Auron 2003, hlm. 219–220.
  40. ^ a b Charny 2021, hlm. 38.
  41. ^ Auron 2003, hlm. 225–226.
  42. ^ a b c Charny 2020, Table of contents
  43. ^ a b "Genocide Seminar, Opposed by Israel, Opens". The New York Times. 22 June 1982. Diakses tanggal 25 December 2020. 
  44. ^ Auron 2003, hlm. 224.
  45. ^ Charny 2021, hlm. 44.
  46. ^ a b c Auron 2003, hlm. 223.
  47. ^ a b Pogharlan, Varoui (12 May 1988). "Book review". Armenian Reporter International. XXI (31). ISSN 1074-1453. ProQuest 371382213. 
  48. ^ Conference program p. 4.
  49. ^ Freeman 1986, hlm. 4–5.
  50. ^ Colwill 2017, hlm. 6.
  51. ^ Freeman 1986, hlm. 4.
  52. ^ Nelson 1989, hlm. 284.
  53. ^ Colwill 2017, hlm. 7.
  54. ^ Charny 2021, hlm. 42.
  55. ^ Sanders 1989, hlm. 172.
  56. ^ Auron 2003, hlm. 223–224.
  57. ^ Charny 2021, hlm. 45.
  58. ^ Bloxham 2005, hlm. 219.
  59. ^ Des Pres 1986a, hlm. 528–529.
  60. ^ Smith et al. 1995, hlm. 6, 11.
  61. ^ Auron 2003, hlm. 56.
  62. ^ Hovannisian 1986, hlm. 2.
  63. ^ Auron 2003, hlm. 224–225.
  64. ^ Moses 2021, hlm. 453.
  65. ^ Linenthal 1995, hlm. 229–235.
  66. ^ Baer 2020, hlm. 124.
  67. ^ Ben Aharon 2018, hlm. 5–6.
  68. ^ Ben Aharon 2018, hlm. 7–8.

Daftar pustaka

Bacaan lanjutan

  • Official conference materials
  • Charny, Israel W.; Davidson, Shamai, ed. (1982). The Book of the International Conference on the Holocaust and Genocide: Tel Aviv, June 20–24, 1982 (dalam bahasa Inggris). Institute of the International Conference on the Holocaust and Genocide. OCLC 234076986. 
  • Charny, Israel W. (2021). Israel's Failed Response to the Armenian Genocide: Denial, State Deception, Truth Versus Politicization of History (dalam bahasa Inggris). Academic Studies Press. ISBN 978-1-64469-523-4. 
Diperoleh dari "https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Konferensi_Holokaus_dan_Genosida_Internasional&oldid=23579640"