Proyek MRT DKI Jakarta (Mass Rapid Transit) adalah Proyek Pemerintah Prov. DKI Jakarta dalam menanggulangi kemacetan lalu-lintas utara-selatan antara Kota ke Lebak Bulus lewat Blok M.

Sebuah kereta MRT buatan Kawasaki Heavy Industries.

Jenis lintasan: permukaan, elevated dan subway

Kalau sebuah kota dibangun dengan lintas layang atau bawah tanah, maka tidak ada pintu perlintasan kereta api, sehingga jadwal kereta api bisa 1,5 - 2 menit sekali seperti yang terjadi di Jepang. Oleh sebab itu KRL di Jakarta tidak mungkin dioperasikan kurang dari 10 menit, karena masih ada pintu perlintasan kereta api, akibatnya juga setiap rangkaian KRL selalu penuh.

Kereta api permukaan (surface)

Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Umumnya lintasan permukaan ini di Indonesia dibangun sebelum Perang Dunia II.

Kereta api layang (elevated)

Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $ 10 juta maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $ 30 juta. Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur (Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah Abang), juga akan dilayangkan namun keuangan tidak memadai, sehingga hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini. Rencananya dari Senayan ke Kuningan terdapat lintas layang monorel buatan Malaysia.

Kereta api bawah tanah (subway)

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20m di bawah permukaan, kali - bangunan maupun jalan, yaitu 7 (tujuh) kali lipat dari pada kereta permukaan. Misalnya kalau untuk membangun dengan jarak yang sama untuk permukaan membutuhkan $ 10 juta, maka yang di bawah tanah memerlukan $ 70 juta. Di Jepang pembangunan lintas subway telah dimulai sejak tahun 1905.Jakarta rencananya akan dibangun subway segmen Dukuh Atas ke Kota dari Proyek MRT DKI Jakarta.

Proyek MRT DKI Jakarta: Kota - Blok M - Lebak Bulus

Proyek MRT DKI Jakarta (Mass Rapid Transit) antara Lebak Kota ke Bulus akan dibangun dalam 3 jenis lintasan, dengan alasan biaya, tehnis dan lain-lain. Dewasa ini Proyek MRT ini masih dalam posisi Tender Perencanaan Desain Tehnis.

Kota - Dukuh Atas (jarak sekitar 7 km, subway)

Akan dibangun subway mengingat jalur ini lebih memungkinkan dengan subway dengan alasan tehnis benyak rintangan antara lain banyak sekali persimpangan, ada Monas (Bung Karno dulu pernah minta agar tidak ada lintasan kereta yang elevated melalui Monas, namun sudah terlanjur lintas tengah di Gambir ternyata elevated). ada Harmoni, dll. Dari Dukuh Atas ke Monas dapat dimanfatkan di bawah jalur hijau tengah Jl Thamrim, sedangkan di Monas juga akan memanfatkan jalur tengah jalan, kemudian dari Harmoni sampai Kota dapat memanfatkan di bawah Kali dan jalan (Hayam Wuruk/Gajah Mada). Salah satu method kalau di bawah suatu litasan jalan atau kali adalah yang disebut open cut-and-cover methods (digali terbuka kemudian ditutup), sedangkan untuk yang tidak memungkinkan secara ini dipakai deep bore tunneling methods (pengeboran terowongan bawah tanah). [1].

Dukuh Atas - Blok M (jarak sekitar 3 km, surface)

Akan dibangun permukaan (surface) karena ada Banjir Kanal Barat dan Jembatan Semanggi, sehingga diperkirakan memanfaatkan jalur busway yang kini sudah ada dan memungkinkan secara surface.

Blok M - Lebak Bulus (jarak sekitar 11 km, elevated)

Akan dibangun layang (elevated) karena harus melalui medan yang banyak rintangan di atas permukaan, sedangkan kalau subway tidak diperlukan untuk menghindari biaya yang besar.

Monorel Jakarta

Berkas:Jmconstruct.gif
Logo Jakarta Monorail

Monorel Jakarta adalah sebuah sistem monorel yang sedang dalam pembangunan di Jakarta, Indonesia. Dua jalur sedang dibangun: jalur hijau melayani Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi dan jalur biru melayani Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy.

Sejarah

Projek ini dihadang oleh kesulitan finansial dan pergantian teknologi yang berganti-ganti. Awalnya diberikan pada 2003 kepada perusahaan Malaysia MTrans, pembangun Monorel KL, konstruksi dimulai pada Juni 2004 tetapi ditunda hanya setelah berjalan beberapa minggu. MoU MTrans dibatalkan, dengan projek diberikan kepada konsorsium utama Singapura Omnico, yang mengusulkan menggunakan teknologi maglev oleh perusahaan Korea Selatan ROTEM.

Pada Juli 2005, projek ini berganti tangan lagi dengan MoU baru diberikan kepada sebuah konsorsium perusahaan Indonesia PT Bukaka Teknik Utama, PT INKA, dan Siemens Indonesia. Omnico menentang ini, dan jadwal akhir 2007 sepertinya tidak mungkin terjadi. Namun pada Oktober 2005 konstruksi terus berlangsung, dengan anggapan bahwa fondasi dasar "pile" dan pilar dapat digunakan oleh konsorsium dan teknologi yang memenangi tender.

Rencana pengembangan

Projek ini direncakan 3 fase:

  • Fase I: Koridor Jakarta (27km)
    • Stage I: Jalur hijau (14km)
    • Stage II: Jalur biru (13km)
  • Fase II: Jakarta ke Bekasi dan Cikarang (18-30km)
  • Fase III: Jakarta ke Tangerang dan Karawaci (16-25km)

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Uraian tentang cut-and-cover dan tunnel boring machines lihat pada web: http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Tunnel