ESSA Industries Indonesia

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 9 Juni 2023 05.27 oleh Mdn1604 (bicara | kontrib) (Mdn1604 memindahkan halaman Essa ke Surya Esa Perkasa dengan menimpa pengalihan lama: Penyesuaian nama untuk perusahaan yang diperdagangkan di lantai bursa)

PT Surya Esa Perkasa Tbk (berbisnis dengan nama Essa) adalah sebuah perusahaan pengolahan minyak dan gas yang berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini memiliki dan mengoperasikan sebuah kilang LPG di Palembang yang dapat memproduksi 174 ton LPG per hari dan 410 barel kondensat per hari. Melalui anak usahanya, perusahaan ini juga memiliki dan mengoperasikan sebuah kilang amonia di Banggai yang dapat memproduksi 2.000 ton amonia per hari.[3][4]

PT Surya Esa Perkasa Tbk
Essa
Perseroan terbatas
Kode emitenIDX: ESSA
IndustriMinyak dan gas
Didirikan24 Maret 2006; 18 tahun lalu (2006-03-24)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Chander Vinod Laroya[1]
(Direktur Utama)
Hamid Awaluddin[2]
(Komisaris Utama)
Produk
PendapatanUS$ 175,514 juta (2020)[3]
US$ -19,952 juta (2020)[3]
Total asetUS$ 792,053 juta (2020)[3]
Total ekuitasUS$ 311,780 juta (2020)[3]
PemilikPT Trinugraha Akraya Sejahtera (23,10%)
PT Rama Duta Teltaka (14,78%)
Chander Vinod Laroya (13,04%)
Karyawan
406 (2020)[3]
Anak usahaPT Sepchem
PT Panca Amara Utama
PT Ogspiras Basya Pratama
Situs webwww.essa.id

Sejarah

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Maret 2006, lalu mulai membangun kilang dan instalasi pengolahan gas bumi di Palembang. Pada tahun 2007, perusahaan ini meneken Perjanjian Jual Beli LPG dengan Pertamina dan mulai mengoperasikan kilangnya secara komersial. Sepanjang tahun 2010, perusahaan ini telah dapat memproduksi 37.774 metrik ton LPG dan 149.000 barel kondensat. Pada tahun 2011, perusahaan ini mengakuisisi 60% saham PT Panca Amara Utama. Pada tanggal 1 Februari 2012, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 19 Juni 2013, perusahaan ini memulai proyek ekspansi kilangnya agar dapat memproduksi 174 ton LPG per hari, dan akhirnya selesai setahun kemudian.

Pada tahun 2014, PT Panca Amara Utama meneken Perjanjian Pasokan Gas sebanyak 55 MMSCFD dengan JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi. Pada tahun 2015, PT Panca Amara Utama meneken Perjanjian Pembelian Amonia dengan Mitsubishi Corporation asal Jepang. Pada tanggal 2 Agustus 2015, Presiden Joko Widodo memancangkan tiang pertama pembangunan pabrik amonia milik PT Panca Amara Utama di Banggai, Sulawesi Tengah, yang akhirnya mulai dioperasikan pada tahun 2018. Pada tahun 2021, PT Panca Amara Utama meneken nota kesepahaman Produksi Amonia Biru dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation, dan Institut Teknologi Bandung.[3][4] Perusahaan inipun menargetkan dapat mulai memproduksi amonia biru pada akhir tahun 2024 dengan investasi antara US$ 100 juta hingga US$ 200 juta.[5]

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Surya Esa Perkasa Tbk. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Surya Esa Perkasa Tbk. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Surya Esa Perkasa Tbk. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  4. ^ a b "Sejarah Perusahaan". PT Surya Esa Perkasa Tbk. Diakses tanggal 12 Maret 2022. 
  5. ^ Agung, Filemon (21 Maret 2022). Dewi, Herlina Kartika, ed. "Beralih ke Energi, Surya Esa (ESSA) Bersiap Memproduksi Blue Amonia Pada Akhir 2024". Kontan.co.id. Kontan. Diakses tanggal 23 April 2022.