Injil (bahasa Yunani: ευαγγέλιον, translit. euangelion, har. 'Kabar Baik' bahasa Arab: إنجيل, translit. Injīl; bahasa Inggris: Gospel) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru menurut Kekristenan. Keempat kitab tersebut, Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, disebut "Kabar Baik", karena orang Kristen percaya bahwa narasi keempat Injil yang berpuncak pada kematian dan kebangkitan Yesus tersebut merupakan kisah penyelamatan Allah kepada umat manusia yang berdosa, agar manusia dapat kembali mengenal Allah yang sesungguhnya dan dapat masuk ke surga.

Kata "Injil"

 
Rylands Library Papyrus P52 mungkin adalah fragmen naskah Perjanjian Baru tertua; memuat Injil Yohanes pasal 18:31-33 berdasarkan gaya tulisan tangan diperkirakan ditulis tahun 125 M.

Injil dalam bahasa Yunani disebut ευαγγέλιον (euangelion) yang berarti "Kabar Baik" atau "Berita Kesukaan", yang merujuk pada 1 Peter 1:25 (BIS, TL, & Yunani). Injil dalam bahasa Inggris disebut Gospel, dari bahasa Inggris Kuno gōd-spell yang berarti "kabar baik", yang merupakan terjemahan kata-per-kata dari bahasa Yunani (eu- "baik", -angelion "kabar").

Kata "Injil" sendiri dalam Alkitab Terjemahan Baru muncul 124 kali[1] (BIS menggunakan istilah "Kabar Baik", semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78 kali di Surat-Surat Paulus, 5 kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.

Beberapa ayat yang penting yang memuat kata ini antara lain Markus 1:1: "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah."; Markus 1:15: ""Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"; Markus 8:35: "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."; 1 Korintus 9:23: "Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya."; Matius 24:14: "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya", dan di dalam Roma 1.

Arti

Injil biasanya mengandung arti:

  1. Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
  2. Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
  3. Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels).

Kata "injil" dipergunakan oleh Paulus sebelum kitab-kitab Injil dari kanon Perjanjian Baru ditulis, ketika ia mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus "kepada Injil yang aku beritakan kepadamu" (1 Korintus 15:1). Melalui berita itu, Paul menegaskan, mereka diselamatkan, dan ia menggambarkannya di dalam pengertian yang paling sederhana, sambil menekankan penampakan Kristus setelah kebangkitan (15:3-8):

"... bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya."

Penggunaan kata injil (atau ekuivalennya dalam bahasa Yunani evangelion) untuk merujuk pada suatu genre tulisan yang khas yang berasal dari abad ke-2. Kata ini jelas digunakan untuk menunjuk suatu genre dalam Yustinus Martir (l.k. 155) dan dalam pengertian yang lebih kabur sebelumnya dalam Ignatius dari Antiokhia (l.k. 117).

Penulisan Injil

Beberapa catatan:

  1. Kitab Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 Masehi. Yang mula-mula adalah Surat-surat Paulus, kemudian barulah bagian-bagian lain. Beberapa abad sesudah Masehi, Gereja baru mensahkan kanon Kitab Perjanjian Baru setelah urutannya diubah dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan (Intisari Iman Kristen oleh Ds.B.J. Boland, 1964).
  2. Umumnya boleh dikatakan bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan kira-kira pada tahun 200, secara definitif pada tahun 380 (Sejarah Gereja oleh Dr. H. Berkhof dan Dr.I.H. Enklaar, 1962).
  3. De Arameesche tekst van het Mattheus-evengelie is reeds vroegtijdig gegaan. De andrere drie evangelien, zijn in het Grieksch geschreven. De boeken van de Heilige Schrift, zelfs de evengelien, zijn niet volkomen in de zelfds toestand bewaard gebleven, waarin zijoorspronkelijk zijn geschreven. Daar de boekdrukkeenst niet bestond, warden zij eeuwen long telkens overgeschreven en hijdat overschrijoen werden soms woorden uitgelaten, verwisseld of verkeerd geschreven ... Artinya: Injil Matius yang berbahasa Arami telah lama hilang. Tiga Injil lainnya ditulis dalam bahasa Yunani. Buku-buku dari Kitab Suci juga injil-injilnya tidak tersimpan dengan sempurna dalam keadaan yang sama, dalam mana itu asalnya ditulis. Karena tidak adanya cetak-mencetak buku maka sering kali dilakukan pemindahtulisan berabad-abad lamanya, dan dalam memindahtuliskan itu kadang-kadang terjadi penghapusan kata-kata, penukaran kata-kata atau penulisan terbalik ... (Het Evangelie, 1929, Badan Perpustakaan Petrus Canisius)

Injil kanonik

Dari banyak injil yang ditulis, ada empat injil yang diterima sebagai bagian dari Perjanjian Baru dan dikanonkan. Hal ini merupakan tema utama dalam sebuah tulisan oleh Irenaeus, l.k. 185.

Dalam tulisannya yang diberi judul "Melawan Kesesatan" Irenaeus menentang beberapa kelompok Kristen yang menggunakan hanya satu Injil saja, seperti kelompok Marsion - yang menggunakan versi Injil Lukas yang sudah diubah sedemikian rupa. Irenaeus juga menentang beberapa kelompok yang menekankan tulisan-tulisan berisi wahyu-wahyu baru, seperti kelompok Valentinius (A.H. 1.11.9).

Irenaeus menyatakan bahwa ada empat injil yang adalah tiang-tiang gereja.

"tak mungkin ada lebih atau kurang daripada empat," katanya, sambil mengajukan analogi sebagai logikanya bahwa ada empat penjuru dunia dan empat arah angin (1.11.8).

Citranya ini, yang diambil dari Kitab Yehezkiel 1:10, tentang takhta Allah yang didukung oleh empat makhluk dengan empat wajah—"Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang"— ekuivalen dengan Injil yang "berwajah empat", adalah lambang-lambang konvensional dari para penulis Injil: singa, lembu, rajawali, dan manusia. Irenaeus berhasil menyatakan bahwa keempat Injil itu bersama-sama, dan hanya keempat Injil inilah, yang mengandung kebenaran. Dengan membaca masing-masing Injil di dalam terang yang lainnya, Irenaeus menjadikan Yohanes sebagai lensa untuk membaca Matius, Markus dan Lukas.

Pada peralihan abad ke-5, Gereja Barat di bawah Paus Innosensius I, mengakui sebuah kanon Alkitab yang meliputi keempat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, yang sebelumnya telah ditetapkan pada sejumlah Sinode regional, yaitu Konsili Roma (382), Sinode Hippo (393), dan dua Sinode Kartago (397 dan 419).[2] Kanon ini, yang sesuai dengan kanon Katolik modern, digunakan dalam Vulgata, sebuah terjemahan Alkitab dari awal abad ke-5 yang dikerjakan oleh Hieronimus[3] atas permintaan Paus Damasus I pada 382.

Waktu penulisan

Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil kanonik bervariasi, namun tidak lebih dari tahun 100 M. Jadi tidak lebih dari 70 tahun setelah Yesus Kristus meninggalkan dunia. Berikut perkiraan kurun waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya "An Introduction to the New Testament", sebagai representasi atas konsensus umum para sarjana, pada tahun 1996:

  • Markus: sekitar tahun 68–73,[4] 65–70.[5]
  • Matius: sekitar tahun 70–100,[4] 80–85.[5]
  • Lukas: sekitar tahun 80–100 (sebagian berpendapat pada tahun 85),[4] 80–85.[5]
  • Yohanes: sekitar tahun 90–100,[5] 90–110.[6]

Sedangkan, perkiraan kurun waktu yang diberikan dalam NIV Study Bible:

  • Markus: sekitar tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
  • Matius: sekitar tahun 50-70-an
  • Lukas: sekitar tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
  • Yohanes: sekitar tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70

Kanon Muratori (170 M) memaparkan urutan pembuatan Injil Lukas dan Yohanes sebagai berikut (bagian depan hilang, dan yang tersisa dimulai dengan kata "di mana ia" dan seterusnya; pengembangan terjemahan diletakkan di antara tanda kurung siku. Angka-angka menunjukkan nomor baris teks aslinya yang tersisa dan dapat dibaca):

"(1) . . . di mana ia bagaimanapun juga turut hadir, dan karenanya ia menempatkannya [dalam tulisannya]. (2) Kitab Injil ketiga adalah menurut Lukas. (3) Lukas, tabib terkenal itu, setelah Kenaikan Kristus, (4-5) ketika Paulus membawanya bersama dia sebagai seorang yang mempelajari tentang hukum [Romawi], (6) menyusunnya atas namanya sendiri, menurut anggapan [umum]. Namun, ia sendiri tidak pernah (7) melihat Tuhan dalam daging; dan karenanya, sesuai peristiwa yang dapat dipastikannya, (8) demikianlah sesungguhnya ia memulai menceritakan kisah dari kelahiran Yohanes [Pembaptis]. (9) Yang keempat dari kitab-kitab Injil adalah dari Yohanes, [seorang] dari murid-murid. (10) Kepada murid-murid dan uskup-uskup sejawatnya, yang menghimbaunya [untuk menulis], (11) ia berkata, 'Berpuasalah bersamaku dari hari ini selama tiga hari, dan apa (12) yang akan dinyatakan kepada setiap orang (13) marilah kita mengatakannya satu dengan yang lain.' Pada malam yang sama itu dinyatakan (14) kepada Andreas, [salah satu] dari rasul-rasul, (15-16) bahwa Yohanes harus menuliskan semua hal atas namanya sementara yang lain harus memeriksanya. Dan demikianlah, meskipun berbagai (17) elemen sudah diajarkan dalam masing-masing kitab Injil [yang lain], (18) bagaimanapun juga hal ini tidak menyebabkan perubahan dalam iman (19) orang-orang percaya, karena oleh satu Roh yang berkuasa segala hal (20) telah dinyatakan dalam semua [kitab-kitab Injil]: mengenai (21) kelahiran, mengenai kesengsaraan, mengenai kebangkitan, (22) mengenai hidup bersama para murid-Nya, (23) dan mengenai dua kali kedatangan-Nya; (24) yang pertama dalam kemiskinan ketika Ia dihina, yang sudah terjadi, (25) yang kedua dalam kemuliaan kekuasaan kerajaan, (26) yang masih akan terjadi kelak. Apa (27) yang menakjubkan sehingga, jika Yohanes begitu konsisten (28) menyebutkan poin-poin khusus ini juga dalam surat-suratnya, (29) mengatakan tentang dirinya sendiri, 'Apa yang telah kami lihat dengan mata kami, (30) yang telah kami dengar dengan telinga kami dan dengan tangan kami (31) yang telah kami raba --itulah yang kami tuliskan kepada kamu'? [1 Yohanes 1:1] (32) Karena dengan cara ini Ia mengaku [dirinya] bukan hanya sebagai saksi mata dan pendengar, (33) melainkan juga penulis dari semua perbuatan ajaib Tuhan, sesuai urutannya..."[7]

Injil Apokrif

Beberapa injil yang tidak dikanonkan meskipun mempunyai keserupaan dalam hal sebagian isi dan gaya bahasa, dibandingkan dengan injil-injil kanonik. Kebanyakan (yang lainnya) adalah gnostik dalam hal isi dan gaya bahasa, mempresentasikan / mengemukakan ajaran-ajaran dari sudut pandang yang sangat berbeda dan dalam beberapa kasus dicap sebagai bid'ah.

Injil-injil ini termasuk dalam tulisan-tulisan apokrif:

"Injil Barnabas"

Kitab yang sering disebut sebagai "Injil Barnabas" adalah pemalsuan abad ke-16 M. Penulisannya menggunakan bahasa Italia dan informasinya mengenai geografi Palestina banyak yang tidak masuk akal, menunjukkan bahwa penulis tidak pernah berada di tanah Israel. Selain itu, tidak satupun Injil kanonik yang ditulis menggunakan bahasa Italia (yang baru muncul sebagai bahasa tulis pada abad pertengahan, yaitu setelah abad ke-15 M), melainkan umumnya ditulis dalam bahasa Yunani atau Aram kuno.[8]

Terjemahan dalam bahasa Indonesia yang beredar di Indonesia diterjemahkan dari buku yang ditulis oleh Lonsdale and Laura Ragg, namun komentar-komentar kritisnya mengenai bukti pemalsuan tidak diterjemahkan.

Pengaruh Injil terhadap kebudayaan dan pengaruh kebudayaan terhadap Injil

 
Kitab Injil beraksara Arab-Melayu yang disebarkan Belanda di Kalimantan Selatan (koleksi Museum Lambung Mangkurat).

Injil dan Kebudayaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, pada saat Injil disampaikan maka kebudayaan ikut serta dalam pemberitaan Injil tersebut. keterkaitan antara injil dan kebudayaan seperti kulit dan buah, yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. kebudayaan bisa saja menimbulkan efek positif terhadap injil namun bisa juga menimbulkan efek negatif. sebaga contoh, pada saat Injil disampaikan, maka seorang pembawa injil (misionaris) akan mengunakan kebudayaan masyarakat tersebut sebagai pendekatan sehingga injil yang disampaikan tersebut dapat dengan mudah diterima. Namun kebudayaan juga tentunya bisa menimbulkan efek negatif terhadap pengabaran Injil, jika kebudayaan suatu masyarakat sangat kental, misalnya agama leluhur suatu masyarakat sangat kental dan memiliki kefanatikan yang kuat maka tentunya Injil akan sulit untuk masuk menembus kedalam masyarakat tersebut.

Lihat pula

Pranala luar

Rujukan

  1. ^ "injil (TB) - Pencarian Teks - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. 
  2. ^ Pogorzelski, Frederick (2006). "Protestantism: A Historical and Spiritual Wrong Way Turn". Bible Dates. CatholicEvangelism.com. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-09. Diakses tanggal 2006-11-21.  Teks "diakses 11 Juli 2006" akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ "Canon of the New Testament". Catholic Encyclopedia. NewAdvent.com. 1908.  Teks " diakses 11 Juli 2006" akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ a b c Raymond E. Brown. An Introduction to the New Testament.
  5. ^ a b c d Harris, Understanding the Bible. Palo Alto: Mayfield. 1985
  6. ^ C K Barrett, dkk.
  7. ^ "The Muratorian Fragment". www.bible-researcher.com. 
  8. ^ Seluk beluk buku yang disebut Injil Barnabas oleh Drs. B.F. Drewes dan Drs. J. Slomp. 1983.