Pondok Pesantren Kauman Padang Panjang

madrasah aliyah di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat

Madrasah Aliyah Kulliyatul Muballighien Muhammadiyah Kauman Padang Panjang atau disingkat MA KMM Kauman Padang Panjang adalah madrasah aliyah swasta yang berdiri sejak masa kolonial Belanda di Kota Padang Panjang. Bagian dari amal usaha Muhammadiyah, madrasah ini dipelopori oleh Dr. H. Abdul Karim Amrullah atau Inyiak Rasul dan Buya Hamka sebagai kepala sekolah pertamanya.[2]

MA KMM Kauman Padang Panjang
Informasi
Didirikan2 Februari 1930
JenisPondok pesantren Muhammadiyah (Boarding school)
AkreditasiA Unggul[1]
Rektor / KetuaDerliana
Kepala SekolahLinda Andriani
Jurusan atau peminatanITT (Internasional Timur Tengah), IPA dan IPS
Rentang kelasX-XII
StatusPelajar
Alamat
LokasiJl. Dt.Sinaro Panjang No.28, Tanah Pak Lambik, Kec. Padang Panjang Timur, Padang Panjang, Sumatera Barat, Indonesia
Tel./Faks.(0752) 83421
Moto
MotoIman, Ilmu dan Amal

Sejarah

Pada tahun 1925, paham Muhammadiyah mulai masuk ke Sumatra Barat yang dibawa oleh perantau Minang yang kembali dari tanah Jawa. Syekh Abdul Karim Amrullah atau Inyiak Rasul mendirikan cabang Muhammadiyah Padang Panjang pada 2 Juni 1926 yang diawali dari hasil rapat umum masyarakat yang mendukung berdirinya Muhammadiyah di rumah Inyiak Rasul. [3] Cabang ini merupakan cabang pertama yang mendapatkan pengesahan Hoofdbestuur (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah Yogyakarta yang tercantum dalam besluit Hoofdbestuur No. 36 tanggal 20 Juli 1927[4][5][6] Pertumbuhan pengikutnya tumbuh sangat pesat, dibandingkan dengan cabang Maninjau yang secara organisatoris merupakan cabang Muhammadiyah pertama di luar pulau Jawa.[5]

Semakin berkembangnya Muhammadiyah di Padang Panjang, pendidikan menjadi salah satu amal usaha utama yang diperhatikan. Sekolah umum tingkat dasar hingga menengah lebih cenderung dibangun dengan tujuan memberikan pemerataan pendidikan bagi sebanyak-banyaknya penduduk pribumi.[7] Salah satunya, Tabligh School, cikal bakal KM yang didirikan pada tahun 1931.[8] Berdirinya Tabligh School diawali dengan keputusan pimpinan Konsul Muhammadiyah Minangkabau untuk membeli Hotel Merapi seharga ƒ.250 di Guguk Malintang, pasca-Kongres ke-19 tahun 1930 di Bukittinggi. Komplek penginapan seluas 10 x 45 meter itu milik seorang pengusaha Belanda bernama Johannes G. Rox., yang terdiri atas lahan seluas dua hektar.[9] Kemudian Buya Hamka didaulat sebagai kepala sekolah pertamanya.[10]

Sesuai dengan namanya, Tabligh School merupakan sekolah kader, dimana selain mempelajari ilmu agama dan pengetahuan umum, sekolah ini juga mengajarkan jiwa Muhammadiyah atau ilmu kemuhammadiyahan.[11] Sekolah ini didirikan berdasarkan permintaan beberapa daerah seperti Aceh, Tapanuli, Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan untuk mengirim calon-calon pendidik dan pemimpin yang mampu menggerakan amal usaha Muhammadiyah.

Setelah berjalan satu tahun, pendidikan di Tabligh School terhenti yang dipengaruhi oleh depresi ekonomi dan tidak mendapat izin tertulis dari pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Tiga tahun kemudian, 1935, beberapa orang alumni Sumatera Thawalib dan Diniyah Putra Padang Panjang, seperti Abdullah Kamil dan Rasyid Idris Dt. Sinaro Panjang, menemui Buya Hamka sekembalinya ia dari Celebes, pasca diutus Hoofdbestuur Muhammadiyah Hindia Timur. Mereka meminta Hamka untuk mengaktifkan kembali Tabligh School.[12]

Setelah itu, berdasarkan keputusan Kongres Muhammadiyah ke-11 tahun 1936 di Sungai Batang, Maninjau, Tabligh School diubah menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas) 3 tahun,[13] dan namanya diganti menjadi Kulliyatul Muballighien pada 2 Februari 1936 serta pimpinannya diserahkan kepada Yakub Rasyid sebagai direktur dan Buya Datuk Sinaro sebagai wakilnya.[14][15] Setelah itu, pembelajaran di Kulliyatul Muballighien sempat terhenti yang disebabkan oleh pergolakan di Sumatera Barat misalnya Agresi Militer Belanda II tahun 1949 dan pergolakan PRRI tahun 1959-1965.[16]

Perguruan Muhammadiyah

Setelah beberapa waktu berdirinya Kulliyatul Muballighien, beberapa sekolah Muhammadiyah lainnya ikut berdiri seperti Frobelschool atau TK ABA pada tahun 1939[17] dan Kulliyatul Muballighat tahun 1941,[8] yang membentuk komplek Perguruan Muhammadiyah Kauman Padang Panjang. Pasca kemerdekaan, sekolah-sekolah di komplek Kauman telah dibagi menjadi dua jalur yakni jalur agama dan umum, yaitu Tsanawiyah dan MA KMM; serta SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah.[18] Selain itu, ada juga kampus fakultas bahasa dan matematika Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Komplek ini menjadi komplek dengan tingkat sekolah terlengkap di Sumatera Barat.

Akreditasi

  • Nilai akreditasi: 94[1]
  • Peringkat akreditasi: A Unggul
  • Tahun akreditasi: 2018

Jurusan

  • Internasional Timur Tengah (keagamaan)
  • Ilmu Pengetahuan Alam
  • Ilmu Pengetahuan Sosial

Kegiatan

Program wajib

  • Tahfidz Al-Qur'an
  • Hizbul Wathan dan Pramuka
  • Bahasa asing (Arab dan Inggris)
  • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
  • Muhadharah
  • Tata boga (kelas X–XI)
  • Literasi
  • Mukhayyam
  • Program asrama

Program pilihan

Program lainnya

  • Studi bahasa Kampung Inggris Pare
  • International Student Exchange
  • KIBAS (Kemah Intensif Bahasa dan Al-Qur'an Santri)

Prestasi

Internasional

  • Muadzin Battle Lower IZE Fest 2021
  • Kejuaraan Dunia Tapak Suci 2019
  • IIUM Robotic Competition, Malaysia 2018

Nasional

  • The Best Design Teknokrat Robot Kontes 2018 di Lampung
  • Sekolah Adiwiyata Nasional 2017
  • Kepala Sekolah Berprestasi Nasional 2016
  • Medali emas Olimpycade Bandung

Referensi

  1. ^ a b "Akreditasi MA KMM Kauman Padang Panjang". Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah. 2018. 
  2. ^ Fira, author (2 Januari 2021). "Milad ke-91 Pontren MA KMM Padang Panjang, membangun generasi untuk umat dan bangsa". Antara Sumbar. 
  3. ^ Kayo 1991, hlm. 4.
  4. ^ Deliar Noer 1996.
  5. ^ a b Rohanah, dkk. 2001, hlm. 23-24.
  6. ^ "Mengembangkan Muhammadiyah di Sumbar". Republika Online. 2009-02-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-17. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  7. ^ Cesaria 2010, hlm. 24.
  8. ^ a b Asmara 2016, hlm. 52.
  9. ^ Sufyan 2022, hlm. 23.
  10. ^ Hadi, Saiful (12 Februari 2022). "Penelitian Warisan Buya Hamka di Kulliatul Mubaligin Padang Panjang". Infomu.co. 
  11. ^ Rohanah, dkk. 2001, hlm. 40.
  12. ^ Rohanah, dkk. 2001, hlm. 40-41.
  13. ^ Asmara 2016, hlm. 53.
  14. ^ Buletin Soeara Moehammadijah April 1937, hlm. 127.
  15. ^ Rohanah, dkk. 2001, hlm. 41.
  16. ^ "Sejarah MA KMM Kauman Padang Panjang". kaumanpp.com. 
  17. ^ Rohanah, dkk. 2001, hlm. 42.
  18. ^ Rohanah, dkk. 2001, hlm. 42-43.

Pranala luar