RMS Titanic
RMS Titanic adalah sebuah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam di Samudra Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912 setelah menabrak sebuah gunung es pada pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1514 orang dalam salah satu bencana maritim masa dama paling mematikan sepanjang sejarah. Titanic merupakan kapal terbesar di dunia pada pelayaran perdananya. Satu dari tiga kapal samudra kelas Olympic dioperasikan oleh White Star Line. Kapal ini dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut 2,224 penumpang.
RMS Titanic meninggalkan Southampton pada 10 April 1912
| |
Sejarah | |
---|---|
Nama | RMS Titanic |
Pemilik | White Star Line |
Registrasi | Liverpool |
Rute | Southampton ke New York City |
Dipesan | 17 September 1908 |
Pembangun | Harland and Wolff, Belfast |
Nomor galangan | 401 |
Pasang lunas | 31 Maret 1909 |
Diluncurkan | 31 Mei 1911 (tidak dibaptis) |
Selesai | 2 April 1912 |
Pelayaran perdana | 10 April 1912 |
Identifikasi | Kode panggil radio "MGY" |
Nasib | Karam 15 April 1912 pada pelayaran perdananya |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal samudra kelas Olympic |
Tonase | 46.328 GRT |
Berat benaman | 52.563 ton |
Panjang | 882 ft 6 in (269,0 m) |
Lebar | 92 ft 0 in (28,0 m) |
Tinggi | 175 ft (53,3 m) (lunas hingga puncak cerobong) |
Daya muat | 34 ft 7 in (10,5 m) |
Kedalaman | 64 ft 6 in (19,7 m) |
Dek | 9 (A–G) |
Tenaga |
24 ketel ujung ganda dan 5 ketel ujung tunggal |
Pendorong |
Dua baling-baling samping bilah 3 dan satu baling-baling tengah bilah 4 |
Kecepatan |
Jelajah: 21 kn (39 km/h; 24 mph). Maks: 24 kn (44 km/h; 28 mph) |
Kapasitas | Penumpang: 2.435, awak: 892 |
Catatan | Sekoci: 20 untuk 1.178 orang |
Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang dan operasional kapal. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang – sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.
Setelah meninggalkan Southampton pada 10 April 1912, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia sebelum berlayar ke barat menuju New York. Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di selatan Newfoundland, kapal menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap airnya. Selama dua setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan tenggelam. Para penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci, kebanyakan sudah diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria dalam jumlah yang tidak sepadan – hampir 90% di Kelas Dua - ditinggalkan karena para petugas yang memuat sekoci mematuhi protokol "wanita dan anak-anak dahulu". Tepat sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan haluannya tenggelam bersama seribu penumpang di dalamnya. Orang-orang di air meninggal dalam hitungan menit akibat hipotermia karena bersentuhan dengan samudra yang sangat dingin.710 penumpang selamat diangkat dari sekoci oleh RMS Carpathia beberapa jam kemudian.
Musibah ini ditanggapi dengan keterkejutan dan kemarahan dunia atas jumlah korban yang besar dan kegagalan regulasi dan operasi yang terjadi serta sekoci dan alat kelengkapan penyelamatan lainnya yang tidak memadai. Penyelidikan publik di Britania dan Amerika Serikat mendorong perbaikan besar-besaran keselamatan laut. Salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah penetapan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih mengatur keselamatan laut sampai sekarang. Banyak korban selamat kehilangan seluruh kekayaan dan harta benda mereka dan menjadi miskin; banyak keluarga, terutama keluarga awak kapal dari Southampton, kehilangan sumber nafkah utamanya. Mereka semua dibantu oleh banjirnya simpati dan sumbangan amal dari masyarakat. Beberapa pria yang selamat, terutama kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dicela sebagai pengecut karena meninggalkan kapal ketika penumpang lain masih di atasnya, dan mereka diasingkan oleh publik.
Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan hancur di kedalaman 12.415 kaki (3.784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh dunia. Titanic telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah. Keberadaannya terus diingat oleh sejumlah buku, film, pameran, dan tugu peringatan.
Latar belakang
Dibangun di Belfast, Irlandia, Kerajaan Bersatu, RMS Titanic adalah kapal kedua dari tiga kapal samudra kelas Olympic - sisanya adalah RMS Olympic dan HMHS Britannic (aslinya bernama Gigantic).[2] Ketiganya adalah kapal terbesar dalam armada perusahaan perkapalan Britania White Star Line, yang terdiri dari 29 kapal uap dan tender pada tahun 1912.[3] Tiga kapal tersebut lahir dalam sebuah perbincangan pada pertengahan 1907 antara kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dan hartawan Amerika Serikat J. Pierpont Morgan, yang mengendalikan perusahaan induk White Star Line, International Mercantile Marine Co. White Star Line menghadapi tantangan yang semakin menjadi-jadi dari pesaing utamanya, Cunard, yang telah meluncurkan Lusitania dan Mauretania – kapal penumpang tercepat yang beroperasi saat itu – dan perusahaan pelayaran Jerman, Hamburg America dan Norddeutscher Lloyd. Ismay memilih untuk bersaing dalam hal ukuran ketimbang kecepatan dan berencana meluncurkan jajaran kapal baru yang ukurannya lebih besar daripada sebelumnya serta dibuat senyaman dan semewah mungkin.[4]
Jajaran kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belfast, Harland and Wolff, yang sudah punya hubungan lama dengan White Star Line sejak 1867.[5] Harland and Wolff diberikan keuntungan besar dalam merancang kapal untuk White Star Line; pendekatan seperti biasa ditujukan kepada White Star Line untuk membuat sketsa konsep umum yang akan dipakai dan diubah menjadi desain kapal oleh Harland and Wolff. Pertimbangan biaya relatif rendah di agendanya dan Harland and Wolff diminta mengeluarkan biaya atas segala kebutuhan kapal, ditambah margin keuntungan lima persen.[5] Untuk kapal kelas Olympic, biaya sebesar £3 juta untuk dua kapal pertama disetujui disertai beberapa "ekstra atas kontrak" dan bayaran lima persen seperti biasa.[6]
Harland and Wolff menempatkan para desainer utamanya dalam perancangan kapal kelas Olympic. Perancangan ini diawasi oleh Lord Pirrie, direktur Harland and Wolff dan White Star Line; arsitek laut Thomas Andrews, direktur pelaksana departemen desain Harland and Wolff; Edward Wilding, wakil Andrews dan bertanggung jawab atas penghitungan desain kapal, keseimbangan dan kerapiannya; dan Alexander Carlisle, kepala juru gambar kapal dan manajer umum.[7] Tugas Carlisle adalah dekorasi, perlengkapan dan semua pengaturan umum, termasuk penerapan desain dewi-dewi sekoci yang efisien.[a]
Pada tanggal 29 Juli 1908, Harland and Wolff mempresentasikan sketsanya kepada J. Bruce Ismay dan para eksekutif White Star Line lainnya. Ismay menyetujui desain tersebut dan menandatangani tiga "surat perjanjian" dua hari kemudian yang mengizinkan pembangunan kapal.[10] Saat itu, kapal pertama tersebut – yang kelak menjadi Olympic – belum mempunyai nama, tetapi hanya ditandai sebagai "Number 400", karena kapal ini adalah kapal ke-400 yang dibangun Harland and Wolff. Titanic didasarkan pada versi revisi desain yang sama dan diberi nomor 401.[11]
Dimensi dan pengaturan
Titanic memiliki panjang 882 kaki 9 inci (269,06 m) dengan lebar maksimum 92 kaki 6 inci (28,19 m). Tinggi keseluruhannya, diukur dari dasar lunas ke puncak anjungan, adalah 104 kaki (32 m).[12] Kapal ini berbobot 46.328 ton daftar bruto dan dengan daya muat 34 kaki 7 inci (10,54 m), kapal ini berbobot total 52.310 ton.[2]
Ketiga kapal kelas Olympic mempunyai sebelas geladak (tidak termasuk kantor perwira di bagian atas), delapan di antaranya digunakan penumpang. Dari atas ke bawah, geladak-geladak tersebut adalah:
- Boat Deck, tempat sekoci diletakkan. Pada jam-jam pertama 15 April 1912, dari sinilah sekoci Titanic diturunkan ke Samudra Atlantik Utara. Anjungan dan ruang kemudi ada di ujung depan, di depan kantor kapten dan perwira. Anjungan terletak 8 kaki (2,4 m) di atas geladak, menjorok ke samping agar kapal dapat diawasi ketika merapat. Ruang kemudi terletak tepat di belakang dan atas anjungan. Pintu masuk ke Grand Staircase Kelas Satu dan gimnasium ada di tengah kapal bersama atap lounge Kelas Satu, sementar di belakang geladak adalah atap ruang cerutu Kelas Satu dan pintu masuk Kelas Dua yang relatif sederhana. Geladak berlapis kayu ini terbagi menjadi empat teras terpisah; secara berurutan untuk perwira, penumpang Kelas Satu, teknisi dan penumpang Kelas Dua. Sekoci berjajar di sisi geladak, melompati wilayah Kelas Satu agar pemandangan dari sana tidak terganggu.[13][14]
- A Deck, juga disebut Promenade Deck, membentang sepanjang keseluruhan panjang struktur super ini, yaitu 546 kaki (166 m). Geladak ini dirancang khusus untuk penumpang Kelas Satu dan berisikan kabin Kelas Satu, lounge Kelas Satu, ruang cerutu, ruang baca tulis dan Palm Court.[13]
- B Deck, atau Bridge Deck, adalah geladak atas penopang berat sekaligus tingkat teratas lambung kapal. Sebagian besar akomodasi penumpang Kelas Satu dibangun di sini, dilengkapi enam kamar istana (kabin) yang memiliki terasnya sendiri. Di Titanic, A La Carte Restaurant dan Café Parisien menyediakan fasilitas makan mewah bagi penumpang Kelas Satu. Keduanya dioperasikan oleh koki dan staf subkontrak; semuanya tewas dalam bencana. Ruang cerutu Kelas Dua dan aula pintu masuk ada di geladak ini. Geladak haluan kapal yang terangkat berada di depan Bridge Deck dan terdiri dari palka Nomor 1 (palka utama menuju ruang kargo), berbagai macam mesin dan jangkar. Geladak ini tertutup bagi penumpang; adegan "terbang" yang terkenal di haluan kapal pada film Titanic tahun 1997 tidak akan mungkin terjadi di dunia nyata. Buritan Bridge Deck adalah Poop Deck yang dinaikkan, dengan panjang 106 kaki (32 m), digunakan sebagai teras untuk penumpang Kelas Tiga. Di sanalah tempat bertahan terakhir bagi banyak penumpang dan awak Titanic ketika kapal tenggelam. Geladak haluan dan Poop Deck terpisah dari Bridge Deck melalui dek turun.[15][16]
- C Deck, atau Shelter Deck, adalah geladak tertinggi yang merentang langsung dari ujung haluan ke ujung buritan kapal. C Deck terdiri dari dua geladak turun; geladak buritan adalah bagian dari tempat jalan-jalan Kelas Tiga. Kabin awak terletak di bawah geladak haluan dan ruang umum Kelas Tiga terletak di bawah Poop Deck. Di antara keduanya adalah sebagian besar kabin Kelas Satu dan perpustakaan Kelas Dua.[15][17]
- D Deck, atau Saloon Deck, didmonasi oleh tiga ruang umum berukuran besar – Ruang Resepsi Kelas Satu, Ruang Makan Kelas Satu, dan Ruang Makan Kelas Dua. Sebuah ruang terbuka juga dibangun untuk penumpang Kelas Tiga. Para penumpang Kelas Satu, Dua, dan Tiga memiliki kabin di geladak ini, dilengkapi kamar tidur untuk juru api yang terletak di haluan. Geladak ini adalah tingkat tertinggi yang dicapai sekat kedap air kapal (meski hanya delapan dari lima belas sekat).[15][18]
- E Deck, atau Upper Deck, lebih dimanfaatkan untuk akomodasi penumpang untuk semua kelas ditambah kamar tidur koki, pelaut, pelayan, dan penghias. Di sepanjang geladak ini, terdapat sebuah lorong panjang yang dijuluki Scotland Road oleh para awak, merujuk pada nama sebuah jalan terkenal di Liverpool.[15][19]
- F Deck, atau Middle Deck, adalah geladak lengkap yang terakhir dan didominasi akomodasi untuk penumpang Kelas Tiga. Ada pula beberapa kabin Kelas Dua dan akomodasi awak. Ruang makan Kelas Tiga terletak di sini, begitu pula kolam renang dan pemandian Turki.[15][19]
- G Deck, atau Lower Deck, adalah geladak lengkap terendah yang mengangkut penumpang. dan memiliki jendela kapal paling bawah, tepat di atas garis air. Lapangan squash terletak di sini bersama kantor pos berjalan, tempat para petugas surat menyortir surat dan parsel untuk dikirimkan setelah kapal merapat di dermaga. Bahan pangan juga disimpan di sini. Di beberapa tempat, geladak ini ditembus oleh geladak orlop (setengah) di atas ruang ketel, mesin, dan turbin.[15][20]
- Orlop Decks dan Tank Top berada di tingkat terendah kapal, di bawah garis air. Geladak orlop dipakai untuk ruang kargo, sementara Tank Top – bagian bawah terdalam di lambung kapal – memiliki ruang tempat ketel, turbin, dan generator listrik kapal dipasang. Bagian kapal yang satu ini didominasi oleh ruang mesin dan ketel, tempat-tempat yang tidak biasa dilihat penumpang. Kedua ruang ini terhubung dengan tingkat teratas di kapal melalui serangkaian tangga; dua tangga spiral dekat haluan memberi akses ke D Deck.[15][20]
Fitur
Mesin, ketel, dan generator
Titanic dilengkapi dengan tiga mesin - dua mesin uap tiga ekspansi empat silinder bolak-balik dan satu turbin Parsons bertekanan rendah di tengah - yang masing-masing mendorong satu baling-baling. Dua mesin bolak-balik memiliki kekuatan gabungan sebesar 30.000 hp dan sisa 16.000 hp berasal dari turbin.[12] White Star Line sebelumnya berhasil memakai kombinasi mesin yang sama pada kapal SS Laurentic.[22] Gabungan ini memberikan kombinasi performa dan kecepatan yang bagus; mesin bolak-balik sendiri tidak cukup kuat untuk mendorong sebuah kapal kelas Olympic pada kecepatan yang diinginkan, sementara turbin lumayan kuat namun mengakibatkan getaran yang tidak nyaman, sebuah masalah yang memengaruhi kapal-kapal serba turbin milik Cunard, Lusitania dan Mauretania.[23] Dengan menggabungkan mesin bolak-balik dengan sebuah turbin, pemakaian bahan bakar dapat dikurangi dan tenaga motif meningkat dengan jumlah uap yang sama.[24]
Dua mesin bolak-balik berukuran raksasa, masing-masing sepanjang 63 kaki (19 m) dan berbobot 720 ton. Pelat dasarnya sendiri berbobot 195 ton.[23] Kedua mesin didorong tenaga uap yang dihasilkan 29 ketel, 24 di antaranya berujung ganda dan 5 berujung tunggal, yang terdiri dari 159 tungku secara keseluruhan.[25] Ketel-ketel tersebut berdiameter 15 kaki 9 inci (4,80 m) dan sepanjang 20 kaki (6,1 m), masing-masing berbobot 91,5 ton dan mampu menampung 48,5 ton air.[26]
Ketel ini dipanaskan oleh pembakaran batu bara, 6.611 ton di antaranya ditampung di bunker Titanic dan 1.092 ton sisanya disimpan di Hold 3. Tungku-tungku tersebut membutuhkan lebih dari 600 ton batu bara sehari yang disodok ke dalam menggunakan tangan, sehingga membutuhkan tenaga 176 juru api selama 24 jam.[27] 100 ton abu per hari dibuang dengan melepaskannya ke laut.[28] Pekerjaan seperti ini tampak keras, kotor, dan berbahaya, meski digaji relatif besar,[27] ada tingkat bunuh diri yang tinggi di antara para juru api yang menjalaninya.[29]
Uap buangan yang meninggalkan mesin bolak-balik dimasukkan ke turbin di buritan. Dari sana, uap diteruskan ke kondensator sehingga bisa diembunkan menjadi air dan dipakai lagi.[30] Mesin-mesin terpasang langsung dengan tangkai panjang yang mengendalikan baling-baling. Ada tiga baling-baling, satu untuk setiap mesin; baling-baling terluar (atau samping) adalah yang terbesar, masing-masing terdiri dari tiga bilah aloi mangan-perunggu dengan diameter total 235 kaki (72 m).[26] Baling-baling tengah berdiameter 17 kaki (5,2 m),[31] dapat dihentikan, namun tidak dapat dimundurkan.
Pembangkit listrik Titanic mampu menghasilkan lebih banyak listrik ketimbang satu pembangkit listrik kota pada masa itu.[32] Buritan mesin turbin terisi oleh empat generator listrik tenaga uap 400 kW yang digunakan untuk menyediakan tenaga listrik kapal, plus dua generator pembantu 30 kW untuk keperluan darurat.[33] Tempatnya ada di belakang kapal, sehingga masih sempat beroperasi sampai menit-menit terakhir sebelum kapal tenggelam.[34]
Fasilitas teknis
Kemudi Titanic lumayan besar – setinggi 78 kaki 8 inci (23,98 m) dan sepanjang 15 kaki 3 inci (4,65 m), berbobot lebih dari 100 ton – sehingga dibutuhkan mesin kemudi untuk menggerakkannya. Dua mesin kemudi berkekuatan uap dipasang meski hanya satu yang dipakai, sementara satu lagi sebagai cadangan. Keduanya terhubung dengan tangkai kemudi pendek melalui per keras untuk mengisolasi mesin kemudi dari kejutan apapun akibat laut keras atau perubahan arah yang cepat.[35] Sebagai pilihan terakhir, tangkai kemudi dapat dipindahkan dengan tali yang terhubung dengan dua putaran jangkar uap.[36] Putaran jangkar ini juga digunakan untuk menaikkan dan menurunkan lima jangkar kapal (satu di kiri, satu kanan, satu tengah, dan dua jangkar lengkung).[36]
Kapal ini memiliki sistem pengaliran airnya sendiri, yang mampu memanaskan dan memompa air ke seluruh kapal melalui jaringan pipa dan katup yang rumit. Suplai air utama dibawa ke kapal ketika Titanic masih di pelabuhan, tetapi dalam keadaan darurat pun kapal mampu menyuling air tawar dari laut, meski ini bukan proses langsung karena saluran distilasi mudah tersumbat endapan garam. Serangkaian saluran terisolasi mengangkut udara hangat ke seluruh kapal yang berasal dari kipas listrik, dan kabin Kelas Satu dilengkapi pemanas listriknya sendiri.[32]
Titanic dilengkapi dengan telegraf nirkabel jeda percik berkekuatan 1,5 kW yang dipasang di ruang radio Geladak Anjungan. Satu set dipakai untuk mengirim pesan dan satu lagi, di bilik kedap suara, untuk menerima pesan. Sinyal dipancarkan melalui dua kabel paralel yang dibentangkan di antara menara-menara kapal, 50 kaki (15 m) di atas cerobong untuk menghindari asap korosifnya.[32] Sistem ini adalah salah satu yang tercanggih di dunia dengan jangkauan sampai 1.000 mil.[37] Sistem ini dimiliki dan dioperasikan oleh Marconi Company, bukan White Star Line, dan hanya diperuntukkan kepada penumpang, bukan operasi kapal. Fungsi dua operator nirkabel – keduanya karyawan Marconi – adalah mengoperasikan layanan pengiriman dan penerimaan telegram nirkabel 24 jam untuk penumpang. Mereka juga meneruskan pesan profesional kapal seperti laporan cuaca dan peringatan es.[38]
Fasilitas penumpang
Fasilitas penumpang di Titanic dibangun semewah mungkin. Kapal ini dapat menampung 739 penumpang Kelas Satu, 674 Kelas Dua dan 1.026 Kelas Tiga. Para awaknya berjumlah sekitar 900 orang; secara keseluruhan, kapal ini dapat menampung 3.339 orang. Desain interiornya jauh berbeda dari kapal-kapal penumpang lainnya, yang umumnya didekorasi dengan gaya rumah puri atau rumah pedesaan Inggris. Titanic dirancang dengan gaya yang lebih ringan seperti hotel-hotel kontemporer kelas atas – Ritz Hotel menjadi rujukannya – dengan kabin Kelas Satu dibangun dengan gaya Kekaisaran.[39] Berbagai gaya dekoratif lain, mulai dari Renaisans sampai gaya Victoria, dipakai untuk mendekorasi kabin dan ruang umum di kawasan Kelas Satu dan Dua. Tujuannya adalah memberi kesan bahwa penumpang berada di hotel terapung alih-alih kapal penumpang; sebagaimana kesaksian seorang penumpang, ketika memasuki interior kapal, seseorang akan merasa "kehilangan perasaan bahwa kita berada di atas kapal, dan seolah-olah memasuki aula rumah besar di pesisir pantai."[40]
Penumpang dapat memanfaatkan sistem telepon kapal, perpustakaan pinjam buku, dan salon besar.[41] Kelas Satu dilengkapi kolam renang, gimnasium, lapangan squash, pemandian Turki, pemandian listrik dan kafe teras.[40] Ruang umum Kelas Satu dilengkapi panel kayu ukiran, furnitur mahal dan dekorasi lainnya, sementara ruang umum Kelas Tiga dilengkapi panel kayu pinus dan furnitur jati.[42] Café Parisien terletak di teras terbuka yang dilengkapi dekorasi trellis dan menawarkan haute cuisine Prancis terbaik untuk penumpang Kelas Satu.[43]
Penumpang Kelas Tiga tidak diperlakukan semewah Kelas Satu, tetapi kondisi mereka masih lebih baik daripada penumpang Kelas Tiga di kapal lain pada masa itu. Mereka ditempatkan di kabin tidur berkapasitas dua dan sepuluh orang, dengan 164 kamar terbuka tambahan untuk para pemuda di G Deck.[45] Dalam hal fasilitas mandi dan cuci, mereka lebih terbatas ketimbang penumpang Kelas Satu atau Dua. Mereka hanya diberi dua kamar mandi, satu untuk pria dan satu lagi wanita, untuk keseluruhan Kelas Tiga. Mereka harus mencuci pakaian mereka sendiri di ruang cuci yang dilengkapi bak besi, sementara penumpang Kelas Satu dan Dua dapat memakai jasa binatu kapal.[46] Ada pula batasan terhadap kawasan kapal yang boleh dimasuki; ketiga kelas penumpang terpisah satu sama lain, dan meski teorinya penumpang kelas teratas dapat mengunjungi kawasan kelas terendah, kenyataannya mereka tidak diperbolehkan melakukannya demi menghormati kebiasaan sosial pada masa itu.[47] Pemisahan kelas terlihat pada perlengkapan kapal, toilet Kelas Tiga terbuat dari besi, sementara Kelas Dua porselen dan Kelas Satu marmer.[48]
Fasilitas kenyamanan disediakan untuk ketiga kelas untuk menghabiskan waktu. Selain memanfaatkan fasilitas dalam ruangan seperti perpustakaan, ruang cerutu dan gimnasium, penumpang juga perlu bersosialisasi di dek terbuka, jalan-jalan atau menenangkan diri di kursi dek atau kursi kayu. Sebuah daftar penumpang diterbitkan sebelum pelayaran untuk menginformasikan kepada publik mana saja anggota keluarga berpengaruh yang naik kapal, dan sudah umum bagi ibu-ibu yang ambisius untuk memanfaatkan daftar ini untuk mengenali orang-orang kaya yang dapat diperkenalkan kepada anaknya sepanjang pelayaran.[47]
Salah satu fitur paling menarik di Titanic adalah tangga Kelas Satunya, yang dikenal sebagai Grand Staircase atau Grand Stairway. Tangga ini menuruni lima dek kapal, dari Boat Deck ke Reception Room yang bergabung dengan First Class Dining Saloon di D Deck.[49] Ruangan ini beratapkan kubah besi tempa dan kaca yang menyalurkan cahaya alami. Setiap ujung bawah tangga mengarah ke aula pintu masuk yang diterangi lampu berlapiskan emas.[50] Di ujung atas tangga terdapat panel kayu ukiran besar berisikan jam ditambah kata-kata "Honour and Glory Crowning Time" yang mengitari jam.[49] Grand Staircase hancur dalam peristiwa tenggelamnya Titanic dan sekarang menjadi lubang di kapal yang dipakai para penjelajah modern untuk mengakses dek bawah.[51] Selama perekaman Titanic karya James Cameron pada tahun 1997, replika Grand Staircase-nya tercabut dari fondasinya akibat desakan air yang masuk dengan deras di studio. Diasumsikan bahwa pada peristiwa aslinya, seluruh Grand Staircase terangkat ke atas melalui kubah ruangan.[52]
Surat dan kargo
Meski Titanic adalah kapal penumpang, kapal ini juga mengangkut sejumlah kargo. Gelar Royal Mail Ship-nya menandakan bahwa Titanic mengangkut surat di bawah kontrak dengan Royal Mail (dan juga United States Post Office Department). 26.800 kaki kubik (760 m3) ruang kargonya dikhususkan untuk penyimpanan surat, parsel dan mata uang (emas lantak, koin, dan barang berharga lain). Sea Post Office di G Deck dikelola oleh lima petugas pos, tiga dari Amerika Serikat dan dua dari Britania Raya, yang bekerja tiga belas jam sehari, tujuh hari seminggu, menyortir hingga 60.000 surat/barang setiap harinya.[53]
Penumpang kapal turut membawa bagasi dalam jumlah besar; 19.455 kaki kubik (550,9 m3) ruang kargo dipenuhi bagasi kelas satu dan dua. Selain itu, ada berbagai macam kargo reguler, mulai dari furnitur hingga bahan pangan dan bahkan mobil motor.[53] Meski muncul beberapa mitos bahwa kargo pada pelayaran perdana Titanic sangat melimpah; tidak ditemukan emas, mineral eksotis atau intan, dan salah satu barang terkenal yang terjebak di bangkai kapal, salinan Rubaiyat of Omar Khayyam, hanya bernilai £405 (£33.951 hari ini) – cuma barang-barang legenda.[54] Titanic dilengkapi dengan delapan takal listrik, empat derek listrik dan tiga derek uap untuk mengangkat kargo dan bagasi ke dalam dan luar ruang kargo. Diperkirakan bahwa kapal ini memakai 415 ton batu bara di Southampton untuk menghasilkan uap untuk mengoperasikan derek kargo, penghangat dan penerangan.[55]
Sekoci
Titanic mengangkut 20 sekoci secara keseluruhan: 14 sekoci kayu standar Harland and Wolff dengan kapasitas masing-masing 65 orang dan empat sekoci "lipat" Englehardt (diberi tanda A sampai D) dengan kapasitas masing-masing 47 orang. Selain itu, kapal ini memiliki dua kapal dayung dengan kapasitas masing-masing 40 orang.[56][b] Semua sekoci disimpan rapat di Boat Deck dan, kecuali sekoci lipat A dan B, terhubung dengan dewi-dewi melalui tali. Sekoci di sisi kanan diberi nomor ganjil 1–15 dari haluan ke buritan, sementara sekoci di sisi kiri diberi nomor genap 2–16 dari haluan ke buritan. Kedua kapal dayung dibiarkan berayun dan tergantung di dewi-dewi agar dapat segera dipakai, sementara sekoci lipat C dan D disimpan di Boat Deck (terhubung dengan dewi-dewi) langsung di dalam sekoci 1 dan 2. A dan B disimpan di atap kantor perwira, di masing-masing sisi cerobong nomor 1. Tidak ada dewi-dewi untuk menurunkannya dan bobotnya akan sangat menantang ketika diluncurkan.[57] Setiap sekoci berisikan makanan, air, selimut, dan pelampung cadangan. Tali penyelamat di sisi sekoci memungkinkan penumpang menyelamatkan korban lainnya dari air jika perlu.
Titanic memiliki 16 set dewi-dewi yang masing-masing mampu menangani 4 sekoci. Ini memberikan Titanic kemampuan untuk mengangkut 64 sekoci kayu[58] yang muat untuk 4.000 orang – melebihi kapasitas kapal aslinya. Sayangnya, White Star Line memutuskan agar 16 sekoci kayu dan empat sekoci lipat yang diangkut, yang mampu menampung 1.178 orang, sepertiga kapasitas total Titanic. Pada waktu itu, regulasi Board of Trade mensyaratkan kapal-kapal Britania berbobot lebih dari 10.000 ton membawa 16 sekoci dengan kapasitas 990 penumpang.[56] Meski begitu, White Star Line menyediakan akomodasi sekoci lebih banyak daripada yang disyaratkan secara hukum.[59][c]
Pembangunan dan persiapan
Konstruksi, peluncuran dan pemasangan
Ukuran Titanic dan kapal-kapal saudaranya yang raksasa memberikan tantangan teknik tersendiri bagi Harland and Wolff; belum pernah ada pembangun kapal yang berhasil membangun kapal sebesar ini. Kapal-kapal ini dibangun di Queen's Island, sekarang bernama Titanic Quarter, di Belfast Harbour. Harland and Wolff harus menghancurkan tiga seluncur kapal dan membangun dua seluncur baru, yang merupakan seluncur terbesar yang pernah dibangun pada masa itu, untuk mengakomodasi kapal-kapal raksasa.[6]
Pembangunannya difasilitasi oleh alat peluncur raksasa yang dibangun oleh Sir William Arrol & Co., sebuah firma asal Skotlandia yang pernah membangun Forth Bridge dan Tower Bridge London. Arrol Gantry berdiri setinggi 228 kaki (69 m), dengan lebar 270 kaki (82 m) dan panjang 840 kaki (260 m), serta berbobot lebih dari 6.000 ton. Alat peluncur ini terdiri dari beberapa takal bergerak. Sebuah takal apung yang mampu mengangkut bobot 200 ton didatangkan langsung dari Jerman.[61]
Pembangunan Titanic dan Olympic dilakukan secara bersamaan dan terpisah, dengan lambung Olympic pertama diletakkan pada 16 Desember 1908 dan lambung Titanic pada tanggal 31 Maret 1909.[11] Kedua kapal dibangun selama 26 bulan dan melalui proses konstruksi yang sama. Kapal-kapal tersebut dirancang sebagai sebuah box girder apung raksasa, dengan lunasnya yang berperan sebagai tulang punggung dan kerangka lambungnya sebagai tulang dada. Di dasar kapal, sebuah penopang ganda sedalam 5 kaki 3 inci (1,60 m) menopang 300 kerangka, masing-masing terpisah sejauh 24 inci (61 cm) dan 36 inci (91 cm) dan sepanjang 66 kaki (20 m). Penopang ini berakhir di dek anjungan (B Deck) dan dilapisi pelat baja yang membentuk kulit terluar kapal.[62]
2.000 pelat lambungnya terdiri dari bagian-bagian baja gulung, kebanyakan selebar 6 kaki (1,8 m) dan sepanjang 30 kaki (9,1 m) dan berbobot antara 2,5 dan 3 ton.[63] Ketebalannya bervariasi mulai 15 inci (38 cm) hingga 1 inci (2,5 cm).[64] Pelat-pelat tersebut dipasang dengan gaya klinker (tumpang tindih) dari lunas sampai lambungnya. Di atas bagian itu, pelat dipasang dengan gaya "luar dalam", yang berarti pemasangan pelat pelatnya dipasang berbentuk pita (disebut "pelat lurus dalam") dengan celah yang ditutup oleh "pelat lurus luar", sehingga tumpang tindih di pinggirannya. Pengelasan baja masih terdengar baru sehingga struktur ini perlu digabung dengan lebih dari tiga juta paku sumbat besi dan baja yang keseluruhannya berbobot lebih dari 1.200 ton. Paku sumbat ini dipasang menggunakan mesin hidraulis atau dipaku dengan tangan.[65]
Interior kapal kelas Olympic dibagi menjadi enam belas kompartemen utama yang dibagi menjadi lima belas sekat yang membentang di atas garis air. Sebelas pintu kedap air yang menutup secara vertikal dapat mengunci kompartemen jika terjadi keadaan darurat".[64] Geladak terbuka kapal terbuat dari kayu pinus dan jati, sementara langit-langit kapal dilapisi butiran gabus bercat untuk mencegah kondensasi.[66] Superstruktur ini terdiri dari dua geladak, Promenade Deck dan Boat Deck, yang memiliki panjang 500 kaki (150 m). Kedua geladak berisikan kantor perwira, gimnasium, ruang umum dan kabin kelas satu, ditambah anjungan dan ruang kemudi. Sekoci kapal ditempatkan di Boat Deck, dek paling atas.[13] Di atas geladak terdapat empat cerobong, meski hanya tiga yang berfungsi - cerobong terakhir cuma hiasan untuk estetika saja – dan dua menara, masing-masing setinggi 155 kaki (47 m), yang menopang derek untuk pemuatan kargo. Sebuah kabel komunikasi nirkabel dibentangkan di antara kedua menara.[67]
Pembangunan kapal ini begitu sulit dan berbahaya. Untuk 15.000 orang yang bekerja di Harland and Wolff pada saat itu,[68] pencegahan keselamatan dirancang sebagus mungkin; banyak pekerjaan berbahaya yang dilakukan tanpa peralatan keselamatan seperti topi atau pelindung tangan pada mesin. Akibatnya, timbul korban tewas dan luka-luka. Selama pembangunan Titanic, tercatat 246 kasus luka-luka, 28 di antaranya "parah", seperti lengan terluka karena mesin atau kaki yang tertimpa bagian-bagian baja yang jatuh. Enam orang meninggal di dalam kapal ketika sedang dibangun dan dipasang dan dua lainnya meninggal di bengkel dan gudang galangan kapal.[69] Tepat sebelum peluncuran, seorang pekerja tewas ketika sebilah kayu menimpanya.[70]
Titanic diluncurkan pada pukul 12:15 tanggal 31 Mei 1911 di hadapan Lord Pirrie, J. Pierpoint Morgan dan J. Bruce Ismay dan 100.000 penonton.[71] 22 ton sabun dan lemak disebarkan di seluncuran untuk memudahkan peluncuran kapal ke Sungai Lagan.[70] Sesuai kebijakan lama White Star Line, kapal ini tidak diberi nama secara resmi maupun dibaptis dengan sampanye.[71] Kapal ini ditarik ke dermaga pemasangan, tempat mesin, cerobong dan superstrukturnya dipasang dan interiornya dilengkapi selama satu tahun selanjutnya.[72]
Meski Titanic tampak identik dengan kapal saudara sebelumnya, Olympic, sejumlah perubahan dilakukan untuk membedakan kedua kapal. Perubahan yang paling mudah dikenali adalah bahwa Titanic (dan kapal saudara selanjutnya, Britannic) memilikii bingkai baja dengan jendela geser di sepanjang setengah depan teras A Deck. Jendela ini dipasang pada menit-menit terakhir atas permintaan pribadi Bruce Ismay, dan bertujuan untuk memberi perlindungan tambahan bagi penumpang kelas satu.[73] Perubahan-perubahan ini menjadikan Titanic secara marginal lebih berat ketimbang kapal saudaranya, dan dapat mengklaim diri sebagai kapal terbesar yang berlayar pada masa itu. Pekerjaan ini lebih lama daripada yang diharapkan akibat perubahan rancangan yang diperintahkan Ismay dan penundaan sementara karena perbaikan Olympic, yang mengalami tabrakan pada September 1911. Jika Titanic sudah rampung dari dulu, kapal ini nantinya mungkin tidak menabrak gunung es.[74]
Pelayaran uji coba
Pelayaran uji coba Titanic dimulai pukul 06.00 pada hari Senin, 2 April 1912, dua hari setelah pemasangannya selesai dan delapan hari sebelum meninggalkan Southampton untuk pelayaran perdananya.[75] Ujicoba ini ditunda selama satu hari karena cuaca buruk, namun pada Senin pagi cuaca cerah dan sejuk.[76] Kapal ini mengangkut 78 juru api, tukang minyak, dan 41 awak kapal. Tidak ada staf domestik di kapal tersebut. Perwakilan dari berbagai perusahaan ikut dalam uji coba Titanic, Thomas Andrews dan Edward Wilding dari Harland and Wolff dan Harold A. Sanderson dari IMM. Bruce Ismay dan Lord Pirrie terlalu sakit untuk hadir. Jack Phillips dan Harold Bride bertugas sebagai operator radio, dan melaukan penyesuaian terhadap alat-alat Marconi. Francis Carruthers, seorang pengawas dari Board of Trade, juga hadir untuk melihat apakah semuanya berjalan dengan baik dan apakah kapal ini layak mengangkut penumpang.[77]
Pelayaran uji cobanya terdiri dari serangkaian tes terhadap karakteristik kendalinya yang pertama dilaksanakan di Belfast Lough dan perairan terbuka Laut Irlandia. Selama dua belas jam, Titanic dioperasikan dengan beragam kecepatan, kemampuan beloknya diuji dan "berhenti mendadak" dilakukan dengan pemunduran mesin dari mode maju penuh hingga mundur penuh, sehingga kapal ini berhenti pada jarak 850 yd (777 m)* atau 3 menit 15 detik.[78] Kapal ini menempuh jarak sekitar 80 mil laut (92 mi; 150 km), dengan rata-rata 18 knot (21 mph; 33 km/h) dan mencapai kecepatan maksimum di bawah 21 knot (24 mph; 39 km/h).[79] Ketika pulang ke Belfast pada sekitar pukul 19.00, pengawas Board of Trade menandatangani "Agreement and Account of Voyages and Crew" yang sah selama dua belas bulan dan menetapkan kapal ini layak berlayar di laut. Satu jam kemudian, Titanic kembali meninggalkan Belfast – untuk terakhir kalinya – untuk berlayar ke Southampton sejauh 570 mil laut (660 mi; 1.060 km). Setelah berlayar selama 28 jam, kapal tiba sekitar tengah malam 4 April dan ditarik ke Berth 44 di pelabuhan Southampton, bersiap untuk kedatangan penumpangnya dan seluruh awaknya.[80]
Pelayaran perdana
Titanic akan berlayar dalam bentuk kapal utuh selama dua minggu sebelum tenggelam; kendati didaftarkan di Liverpool, kapal ini tidak pernah tiba di sana.[81] Kisah peristiwa tenggelamnya begitu terkenal, tetapi akan dijabarkan secara singkat di sini.
Pelayaran perdana Titanic ditujukan menjadi pelayaran lintas Atlantik pertama antara Southampton di Inggris, Cherbourg di Prancis, Queenstown di Irlandia, dan New York di Amerika Serikat, pulang melalui Plymouth di Inggris pada rute ke timur. White Star Line akan mengoperasikan tiga kapal pada rute ini: Titanic, Olympic, dan RMS Oceanic yang lebih kecil ukurannya. Masing-masing kapal akan berlayar tiga minggu sekali dari Southampton dan New York, biasanya berangkat pada siang hari setiap Rabu dari Southampton dan setiap Sabtu dari New York, sehingga memungkinkan White Star Line mengoperasikan pelayaran mingguan dari masing-masing kota. Kereta khusus dijadwalkan dari London dan Paris untuk mengangkut penumpang ke Southampton dan Cherbourg.[82] Dermaga dalam di Southampton, yang saat itu bernama "White Star Dock", telah dibangun sedemikian rupa untuk mengakomodasi kapal-kapal kelas Olympic yang baru dan dibuka tahun 1911.[83]
Awak
Titanic memiliki sekitar 885 awak kapal untuk pelayaran perdananya.[84] Sebagaimana kapal-kapal lain pada masa itu, Titanic tidak mempunyai awak permanen, dan sebagian besar awaknya adalah pekerja biasa yang naik kapal beberapa jam sebelum berlayar dari Southampton.[85] Proses perekrutan sudah dimulai pada 23 Maret dan beberapa di antara mereka telah dikirim ke Belfast, tempat mereka bekerja sebagai awak utama selama uji coba pelayaran laut Titanic dan perjalanan ke Inggris pada awal April.[86]
Kapten Edward John Smith, kapten paling senior di White Star Line, ditransfer dari Olympic untuk mengambil alih kendali Titanic.[87] Henry Tingle Wilde juga ditarik dari Olympic untuk bertugas sebagai Chief Mate. Chief Mate dan First Officer Titanic sebelumnya, William McMaster Murdoch dan Charles Lightoller, diturunkan pangkatnya masing-masing ke First dan Second Officer. Second Officer yang asli, David Blair, tidak jadi dipekerjakan.[88][d]
Awak Titanic dibagi menjadi tiga departemen utama; Dek, dengan 66 awak; Mesin, 325 orang; dan Makanan, 494 orang.[89] Mayoritas awak kapal bukan pelaut, tetapi teknisi, pemadam kebakaran atau tukang api yang bertugas mengawasi mesin, atau pelayan dan staf dapur yang bertugas melayani penumpang.[90] Dari jumlah tersebut, lebih dari 97% di antaranya adalah pria; hanya 23 awak yang wanita, biasanya bertugas sebagai pelayan.[91] Sisanya mewakili beragam profesi – tukang roti, koki, tukang daging, tukang ikan, pencuci piring, pengurus, instruktur gimnasium, petugas binatu, pelayan, pengatur tempat tidur, tukang bersih-bersih dan bahkan pencetak,[91] yang mencetak harian Atlantic Daily Bulletin untuk penumpang dengan berita-berita terkini yang disampaikan melalui operator nirkabel kapal.[38][e]
Sebagian besar awak kapal mendaftar di Southampton pada tanggal 6 April;[11] secara keseluruhan, 699 awak berasal dari sana, dan 40 persen di antaranya adalah warga asli kota tersebut.[91] Sejumlah staf khusus ada yang mempekerjakan diri dan ada pula yang merupakan subkontraktor. Mereka meliputi lima petugas pos, yang bekerja untuk Royal Mail dan US Postal Service, staf Restoran A La Carte Kelas Satu dan Café Parisien, operator radio (dipekerjakan Marconi) dan delapan musisi, yang dipekerjakan oleh sebuah lembaga dan berangkat dengan status penumpang kelas dua.[93] Gaji awak kapal sangat beragam, mulai dari Kapten Smith sebesar £105 per bulan (sama dengan £8.802 hari ini) hingga £3 10s (£2.934 hari ini) yang diterima pelayan. Staf makanan yang dibayar rendah bisa menambah gaji mereka melalui tip dari penumpang.[92]
Penumpang
Penumpang Titanic mencapai 1.317 orang: 324 di Kelas Satu, 284 di Kelas Dua, dan 709 di Kelas Tiga. 869 (66%) di antaranya adalah pria dan 447 (34%) wanita. Ada 107 anak-anak yang menumpang, kebanyakan adalah penumpang Kelas Tiga.[94] Titanic dianggap belum mencukupi kapasitas pada saat pelayaran perdananya, karena kapal ini mampu menampung 2.566 penumpang – 1.034 di Kelas Satu, 510 di Kelas Dua dan 1.022 di Kelas Tiga.[95]
Biasanya, kapal mewah seperti Titanic sudah dipesan penuh saat pelayaran perdananya. Sayangnya, mogok batu bara nasional di Britania Raya mengakibatkan gangguan pada jadwal perkapalan musim semi 1912, sehingga banyak pelayaran lintas samudra dibatalkan. Banyak calon penumpang memilih untuk menunda rencana perjalanan mereka hingga mogok usai. Mogok tersebut selesai beberapa hari sebelum Titanic berlayar, tetapi sudah terlambat karena besarnya dampak yang dirasakan. Titanic hanya mampu berlayar pada tanggal yang dijadwalkan, karena batu baranya dipindahkan dari kapal lain yang berlabuh di Southampton, seperti City of New York dan Oceanic.[73]
Sejumlah orang berpengaruh saat itu memesan tiket Kelas Satu Titanic. Termasuk di antaranya adalah miliuner Amerika Serikat John Jacob Astor IV bersama istrinya Madeleine Force Astor, industrialis Benjamin Guggenheim, pemilik Macy's Isidor Straus bersama istrinya Ida, miliuner asal Denver Margaret "Molly" Brown,[f] Sir Cosmo Duff Gordon bersama istrinya, couturière Lucy (Lady Duff-Gordon), pemain kriket dan pebisnis John Borland Thayer bersama istrinya Marian dan anaknya Jack, Countess of Rothes, penulis dan sosialita Helen Churchill Candee, jurnalis dan aktivis reformasi sosial William Thomas Stead, penulis Jacques Futrelle bersama istrinya May, dan aktris film bisu Dorothy Gibson.[96] Pemilik Titanic, J. P. Morgan dijadwalkan ikut dalam pelayaran perdananya, tetapi menyatakan batal pada menit terakhir.[97] Selain itu, ada juga direktur pelaksana White Star Line J. Bruce Ismay dan desainer Titanic Thomas Andrews, yang ikut untuk mengamati masalah kapal dan menilai kinerja kapal baru tersebut secara umum.[98]
Jumlah pasti penumpang kapal tidak diketahui karena tidak semua pemesan tiket benar-benar naik ke kapal; sekitar lima puluh orang membatalkan perjalanannya dengan berbagai alasan,[99] dan tidak semua penumpang tetap berada di kapal sepanjang perjalanannya.[100]
Tarif penumpang Titanic sangat bervariasi. Tarif Kelas Tiga dari London, Southampton, atau Queenstown adalah £7 5s (sama dengan £60.777 hari ini), sementara tarif Kelas Satu termurah adalah £23 (£1.928 hari ini).[82] Kamar Kelas Satu paling mahal memakan biaya £870 pada musim liburan (£72.932 hari ini).[95]
Keberangkatan dan pelayaran ke barat
Pada hari Rabu 10 April 1912, pelayaran perdana Titanic dimulai. Setelah embarkasi awak kapal, penumpang mulai tiba pukul 09.30 ketika kereta kapal London and South Western Railway dari stasiun Waterloo London tiba di stasiun kereta api Southampton Terminus di sisi dermaga, tepat di samping tempat berlabuhnya Titanic.[101] Jumlah penumpang Kelas Tiga yang besar menandakan mereka yang berhak naik pertama, diikuti penumpang Kelas Satu dan Dua selama satu jam sebelum keberangkatan. Para petugas menunjukkan kabin-kabin mereka dan penumpang Kelas Satu secara pribadi disambut oleh Kapten Smith.[102] Penumpang Kelas Tiga diperiksa kesehatan dan cacat fisiknya yang mungkin mengakibatkan mereka ditolak masuk Amerika Serikat – bukan sesuatu yang ingin dilihat White Star Line, karena penumpang-penumpang tersebut harus diangkut kembali melintasi Atlantik.[99] 922 penumpang tercacat menaiki Titanic di Southampton. Penumpang lainnya dijemput di Cherbourg dan Queenstown.[73]
Pelayaran perdananya dimulai tepat waktu pada siang hari. Sebuah kecelakaan nyaris dihindari beberapa menit kemudian ketika Titanic berlayar di samping kapal SS City of New York dan Oceanic yang sedang berlabuh. Bobot raksasanya mengakibatkan kapal-kapal kecil tersebut terangkat oleh gelombang air yang besar dan jatuh ke lembah gelombang. Kabel labuh New York tidak sanggup menghadapi tegangan mendadak dan putus, sehingga kapal tersebut berayun buritan dulu ke arah Titanic. Kapal tunda di dekatnya, Vulcan, berusaha mengendalikan New York dan Kapten Smith memerintahkan agar mesin-mesin Titanic "dimundurkan penuh".[103] Kedua kapal menghindari tabrakan dengan beda jarak sekitar 4 kaki (1,2 m). Insiden ini menunda keberangkatan Titanic selama satu jam, sementara New York yang hanyut berhasil dikendalikan.[104]
Setelah berlayar dengan selamat melintasi serangkaian gelombang pasang dan selat di Southampton Water dan Solent, Titanic berlayar ke Selat Inggris. Kapal ini berlayar menuju pelabuhan Cherbourg di Prancis sejauh 77 mil laut (89 mi; 143 km).[105] Cuaca saat ini berawan, agak baik namun dingin dan mendung.[106] Karena Cherbourg tidak memiliki fasilitas dermaga untuk kapal seukuran Titanic, kapal tender dipakai untuk mentransfer penumpang dari daratan ke kapal. White Star Line mengoperasikan dua kapal di Cherbourg, SS Traffic dan SS Nomadic. Keduanya dirancang sedimikian rupa sebagai kapal tender untuk kapal kelas Olympic dan diluncurkan tidak lama setelah Titanic[107] (Nomadic saat ini adalah satu-satunya kapal White Star Line yang masih beroperasi). Empat jam setelah Titanic meninggalkan Southampton, kapal tiba di Cherbourg dan disambut oleh kapal-kapal tender. 274 penumpang naik kapal dan 24 lainnya tinggal di kapal tender untuk diangkut kembali ke daratan. Proses ini berjalan selama 90 menit dan pada pukul 20.00 Titanic bongkar sauh dan berangkat ke Queenstown[108] dengan cuaca dingin dan berangin.[106]
Pada pukul 11.30 hari Kamis 11 April, Titanic tiba di Cork Harbour di Irlandia selatan. Cuaca agak berawan namun relatif hangat dengan angin dingin.[106] Lagi-lagi fasilitas dermaga yang ada tidak muat dengan ukuran kapal, dan kapal tender dipakai untuk membawa penumpang ke Titanic. 113 penumpang Kelas Tiga dan tujuh penumpang Kelas Dua naik kapal, sementara tujuh lainnya tinggal. Di antara penumpang yang naik adalah Bapa Francis Browne, seorang pengikut Jesuit, yang juga seorang fotografer dan mengambil banyak foto di dalam Titanic, termasuk foto terakhir kapal yang pernah diketahui. Keberangkatan tidak resmi juga ada ketika seorang awak kapal, tukang api John Coffey, warga asli Queenstown, menyelinap masuk kapal dengan bersembunyi di bawah kantung surat yang akan diangkut ke daratan.[109] Titanic bongkar sauh untuk terakhir kalinya pada pukul 13.30 dan berlayar ke barat melintasi Atlantik.[109]
Setelah meninggalkan Queenstown, Titanic menyusuri pesisir Irlandia hingga Fastnet Rock,[110] kira-kira sejauh 55 mil laut (63 mi; 102 km). Dari sana, kapal ini berlayar sejauh 1.620 mil laut (1.860 mi; 3.000 km) mengikuti rute Lingkaran Besar melintasi Atlantik Utara untuk mencapai titik di samudra yang dikenal sebagai "sudut" di tenggara Newfoundland, tempat kapal-kapal uap yang berlayar ke barat melakukan perubahan arah pelayaran. Posisi Titanic hanya beda beberapa jam dari sudut tersebut, yang berada di jalur loksodrom sejauh 1.023 mil laut (1.177 mi; 1.895 km) menuju Nantucket Shoals Light, ketika kapal mengalami tabrakan fatal dengan gunung es.[111] Jalur terakhir pelayaran adalah sejauh 193 mil laut (222 mi; 357 km) menuju Ambrose Light dan akhirnya tiba di New York Harbor.[112]
Tiga hari pertama pelayarannya dari Queenstown berlalu tanpa kecelakaan. Mulai 11 April hingga siang tampak setempat keesokan harinya, Titanic telah berlayar sejauh 484 mil laut (557 mi; 896 km); hari selanjutnya, 519 mil laut (597 mi; 961 km); dan pada siang hari terakhir pelayarannya, 546 mil laut (628 mi; 1.011 km). Sejak itu sampai waktu tenggelamnya, kapal ini telah berlayar sejauh 258 mil laut (297 mi; 478 km) dengan kecepatan rata-rata 21 knot (24 mph; 39 km/h).[113] Cuaca saat kapal meninggalkan Irlandia cerah dengan langit berawan dan angin haluan. Suhu sejuk sepanjang Sabtu 13 April, tetapi keesokan harinya Titanic melewati front cuaca dingin dengan angin kencang dan gelombang setinggi 8 kaki (2,4 m). Cuaca buruk tersebut mereda seiring waktu sampai Minggu sore 14 April, cuaca cerah, tenang, dan sangat dingin.[114]
Titanic menerima serangkaian peringatan dari kapal-kapal lain akan keberadaan es hanyut di wilayah Grand Banks of Newfoundland.[115] Meski begitu, kapal ini terus berlayar dengan kecepatan penuh, yang merupakan praktik standar pada masa itu.[116] Saat itu diyakini secara luas bahwa es adalah ancaman kecil bagi kapal besar dan Kapten Smith sendiri mengatakan bahwa ia tidak bisa "membayangkan kondisi apapun yang akan mengakibatkan kapal tenggelam. Pembangunan kapal modern sudah mengatasi semuanya."[117]
Tenggelam
Pada pukul 23.40 (waktu kapal), pengawas Frederick Fleet melihat gunung es tepat di depan Titanic dan memberitahu anjungan.[118] First Officer William Murdoch memerintahkan kapal dibelokkan mengitari es dan mesin dimundurkan,[119] tetapi sudah terlambat; sisi kanan Titanic menabrak gunung es, sehingga menciptakan serangkaian lubang di bawah garis air. Lima kompartemen kedap air kapal bocor. Semakin jelas bahwa kapal ini terancam, karena kapal ini tidak bisa selamat jika lebih dari empat kompartemen bocor. Titanic mulai tenggelam haluan dulu, dengan air masuk dari satu kompartemen ke kompartemen lain ketika sudut kapal di air semakin curam.[120]
Para penumpang Titanic belum siap menghadapi situasi darurat semacam itu. Sekoci kapal hanya cukup mengangkut setengah dari total penumpang yang ada; jika kapal penuh penumpang, hanya sekitar sepertiganya yang bisa diangkut sekoci.[121] Awak kapal pun belum dilatih dengan baik dalam melakukan evakuasi. Para petugas tidak tahu berapa banyak orang yang bisa mereka angkut ke sekoci dan meluncurkan sebagian besar sekoci dalam keadaan setengah penuh.[122] Penumpang kelas tiga kebanyakan ditinggalkan berjuang sendiri, sehingga banyak yang terperangkap di bawah dek ketika kapal terisi air.[123] Protokol "wanita dan anak-anak dahulu" dipatuhi secara umum dalam pemuatan sekoci[123] dan sebagian besar penumpang dan awak pria ditinggalkan di kapal.
Dua jam empat puluh menit setelah Titanic menabrak gunnug es, tingkat tenggelamnya tiba-tiba meningkat sementara dek depannya sudah berada di bawah air dan air laut mengalir masuk palka-palka yang terbuka.[124] Ketika buritannya yang tidak tertopang naik dari air sampai menampakkan baling-balingnya, kapal ini terbelah antara cerobong ketiga dan keempat akibat tekanan yang luar biasa pada lunasnya.[125] Bagian buritan tetap terapung selama beberapa menit dengan sudut hampir vertikal dan ratusan orang yang bertahan di sana.[126] Pada pukul 1.20, kapal tenggelam dan terpisah dari haluannya. Penumpang dan awak yang selamat tercebur ke air dingin yang mematikan dengan suhu 28 °F (−2 °C). Hampir semua orang di air tewas akibat hipotermia atau serangan jantung dalam hitungan menit atau tenggelam.[127] Hanya 13 orang yang berhasil diselamatkan ke sekoci, padahal sekoci tersebut sanggup menampung hampir 500 orang lagi.[128]
Sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket dan lampu, tetapi tidak satupun kapal yang merespon berada dalam jarak dekat untuk mencapai Titanic sebelum tenggelam.[129] Sebuah kapal yang kebetulan dekat, Californian, yang merupakan kapal terakhir yang berkomunikasi dengan Titanic sebelum tabrakan, melihat sinyalnya namun terlambat memberi bantuan.[130] Sekitar pukul 04.00, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian sebagai respon terhadap panggilan darurat Titanic sebelumnya.[131] 710 orang selamat dari bencana ini dan mereka diangkut oleh Carpathia ke New York, kota tujuan Titanic, sementara 1.517 orang lainnya tidak selamat.[84]
Dampak peristiwa
Kedatangan Carpathia di New York
Carpathia memakan tiga hari untuk mencapai New York setelah meninggalkan tempat kejadian. Pelayarannya terhambat oleh es hanyut, kabut, badai petir dan laut yang tidak bersahabat.[132] Kapal ini berhasil menyebarkan berita tentang bencana ini ke seluruh dunia menggunakan peralatan nirkabel. Laporan awalnya kurang jelas, sehingga pers Amerika Serikat salah melaporkan pada tanggal 15 April bahwa Titanic sedang ditarik ke pelabuhan oleh SS Virginian.[133]
Pada hari itu juga, muncul konfirmasi bahwa Titanic tenggelam dan sebagian besar penumpang serta awaknya tewas.[134] Berita ini menarik kerumunan orang ke kantor-kantor White Star Line di London, New York, Southampton,[135] Liverpool dan Belfast.[butuh rujukan] Dampak terbesar terjadi di Southampton, tempat penduduknya mengalami kehilangan terbesar akibat tenggelamnya kapal.[136] 4 dari 5 awak Titanic berasal dari kota ini.[137]
Surat kabar milik Salvation Army, The War Cry, melaporkan bahwa "tak ada seorang pun selain hati yang membatu yang tidak tergetar melihat penderitaan seperti ini. Siang dan malam kerumunan wajah yang pucat dan gelisah menunggu dengan sabar berita yang tak kunjung datang. Hampir setiap orang yang ada dalam kerumunan itu kehilangan seorang kerabatnya."[138] Baru pada tanggal 17 April daftar korban selamat pertama yang tidak lengkap diumumkan, karena tertunda akibat komunikasi buruk.[139]
Carpathia merapat pada pukul 21:30 tanggal 18 April di Pier 54 New York dan disambut oleh sekitar 40.000 orang yang menunggu di sisi dermaga dalam kondisi hujan deras.[140] Bantuan langsung berbentuk pakaian dan transportasi ke tempat perlindungan diberikan oleh Women's Relief Committee, Travelers Aid Society of New York, Council of Jewish Women, dan lain-lain.[141][142] Banyak di antara penumpang Titanic yang selamat tidak menetap di New York, namun langsung berangkat ke rumah kerabatnya. Sejumlah korban selamat yang kaya menyewa kereta pribadi untuk membawa mereka pulang, dan Pennsylvania Railroad menyediakan layanan kereta khusus secara gratis untuk mengangkut korban selamat ke Philadelphia. 214 awak Titanic yang selamat dibawa ke kapal uap SS Lapland milik Red Star Line, tempat mereka menetap sementara di kabin penumpang.[143] Carpathia dengan cepat diisi kembali persediaan makanan dan perlengkapannya sebelum melanjutkan pelayarannya ke Fiume, Austria-Hungaria. Para awak kapalnya diberikan bonus sebesar gaji bulanannya oleh Cunard sebagai hadiah atas tindakan mereka, dan sejumlah penumpang Titanic bersama-sama memberikan mereka bonus tambahan sebesar £900 (£75.447 hari ini) yang dibagi-bagi kepada sesama awak kapal.[144]
Kedatangan kapal di New York menarik perhatian pers, dengan berbagai surat kabar berlomba-lomba menjadi yang pertama melaporkan kesaksian korban selamat. Sejumlah wartawan menyuap untuk naik kapal pilot New York, yang memandu Carpathia ke pelabuhan, dan seorang wartawan bahkan berusaha masuk Carpathia sebelum merapat ke dermaga.[145] Kerumunan berkumpul di luar kantor-kantor surat kabar untuk melihat laporan terkini ditempelkan di jendela atau papan berita.[146] Butuh empat hari lagi untuk mengumpulkan dan merilis daftar lengkap korban bencana, sehingga menambah kesedihan para kerabat yang menunggu berita tentang para penumpang Titanic. Pada tanggal 23 April, Daily Mail melaporkan:
"Pada akhir sore itu harapan hilang sudah. Orang-orang yang menunggu semakin berkurang jumlahnya, dan pria maupun wanita pulang dalam keadaan diam. Di Southampton yang rendah hati nyaris tidak ada keluarga yang tidak kehilangan seorang kerabat atau temannya. Anak-anak yang pulang dari sekolah mengetahui tragedi tersebut, dan wajah-wajah kecil yang sedih berpaling ke rumah gelap tanpa ayah."[147]
Banyak badan amal didirikan untuk membantu korban dan keluarga mereka, banyak di antaranya kehilangan satu-satunya sumber nafkah mereka, atau semua harta benda yang dimiliki sebagian besar korban selamat dari Kelas Tiga. Pada tanggal 29 April, bintang opera Enrico Caruso dan Mary Garden serta anggota Metropolitan Opera mengumpulkan $12.000 untuk membantu korban bencana dengan mengadakan konser khusus yang memperdengarkan berbagai versi "Autumn" dan "Nearer My God To Thee".[148] Di Britania, dana bantuan dikumpulkan untuk keluarga awak kapal Titanic yang tewas, dengan total hampir £450.000 (£37.723.552 hari ini). Pengumpulan dana tersebut masih dilakukan sampai akhir 1960-an.[149]
Penyelidikan bencana
Bahkan sebelum korban selamat tiba di New York, penyelidikan sudah direncanakan untuk mencari tahu apa yang terjadi, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terulangnya kembali bencana seperti ini. Senat Amerika Serikat memulai penyelidikan bencana pada tanggal 19 April, sehari setelah Carpathia tiba New York.[150]
Ketua penyelidikan, Senator William Alden Smith, ingin mengumpulkan kesaksian para penumpang dan awak selagi kejadian tersebut masih segar dalam ingatan mereka. Smith juga perlu mengirim surat pangillan kepada seluruh penumpang dan awak Britania yang selamat selagi mereka masih ada di Amerika Serikat, sehingga mencegah mereka pulang ke Britania Raya sebelum penyelidikan Amerika Serikat selesai tanggal 25 Mei.[151] Pers Britania mencela Smith sebagai seorang oportunis yang secara tidak sensitif memaksakan sebuah penyelidikan untuk mendapatkan prestise politik dan merebut "momennya untuk berdiri di panggung dunia". Kendati begitu, Smith sudah mempunyai reputasi sebagai seorang aktivis keselamatan kereta api di Amerika Serikat, dan ingin menginvestigasi setiap malapraktik yang mungkin dilakukan oleh pebisnis kereta api J. P. Morgan, pemilik sejati Titanic.[152]
Lord Mersey ditunjuk sebagai ketua penyelidikan bencana oleh British Board of Trade, yang dilaksanakan antara 2 Mei dan 3 Juli. Masing-masing penyelidikan berusaha mempelajari kesaksian dari penumpang dan awak Titanic, awak Californian milik Leyland Line, Kapten Arthur Rostron dari Carpathia dan para pakar lainnya.[153] Kedua penyelidikan mencapai simpulan yang umumnya sama; regulasi mengenai jumlah sekoci yang harus diangkut kapal sudah kedaluwarsa dan tidak cocok lagi,[154] Kapten Smith gagal menanggapi peringatan es dengan baik,[155] sekoci-sekoci tidak terisi atau terawaki dengan baik, dan tabrakan yang terjadi adalah akibat langsung dari pelayaran ke zona bahaya dalam kecepatan sangat tinggi.[154]
Rekomendasi yang diberikan meliputi perubahan besar-besaran regulasi maritim untuk memberlakukan peraturan keselamatan baru, seperti menjamin bahwa jumlah sekoci yang disediakan lebih banyak, latihan sekoci dilaksanakan dengan baik dan peralatan nirkabel di kapal penumpang selalu diawasi petugas selama 24 jam.[156] International Ice Patrol didirikan untuk mengawasi keberadaan gunung es di Atlantik Utara, dan regulasi keselamatan maritim diperkenalkan ke dunia internasional melalui Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS). Kedua peraturan tersebut masih berlaku sampai sekarang.[157]
Peran SS Californian
Salah satu masalah paling kontroversial yang dipelajari dalam penyelidikan tersebut adalah peran yang dimainkan kapal SS Californian, yang saat itu terletak beberapa mil saja dari Titanic tetapi tidak menanggapi panggilan darurat ataupun roket sinyalnya. Testimoni kepada penyelidikan Britania mengungkapkan bahwa pada pukul 20:10, Californian melihat cahaya sebuah kapal di selatan, yang kemudian disetujui oleh Kapten Stanley Lord dan Perwira Ketiga C.V. Groves (yang menggantikan tugas Lord pada pukul 23:10) sebagai kapal penumpang.[158] Californian telah memperingatkan Titanic melalui radio akan keberadaan es hanyut yang menjadi alasan Californian berhenti berlayar pada malam itu, akan tetapi ditegur oleh operator nirkabel senior Titanic, Jack Phillips.[158] Pada pukul 23:50, perwira Californian melihat cahaya kapal menghilang, seolah-olah mati atau belok tajam, dan hanya cahaya sisi kirinya yang tampak.[158] Sinyal lampu Morse diarahkan ke kapal tersebut atas perintah Lord antara pukul 23:30 dan 01:00, tetapi tidak ditanggapi.[159]
Kapten Lord masuk ruang peta pada pukul 23:00 untuk menghabiskan malam itu[160], tetapi Perwira Kedua Herbert Stone yang saat itu bertugas, memberitahu Lord pada pukul 01:10 bahwa kapal tersebut menembakkan 5 roket. Lord ingin tahu apakah itu sinyal perusahaan, yang berarti suar berwarna yang dipakai untuk identifikasi. Stone mengatakan bahwa ia tidak tahu dan semua roketnya putih. Kapten Lord menginstruksikan awaknya untuk terus memberi sinyal kepada kapal lain dengan lampu morse, dan kembali tidur. Tiga roket lain terlihat pukul 01:50 dan Stone melihat kapal tersebut tampak aneh di air, seolah-olah miring ke satu sisi. Pada pukul 02:15, Lord diberitahu bahwa kapal tersebut tidak terlihat lagi. Lord bertanya lagi apakah cahaya yang muncul memiliki warna, dan ia diberitahu bahwa semuanya putih.[161]
Californian akhirnya menanggapi. Pada sekitar pukul 05:30, Kepala Perwira George Stewart membangunkan operator nirkabel Cyril Furmstone Evans, memberitahunya bahwa sepanjang malam terlihat banyak roket, dan memintanya untuk mencoba berkomunikasi dengan kapal manapun. Ia mendapat kabar mengenai tenggelamnya Titanic, Kapten Lord diberitahu, dan Californian diperintahkan untuk memberi bantuan. Kapal ini tiba setelah Carpathia selesai mengangkut semua korban selamat.[162]
Penyelidikan ini menyimpulkan bahwa kapal yang dilihat California adalah Titanic dan Californian punya kemungkinan besar untuk datang menyelamatkan Titanic. Sayangnya, Kapten Lord bertindak buruk dalam menangani hal tersebut.[163]
Korban selamat dan tewas
Jumlah korban tenggelamnya Titanic tidak jelas akibat adanya beberapa faktor, termasuk perbedaan daftar penumpang, yang mencakup nama-nama orang yang membatalkan perjalanan mereka pada menit terakhir, dan fakta bahwa sejumlah penumpang memakai alias atas berbagai alasan dan terhitung dua kali di daftar korban.[164] Jumlah korban tewas diperkirakan antara 1.490 dan 1.635 orang.[165] Jumlah di bawah diperoleh dari laporan Board of Trade Britania Raya tentang bencana ini.[84]
Kategori penumpang | Jumlah penumpang | Korban selamat | Korban tewas | Persentase selamat | Persentase tewas |
---|---|---|---|---|---|
Anak-anak, Kelas Satu | 6 | 5 | 1 | 83.4% | 16.6% |
Anak-anak, Kelas Dua | 24 | 24 | 0 | 100% | 0% |
Anak-anak, Kelas Tiga | 79 | 27 | 52 | 34% | 66% |
Wanita, Kelas Satu | 144 | 140 | 4 | 97% | 3% |
Wanita, Kelas Dua | 93 | 80 | 13 | 86% | 14% |
Wanita, Kelas Tiga | 165 | 76 | 89 | 46% | 54% |
Wanita, Awak | 23 | 20 | 3 | 87% | 13% |
Pria, Kelas Satu | 175 | 57 | 118 | 33% | 67% |
Pria, Kelas Dua | 168 | 14 | 154 | 8% | 92% |
Pria, Kelas Tiga | 462 | 75 | 387 | 16% | 84% |
Pria, Awak | 865 | 192 | 693 | 22% | 78% |
Total | 2224 | 710 | 1514 | 32% | 68% |
Kurang dari sepertiga penumpang Titanic selamat dari bencana ini. Beberapa korban selamat meninggal tidak lama setelah itu; luka dan dampak terpapar air dingin mengakibatkan kematian beberapa korban selamat di kapal Carpathia.[166] Jumlah ini menunjukkan perbedaan tingkat selamat yang mencolok dari berbagai kelas penumpang Titanic. Meski hanya 3 persen wanita kelas satu yang tewas, 54 persen wanita di kelas tiga tewas. Sama juga, lima dari enam anak-anak kelas satu dan semua anak-anak kelas dua selamat, tetapi 52 dari 79 anak-anak kelas tiga tewas.[167] Korban selamat terakhir yang masih hidup, Millvina Dean dari Inggris, yang pada usia sembilan minggu menjadi penumpang termuda di kapal ini, meninggal dunia tanggal 31 Mei 2009 pada usia 97 tahun.[168]
Pengangkatan dan pemakaman jenazah
Setelah jumlah korban tewas yang besar diketahui masyarakat, White Star Line menyewa kapal kabel CS Mackay-Bennett dari Halifax, Nova Scotia untuk mengangkat jenazah.[169] Tiga kapal Kanada lainnya ikut serta dalam pencarian, yaitu kapal kabel Minia,[170] kapal persediaan mercusuar Montmagny dan kapal nelayan Algerine.[171] Masing-masing kapal dipenuhi persediaaan balsem, pengurus pemakaman, dan pendeta. Dari 333 korban yang berhasil diangkat, 328 diantaranya diangkat oleh kapal Kanada dan lima lagi oleh beberapa kapal uap Atlantik Utara yang kebetulan lewat.[172][g] Pada pertengahan Mei 1912, RMS Oceanic mengangkat tiga jenazah penumpang asli Collapsible A sekitar 200 mil (320 km) dari tempat kejadian. Ketika Perwira Kelima Harold Lowe dan enam awak kapal kembali ke tempat kejadian menggunakan sekoci untuk mengangkat korban selamat, mereka menyelamatkan seorang wanita dari Collapsible A, tetapi meninggalkan jenazah tiga penumpangnya.[h] Setelah diangkat dari Collapsible A oleh Oceanic, jenazah-jenazah tersebut dimakamkan di laut.[174]
Kapal pengangkat jenazah pertama yang mencapai tempat kejadian, yaitu kapal kabel CS Mackay-Bennett, menemukan begitu banyak jenazah sampai-sampai persediaan balsem di kapal cepat habis, dan regulasi kesehatan mensyaratkan bahwa hanya jenazah yang telah dibalsem yang boleh masuk pelabuhan.[175] Kapten Larnder dari Mackay-Bennett dan para pengurus makam di kapal memutuskan untuk melindungi jenazah penumpang kelas satu saja, sambil menegaskan keputusan mereka dengan perlunya mengidentifikasi orang-orang kaya secara visual untuk menyelesaikan sengketa apapun terkait rumah-rumah besar yang mereka miliki. Akibatnya, penumpang dan awak kelas tiga dimakamkan di laut. Larnder sendiri mengklaim bahwa sebagai seorang pelaut, ia juga ingin dimakamkan di laut.[176]
Jenazah yang berhasil diangkat diberangkatkan ke Halifax, kota terdekat dengan lokasi tenggelamnya kapal yang mempunyai jalur kereta api dan kapal uap. Koroner Halifax, John Henry Barnstead, mengembangkan sistem terperinci untuk mengidentifikasi jenazah dan barang-barang pribadi. Kerabat korban dari seluruh Amerika Utara datang untuk mengidentifikasi dan mengklaim jenazah. Sebuah kamar jenazah sementara beruukran besar didirikan di gelanggang curling dan para pengurus makam dipanggil dari seluruh Kanada Timur untuk membantu.[176] Beberapa jasad dikirimkan untuk dimakamkan di kampung halaman mereka di seluruh Amerika Utara dan Eropa. Sekitar dua per tiga jenazah berhasil dikenali. Korban yang tidak dikenali dimakamkan dengan nomor-nomor biasa berdasarkan urutan penemuannya. Sebagian besar korban yang berhasil diangkat, 150 jenazah, dimakamkan di tiga pemakaman Halifax, yang terbesar adalah Fairview Lawn Cemetery diikuti Mount Olivet dan Baron de Hirsch.[177]
Bangkai
Selama beberapa tahun banyak skema dirancang untuk mengangkat bangkainya. Tidak satupun skema yang terwujud.[178] Masalah utamanya adalah kesulitan menemukan dan mencapai bangkai yang tergeletak lebih dari 12,000 kaki (3,658 m) di bawah permukaan laut, di sebuah lokasi yang tekanan airnya melebihi 6.500 pon per inci persegi.[179] Sejumlah ekspedisi dilakukan untuk menemukan Titanic sampai akhirnya berhasil ditemukan oleh ekspedisi PrancisAmerika Serikat pada tanggal 1 September 1985.[180]
Tim tersebut menemukan bahwa Titanic terbelah dua, mungkin tidak jauh di bawah permukaan air sebelum akhirnya mendarat di dasar laut. Bagian haluan dan buritannya terpisah sejauh sepertiga mil (0,6 km) di ngarai landas kontinen di lepas pantai Newfoundland. Keduanya terletak 132 mil (212 km) dari koordinat yang salah diberikan oleh operator radio Titanic pada malam tenggelamnya kapal.[181] Kedua bagian kapal menghantam dasar laut dengan kecepatan yang mengakibatkan haluan remuk dan buritan runtuh sepenuhnya. Bagian haluan adalah bagian yang lebih utuh ketimbang buritannya dan masih mempunyai interior yang lumayan utuh. Berbeda dengan haluan, buritan hancur sepenuhnya; geladaknya saling bertumpukan dan sebagian besar lambungnya terkoyak dan tersebar di dasar laut. Tingkat kerusakan yang lebih besar pada buritan mungkin diakibatkan oleh kerusakan struktural ketika tenggelam. Akibat terlalu lemah, sisa buritan tertekan akibat menghantam dasar laut.[182]
Kedua bagian dikelilingi sebaran puing seluas hampir 5 x 3 mil (8,0 km × 4,8 km).[183] Sebaran ini terdiri dari ratusan ribu barang, seperti bagian-bagian kapal, furnitur, peralatan makan, dan barang pribadi, yang jatuh dari kapal ketika tenggelam atau terlempar ketika haluan dan buritan menghantam dasar laut.[184] Sebaran puing ini juga merupakan tempat peristirahatan terakhir bagi sejumlah korban Titanic. Jenazah dan pakaian mereka dikonsumsi oleh makhluk laut dan bakteri, sehingga meninggalkan sepasang sepatu dan bot – yang tidak bisa dimakan - sebagai satu-satunya tanda bahwa pernah ada jenazah di sana.[185]
Sejak ditemukan kembali, bangkai Titanic sudah dikunjungi beberapa kali oleh para penjelajah, ilmuwan, pembuat film, wisatawan dan penyelamat harta, yang berhasil mengangkat ribuan barang dari sebaran puing untuk dilindungi dan dipamerkan kepada publik. Kondisi kapal memburuk dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dikarenakan oleh kerusakan tidak sengaja yang dilakukan kapal selam serta peningkatan tingkat pertumbuhan bakteri pemakan besi di lambung kapal.[186] Diperkirakan bahwa dalam 50 tahun berikutnya, lambung dan struktur Titanic akan runtuh seluruhnya dan meninggalkan bagian interior kapal yang bercampur dengan tumpukan besi karat di dasar laut.[187]
Banyak artefak Titanic diangkat dari dasar laut oleh RMS Titanic Inc., yang memamerkannya melalui tur pameran di seluruh dunia dan pameran permanen di hotel dan kasino Luxor Las Vegas di Las Vegas, Nevada.[188] Sejumlah museum memamerkan artefak yang disumbangkan korban selamat atau didapatkan dari jenazah korban yang mengapung di laut.[189]
Peninggalan
Budaya
Dalam dunia sastra, "tenggelam seperti Titanic" adalah sebuah simile yang berarti kegagalan besar, sebagaimana berbagai referensi mengenai kapal atau peristiwa tenggelamnya. Prinsip kelautan bahwa seorang kapten tenggelam bersama kapalnya sering dijadikan Referensi terhadap Titanic dan Kapten Smith yang melakukannya. Motif "band bermain ketika kapal tenggelam" hampir merujuk secara eksklusif pada kapal Titanic.[butuh rujukan] Tragedi ini telah menginspirasi banyak buku dan film, terutama film A Night to Remember tahun 1958 dan Titanic yang disutradarai James Cameron.[190] Kedua film disambut baik oleh para kritikus dan film yang terakhir disebutkan tadi, setelah dirilis pada tanggal 19 Desember 1997, memperoleh kesuksesan komersial yang luar biasa.[191] Film ini mendapatkan empat belas nominasi Academy Awards dan memenangkan sebelas di antaranya, serta mendapatkan hadiah untuk kategori Best Picture dan Best Director.[192] Dengan pendapatan kotor di seluruh dunia sebesar $1,8 miliar, Titanic adalah film pertama yang mencapai angka miliaran dolar dan menjadi film terlaris sepanjang masa selama dua belas tahun (sampai dikalahkan film Cameron sendiri, Avatar, pada tahun 2010).[193][194] Titanic juga menjadi film epik terbaik keenam sepanjang masa dalam daftar AFI's 10 Top 10 yang disusun American Film Institute.[195]
Legenda dan mitos
Titanic dikisahkan dalam sejarah sebagi kapal yang disebut-sebut tidak bisa tenggelam.[i] Tetapi, kendati disebut seperti itu di berbagai berita pasca bencana, faktanya adalah baik The White Star Line maupun Harland and Wolff tidak menyebutnya tidak bisa tenggelam, hanya seolah-olah tidak bisa tenggelam.[196] Kisah terkenal lainnya adalah bahwa band kapal yang dipimpin Wallace Hartley terus bermain secara heroik sementara kapal uap ini tenggelam. Ini tampaknya benar, tetapi ada informasi yang saling bertentangan mengenai lagu yang dimainkan terakhir kali. Banyak orang mengatakan lagu tersebut adalah "Nearer, My God, to Thee", sementara yang lainnya menyebut "Autumn".[57][j] Terakhir, sebuah mitos yang tersebar luas adalah bahwa sinyal bahaya kode Morse yang diakui secara internasional, "SOS", pertama kali dipakai ketika Titanic tenggelam. Memang benar operator nirkabel Britania jarang sekali memakai sinyal "SOS" pada masa itu dan memilih kode "CQD", "SOS" sudah dipakai secara internasional sejak 1908. Operator nirkabel pertama Titanic, Jack Phillips, mengirimkan "SOS" dan "CQD" dalam panggilan daruratnya.[198]
Tugu peringatan dan museum
Di Southampton, Inggris, tugu peringatan untuk para teknisi Titanic dapat ditemukan di Andrews Park di Above Bar Street. Dekat tugu utama, di sudut Cumberland Place dan London Road, terdapat Titanic Musicians' Memorial untuk memperingati Pimpinan Band Wallace Hartley dan musisi lain yang terus bermain ketika kapal tenggelam. Ada tugu peringatan lain yang ditujukan kepada Wallace Hartley di kampung halamannya di Colne, Lancashire.[199]
Sebuah tugu peringatan untuk lima karyawan pos kapal, yang bertuliskan "Steadfast in Peril", didirikan oleh Southampton Heritage Services.[200]
Di Cobh (dikenal sebagai Queenstown sejak 1849 sampai 1920), County Cork, Irlandia, sebuah tugu peringatan Titanic berdiri di pusat kota.[201] Queenstown adalah pelabuhan jemput terakhir bagi kapal ini sebelum berlayar melintasi Atlantik pada tanggal 11 April 1912. Sebuah kebun peringatan yang dilengkapi dinding kaca besar bercantumkan semua nama penumpang Titanic akan dibangun di Cobh untuk memperingati satu abad tenggelamnya kapal.[202]
Banyak awak kapal Titanic yang berasal dari Liverpool, termasuk enam teknisi seniornya.[203] Memorial to the Engine Room Heroes of the Titanic berdiri di Pier Head, Liverpool City Centre, dekat bekas kantor pusat White Star Line.[203] Sebuah plakat peringatan yang memperingati orkestra ternama kapal ini (yang terbentuk di Liverpool dan meliputi warga Liverpool, John Frederick Clarke) dipasang di dalam Philharmonic Hall di Hope Street.[203]
Titanic Memorial di Belfast, Irlandia Utara diresmikan tanggal 26 Juni 1920.[204] Di sisi alas tiang tercantum nama dari dua puluh dua pria Belfast yang tewas dalam bencana ini.[205] Tugu ini adalah bagian tengah dari kebun peringatan Titanic yang berukuran kecil dan akan diresmikan pada 15 April 2012, tepat satu abad setelah bencana terjadi.[206]
Pada tanggal 31 Maret 2012, Titanic Belfast, sebuah tempat wisata senilai £77 juta yang dibangun di lahan bekas galangan kapal Harland and Wolff tempat Titanic dibangun resmi dibuka untuk umum.[207] Arsitekturnya menyerupai Titanic itu sendiri, dengan fasada eksternalnya yang membentuk lambung raksasa kapal tersebut.[208] Markah tanah ini berdiri di Titanic Quarter, sebelah timur Belfast, berjarak beberapa menit berjalan kaki dari ruang gambar lama tempat Thomas Andrews membuat rancangan kapal tersebut.[208][209]
Sebuah tugu peringatan untuk 36 teknisi yang tewas dalam bencana didirikan di foyer Scottish Opera, Elmbank Street, Glasgow, sebelumnya kantor pusat Institution of Engineers and Shipbuilders in Scotland, yang para anggotanya turut menyumbang untuk pendirian tugu ini. Tugu ini diresmikan pada tanggal 15 April 1914.[210]
Para pria Titanic yang mengorbankan nyawanya agar wanita dan anak-anak bisa diselamatkan diperingati oleh Titanic Memorial di Washington, D.C., dan ada pula tugu peringatan untuk Ida Straus di Straus Park, Manhattan, New York.[211][212]
Museum Titanic tertua di Amerika Serikat berada di Indian Orchard, Massachusetts. Didirikan tahun 1963, Titanic Historical Society Museum[213] memiliki banyak artefak asli dari kapal Titanic, termasuk pelampung Mrs. John Jacob Astor, cetak biru, dan memorabilia lainnya. Museum bersama Titanic Historical Society sering menyewakan artefak-artefak tersebut kepada berbagai museum besar di seluruh Amerika Serikat.[213]
Banyak artefak dipamerkan di National Maritime Museum di Greenwich, Inggris, sebagai bagian dari tur pameran ke museum ini.[214] Merseyside Maritime Museum di kota asal Titanic, Liverpool, juga memiliki beragam koleksi artefak dari bangkai yang dipamerkan dalam pameran permanen bernama 'Titanic, Lusitania and the Forgotten Empress'.[215]
Sebagian puing apung yang diangkat bersama jenazah korban pada tahun 1912 dapat dilihat di Maritime Museum of the Atlantic, Halifax, Nova Scotia. Barang-barang lainnya adalah bagian dari tur pameran Titanic: The Artifact Exhibition.[216] Sebuah tempat wisata baru bernama Branson Titanic Museum yang dibuka tahun 2006 di Missouri, Amerika Serikat, adalah sebuah museum bertingkat dua permanen berbentuk kapal RMS Titanic. Museum ini dibangun setengah ukuran aslinya dan berisikan 400 artefak sebelum penemuan bangkai yang tersebar di dua puluh galeri.[217]
Peringatan 100 tahun
Pada pukul 12:13 tanggal 31 Mei 2011, tepatnya 100 tahun setelah Titanic diluncurkan dari galangan kapal, sebuah suar ditembakkan di kawasan galangan kapal Belfast untuk memperingatinya. Semua kapal di wilayah sekitar galangan kapal Harland and Wolff kemudian membunyikan klakson dan kerumunan yang ada bertepuk tangan selama 62 detik, waktu yang diperlukan untuk meluncurkan kapal dari galangannya pada tahun 1911.[218] Pada tanggal 12 Maret 2012, BBC Songs Of Praise, dari Belfast, membentuk tugu peringatan Titanic. Program ini menyiarkan serangkaian himne maritim dan diakhiri Nearer, My God, to Thee, yang dianggap sebagai lagu terakhir yang dimainkan band kapal.[219]
Pada tanggal 4 April 2012, 100 tahun setelah rampungnya pembangunan Titanic dan pelayaran perdananya diperingati dengan peluncuran kembali film Titanic tahun 1997 dalam wujud 3D.[220] ITV1 telah membuat miniseri Titanic empat episode yang dikarang oleh pemenang Oscar, Julian Fellowes, dan ditayangkan pada awal 2012.[221] Sebuah drama panggung berjudul Iceberg – Right Ahead! akan dipentaskan di Upstairs at the Gatehouse, London pada 22 Maret sampai 22 April 2012; Lyric Theatre, Belfast mementaskan White Star of the North; dan pentas teater Sea Odyssey diadakan di Liverpool.[222]
Royal Philharmonic Orchestra akan memainkan The Titanic Requiem, sebuah karya musik gubahan penyanyi/penulis lagu Robin Gibb dan putranya RJ Gibb, pada tanggal 10 April di London. Acara ini akan melibatkan permainan hologram yang menampilkan laut, kapal, dan gunung es.[223]
Kapal pesiar Balmoral yang dioperasikan Fred Olsen Cruise Lines disewa oleh Miles Morgan Travel untuk mengikuti rute asli Titanic dan berhenti di atas dasar laut tempat kapal tersebut tenggelam pada 15 April 2012.[224]
SeaCity Museum di Southampton, Hampshire akan dibuka pada 10 April 2012, tanggal ketika RMS Titanic melakukan pelayaran perdananya dari Southampton.[136] Museum ini akan memamerkan 2000 tahun sejarah laut Southampton, serta memperingati 549 penduduk kota yang tenggelam bersama Titanic.[136]
Apendiks
Diagram RMS Titanic yang memperlihatkan pengaturan sekat kapal dengan warna merah. Kompartemen di wilayah mesin di bawah kapal berwarna biru. Nama-nama geladak ada di sebelah kanan (dimulai dari atas di geladak Boat, mulai A sampai F dan berakhir di geladak Lower di garis air). Zona kerusakan yang diakibatkan tabrakan dengan gunung es berwarna hijau. Unit terkecil dalma skala ini memiliki panjang 10 kaki (3,0 m) dan panjang totalnya adalah 400 kaki (120 m).
Lihat pula
- Media tentang Titanic di Wikimedia Commons
- Karya yang berkaitan dengan RMS Titanic di Wikisource
- Futility, or the Wreck of the Titan, novella karya Morgan Robertson yang merangkai peristiwa seperti Titanic, empat belas tahun sebelum bencana terjadi.
- Daftar bangkai kapal
- Organisasi Maritim Internasional
- Teori alternatif RMS Titanic, teori tentang peristiwa tenggelamnya kapal termasuk kebakaran batubara di atas kapal dan Titanic menabrak es hanyut alih-alih gunung es.
- RMS Titanic Historical Society
- SS Nomadic, bekas kapal tender RMS Titanic dan Olympic.
Referensi
Catatan penjelas
- ^ Carlisle meninggalkan proyek ini pada tahun 1910, sebelum kapal-kapal tersebut diluncurkan, ketika ia menjadi pemegang saham Welin Davit & Engineering Company Ltd, firma yang memproduksi dewi-dewi sekoci kapal ini.[8] Wilding dipecat pasca musibah Titanic setelah tampaknya disalahkan oleh Pirrie secara tidak adil atas kehilangan kapal tersebut.[9]
- ^ Ukuran sekoci: 1–2: panjang 25'2", lebar 7'2", tinggi 3'2"; 3.266 kaki kubik (92,5 m3); 3–16: panjang 30', lebar 9'1", tinggi 4'; 6.552 kaki kubik (185,5 m3) dan A–D: panjang 27'5", lebar 8', tinggi 3'; 3.766 kaki kubik (106,6 m3)
- ^ Sejak 1894, ketika kapal penumpang terbesar di dunia adalah Lucania milik Cunard Line dengan bobot 13.000 ton, Board of Trade tidak membuat persyaratan untuk meningkatkan skala yang ada mengenai jumlah sekoci yang dibutuhkan kapal-kapal besar, seperti Titanic yang berbobot 46.000 ton. Sir Alfred Chalmers, penasihat laut Board of Trade sejak 1896 sampai 1911, telah mempertimbangkan penyesuaian skala "dari waktu ke waktu", namun karena ia tidak hanya berasumsi bahwa pelaut berpengalaman cuma dibawa "secara tidak perlu" hanya untuk menurunkan dan mengemudikan sekoci tambahan, namun juga mengantisipasi kesulitan mengeluarkan lebih dari 16 sekoci dalam keadaan darurat apapun, ia "tidak merasa perlu meningkatkan [skala tersebut]".[60]
- ^ Ia awalnya merasa sangat kecewa tentang keputusan tersebut sebelum berlayar, tetapi sangat bersyukur kemudian.[88]
- ^ Titanic juga memiliki kucing kapal bernama Jenny, yang melahirkan beberapa anak kucing tepat sebelum pelayaran perdana kapal; semuanya tidak selamat.[92]
- ^ Kelak dikenal sebagai "Unsinkable Molly Brown" karena usahanya dalam menolong penumpang ketika kapal tenggelam
- ^ Sebagian besar jenazah diberi nomor, tetapi lima penumpang yang dimakamkan di laut oleh Carpathia tidak diberi nomor.[173]
- ^ Thomas Beattie, seorang penumpang kelas satu, dan dua awak kapal, seorang juru api dan seorang pelaut.
- ^ Contohnya terdapat pada buku karya Daniel Butler mengenai RMS Titanic berjudul Unsinkable
- ^ Pada awal tenggelamnya kapal, lagu-lagu yang lebih ceria dimainkan seperti ragtime.[197]
Catatan kaki
- ^ Beveridge & Hall 2004, hlm. 1.
- ^ a b Chirnside 2004, hlm. 319.
- ^ Beveridge & Hall 2011, hlm. 27.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 26.
- ^ a b Bartlett 2011, hlm. 25.
- ^ a b Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 12.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 14.
- ^ "Testimony of Alexander Carlisle". British Wreck Commissioner's Inquiry. 30 July 1912. Diakses tanggal 8 November 2008.
- ^ McCluskie 1998, hlm. 20.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 55.
- ^ a b c Eaton & Haas 1995, hlm. 56.
- ^ a b McCluskie 1998, hlm. 22.
- ^ a b c Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 47.
- ^ Gill 2010, hlm. 229.
- ^ a b c d e f g Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 48.
- ^ Gill 2010, hlm. 232.
- ^ Gill 2010, hlm. 233.
- ^ Gill 2010, hlm. 235.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 236.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 237.
- ^ Beveridge 2008, hlm. 100.
- ^ Gill 2010, hlm. 120.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 121.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 79.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 80.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 126.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 148.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 86.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 85.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 96.
- ^ Gill 2010, hlm. 127.
- ^ a b c Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 74.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 106.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 107.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 68.
- ^ a b Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 70.
- ^ Gill 2010, hlm. 165.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 162.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 57.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 182.
- ^ Wels 1997, hlm. 34.
- ^ "3rd Class General Room". National Museums Northern Ireland. 2011. Diakses tanggal 28 May 2011.
- ^ "1st Class Cafe Parisien". National Museums Northern Ireland. 2011. Diakses tanggal 28 May 2011.
- ^ White Line Triple Screw Steamers 1912.
- ^ Gill 2010, hlm. 187.
- ^ Gill 2010, hlm. 201.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 189.
- ^ Foster 1997, hlm. 43.
- ^ a b Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 59.
- ^ Lynch 1992, hlm. 53.
- ^ Lynch 1992, hlm. 207.
- ^ Merideth 2003, hlm. 236.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 146.
- ^ Eaton & Haas 1987, hlm. 131.
- ^ The Titanic - The Memorabilia Collection, by Michael Swift, Igloo Publishing 2011, ISBN 978-0-85780-251-4
- ^ a b Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 112.
- ^ a b Lord 1997, hlm. 78.
- ^ Chirnside 2004, hlm. 26.
- ^ Butler 1998, hlm. 38.
- ^ "Board of Trade's Administration". British Wreck Commissioner's Inquiry. 30 July 1912. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-25. Diakses tanggal 9 November 2008.
- ^ Gill 2010, hlm. 78.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 42.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 43.
- ^ a b Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 44.
- ^ Gill 2010, hlm. 87.
- ^ Gill 2010, hlm. 104.
- ^ Gill 2010, hlm. 107.
- ^ Gill 2010, hlm. 105.
- ^ Gill 2010, hlm. 109.
- ^ a b Bartlett 2011, hlm. 33.
- ^ a b Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 15.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 18.
- ^ a b c Marriott, Leo (1997). TITANIC. PRC Publishing Ltd. ISBN 1 85648 433 5.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 33i.
- ^ Spignesi 1998, hlm. 22.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 44.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 44, 46.
- ^ Chirnside 2004, hlm. 39–40.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 45.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 46.
- ^ McCluskie 1998, hlm. 21.
- ^ a b Southampton–Cherbourg–New York Service, White Star Line leaflet of circa January 1912.
- ^ "Southampton in 1912". Southampton City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-22. Diakses tanggal 1 April 2012.
- ^ a b c Mersey 1912, hlm. 110–1.
- ^ Barratt 2009, hlm. 84.
- ^ Barratt 2009, hlm. 83.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 43–4.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 241.
- ^ Barratt 2009, hlm. 92.
- ^ Butler 1998, hlm. 238.
- ^ a b c Gill 2010, hlm. 242.
- ^ a b Gill 2010, hlm. 246.
- ^ Barratt 2009, hlm. 50.
- ^ Barratt 2009, hlm. 93.
- ^ a b Howells 1999, hlm. 18.
- ^ "Titanic Passenger List First Class Passengers". Encyclopedia Titanica. Diakses tanggal 24 November 2008.
- ^ Chernow 2010, Chapter 8.
- ^ Brewster & Coulter 1998, hlm. 18.
- ^ a b Eaton & Haas 1995, hlm. 73.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-06. Diakses tanggal 2012-04-07.
- ^ Barratt 2009, hlm. 61.
- ^ Gill 2010, hlm. 252.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 76.
- ^ Brewster & Coulter 1998, hlm. 22.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 71.
- ^ a b c Halpern 2011, hlm. 79.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 92.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 93.
- ^ a b Eaton & Haas 1995, hlm. 100.
- ^ Halpern 2011, hlm. 71.
- ^ Halpern 2011, hlm. 75.
- ^ Halpern 2011, hlm. 73.
- ^ Halpern 2011, hlm. 74–5.
- ^ Halpern 2011, hlm. 80.
- ^ Ryan 1985, hlm. 9.
- ^ Mowbray 1912, hlm. 278.
- ^ Barczewski 2006, hlm. 13.
- ^ Lord 2005, hlm. 2.
- ^ Barczewski 2006, hlm. 191.
- ^ Ballard 1987, hlm. 22.
- ^ Hutchings & de Kerbrech 2011, hlm. 109.
- ^ Barczewski 2006, hlm. 21.
- ^ a b Barczewski 2006, hlm. 284.
- ^ Halpern & Weeks 2011, hlm. 118.
- ^ Ballard 1987, hlm. 204.
- ^ Barczewski 2006, hlm. 29.
- ^ Aldridge 2008, hlm. 56.
- ^ Lord 2005, hlm. 103.
- ^ Brewster & Coulter 1998, hlm. 45–47.
- ^ Brewster & Coulter 1998, hlm. 64–65.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 238.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 266.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 256.
- ^ Butler 2002, hlm. 169.
- ^ Kerins, Dan (2012). "White Star Offices, Canute Chambers, Canute Road, Southampton". Titanic trail. Southern Daily Echo. Diakses tanggal 21 March 2012.
- ^ a b c Titanic anniversary: the day Southampton went silent The Telegraph. Retrieved 5 April 2012
- ^ Butler 2002, hlm. 172.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 261.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 262.
- ^ Butler 2002, hlm. 170,172.
- ^ "Sufferers' Fund Grows by Leaps and Bounds". New-York Tribune. 20 April 1912. hlm. 5.
- ^ Landau 2001, hlm. 22-23.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 183.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 184.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 182.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 204.
- ^ Butler 1998, hlm. 173.
- ^ New York Times; Tuesday 30 April 1912 "GEORGE VANDERBILT'S ESCAPE.; Mrs. Dresser Persuaded Him Not to Sail on Titanic—Footman Lost." (in PDF format)
- ^ Butler 1998, hlm. 174.
- ^ Brewster & Coulter 1998, hlm. 72.
- ^ "Titanic – The Senatorial Investigation". United States Senate Inquiry. Diakses tanggal 19 June 2010.
- ^ Butler 1998, hlm. 180–186.
- ^ Butler 1998, hlm. 192–194.
- ^ a b Butler 1998, hlm. 195.
- ^ Butler 1998, hlm. 189.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 223.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 310.
- ^ a b c Butler 2002, hlm. 160.
- ^ Butler 2002, hlm. 161.
- ^ Butler 2002, hlm. 159.
- ^ Chirnside 2004, hlm. 344.
- ^ Butler 2002, hlm. 164-165.
- ^ Butler 2002, hlm. 191,196.
- ^ Butler 1998, hlm. 239.
- ^ Lord 1976, hlm. 197.
- ^ Eaton & Haas 1994, hlm. 179.
- ^ Howells 1999, hlm. 94.
- ^ Last Titanic survivor, a baby put in a lifeboat, dies at 97 The Guardian. Retrieved 31 March 2012
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 228.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 232.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 234.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 225.
- ^ "RMS Titanic: List of Bodies and Disposition of Same". Nova Scotia Archives and Records Management. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-12. Diakses tanggal 3 March 2008.
- ^ Bartlett 2011, hlm. 242–3.
- ^ "Maritime Museum of the Atlantic Titanic Research Page – Victims". Museum.gov.ns.ca. 8 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-07. Diakses tanggal 29 January 2011.
- ^ a b Mowbray, Jay Henry (1912). "CHAPTER XXI. THE FUNERAL SHIP AND ITS DEAD". The sinking of the Titanic (1912). Diakses tanggal 24 November 2008.
- ^ Eaton & Haas 1995, hlm. 244–5.
- ^ Ward 2012, hlm. 166.
- ^ Spignesi 2012, hlm. 221.
- ^ Ward 2012, hlm. 171–2.
- ^ Halpern & Weeks 2011, hlm. 126–7.
- ^ Ballard 1987, hlm. 205.
- ^ Canfield 8 March 2012.
- ^ Ballard 1987, hlm. 203.
- ^ Ballard 1987, hlm. 207.
- ^ Ward 2012, hlm. 171.
- ^ Crosbie & Mortimer 2006, hlm. last page (no page number specified).
- ^ Spignesi 2012, hlm. 259.
- ^ Ward 2012, hlm. 248, 251.
- ^ Howells 1999, hlm. ?.
- ^ Weinraub, Bernard (21 April 1997). "Hollywood Braces for Likely Delay Of 'Titanic'". The New York Times.
- ^ "Session Timeout – Academy Awards Database – AMPAS". Awardsdatabase.oscars.org. Diakses tanggal 28 July 2009.
- ^ "All Time Worldwide Box Office Grosses". Box Office Mojo. Diakses tanggal 28 July 2009.
- ^ "Cameron does it again as 'Avatar' surpasses 'Titanic'". Cablevision. 3 February 2010. Diakses tanggal 26 October 2010.
- ^ "AFI's Top Ten Epic" (PDF). American Film Institute. Diakses tanggal 19 January 2010.
- ^ Adams 2009, hlm. 10.
- ^ Butler 1998, hlm. 91.
- ^ Campbell 2008, hlm. 210.
- ^ "Bandmaster memorial in Colne".
- ^ "Southhampton (Titanic) Memorial". Online catalogue. The British Postal Museum & Archive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-22. Diakses tanggal 13 March 2012.
- ^ "Titanic Memorial – Cobh". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-24. Diakses tanggal 2012-04-07.
- ^ Cobh plans memorial garden to Titanic Irish Examiner. Retrieved 1 April 2012
- ^ a b c "Titanic Connections with Liverpool". Encyclopedia Titanica. Diakses tanggal 19 April 2011.
- ^ Cameron 1998, hlm. 83.
- ^ "'Titanic' fans want Belfast memorial to be relocated". Encyclopedia Titanica (5 June 2009). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-05. Diakses tanggal 4 July 2009.
- ^ Belfast's Titanic festival launches BBC News. Retrieved 1 April 2012
- ^ New Titanic Belfast complex opens BBC News. Retrieved 31 March 2012
- ^ a b Titanic Belfast: A first look inside BBC News. Retrieved 1 April 2012
- ^ "Titanic tourist project unveiled". BBC News. 11 August 2005.
- ^ Glasgow "Titanic" memorial The Glasgow Story. Retrieved 1 April 2012
- ^ "Women's Titanic Memorial — Washington, DC". GLTS. 26 May 1931. Diakses tanggal 31 July 2010.
- ^ Gibberd, Ben (19 November 2006). "Taking Refuge Beneath Memory's Gaze". The New York Times. Diakses tanggal 8 October 2009.
- ^ a b Homepage of Titanic Historical Society Inc. Diarsipkan 2012-04-02 di Wayback Machine. Retrieved 21 February 2012
- ^ Geller 2007, hlm. 1,2,10,11.
- ^ "The Titanic disaster". National Museums Liverpool. Diakses tanggal 19 April 2011.
- ^ "Titanic: The Artifact Exhibition" (official website).
- ^ Branson keeps growing as Titanic joins lineup USA Today. Retrieved 1 April 2012
- ^ "Titanic launch 100th anniversary marked by Belfast flare". The Daily Telegraph. London. 31 May 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-03. Diakses tanggal 31 May 2011.
- ^ "Titanic Centenary" at bbc.co.uk
- ^ "Paramount Pictures, Twentieth Century Fox and Lightstorm Entertainment to Set Sail Again with James Cameron's Oscar-Winning "Titanic" with a Worldwide 3D Re-release on April 6, 2012" (Siaran pers). Paramount Pictures. 19 May 2011. Diakses tanggal 19 May 2011.
- ^ ITV: Titanic. Retrieved: 13 January 2012
- ^ Iceberg Right Ahead! – review The Guardian. Retrieved 1 April 2012
- ^ "Robin Gibb to honour Titanic victims in first 'classical' composition". The Guardian. 20 January 2012.
- ^ "Cruise to mark Titanic centenary". BBC News. 15 April 2009.
Bahan bacaan
- Adams, Simon (2009) [1999]. Eyewitness, Titanic. New York: DK Publishing. ISBN 978-0-7566-5036-0.
- Aldridge, Rebecca (2008). The Sinking of the Titanic. New York: Infobase Publishing. ISBN 978-0-7910-9643-7.
- Ballard, Robert D. (1987). The Discovery of the Titanic. New York: Warner Books. ISBN 978-0-446-51385-2.
- Barczewski, Stephanie (2006). Titanic: A Night Remembered. London: Hambledon Continuum. ISBN 978-1-85285-500-0.
- Barratt, Nick (2009). Lost Voices From the Titanic: The Definitive Oral History. London: Random House. ISBN 978-1-84809-151-1.
- Bartlett, W. B. (2011). Titanic: 9 Hours to Hell, the Survivors' Story. Stroud, Gloucestershire: Amberley Publishing. ISBN 978-1-4456-0482-4.
- Beveridge, Bruce; Hall, Steve (2004). Olympic & Titanic: The Truth Behind the Conspiracy. Haverford, Pennsylvania: Infinity Publishing. ISBN 978-0-7414-1949-1.
- Beveridge, Bruce; Hall, Steve (2011). "Description of the ship". Dalam Halpern, Samuel. Report into the Loss of the SS Titanic: A Centennial Reappraisal. Stroud, UK: The History Press. ISBN 978-0-7524-6210-3.
- Brewster, Hugh; Coulter, Laurie (1998). 882½ Amazing Answers to your Questions about the Titanic. Madison Press Book. ISBN 978-0-590-18730-5.
- Butler, Daniel Allen (1998). Unsinkable: the full story of the RMS Titanic. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books. ISBN 978-0-8117-1814-1.
- Butler, Daniel Allen (2002) [1998]. Unsinkable: the full story of the RMS Titanic. USA: Da Capo Press. ISBN 978-0-306-81110-4.
- Campbell, Ballard C. (2008). Disaster, Accidents and Crises in American History: A Reference Guide to the Nation's Most Catastrophic Events. Facts on File Library of American History. New York: Infobase Publishing. ISBN 978-0-8160-6603-2.
- Chernow, Ron (2010). The House of Morgan: An American Banking Dynasty and the Rise of Modern Finance. New York: Grove Press. ISBN 978-0-8021-4465-2.
- Chirnside, Mark (2004). The Olympic-Class Ships. Stroud, England: Tempus. ISBN 978-0-7524-2868-0.
- Crosbie, Duncan; Mortimer, Sheila (2006). Titanic: The Ship of Dreams. New York, NY: Orchard Books. ISBN 978-0-439-89995-6.
- Davenport-Hines, Richard (2012). Titanic Lives: Migrants and Millionaires, Conmen and Crew. UK: HarperCollins. ISBN 978-0-00-732164-3.
- Eaton, John P.; Haas, Charles A. (1987). Titanic: Destination Disaster: The Legends and the Reality. Wellingborough, UK: Patrick Stephens. ISBN 978-0-00-732164-3.
- Eaton, John P.; Haas, Charles A. (1994). Titanic: Triumph and Tragedy. Wellingborough, UK: Patrick Stephens. ISBN 978-1-85260-493-6.
- Eaton, John P.; Haas, Charles A. (1995). Titanic: Triumph and Tragedy. New York: W.W. Norton & Company. ISBN 978-0-393-03697-8.
- Foster, John Wilson (1997). The Titanic Complex. Vancouver: Belcouver Press. ISBN 0-9699464-1-4.
- Gill, Anton (2010). Titanic : the real story of the construction of the world's most famous ship. Channel 4 Books. ISBN 978-1-905026-71-5.
- Halpern, Samuel (2011). "Account of the Ship's Journey Across the Atlantic". Dalam Halpern, Samuel. Report into the Loss of the SS Titanic: A Centennial Reappraisal. Stroud, UK: The History Press. ISBN 978-0-7524-6210-3.
- Halpern, Samuel; Weeks, Charles (2011). "Description of the Damage to the Ship". Dalam Halpern, Samuel. Report into the Loss of the SS Titanic: A Centennial Reappraisal. Stroud, UK: The History Press. ISBN 978-0-7524-6210-3.
- Howells, Richard (1999). The Myth of the Titanic. United Kingdom: MacMillan Press. ISBN 978-0-333-72597-9.
- Hutchings, David F.; de Kerbrech, Richard P. (2011). RMS Titanic 1909–12 (Olympic Class): Owners' Workshop Manual. Sparkford, Yeovil: Haynes. ISBN 978-1-84425-662-4.
- Landau, Elaine (2001). Heroine of the Titanic: The Real Unsinkable Molly Brown. New York. hlm. 22–23. ISBN 978-0-395-93912-3.
- Lightoller, Charles (1936). "Loss of the Titanic". Titanic and Other Ships. London: I. Nicholson and Watson. OCLC 9353219. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-21. Diakses tanggal 2012-04-07.
- Lord, Walter (1976). A Night to Remember. London: Penguin Books. ISBN 978-0-14-004757-8.
- Lord, Walter (1997) [1955]. A Night to Remember (edisi ke-3rd). New York: Henry Holt and Company. ISBN 978-0-553-27827-9.
- Lord, Walter (2005) [1955]. A Night to Remember. New York: St. Martin's Griffin. ISBN 978-0-8050-7764-3.
- Lynch, Don (1992). Titanic: An Illustrated History. New York: Hyperion. ISBN 978-1-56282-918-6.
- McCluskie, Tom (1998). Anatomy of the Titanic. London: PRC Publishing. ISBN 978-1-85648-482-4.
- Merideth, Lee W. (2003). 1912 Facts About Titanic. Sunnyvale, CA: Rocklin Press. ISBN 978-0-9626237-9-0.
- Mowbray, Jay Henry (1912). Sinking of the Titanic. Harrisburg, PA: The Minter Company. OCLC 9176732.
- Spignesi, Stephen J. (1998). The Complete Titanic: From the Ship's Earliest Blueprints to the Epic Film. Secaucus, New Jersey: Birch Lane Press. ISBN 978-1-55972-483-8.
- Spignesi, Stephen J. (2012). The Titanic For Dummies. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. ISBN 978-1-118-20651-5.
- Ward, Greg (2012). The Rough Guide to the Titanic. London: Rough Guides Ltd. ISBN 978-1-4053-8699-9.
- Wels, Susan (1997). Titanic: Legacy of the World's Greatest Ocean Liner. Del Mar, California: Tehabi Books. ISBN 978-0-7835-5261-3.
- White Star Line Triple Screw Steamers Olympic and Titanic. New York: White Star Line. 1912.
Jurnal dan artikel berita:
- Ryan, Paul R. (Winter 1985/86). "The Titanic Tale". Oceanus. Woods Hole, MA: Woods Hole Oceanographic Institution. 4 (28).
- Canfield, Clarke (8 March 2012). "Full Titanic site mapped for 1st time". The Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-02. Diakses tanggal 9 March 2012.
Situs web:
- Geller, Arnie (2007). "Premier Exhibitions (NASDAQ: PRXI Annual Report)" (PDF). Premier Exhibitions, Inc. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2010-08-17. Diakses tanggal 7 June 2011.
- "W.T. Stead & the Titanic". The W.T. Stead Resource Site. Diakses tanggal 9 June 2011.
Investigasi:
- Mersey, Lord (1999) [1912]. The Loss of the Titanic, 1912. The Stationary Office. ISBN 978-0-11-702403-8.
- Online: "Report on the Loss of the "Titanic." (s.s.)". British Wreck Commissioner's Inquiry. 30 July 1912. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-22. Diakses tanggal 12 February 2012.
Pranala luar
- Ballard, Robert B. Lost Liners
- BBC Archive: Titanic Diarsipkan 2008-12-24 di Wayback Machine.
- Footage of RMS Titanic leaving Belfast for Southampton, 1912 Diarsipkan 2011-12-13 di Wayback Machine.
- International Ice Patrol History Historian's Office, US Coast Guard 24 May 2011
- RMS Titanic di Curlie (dari DMOZ)
- RMS Titanic, Inc Corporate information and the official Titanic archive
- RMS Titanic official page di Facebook with vast collection of links and photos.
- Some Reflections on the Loss of the Titanic by Joseph Conrad, 1912
- Surviving the Titanic Diarsipkan 2010-10-04 di Wayback Machine. – slideshow by Life magazine
- Titanic Historical Society
- MarconiCalling – extensive archive material relating to Titanic
- Titanic: How can a disastrous ship be celebrated? BBC News Magazine
- The Titanic Disaster, Steamship Lanes, and the Establishment of the Ice Patrol: The 1912 Report of the Hydrographer, U.S. Navy
- Titanic Historical Society, Indian Orchard, MA Diarsipkan 2012-04-02 di Wayback Machine.
- RMS Titanic: 100 Years Later - An Online Newspaper Exhibition at The Library of Virginia