Gelincir batu

(Dialihkan dari Curling)

Curling atau gelincir batu adalah olahraga meluncurkan batu di atas permukaan es hingga sampai ke daerah sasaran. Olahraga ini secara resmi telah menjadi cabang olahraga Olimpiade sejak 1998. Permainan curling masih berkaitan dengan bola gelinding, gundu bola, dan papan seret.

Gelincir batu
Seorang pemain curling putra
Induk organisasiFederasi Curling Dunia
Pertama dimainkansekitar Akhir Abad Pertengahan di Skotlandia
Karakteristik
Anggota timsatu regu 4 orang (2 orang dalam curling campuran)
Tempat bertandinglintasan curling (sheet)
Keberadaan
Olimpiade

Dua regu yang masing-masing terdiri dari 4 pemain secara bergantian meluncurkan batu granit menuju daerah sasaran yang disebut rumah. Daerah sasaran (house) berada di sisi lintasan yang berseberangan, dan ditandai dengan lingkaran berwarna merah dan biru. Lapangan permainan disebut lembar, berupa lintasan persegi panjang yang memiliki permukaan berlapis es yang mulus. Batu granit yang dimainkan adalah batu granit yang sudah dipoles, sehingga dapat diluncurkan di atas permukaan es dengan cara didorong.

Batu diberi warna berbeda untuk membedakan batu sendiri dengan batu milik lawan. Satu regu mendapat 8 batu untuk satu babak (end). Tujuan permainan adalah mengumpulkan angka sebanyak-banyaknya. Angka didapat oleh regu yang memiliki batu terdekat dengan titik pusat house pada akhir setiap babak (ketika semua batu sudah habis diluncurkan). Dalam usaha mendominasi house dengan batu milik sendiri, batu milik lawan boleh dibentur hingga terdorong keluar dari house. Ketika batu sudah dilepaskan oleh rekan satu regu, dua pemain yang membawa sikat (sapu) bertugas mengarahkan batu menuju sasaran dengan cara menggosokkan sikat di depan jalur yang akan dilewati batu. Permukaan es bila disikat akan membuat batu meluncur lebih jauh atau sedikit mengubah arah batu.

Permainan ini memerlukan strategi yang matang, dimainkan secara bergiliran dengan tempo yang santai, sehingga mirip catur dan bisbol.[1]

Asal usul dan sejarah

sunting
 
Sekelompok laki-laki sedang bermain Gelincir batu di Ontario (tahun 1909). Mereka membawa sapu.

Permainan gelincir batu diperkirakan telah diciptakan pada akhir Abad Pertengahan di Skotlandia. Catatan tertulis pertama mengenai permainan batu di atas es adalah dokumen milik Biara Paisley di Renfrewshire dari bulan Februari 1541. Dua lukisan karya Pieter Bruegel Senior ("Hunters in the Snow" dan "Winter Landscape with a Bird Trap", keduanya berasal dari tahun 1565) menggambarkan petani penggarap di Belanda sedang bermain gelincir batu. Pada masa itu, Skotlandia dan Negeri-negeri Rendah telah memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang kuat, seperti juga terbukti dalam sejarah golf.

 
Kolam yang dibangun khusus untuk main curling di Colzium, Kilsyth.

Permainan gelincir batu sudah ada di Skotlandia pada awal abad ke-16, berdasarkan ditemukannya bukti sebuah batu gelincir bertuliskan tahun 1511 (ditemukan bersama sebuah batu lain bertuliskan tahun 1551) di sebuah kolam tua yang dikuras di Dunblane, Skotlandia. Klub Gelincir Batu Kilsyth mengklaim sebagai klub gelincir batu pertama di dunia. Klub yang didirikan secara resmi pada tahun 1716 ini masih ada hingga sekarang.[2] Kota Kilsyth juga membanggakan sebuah kolam di Colzium yang dibangun secara khusus untuk main gelincir batu. Sebuah dam rendah dibangun untuk membuat sebuah kolam dangkal berukuran 100 × 250 meter, walaupun sekarang ini jarang dapat digunakan untuk curling karena musim dingin yang hangat.

Kata curling pertama kali muncul dalam karya cetak asal Perth Skotlandia pada tahun 1620. Kata tersebut ditemukan dalam kata pengantar dan baris sebuah puisi karya Henry Adamson. Permainan curling hingga kini juga disebut "permainan bergemuruh" (dan masih adalah, di Skotlandia dan Skotlandia-menetap daerah-daerah seperti selatan Selandia Baru) juga dikenal sebagai "permainan bergemuruh" (the roaring game) karena suara gemuruh batu yang meluncur di atas permukaan es yang licin. Nomina verbal curling berasal dari kata kerja bahasa curl dalam bahasa Skotlandia[3] (dan bahasa Inggris; bahasa Indonesia: melengkung, menggulung) yang menggambarkan gerakan batu yang berputar-putar.

 
Sekelompok orang sedang bermain curling di sebuah danau di Dartmouth, Nova Scotia, Kanada, sekitar tahun 1897

Pada awalnya, orang bermain gelincir batu memakai batu besar yang diambil dari dasar sungai. Batu yang dipilih untuk main adalah batu yang memiliki dasar yang rata. Batu yang dipungut sering memiliki cacat atau bentuk yang tidak sempurna. Akibatnya, batu sulit dikendalikan oleh pelempar. Permainan gelincir batu zaman sekarang sudah mengandalkan strategi dan keterampilan, berbeda dari gelincir batu tempo dulu yang menang atau kalah semata-mata mengandalkan keberuntungan.

Para penenun di Darvel, East Ayrshire dicatat sering bersantai dengan bertanding gelincir batu. Batu-batu yang mereka gunakan adalah batu pemberat dari balok benang lungsin yang dilengkapi pegangan yang dapat dilepas ketika tidak sedang dipakai main. Para istri meletakkan pegangan dari kuningan untuk batu gelincir suami mereka di rak atas perapian. Pegangan batu gelincir batu mereka poles hingga berkilap hingga siap digunakan pada permainan berikutnya.[4]

Permainan gelincir batu luar ruang sangat populer di Skotlandia antara abad ke-16 dan abad ke-19. Iklim di Skotlandia memang menjamin adanya kondisi es yang baik setiap musim dingin. Induk olahraga gelincir batu sedunia juga bermarkas di Skotlandia. Federasi Curling Dunia berasal dari sebuah komite dalam Royal Caledonian Curling Club yang merupakan perintis klub gelincir batu. Permainan ini menjadi populer di Kanada setelah diperkenalkan oleh imigran Skotlandia. Royal Montreal Curling Club yang didirikan tahun 1807 adalah klub olahraga gelincir batu tertua yang masih aktif di Amerika Utara.[5] Klub gelincir batu pertama di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1830. Sebelum akhir abad ke-19, permainan ini diperkenalkan ke Swiss dan Swedia oleh orang Skotlandia. Gelincir batu kini dimainkan di semua negara-negara Eropa, dan telah menyebar ke Jepang, Australia, Selandia Baru, Cina, dan Korea.

 
Pertandingan curling di Kastil Eglinton, Ayrshire, Skotlandia tahun 1860.

Kejuaraan dunia gelincir batu pertama yang disebut Piala Skotlandia hanya boleh diikuti laki-laki. Kejuaraan ini berlangsung di Falkirk dan Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1959. Gelar juara dunia curling yang pertama dimenangi regu Kanada dari Regina, Saskatchewan di bawah pimpinan skip bernama Ernie Richardson (skip adalah anggota regu yang memandu lemparan dari rekan satu regu).

Klub gelincir batu pertama di Amerika Serikat adalah Orchard Lake Curling Club yang didirikan pada tahun 1830, di Orchard Lake, Michigan, sekitar 48 km Detroit. Klub Gelincir Batu Detroit yang dikenal sekarang ini berasal dari Detroit pada tahun 1840. Ketika itu negara bagian Michigan memiliki penduduk sekitar 212.000 orang dan baru tiga tahun diterima sebagai negara bagian Amerika Serikat. Sebuah klub bernama Thistle Club didirikan oleh orang-orang yang suka bermain gelincir batu di Sungai Detroit ketika air sedang membeku. Klub tersebut kemudian disebut Granite Club sebelum berganti nama menjadi Detroit Curling Club sejak tahun 1885.

Gelincir batu dijadikan cabang olahraga resmi Olimpiade Musim Dingin sejak Olimpiade Musim Dingin 1998 di Nagano, Jepang. Pada Februari 2006, Komite Olimpiade Internasional mengumumkan bahwa pertandingan curling dalam Olimpiade Musim Dingin 1924 (waktu itu disebut Semaine des Sports d'Hiver atau Pekan Olahraga Musim Dingin Internasional) di Chamonix, Prancis sebagai pertandingan gelincir batu resmi yang pertama di Olimpiade, dan tidak lagi dianggap sebagai pertandingan ekshibisi. Berdasarkan pengumuman tersebut, medali Olimpiade yang pertama untuk cabang gelincir bafu (waktu itu dimainkan di luar ruang) dimenangi oleh tim Britania Raya dan Irlandia (emas), dua medali perak dimenangi Swedia, dan medali perunggu untuk Prancis. Gelincir batu sebagai olahraga ekshibisi dipertandingkan pada Olimpiade Musim Dingin 1932 di Lake Placid, New York; 4 tim Kanada melawan 4 tim Amerika Serikat, Kanada menang 12 kali, kalah 4 kali.

Arena permainan

sunting
 
Lintasan untuk bermain curling. Batu yang didorong harus berhenti antara hog line dan back line (garis tepat di belakang house).

Lintasan curling (disebut sheet) menurut standar Federasi Curling Dunia adalah lapisan es berbentuk persegi panjang berukuran panjang 45 m hingga 46 m, dan lebar 4,4 hingga 5,0 m;[6] lapisan es dibuat hingga sedatar mungkin. Es pada permukaan lintasan dibuat dengan bantuan mesin pendingin. Larutan air garam dialirkan dalam pipa-pipa yang dipasang memanjang di bawah lintasan. Proses terpenting dalam menyiapkan lintasan es adalah penyemprotan butiran air (disebut pebble) ke atas permukaan es. Akibat friksi antara batu dan butiran air yang membeku, batu berputar ke dalam atau ke luar. Perputaran batu dapat berkurang seiring dengan lapisan butiran air yang makin aus. Permukaan es dijaga pada suhu sekitar −5 °C[7]

Daerah sasaran (house) berupa cincin (lingkaran) konsentris selebar 3,7 m yang berada pada kedua ujung lintasan. Garis cincin dibuat dengan mengecat atau meletakkan gambar cincin dari vinil di bawah lapisan es. Pusat house disebut button, ditandai oleh perpotongan dua garis (centre line dan tee line) yang membagi house menjadi empat bagian.

 
Sepasang hack (pijakan kaki sewaktu mendorong batu curling).

Cincin di sekeliling button diberi nama berdasarkan lebarnya: cincin 4 kaki, cincin 8 kaki, dan cincin 12 kaki, serta dibedakan menurut warna. Cincin terdalam sekadar alat bantu visual untuk menentukan batu yang terdekat dengan pusat lingkaran. Batu yang sama sekali tidak menyentuh lingkaran luar cincin 12 kaki dinyatakan tidak berada di dalam house, dan tidak mendapat poin.

Pijakan kaki sewaktu pemain mendorong batu disebut hack yang berada 12 kaki di belakang button. Dalam lintasan dalam ruang, biasanya ada sepasang hack pada kedua ujung lintasan.

Perlengkapan

sunting

Sepatu khusus curling

sunting
 
Permukaan sol sepatu slider yang licin (tengah); sepatu slider yang ditempel sol antilicin (kiri); bagian atas sepatu khusus curling (kanan).

Sepatu dengan sol berlapis teflon dipakai di kaki yang meluncur di permukaan es sewaktu melempar. Sepatu berlapis teflon ini disebut slider, dikenakan pada kaki kiri oleh pemain yang melempar dengan tangan kanan (pada kaki kanan oleh pemain kidal). Ketika tidak sedang melempar, sol sepatu slider dipasangi sol dari bahan antilicin yang disebut slip-on gripper. Sepatu yang sebelah lagi memiliki permukaan sol yang kasar agar pemain tidak terpeleset di atas es. Sepatu kualitas tinggi dibuat dari kulit, sementara sepatu yang lebih murah dibuat dari vinil atau kain kanvas. Bila pemain tidak mempunyai sepatu slider, sol sepatu kets dapat ditempeli selotip atau bahan sejenis agar sol menjadi licin.

Sikat (sapu)

sunting
 
Sikat (sapu) curling

Sikat curling digosokkan di atas permukaan es untuk mengatur arah dan kecepatan batu di atas es. Selain itu, sikat dapat dipakai sebagai alat bantu keseimbangan sewaktu mendorong batu. Pemain curling zaman dulu menggunakan sapu yang dibuat dari bahan-bahan yang serupa dengan sapu rumah. Sikat sekarang sudah menggantikan sapu dalam permainan curling, tetapi dalam istilah curling, sikat tetap disebut sapu. Kepala sikat dibuat dari tekstil, bulu babi, atau bulu kuda. Tangkai sikat kualitas tinggi dibuat dari serat karbon yang ringan agar dapat menyapu lebih cepat. Tangkai sapu kualitas yang lebih rendah dibuat dari kaca serat.

Batu curling

sunting
 
Batu curling (disebut stone atau rock) dibuat dari batu granit.

Batu curling sesuai peraturan Federasi Curling Dunia berbentuk bundar dan beratnya antara 17 kg hingga 20 kg termasuk pegangan dan baut dalam keadaan terpasang.[6] Keliling maksimum sebuah batu adalah 910 mm (36 inci). Tinggi minimum batu adalah 110 mm (4,5 inci). Pegangan dipasang pada batu dengan bantuan sebuah baut yang menembus batu secara vertikal di bagian tengah batu. Adanya pegangan memungkinkan batu dipegang oleh pelempar, dan didorong (atau diputar) sebelum dilepas. Pegangan diberi warna yang berbeda untuk membedakan batu milik sendiri dengan batu milik lawan. Warna yang populer untuk pertandingan curling adalah merah dan kuning.

Permainan

sunting
 
Atlet curling putra sedang menyapu.

Formasi regu

sunting

Satu regu terdiri dari 4 atau 5 pemain, namun hanya 4 pemain yang diturunkan dalam pertandingan. Pembagian tugas untuk para pemain:

  • lead: pemain yang melakukan lemparan pertama dan kedua, dan bertugas sebagai penyapu (sweeper)
  • second: melakukan lemparan ke-3 & ke-4, dan bertugas menyapu
  • third (penasihat skip, disebut juga vice skip): melakukan lemparan ke-5 & ke-6, dan juga bertugas menyapu; ketika rekan yang bertugas sebagai skip sedang mendorong batu, third mengambil alih tugas skip
  • skip (kapten): melakukan lemparan ke-7 & ke-8 ; skip berteriak memberi instruksi untuk mulai menyapu atau berhenti menyapu es yang akan dilewati batu yang sedang meluncur
  • reserve: pemain cadangan
  • forth: sebutan untuk pemain (selain skip) yang melakukan lemparan ke-7 & ke-8.

Peraturan

sunting

Dalam turnamen, pertandingan curling biasanya terdiri dari 10 babak (end). Ketika dimainkan untuk rekreasi, orang hanya bermain 8 babak. Pada satu babak, pemain dari kedua belah tim secara bergantian melempar batu satu demi satu hingga semua 16 batu selesai dilempar. Bila kedua regu mencatat skor seri pada babak 10, babak tambahan dimainkan hingga ada regu yang menang.

Dalam pertandingan curling, bukan hal yang luar biasa bila ada regu yang menyerah kalah sebelum semua babak dimainkan karena mereka sama sekali tidak melihat ada kesempatan menang. Meskipun demikian, pertandingan playoff dalam kejuaraan nasional dan kejuaraan dunia tidak mengharuskan 8 babak dimainkan sebelum regu yang kalah dapat menyerah.

Dalam pertandingan internasional, setiap regu diberi waktu 73 menit untuk menyelesaikan semua lemparan. Setiap regu juga diberi kesempatan 2 kali time out selama 60 detik. Bila babak tambahan diperlukan, setiap regu mendapat 10 menit untuk menyelesaikan semua lemparan, berikut 60 detik time out untuk setiap babak.

Lemparan

sunting
 
Mari Motohashi dari tim curling Jepang sedang melempar pada Olimpiade Musim Dingin 2010.

Ketika melempar (mendorong) batu, pemain harus melepas batu sebelum bagian depan batu mencapai hog line. Pemain biasanya meluncur sambil melepaskan batu. Kalau terlambat dilepas, batu dikeluarkan dari permainan (hogged).

Peraturan mengenai melepas batu sebelum hog line jarang diindahkan ketika bermain di klub-klub. Dalam turnamen besar, sensor elektronik pada batu akan menandai lemparan yang tidak sah. Bila lampu merah pada batu menyala, batu tersebut akan segera diambil dari permainan sebelum berhenti meluncur.

Sementara, ketiga rekannya melemparkan batu, pemain yang bertugas sebagai skip berada di ujung lain lintasan untuk memberi komando bagi rekan-rekan satu regu. Ketika skip sedang melempar, pemain yang bertugas sebagai third mengambil alih tugas skip.

Proses melempar batu disebut delivery. Meskipun bukan merupakan keharusan, sebagian besar pemain curling melempar batu sambil meluncur. Ketika bersiap melempar, sebelah kaki yang mengenakan sepatu bersol tidak licin bertumpu pada salah satu pijakan kaki yang disebut hack (posisi yang disebut in the hack). Bagi pemain yang melempar dengan yang tangan kanan, kaki kanan bertumpu di hack kiri, dan sebaliknya bagi pemain kidal.

Referensi

sunting
  1. ^ "2006 Winter Olympics – Mark Bechtel: I'm cuckoo for curling". SI.com. February 11, 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-15. Diakses tanggal 2010-02-20. 
  2. ^ "Kilsyth Curling History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-05. Diakses tanggal 2010-02-20. 
  3. ^ "SND". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-07. Diakses tanggal 2010-02-20. 
  4. ^ Nate Baker (Editor), The Book of Old Darvel and Some of its Famous Sons. Pub. Walker & Connell, Darvel. hlm. 12–13.
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-06. Diakses tanggal 2010-02-20. 
  6. ^ a b THE RULES OF CURLING and Rules of Competition Diarsipkan 2010-02-24 di Wayback Machine., June 2008, World Curling Federation.
  7. ^ Branch, John. "Curlers Are Finicky When It Comes to Their Olympic Ice," The New York Times, Senin, 17 Agustus 2009.

Pranala luar

sunting