Durian petruk

Makanan Khas dari Jepara di Indonesia
Revisi sejak 2 Juli 2023 14.22 oleh Atika Wulandari (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Durio Zibethinus Kultivar Petruk[1] atau lebih dikenal dengan nama Durian Petruk adalah varietas unggul[2] nasional dan terus diteliti untuk dikembangkan.

Asal Mula

sunting

Asal mula Durian Petruk[3] tercetus karena ketidaksengajaan Mbah Kasmodiharjo. Durian Petruk pertama kali dikenalkan oleh seorang petani yang bernama Mbah Kasmodiharjo, seorang petani yang berasal dari Dukuh Randusari, Desa Tahunan, Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Pada waktu ada lomba buah durian yang diadakan Pemerintah Kabupaten Jepara tepatnya pada tahun 1977, Mbah Kasmodiharjo mengikuti lomba tersebut dan meraih Juara pertama sebagai durian terbaik dan terenak. Karena pada saat itu durian Jepara belum ada namanya, maka dengan sepontan Juri festival durian tersebut menyebut sebagai Durian Petruk. Mengambil nama sebutan dari Mbah Kasmodiharjo sehari-hari. Karena Mbah Kasmodiharjo lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan Petruk.

Ciri-ciri

sunting

Bentuk buahnya bulat telur terbalik (ujungnya agak runcing), kulit buahnya tipis (+ 3 mm), dan warnanya hijau kekuningan. Daging buah berwarna kuning, berserat halus, agak lembek, dan rasanya sangat manis, tetapi aromanya tidak begitu tajam / menyengat. Jumlah pongge per buah berkisar antara 5-10 biji sempurna. Ukuran bijinya kecil dan berbentuk lonjong. Kemampuan produksi antara 50 – 150 buah per pohon dengan berat buah masing-masing antara 1 kg. – 1,5 kg.

Pengembangan

sunting

Budi daya bibit Durian Petruk sempat dikembangkan oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM). Hingga saat ini bibit durian Jepara yang lebih dikenal sebagai bibit Durian Petruk telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Durian Petruk sekarang sudah dilepas sebagai varietas unggul[4] nasional dan terus diteliti untuk dikembangkan. Setiap tahun, di Jepara selalu diadakan Lomba Buah-Buahan dengan durian sebagai kontestan utamanya. Event ini berlangsung pada bulan Desember, saat musim durian mencapai puncaknya.

Sentra Penjualan

sunting

Sentra penjualan durian di Jepara adalah Pasar Ngabul (7 km sebelum masuk kota Jepara dari arah Kudus). Tapi jika anda ingin menikmati buah durian sambil menikmati suasana pedesan, anda dapat membeli langsung kepada pemilik pohon yang tersebar hampir disemua desa di Kecamatan Tahunan, Bate Alit, Bate Gede, dan biasanya harganya lebih murah.

Catatan kaki

sunting

Pranala luar

sunting