Masjid Jami' Al-Makmur Kriyan

masjid di Indonesia
Revisi sejak 8 Juli 2023 16.46 oleh Pratama26 (bicara | kontrib) (Catatan kaki: (QuickEdit))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Masjid Jami' Al-Ma'mur Kriyan adalah salah satu masjid tua di Kabupaten Jepara. Namun kini sudah direnovasi secara total menyeluruh, hingga tidak ada lagi arsitektur ataupun peninggalan dari masjid pertama dibangun.

Masjid Jami' Al-Ma'mur Kriyan
Berkas:Masjid Jami' Al-Ma'mur Kriyan Jepara.JPG
Masjid Jami' Al-Ma'mur Kriyan
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiJepara, Jawa Tengah, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturJawa (Masjid)
Arab (Menara)
Spesifikasi
Kubah3
Menara3
Tinggi menara5 meter

Sejarah

sunting

Pendiri Masjid Jami' Al-Ma'mur Kriyan adalah Raden Kusuma Abdul Jalil dari Desa Kendengsidialit yang disebut pula dengan nama Mbah Sidiq, putra dari Raden Abdul Kadir Syarif Hidayatullah Cirebon yang diberi gelar Sunan Gunungjati. Tanah tempat berdirinya masjid tersebut, konon pada mulanya merupakan rawa yang dinamakan "Rawa Mbes", karena tanahnya merupakan lumpur yang selalu mengeluarkan air (Jawa: ngembes). Hingga tiang-tiang masjid tadi sangat susah ditegakkan, dan baru berhasil setlah tanah rawa itu ditabur abu oleh Raden Kusuma alias Mbah Sidiq tersebut.

Pemugaran

sunting
  • Pemugaran Pertama (1983 M)

Usaha pemugaran yang pertama dilakukan masyarakat setempat pada tahun 1983. Untuk pemugaran yang pertama dilakukan menyeluruh, yaitu meliputi pembongkaran total dan membangun baru bagian induk dan menambaah ruang wanita dan tempat wudhu. Hingga yang tampak masih asli tinggal bagian Mustaka (kubah Jawa) yang kabarya dibuat dari tanah liat. Pemugaran bagian induk menelan biayya Rp.12,7 Jutta lebih yang di peroleh dari amal jariyah keluarga HM Sulchan, seorang pengusahawan di Kota Semarang.

  • Pemugaran Kedua (2018 M)

Usaha pemugaran yang kedua dilakukan masyarakat setempat pada tahun 2018. Untuk pemugaran yang kedua dilakukan menyeluruh, yaitu meliputi pembongkaran total dan membangun baru bagian induk, ruang wanita, tempat wudhu, menambah 3 menara dan menambah taman. Kini sama sekali tidak ada bagian yang masih asli peninggalan yang pertama kali dibangun Mbah Sidiq, hanya saja masjid inii masuh menggunakan Mustaka (kubah Jawa).

Tradisi

sunting

Masjid ini terdapat tradisi yang sudah ada sejak dahulu, yaitu:

  • Air Keramat

Air sumur masjid Al-Ma'mur biasanya "dipercaya" digunakan untuk mengikhtiyari orang sakit khusuanya anak-anak yang sakit tidak sembuh-sembuh, seperti sakit panas dengan cara wajahnya dibasuh dengan air dari pancuran yang digunakan untuk berwudhu. Seorang warga Kriyan pada waktu istri mengalami kesulitan melahirkan, karena sudah masuk klinik mulai jam 5 pagi sampai jam 3 pagi belum juga lahir, maka bidan yang menangani, memberi tahu jika jam 6.30 belum lahir maka akan dirujuk ke rumah sakit untuk dicecar sebab dihawatirkan bayi dalam kandungan melemah. Setelah sholat shubuh, karena tidak kuat menahan kantuk, warga tersebut tidur dan bermimpi ada yang laki-laki tua berbicara agar saya, mengambil air Masjid Al-Ma'mur, setelah terbangun, ia masih ragu dengan mimpi yang saya alami. Akhirnya ia mengambil air tersebut dan di usapkan pada perut istri, setelah sekitar 5 menit ada kontraksi dan akhirnya tepat jam 6.30 lahirlah seorang bayi. masih banyak manfaat Air masjid kriyan ini, untuk kebutuhan-kebutuhan masyarakat sekitar, dan sampai sekarang masih banyak di yakini masyarakat sekitar Kalinyamatan. Bagi yang mengambil air, jangan lupa untuk meninggalkan sedekah di masjid, insya Allah keberkahan akan turun atas hajat.

  • Pengantin Kelilingi Masjid

Pengantin yang baru saja menikah biasanya setelah akad nikah pasangan pengantin tersebut ke masjid Al-Ma'mur Kriyan untuk mengelilingi eksterior (bagian luar) masjid dengan arah melawan jarum jam. Tak hanya masyarakat Desa Kriyan tapi juga ada warga Desa Telukwetan, Kendengsidialit, juga melakukan tradisi mengelilingi Masjid Al-Ma'mur ini setelah pasangan pengantin melaksanakan Ijab Qobul.

  • Baratan

Kata “baratan” berasal dari sebuah kata Bahasa Arab, yaitu “baraah” yang berarti keselamatan atau “barakah” yang berarti keberkahan. Kegiatan dipusatkan di Masjid Al-Ma'mur Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan. Ritualnya sederhana, yaitu setelah sholat maghrib, umat islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di masjid / musholla untuk berdo’a bersama. Surat Yasin dibaca tiga kali secara bersama-sama dilanjutkan sholat isya berjamaah. Kemudian memanjatkan doa nishfu sya'ban dipimpin ulama / kiai setempat, setelah itu makan (bancaan) nasi puli dan melepas arak-arakan Impes.

Fasilitas

sunting

Masjid Al Makmur seolah terdapat di "Islamic Center Kauman Kriyan", karena disekitar masjid terdapat tempat-tempat penunjang kehidupan Islam. Fasilitas di sekitar Masjid Al Makmur, yaitu:

  • Gedung Muslimat NU

ialah gedung untuk kegiatan Nahdlatul Ulama serta untuk menyelenggarakan pengajian. Gedung ini pun disewakan untuk Wedding Venue Indoor yaitu pernikahan dengan tema indoor (didalam ruangan).

  • Taman Al-Makmur

ialah Alun-Alun Kauman Desa Kriyan untuk menampung Jamaah Shalat dan pengajian. Tempat ini pun disewakan untuk Wedding Venue Outdoor Masjid Al-Makmur. Tempat ini bisa disewa untuk pernikahan dengan tema outdoor (diluar ruangan).

  • TPQ Nahdlatul Ulama

adalah sekolah setingkat TK, yang dimulai di sore hari yang mempelajari cara baca tulis Al Qur'an.

  • TK Tarbiyatul Alfal

adalah sekolah TK yang keguatan belahae dimulai pagi hari yang mempelajari cara baca tulis dan berhitung sambil bermain.

Catatan kaki

sunting