Indosiar Karya Media

perusahaan asal Indonesia

PT Indosiar Karya Media Tbk (simbol saham: IDKM) adalah perusahaan media massa yang pernah berdiri dan beroperasi di Indonesia, dalam hal ini merupakan perusahaan induk dari televisi swasta nasional Indosiar.

PT Indosiar Karya Media Tbk
Publik
IndustriMedia
NasibDiakuisisi oleh, digabungkan dengan, dan dileburkan ke dalam Surya Citra Media
PenerusSurya Citra Media
Didirikan19 Juli 1991 (sebagai Indovisual Citra Persada)
20 Agustus 2003 (sebagai Indosiar Karya Media)
Ditutup1 Mei 2013
Kantor pusatJl. Damai 11 RT 004/05, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
Tokoh kunci
Lie Halim (Direktur utama)
Alvin Widarta Sariaatmadja (Direktur)
ProdukTelevisi
Pendapatan4.524 trilyun
2.003 trilyun
PemilikSalim Group (1991-2011)
Elang Mahkota Teknologi (2011-2013)
Karyawan
1.221 (2012)

Sejarah

Awalnya, perusahaan ini didirikan pada 19 Juli 1991 dengan nama PT Indovisual Citra Persada. Operasionalnya baru dimulai pada 1997, awalnya di bidang jasa manajemen. Sejak 26 April 2003, nama perusahaan diganti menjadi PT Indosiar Karya Media.[1] Kinerjanya tidak bisa dilepaskan dari pemilik (lama, saat itu) Indosiar, Grup Salim yang ingin kembali mengendalikan TV swasta miliknya pasca 67% sahamnya dilepas ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional pada 1999. Awalnya, sejak 9 Maret 2001, Indosiar telah menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta, dengan kode saham IDSR, yang prosesnya dilakukan oleh BPPN sebagai pemegang saham mayoritas Indosiar saat itu.[2] Namun, rupanya di saat BPPN melepas seluruh kepemilikannya, Salim masih menguasai 27% saham Indosiar (lewat PT Prima Visualindo), yang seiring waktu menjadi pemegang saham pengendali.[3]

Dengan alasan "memberikan peluang yang lebih besar sebagai upaya diversifikasi usaha dan meningkatkan likuiditas saham", termasuk menarik investor asing (karena investor dilarang memiliki 20% saham di perusahaan penyiaran televisi) dan kemudahan ekspansi usaha[4] (walaupun ada yang menganggap hal ini tidak lebih dari manipulasi Salim dalam menegaskan kepemilikannya kembali),[3] maka kemudian Indosiar Karya Media dijadikan sebagai induk dari Indosiar (IDSR) itu sendiri yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 30 Juni 2003.[1]

Pada 4 Oktober 2004, saham IDSR resmi dihapuskan, digantikan oleh Indosiar Karya Media yang melakukan penawaran umum perdana-nya di hari yang sama di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) seharga Rp 551/saham, dan pemegang saham IDSR menukar kepemilikannya menjadi kepemilikan di IDKM. Indosiar itu sendiri kemudian dijadikan anak usaha IDKM yang bersifat tertutup, dengan menguasai 99% sahamnya. Pemegang saham IDKM awalnya terdiri dari PT Prima Visualindo 27%, PT TDM Aset Manajemen 29% dan publik 43% (semuanya hasil konversi dari pemegang saham IDSR sebelumnya).[4] Seiring waktu, kepemilikan TDM lenyap dan saham publik menjadi 59,17%, ditambah dengan kepemilikan saham PT Dinamika Usaha Jaya (5,09%) dan Citibank Singapura (8,5%). Namun, saham PT Prima Visualindo tetap.[5]

Perubahan dalam kepemilikan Indosiar (dalam hal ini Indosiar Karya Media) akhirnya baru terjadi ketika pada 3 Maret 2011 PT Prima Visualindo sepakat menjual 27% sahamnya ke PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek).[6] Proses penjualan berlangsung mulus, bahkan Emtek berhasil meningkatkan kepemilikannya di Indosiar Karya Media sebesar 84,77% setelah tender offer.[7] Pada 1 Mei 2013, perusahaan ini resmi bergabung dengan PT Surya Citra Media Tbk,[8][9] pemilik SCTV yang juga dimiliki oleh Emtek. Lima hari kemudian, tepatnya 6 Mei 2013, perusahaan ini resmi delisting dari Bursa Efek Indonesia.[10][11][12]

Anak perusahaan

Referensi