Gajah Baliku

rumah tradisional di Indonesia
Revisi sejak 28 Juli 2023 01.57 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Rumah Ba'anjung Gajah Baliku adalah salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Rumah adat Gajah Baliku ini pada zaman Kesultanan Banjar digunakan sebagai tempat tinggal Warit Raja (sentana dalem), yaitu para keturunan garis utama/pertama atau bubuhan para gusti. Jadi rumah ini hanya dihuni oleh para calon pengganti Sultan jika terjadi sesuatu terhadap Sultan.[1]

Maket Rumah Gajah Baliku dengan area Semi Publik berturut-turut Surambi Muka, Surambi Sambutan (Ambin), Pamedangan (Paseban) selanjutnya Ruang-ruang Panampik (Ruang Dalam Rumah) yang merupakan area Semi Private dan Private.
Fasad Rumah Gajah Baliku di Desa Telok Selong.

Rumah Gajah Baliku mimiliki kemiripan dengan Rumah Bubungan Tinggi, tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada Ruang Paluaran (ruang tamu). Pada Rumah Bubungan Tinggi keadaan lantainya berjenjang, sedangkan pada Rumah Gajah Baliku keadaan lantai ruang Paluaran tidak berjenjang. Hal tersebut karena Rumah Bubungan Tinggi berfungsi sebagai bangunan keraton/ndalem Sultan yang memiliki tata nilai ruang yang bersifat hierarkis.

Pada Rumah Gajah Baliku, atap di atas ruang Paluaran (Ruang Tamu) memakai konstruksi kuda-kuda dengan model atap perisai (disebut Atap Gajah) dengan keadaan lantai ruangan datar saja sehingga menghasilkan bentuk bangun ruang yang dinamakan Ambin Sayup. Sedangkan pada kedua anjung sama-sama memakai atap Pisang Sasikat (atap sengkuap) dan bagian belakang berbentuk anjung jurai.

Tim Muskala Depdikbud Kalsel

sunting

Menurut Tim Muskala Depdikbud Kalsel yang pernah mengadakan penelitian rumah Gajah Baliku menyatakan bahwa:

  1. Atap jurai, hidung bapicik bentuk muka (maksudnya atap perisai)
  2. Ambin terbuka kiri/kanan anjung
  3. Atap bubungan tinggi
  4. Atap sindang langit tidak ada kecuali pada kedua anjung
  5. Panampik Kacil tidak ada, yang ada hanya Panampik Basar

Dalam literatur lainnya Tim Muskala Depdikbud Kalsel menyatakan bahwa: Bagian-bagiannya sama dengan rumah Bubungan Tinggi. Yang berbeda adalah atap yaitu

  1. Atap bubungan tingginya sama
  2. Atap kedua anjung, atap sindang langit (maksudnya atap sengkuap)
  3. Atap panampik kacil diganti dengan atap jurai dengan muka hidung bapicik (maksudnya atap perisai)
  4. Atap Panampik Padu beratap jurai.

Ruangan yang berturut-turut dari depan ke belakang:

  1. Surambi Sambutan merupakan ruang terbuka/teras rumah.
  2. Palatar atau Pamedangan merupakan ruang setengah terbuka/serambi atas.
  3. Paluaran yang dinamakan Ambin Sayup merupakan Ruang Tamu.
  4. Palidangan yang dinamakan Ambin Dalam diapit oleh Anjung. Pada sebelah kanan terdapat Anjung Kanan dan Anjung Jurai Kanan, sedangkan pada sebelah kiri terdapat Anjung Kiwa dan Anjung Jurai Kiwa.
  5. Padapuran/Padu merupakan ruang Pantry.

Rujukan

sunting
  1. Rumah Adat Banjar Gajah Baliku di Banjarmasin (Antasan Kecil), Depdikbud Kanwil Kalsel, Bidang Muskala 1988.
  2. Azan, Seminar Tata Ruang dan Karakteristik Rumah Tradisional Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro, Juni 1994.

Galeri

sunting

rujukan

sunting
  1. ^ "Rumah Adat Banjar Dan Fungsinya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-17. Diakses tanggal 2013-07-04. 

Pranala luar

sunting