Permanu, Pakisaji, Malang
Permanu | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Malang | ||||
Kecamatan | Pakisaji | ||||
Kode pos | 65162 | ||||
Kode Kemendagri | 35.07.19.2001 | ||||
Luas | 4,57516 km² | ||||
Jumlah penduduk | 5.189 jiwa | ||||
Kepadatan | 1134 jiwa/km² | ||||
|
Permanu adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.Yang terdiri dari empat Dusun, yaitu : Dusun Krajan Permanu, Dusun Lowok, Dusun Tunggul, dan Dusun Blau.
Wilayah Desa Permanu diapit oleh dua aliran sungai, yaitu Sungai Mbabar dan Sungai Gesang. Keadaan jalan di Desa Permanu sudah berupa aspal. Penduduk Desa Permanu menggunakan air bersih untuk memasak dan minum menggunakan air dari PDAM dan air Swadaya.
Sejarah
Desa Permanu merupakan salah satu bagian dari wilayah Malang Raya, sehingga masih ada kaitannya dengan kerajaan yang pernah berada di daerah sekitar Malang. Sampai saat ini tidak diketahui pasti bagaimana Permanu terbentuk karena tidak ada catatan sejarah yang resmi terkait hal ini. Namun terdapat penjelasan dari beberapa cerita rakyat dan sejarah turun-temurun warga desa.
Berawal dari zaman kerajaan Singosari, secara singkat kerajaan Singosari kalah dari kerajaan Kediri dalam perang Genter. Karena kekalahan tersebut, beberapa anggota dan rakyat kerajaan Singosari terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka. Salah satu anak dari selir Ken Arok bernama Raden Permono kabur ke arah selatan (ke sekitar daerah Pakisaji) bersama beberapa rakyat pengikutnya. Kemudian tibalah Raden Permono di sebuah daerah yang sekarang dikenal dengan nama Permanu. Dengan inisiatifnya ia membangun pemukiman di daerah tersebut untuk melanjutkan hidup dan untuk mengayomi pengikutnya yang banyak. Tak butuh waktu lama bagi Raden Permono untuk mendirikan pemukiman yang damai karena daerah tersebut tanahnya sangat subur, sehingga pertanian menjadi sumber makanan utama.
Setelah berhasil mengamankan diri berserta rakyat pengikutnya, Raden Permono kemudian melakukan perjalanan ke luar desa. Kekuasaan di daerah yang telah dibangun oleh Raden Permono ini diberikan kepada salah satu orang kepercayaannya yaitu Resi Sindhu Wongso. Sebagai bentuk penghormatan dan rasa terimakasih, rakyat kemudian menamai daerah ini dengan sebutan "Permanu" yang diambil dari nama Raden Permono tersebut. Sejak saat itu daerah tersebut bernama "Desa Permanu" dan ada sampai sekarang dengan keadaan yang damai dan tentram.
Selang waktu berjalan, Resi Sindhu Wongso meninggal dikarenakan faktor yang tidak diketahui. Hingga saat kini pun makam dari Resi Sindhu Wongso pun tidak diketahui keberadaannya. Karena hal tersebut warga membuat beberapa punden pada masing-masing dusun. Punden ini digunakan untuk berdoa kepada dewa dan menghormati jasa Raden Permono serta Resi Sindhu Wongso. Dalam relief yang berada pada punden tersebut ditemukan bahwa rakyat pada zaman itu menganut kepercayaan Siwa-Buddha (Hindu dan Buddha). Punden Resi Sindhu Wongso ini kemudian dinamakan dengan punden Reco Banteng. Berdasarkan cerita setempat, punden tersebut merupakan perwujudan dari "banteng" yang berada di daerah tersebut. Kepala dari banteng berada pada gunung Katu, sebelah utara desa Permanu dan badannya berlokasi tepat di Desa Permanu
Geografi
Desa Permanu terletak di tengah kabupaten Malang dengan luas total sekitar 4,57516km². Bagian pada desa Permanu merupakan dataran yang lebih tinggi dibandingkan beberapa kabupaten yang berdekatan dengan kota Malang. Akibatnya lingkungan di desa relatif lebih dingin dan sejuk. Secara umum desa Permanu merupakan desa agraria dengan sawah yang terbentang sangat luas
Batas Wilayah
Batas Wilayah :
- Utara : Desa Babadan, Desa Jatisari
- Selatan : Desa Kranggan
- Barat : Desa Kesamben
- Timur : Desa Karangpandan
Iklim
Desa Permanu merupakan desa memiliki Iklim tropis dengan ketinggian 550mdpl dengan curah hujan rata-rata 2.426mm/tahun. Desa Permanu juga memiliki rata-rata suhu yaitu 26°C
Pemerintahan
Dasar hukum atas desa Permanu adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 yang mengatur tentang pembentukan daerah-daerah Kabupaten dalam lingkup Provinsi Jawa Timur. Hal ini diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah.
Ekonomi
Pertanian
Desa Permanu merupakan desa dengan komoditas Pertanian yang bisa dibilang cukup besar. Hasil komoditas pertanian ini di antara lain padi, jagung, kacang tanah, ubi jalar, tebu, dan beberapa komoditas lain. Hasil pertanian ini sebagian dimanfaatkan untuk konsumsi rumah tangga dan untuk dijual. Desa Permanu juga memiliki ketahanan pangan yaitu melon dengan kualitas super. Melon ini dipasarkan ke luar desa sebagai salah satu komoditi ekspor.
Peternakan
Sebagian masyarakat desa Permanu memiliki hewan ternak berupa sapi, kerbau, ayam, bebek, dan kambing. Namun hewan-hewan tersebut tidak dibudidayakan sebagai komoditi produksi peternakan. Pada dasarnya masyarakat Desa Permanu secara turun temurun merupakan masyarakat petani tradisional dengan merapkan irigasi secara teknis maupun non teknis pertanian yang dipandu oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) atau Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). Dengan hal ini petani dapat menggarap dilaksanakan dengan sistem terpadu.
Perdagangan
Perdagangan pada desa Permanu berfokus pada jual-beli bahan pokok dan bahan makanan. Banyak terdapat toko yang menjual bahan pokok. Selain itu juga terdapat banyak kedai makanan khas Malang dengan beragam variasi. Untuk beberapa komoditas seperti sayur, buah, tebu, dan lainnya dipasarkan ke luar desa. Permanu lebih berfokus pada penggalakan penanaman pada pekarangan seperti bawang, sawi, dan beberapa sayur lain yang kemudian akan dikonsumsi dan dipasarkan ke luar desa. Kebijakan di bidang Ekonomi lebih diarahkan kebidang ekonomi pertanian. Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarat petani telah mempunyai persediaan 21 pupuk subsidi yang pengeloaanya dilaksanakan oleh Gapoktan Madukismo. Sehingga kebutuhan pupuk untk Desa Permanu sudah terpenuhi denggan baik. Selain itu juga digalakkan pembuatan kios kios kebutuhan sehari-hari dan sembako sebagai tambahan untuk penghasilan keluarga.
Sumberdaya Ekonomi
Desa Permanu merupakan desa dengan swasembada sumber daya yang dianggap cukup baik dimanfaatkan oleh masyarakat yang beraneka ragam macamnya. Beberapa sektor pendukungnya diantara lain :
- Lahan pertanian dan sawah seluas 3.25302 km²
- Sarana sumber air bersih yang digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari
- Sungai metro yang berdampingan dengan tanah adat warga
Pendidikan
Sebagai sektor pendukung dibidang pendidikan, utamanya kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap arti pentingnya pendidikan, Pemerintah Desa bekerjasama dengan para tokoh yang ada di desa untuk bersama-sama membangun sarana dan prasarana penunjang kegiatan pendidikan, baik lembaga pendidikan milik pemerintah maupun milik swasta. Terdapat 2 PAUD, 4 TK, 3 SD Negeri dan 1 SMP pada desa Permanu dengan 6 TPQ dan 2 pondok pesantren. Untuk menanggulangi adanya murid putus sekolah pada tingkat pendidikan dasar, Pemerintah Desa Permanu membantu usaha dalam memperoleh beasiswa melalui BOS. Selain itu ada anggaran khusus untuk biaya operasional pendidikan luar sekolah seperti PAUD, TK/RA.
Budaya
Penduduk Desa mayoritas berasal dari suku Jawa sehingga menjunjung nilai adat. Banyak kegiatan yang dilakukan warga seperti kerja bakti gotong royong, tahlilan, dan lainnya. Tiap tahun juga diadakan Selametan Desa dan kegiatan bersih desa guna untuk melestarikan adat istiadat di desa Permanu. Dalam praktik seni budaya sendiri, desa mendukung setiap kesenian yang ada selama tidak menyalahi aturan, adat, dan norma desa.
Di Desa Permanu sendiri telah dibentuk beberapa kesenian daerah seperti Terbang Jidor, Kuda Lumping, Bantengan, Orkes Melayu dan yang paling terkenal adalah Tari Topengnya. Kesenian tari topeng desa tidak hanya mencakup tarian saja namun juga mencakup literasi budaya dan segala yang mendukung keberlangsungan seni tersebut. Dalam sanggar seni juga digunakan sebagai latihan gamelan, latihan pengrajin topeng, latihan tari topeng, dan perawatan peralatan kesenian.
Upacara bersih deso atau nyadran dilakukan saat hari Senin Legi menurut kalender jawa pada bulan Sapar, apabila pada bulan Sapar tidak terdapat senin legi, maka bisa mengambil Senin Legi pada bulan Suro. Pada tanggal 1 Sapar atau 1 Suro, petinggi desa dalam hal ini adalah kepala desa harus membawa sesajian sendirian kemudian memberikannya ke punden. Sesajian ini berupa nasi, lauk mendho (kambing Jawa), beberapa makanan lain, dan wewangian seperti kemenyan. Setelah kepala desa selesai mengunjungi punden, kemudian masyarakat yang mengunjungi punden dengan membawa sesaji pula setidaknya satu tampah setiap RT. Setelah selesai mengunjungi punden, kepala desa harus menyiapkan air hasil fermentasi singkong (badeg) yang kemudian disajikan kepada warga serta beberapa bunga sebagai wangi-wangian.
Setelah mengunjungi punden, masyarakat biasanya akan melakukan tayub atau perayaan dan hiburan. Sebelum melakukan tayub ada hal sakral yang tidak boleh terlewatkan yaitu wajib memainkan musik gending Jawa dengan dua lagu wajib yaitu lir kantu dan eling-eling. Lagu ini diyakini masyarakat setempat sebagai lagu kesukaan para pendahulu, sehingga bila tidak dilakukan akan terjadi kekacauan ketika melakukan tayub. Sore hari setiap RT membawa setidaknya satu jolen atau asahan yang berisi nasi, lauk, dan beberapa makanan lain ke rumah kepala desa. Setelah melakukan pesta, kepala desa diwajibkan untuk memberkan jajanan kepada rakyat. Tepat setelah itu sinden atau penyanyi khusus untuk nyanyian Jawa mengiringi kepala desa sekeluarga untuk melakukan khirab sebagai bentuk sukacita. Puncaknya setelah semua selesai, semua warga harus "pulang" ke rumah kepala desa.