Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Sumatera Kawasan Selatan
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia. |
Artikel ini tidak memiliki bagian pembuka yang sesuai dengan standar Wikipedia. |
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Sumatera Kawasan Selatan adalah denominasi Kristen Protestan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di daerah Sumatra Kawasan Selatan. Daerah ini, umum disingkat sebagai Sumkasel, adalah daerah di Indonesia yang meliputi lima provinsi: Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jambi dan Kepulauan Babel (Bangka – Belitung). Pada awal pekerjaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia, daerah Sumatera Kawasan Selatan termasuk wilayah pelayanan Jawa Barat yang berpusat di Batavia. Kemudian daerah ini termasuk wilayah Sumatra yang berpusat di Padang dan diorganisasikan pada tahun 1913 dipimpin B.Judge.
Masa penjajahan
Pada rapat Gereja Advent Uni Malaysia tahun 1929 telah diterima rekomendasi Kantor Pusat Se-Dunia untuk membagi dua Uni Malaysia menjadi Uni Malaysia dan Uni Hindia Belanda pada tanggal 25 Desember 1928. Uni Malaysia berada di bawah pengawasan Divisi Timur Jauh yang berkantor pusat di Singapura. Dan Uni Hindia Belanda di bawah pengawasan Eropa Tengah yang berkantor pusat di Bandung.
Pada rapat Uni Hindia Belanda yang diadakan terpisah, telah menetakan pembagian daerah pelayanan Uni Hindia Belanda yang baru dan Sumatra Selatan menjadi satu daerah yang baru. Ketua daerah yang baru diangkat oleh Pdt S. Dittmar, yang menjadi teritori adalah Sumatra Selatan, Lampung (yang sebelumnya berada di bawah pengawasan Jawa Barat), Bengkulu, Jambi, Bangka, dan Belitung.
Gereja Advent berdasarkan tempat
Lampung
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh belum menyentuh daerah ini sampai tahun 1922. Baru kemudian pada tahun 1923 Pendeta Wood yang ditempatkan di Tanjung Karang (Lampung) mulai membawa pekabaran gereja, pada awalnya melalui Majalah Pertandaan Zaman. Akhirnya Pendeta Wood berhasil mendirikan Gereja Advent di Lampung. Merukh, Pada tahun 1923 oleh Pendeta Zimmermann penduduk asli Lampung dibaptis, merekalah yang menjadi buah sulung di Lampung.
Pekerjaan Advent meluas di Way Hui (Lampung) hingga diorganisasinya kumpulan di sana tahun 1926. Selanjutnya meluas ke Tambangbesi, Kedaton, Sereng dan Sabalang. Sementara di Sarirejo (Lampung Selatan) dimulai dengan masuknya Elias Subakir yang menjadi anggota Gereja Advent setelah mendengar gelombang siaran radio Advent dari Pulau Guam, dilanjutkan oleh FJ Wuysang hingga dibaptiskan. Sekitar tahun 1995 di Mesuji dibuka oleh FJ Wuysang dan Joko Utomo. Anggota-anggota pertama antara lain: Yohanes Suparlan, Yohanes Rubiman dan Yuswanto, mereka dibaptis pada tanggal 30 Desember 1995 oleh Pendeta Alex Henndriks.
Palembang
Sejarah Gereja Masehi Advent Hari ketujuh di Palembang dimulai dengan kedatangan misionaris pertama yaitu R.W Munson di tahun 1904. Pada awal kedatangannya ke Palembang hanya pesinggahannya dari Singapore ke Jakarta. Di Palembang, Munson diberitahu bahwa ada sekelompok orang yang belum percaya dan perlu bantuan dari missionari ini. Pada tahun berikutnya Munson datang kembali dan tempat yang ditunjukan adalah Daerah Muara Dua. D isana dia mendapatkan penolakan dari warga setempat dikarenakan warga tidak menerima missionaris. Pada tahun 1907 - 1908, seorang dari Singapura yang bernama C.M Lee datang ke Palembang untuk menjual buku-buku kebenaran. Dilanjutkan lagi oleh seorang pemuda dari Batak yang datang ke Sumatera Selatan, termasuk Palembang di tahun 1918. Kemudian secara resmi Gereja Advent masuk ke Palembang dimulai oleh Evangelist Literature (EL) yang datang dari Padang tahun 1927. Kemudian di tahun itu seorang guru Injil bernama Lauw Djoe Djim dikirim ke Palembang yang dibantu oleh Tjong Kam Tjoe. Mereka bekerja mengajarkan Injil ke tengah-tengah masyarakat Tionghoa. Usaha mereka berhasil untuk mengorganisasi kumpulan di sebuah kolong rumah Palembang milik seorang Tionghoa di 16 ilir, dekat Gudang Geo Wehry.
Penginjilan ini berhasil membaptiskan: HN Akip, Tahalea, Anna Mahantouw dan 2 orang Tionghoa. Baptisan dilaksanakan oleh pendeta yang datang dari Padang.
Bengkulu
Pusat tambang emas Muara Aman menarik perhatian penduduk disekitarnya untuk merantau ke Muara Aman, termasuk Lauw Djoe Djim yang datang dari Padang dan beberapa orang pegawai tambang emas itu juga menjadi bagian dari anggota Gereja Advent. Luther Panjaitan membantu Lauw mengadakan kebaktian kebangunan rohani di sana dan membaptiskan 6 jiwa.
Daftar pimpinan
Urutan Pimpinan Daerah ini sejak diorganisasi tahun 1929 adalah sebagai berikut:
Tahun | Ketua | Sekretaris | Bendahara |
---|---|---|---|
1929 – 1933 | Pdt S. Dittmar | - | - |
1934 – 1935 | Pdt K. Tilstra | - | - |
1936 – 1938 | Pdt Kolling | - | - |
1938 – 1941 | Pdt K. Mandias | - | - |
1948 – 1952 | Pdt K. Mandias | - | - |
1952 – 1953 | Pdt M. Siregar | - | - |
1953 – 1954 | Pdt SF. Sitompul | - | - |
1955 | Pdt UH. Manullang | - | - |
1956 – 1961 | Pdt S. Ritonga | - | - |
1962 – 1966 | Pdt S. Tamba | Pdt T. Tambunan | Pdt T. Tambunan |
1967 – 1969 | Pdt NG. Hutauruk | M. Sitompul | M. Sitompul |
1970 – 1972 | Pdt CG. Manurung | M. Sitompul | M. Sitompul |
1973 – 1976 | Pdt R. Tambunan | M. Sitompul | M. Sitompul |
1977 – 1982 | Pdt DP. Panjaitan | E. Situmeang | E. Situmeang |
1983 – 1990 | Pdt SH. Simbolon | M. Doloksaribu | M. Doloksaribu |
1990 – 1993 | Pdt AJ. Dompas | Pdt LP. Simanjuntak | S. Purba |
1994 – 2000 | Pdt LP. Simanjuntak | Pdt SG. Manik | Pdt ER. Pasaribu |
2001 – 2003 | Pdt LP. Simanjuntak | Pdt S. Tamba | Pdt ER. Pasaribu |
2004 – | Pdt S. Tamba |
Pranala luar
- South Sumatra Mission Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine.