Mata manusia

organ yang merespons terhadap cahaya
Revisi sejak 2 Agustus 2023 09.49 oleh Rapidreflex (bicara | kontrib) (Added image)

Mata manusia adalah organ yang bereaksi terhadap cahaya dan memiliki beberapa kegunaan. Sebagai alat indra, mata mamalia memungkinkan untuk penglihatan. Sel batang dan kerucut pada retina memungkinkan persepsi cahaya sadar dan penglihatan seperti diferensiasi warna dan persepsi kedalaman. Mata manusia dapat membedakan sekitar 10 juta warna.[1]

Mata manusia
Mata manusia di sisi kanan wajah, memperlihatkan sklera putih, iris coklat muda, dan pupil hitam
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa Latinoculus
MeSHD005123
TA98A01.1.00.007
A15.2.00.001
TA2113, 6734
FMA54448
Daftar istilah anatomi

Serupa dengan mata mamalia lainnya, sel-sel ganglion fotosensitif mata manusia non pembentuk gambar pada retina menerima sinyal cahaya yang mempengaruhi penyesuaian ukuran pupil, regulasi dan penekanan hormon melatonin, dan mempengaruhi siklus jam tubuh.[2]

Organ mata manusia

Organ luar

  • Bulu mata berfungsi menghalangi benda asing yang masuk kedalam mata[3] dan menyaring cahaya yang akan diterima.
  • Alis mata berfungsi menahan keringat agar tidak masuk ke bola mata.
  • Kelopak mata berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata.

Organ dalam

Bagian-bagian pada organ mata bekerja sama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf. Bagian-bagian tersebut adalah:

  • Kornea
    Fungsi: Melindungi bagian sensitif di belakangnya, membantu mata memfokuskan bayangan pada retina. Merupakan bagian terluar dari bola mata bernama selaput bening yang menerima cahaya dari sumber cahaya
  • Sklera
    Merupakan bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata-rata 1 milimeter tetapi pada insersi otot, menebal menjadi 3 milimeter.
  • Pupil dan Selaput pelangi
    Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika melihat dalam kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh selaput pelangi di sekelilingnya. Selaput pelangi berfungsi sebagai diafragma. Selaput pelangi inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
  • Lensa mata
    Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina yang dibantu oleh otot siliaris dan ligamen supresor.[4] Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan memipih. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.
  • Retina atau Selaput Jala
    Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
  • Choroid

Choroid mencegah refleksi internal berkas cahaya

Sistem kerja mata

Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan ke semua bagian ini memiliki fungsi penting dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat di belakangnya terdapat pupil, fungsi dari pupil sendiri adalah untuk mengatur insensitas cahaya yang masuk ke mata.

Selain pupil ada juga bagian mata yang disebut selaput pelangi, fungsinya adalah memberi warna pada mata, selaput pelangi juga dapat mengubah ukuran pupil secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap pupil akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, pupil akan mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata. Hal yang mempengaruhi perbesaran pupil itu adalah selaput pelangi. Sistem pengaturan otomatis yang bekerja pada mata bekerja sebagaimana berikut:

Ketika cahaya mengenai mata, sinyal saraf terbentuk dan dikirimkan ke otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot di sekitar selaput pelangi harus mengerut.

Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang mata. Karena otot-otot di sekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.

Semua sistem yang telah kami sebutkan tadi berukuran lebih kecil, tetapi jauh lebih unggul daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk meniru desain mata dengan menggunakan teknologi terbaru, bahkan sistem perekaman gambar buatan paling modern di dunia ternyata masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita renungkan segala jerih payah dan pemikiran yang dicurahkan untuk membuat alat perekaman gambar buatan ini kita akan memahami betapa jauh lebih unggulnya teknologi penciptaan mata.

Jika kita amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan penciptaan ini semakin terungkap. Anggaplah kita sedang melihat mangkuk kristal yang penuh dengan buah-buahan, cahaya yang datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus kornea dan pupil kemudian difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina, sehingga sel-sel retina dapat merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut foton mengenai sel-sel retina.

Ketika itu mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan kartu domino yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal. Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini berubah bentuk dan kemudian mendorong perubahan protein lain yang berikatan kuat dengannya yakni rhodopsin.

Kini rhodopsin berubah menjadi suatu bentuk yang memungkinkannya berikatan dengan protein lain yakni transdusin. Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam sel namun belum dapat bergabung dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan satu molekul lain yang bernama GTP. Kini dua protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1 molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya baru saja dimulai senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk mengikat satu protein lain bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel. Setelah berikatan bentuk molekul yang dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi kimia dalam sel.

Mekanisme ini menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan energi listrik, energi ini merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang sel retina. Dengan demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti foton cahaya ini meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi informasi visual objek di luar mata. Agar mata dapat melihat sinyal listrik yang dihasilkan dalam retina harus diteruskan dalam pusat penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan langsung satu sama lain tetapi ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu bagaimana sinyal listrik ini melanjutkan perjalanannya di sini serangkaian mekanisme rumit terjadi energi listrik diubah menjadi energi kimia tanpa kehilangan informasi yang sedang dibawa dan dengan cara ini informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya. Molekul kimia pengangkut ini yang terletak pada titik sambungan sel-sel saraf berhasil membawa informasi yang datang dari mata dari satu saraf ke saraf yang lain.

Ketika dipindahkan ke saraf berikutnya, sinyal ini diubah lagi menjadi sinyal listrik dan melanjutkan perjalanannya ke tempat titik sambungan lainnya. Dengan cara ini sinyal berhasil mencapai pusat penglihatan pada otak, di sini sinyal tersebut dibandingkan informasi yang ada di pusat memori dan bayangan tersebut ditafsirkan, akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang penuh buah-buahan sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya sistem sempurna yang terdiri atas ratusan komponen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan ini terjadi pada waktu kurang dari 1 detik.

Penyakit mata

  • Miopia
    Miopia yakni seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh. Biasanya terjadi pada pelajar. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa cekung/negatif.
  • Hipermetropi
    Hipermetropi yaitu seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat dari mata. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa cembung/positif.
  • Presbiopi
    Presbiopi adalah seseorang yang tidak dapat melihat benda yang berjarak dekat maupun berjarak jauh. Dapat dibantu dengan kacamata berlensa rangkap. Biasa terjadi pada penderita lanjut usia.
  • Kerabunan dan kebutaan
    Buta berarti seseorang tidak dapat melihat benda apa pun sama sekali. Buta bisa saja diakibatkan keturunan, maupun kecelakaan. Bayi yang lahir prematur dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu, juga dapat mengalami Retinopathy of Prematurity (ROP) dan dapat mengalami ganguan penglihatan hingga kebutaan total, jika tidak diterapi secepatnya. Rabun berarti seseorang hanya dapat melihat dengan samar-samar. Orang-orang yang buta maupun rabun biasanya "membaca" menggunakan jari-jarinya dengan alat bantu berupa huruf Braille.
  • Buta warna
    Buta warna adalah suatu kondisi seseorang tidak mampu mempersepsikan warna. Buta warna total sama sekali tidak dapat membedakan warna, yang dapat dilihat hanyalah warna hitam, abu-abu, dan putih (grey scale). Sedangkan jika tidak bisa membedakan warna tertentu disebut buta warna parsial. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan, artinya jika seseorang buta warna, pasti anaknya juga mewarisi gen buta warna, namun belum tentu menderita buta warna.
  • Katarak
    Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi buram karena penebalan, terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
  • Astigmatis: Ketidakaturan lengkung-lengkung permukaan bias mata yang berakibat cahaya tidak fokus pada satu titik retina (bintik kuning). Dapat dibantu dengan kacamata silinder/operasi bedah refraktif.
  • Rabun senja
    Rabun senja adalah penyakit mata yang disebabkan karena mata kekurangan vitamin A. Penderita biasanya tidak bisa melihat pada saat sore hari saja.

Kebutaan

Berdasarkan WHO 2012, penyebab kebutaan yang utama adalah:

  1. Katarak, jika katarak tidak dibersihkan/diangkat, terutama masyarakat ekonomi menengah ke bawah
  2. Glaukoma
  3. Degenerasi Retina
  4. Kornea
  5. Retinopati Diabetik,jika gula darah tinggi dalam waktu yang lama

Deteksi penyakit melalui kelainan mata

Penyakit lain juga dapat dideteksi melalui mata dengan tanda-tanda sebagai berikut [6]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Judd, Deane B.; Wyszecki, Günter (1975). Color in Business, Science and Industry. Wiley Series in Pure and Applied Optics (edisi ke-third). New York: Wiley-Interscience. hlm. 388. ISBN 0-471-45212-2. 
  2. ^ Zimmer, Carl (February 2012). "Our Strange, Important, Subconscious Light Detectors". Discover Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-21. Diakses tanggal 2012-05-05. 
  3. ^ M.Si, Maya Sari (2016-03-23). "5 Fungsi Bulu Mata bagi Manusia". DosenBiologi.com. Diakses tanggal 2019-03-04. 
  4. ^ terra2cieli (2010-03-30). "Sistem Indra : Mata". Biology Terminal (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-04. 
  5. ^ Seri Mengenal Ilmu "Penglihatan", halaman 31, "Daftar Istilah"
  6. ^ (Indonesia) Kompas, Minggu 17 Februari 2008. Hal 30. Konsumen: Deteksi Penyakit Tubuh Melalui Mata.

Pranala luar