Cendera mata
Cendera mata (bahasa Inggris: souvenir) adalah sesuatu yang dibawa oleh seorang wisatawan ke rumahnya untuk kenagan yang terkait dengan benda itu. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kadang disinonimkan dengan oleh-oleh,[1] tanda mata, atau kenang-kenangan.
Cendera mata bisa berupa pakaian seperti kaus atau topi, dan peralatan rumah tangga seperti cangkir, mangkok, asbak, sendok, jam pasir, maupun buku tulis. Benda-benda tersebut bisa ditulisi untuk menandai asalnya. Wisatawan bisa pula membeli cendera mata sebagai kenang-kenangan bagi orang lain.
Di Jepang, cendera mata dikenal sebagai meibutsu (produk yang dikaitkan dengan kawasan tertentu), dan omiyage, permen atau benda lain yang bisa dibagi bersama mitra seseorang. Penjualan omiyage menjadi bisnis besar di berbagai tempat pariwisata yang ada di Jepang.
Pada budaya atau adat pernikahan, juga diberikan cendera mata bagi tamu yang hadir. Kategori cendera mata biasanya dibagi menjadi untuk pengantin, keluarga, panitia, dan tamu. Untuk pengantin disebut juga hantaran atau seserahan[2] yang wajib dibawa dari masing-masing keluarga.
Suvenir Khas Mancanegara
- Cendera mata dari Belanda: kincir angin atau keramik Delft
- Cendera mata dari Belgia: Manneken Pis
- Cendera mata dari Paris: Menara Eiffel mini
- Cendera mata dari Indonesia: Monas atau Candi Borobudur mini
Pelancong biasanya membeli gantungan kunci atau magnet kulkas sebagai kenang-kenangan atau untuk oleh-oleh teman dan keluarga. Pilihan gantungan kunci dan magnet kulkas relatif kecil, cantik, khas, dengan harga terjangkau.
Referensi
- ^ "Arti kata oleh-oleh - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2022-12-04.
- ^ Wima, Pinka Tsarina. "Isi Seserahan dalam Sangjit, Prosesi Lamaran dari Budaya Tionghoa". POPBELA.com. Diakses tanggal 2022-12-04.