Kesehatan mental Yesus

pertanyaan apakah Yesus sebagai tokoh dalam sejarah berada dalam kesehatan mental

Pertanyaan apakah Yesus sebagai tokoh dalam sejarah berada dalam kesehatan mental yang baik telah disoroti oleh beberapa psikolog, filsuf, sejarawan dan penulis. Orang pertama yang mempertanyakan kewarasan Yesus secara luas dan terperinci adalah psikolog Prancis Charles Binet-Sanglé, kepala dokter di Paris dan penulis empat jilid La Folie de Jésus.[1][2] Pandangan tersebut meraih pendukung dan lawan.

Opini yang menantang kewarasan Yesus

Charles Binet-Sanglé mendiagnosa Yesus terkena paranoid agama:[3]

Singkatnya, alam halusinasi Yesus, seperti yang dideskripsikan dalam Injil-injil ortodoks, membuat kami menyatakan bahwa pendiri agama Kristen tersebut mengidap paranoid agama. (vol. 2, p. 393)

Opini yang membela kewarasan Yesus

Opini-opini dari William Hirsch, Charles Binet-Sanglé dan tokoh lainnya yang mempertanyakan kesehatan mental Yesus ditantang balik oleh Albert Schweitzer dalam tesis doktoralnya berjudul The Psychiatric Study of Jesus: Exposition and Criticism[2][4] (Die psychiatrische Beurteilung Jesu: Darstellung und Kritik, 1913)[3][5] dan oleh teolog Amerika Walter Bundy dalam buku tahun 1922 The psychic health of Jesus.[2][6]

Kesehatan mental Yesus dibela oleh psikiatris Olivier Quentin Hyder,[7] juga oleh Pablo Martinez dan Andrew Sims [en] dalam buku Mad or God? Jesus: The healthiest mind of all (2018).[8][9]

Selain itu, para apologis Kristen, seperti Josh McDowell[10] dan Lee Strobel,[11] juga membela kewarasan Yesus.

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Binet-Sanglé, Charles (1908–1915). La folie de Jésus = The Madness of Jesus (dalam bahasa Prancis). 1–4. Paris: A. Maloine. LCCN 08019439. OCLC 4560820. 
  2. ^ a b c Havis, Don (April–June 2001). "An Inquiry into the Mental Health of Jesus: Was He Crazy?". Secular Nation. Minneapolis: Atheist Alliance Inc. ISSN 1530-308X. Diakses tanggal September 5, 2018. 
  3. ^ a b Gettis, Alan (June 1987). "The Jesus delusion: A theoretical and phenomenological look". Journal of Religion and Health. Springer. 26 (2): 131–136. doi:10.1007/BF01533683. ISSN 1573-6571. Diakses tanggal September 7, 2018. 
  4. ^ Schweitzer, Albert (1975). The Psychiatric Study of Jesus: Exposition and Criticism. Diterjemahkan oleh Joy, Charles R. Gloucester, Mass: Peter Smith. ISBN 0844628948. 
  5. ^ Schweitzer, Albert (1913). Die psychiatrische Beurteilung Jesu: Darstellung und Kritik (dalam bahasa Jerman). Tübingen: J.C.B. Mohr (Paul Siebeck). LCCN 13021072. OCLC 5903262. 
  6. ^ Bundy, Walter E. (1922). The Psychic Health of Jesus. New York: The Macmillan Company. LCCN 22005555. OCLC 644667928. 
  7. ^ Hyder, Olivier Quentin (1977-12-01). "On the Mental Health of Jesus Christ". Journal of Psychology and Theology. Biola University. 5 (1): 3–12. doi:10.1177/009164717700500101. ISSN 0091-6471. 
  8. ^ Pablo Martinez, Andrew Sims, Mad or God? Jesus: The healthiest mind of all InterVarsity Press, Westmont 2018 ISBN 978-1-783-59606-5
  9. ^ Sims, Andrew (2018-07-17). "Mad or God? A senior psychiatrist on the mental health of Jesus". Christian News on Christian Today. Christian Today. Diakses tanggal 2018-08-23. 
  10. ^ McDowell, Josh (1977). "Lord, Liar, or Lunatic?". More Than a Carpenter. Wheaton, Illinois: Living Books. hlm. 22–32. ISBN 978-0-8423-4552-1. 
  11. ^ Strobel, Lee (2013). "The Psychological Evidence". The Case for Christ. Grand Rapids, Michigan: Zondervan. hlm. 154–166. ISBN 978-0-3103-3930-4. 

Pranala luar