Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk kejadian, objek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik, paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan, sihir berada di bawah tekanan dari, dan biasanya bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan agama. Banyak agama yang mengecam praktik sihir dan ilmu hitam. Namun, sering kali tidak ada batas yang jelas, dan biasanya menjadi sebuah kontroversi untuk menentukan apakah suatu praktik atau kepercayaan tertentu adalah sebuah sihir.

Circe Menawarkan Gelas ke Odysseus, oleh John William Waterhouse. Sang penyihir Circe menawarkan Ulysses segelas minuman berisi ramuan yang akan membuat Ulysses tunduk padanya

Orang yang menjadi pelaku sihir biasa disebut penyihir, tukang sihir, nenek sihir dsb.

Meskipun konotasinya bervariasi, bisa positif dan negatif sepanjang sejarah, sihir "terus memiliki peran dalam agama dan pengobatan yang dianggap penting dalam banyak budaya hingga saat ini".

Dalam budaya Barat, sihir dikaitkan dengan gagasan-gagasan primitivisme. Selama akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh, para intelektual Barat menganggap praktik sihir sebagai tanda mentalitas primitif dan juga umumnya menghubungkannya dengan kelompok orang yang terpinggirkan.

Dalam okultisme modern dan agama Neopagan, banyak praktisi dan penyihir yang menggambarkan dirinya sendiri secara teratur mempraktikkan ritual sihir; mendefinisikan sihir sebagai teknik untuk membawa perubahan di dunia fisik melalui kekuatan kehendak seseorang. Definisi ini dipopulerkan oleh Aleister Crowley (1875-1947), seorang okultis Inggris yang berpengaruh, dan sejak saat itu agama lain (misalnya Wicca serta Setanisme LaVeyan) dan beberapa kepercayaan magis (misalnya chaos magic) telah mengadopsinya.

menurut Febro tri setyo, "sihir adalah suatu konseptual manusia dalam menyimpulkan suatu fenomena yang berada diatas pemahamannya, sesuatu yang benar adanya dan tergambarkan dengan pengaruh perubahan fisik, sehingga membutuhkan pemahaman paling logis" kemudian defenisi ini diangkat sebagai dasar penulisan karya fiksi ilmiah mekanika sihir modern.

Ilmu sihir

Sihir dapat dipelajari dengan beberapa sub class berikut :

alkimia

Alkimia dapat dipelajari dengan memahami konsep kimiawi dan transmutasi pada benda-benda (zaman dahulu khususnya logam).

Biasanya alkimia hanya memanipulasi imajinasi seseorang agar mengakui dan percaya bahwa alkimia itu adalah sihir, yang dimana jika kita pandang dari sisi sains bahwa itu ada kaitannya dengan ilmu kimia.

hal ini ada kaitannya dengan tujuan utama alkimia yaitu membuat "obat segala penyakit", yang dimana pada saat itu para ahli alkimia menyakini bahwa "seluruh elemen di alam membentuk sifat kesempurnaannya seiring kondisi dan waktu". pada masa dahulu, ilmu alkimia populer dikalangan peneliti obat karena membahas tentang "perubahan dan substansi elemen". seiring dengan tumbuhnya pemahaman melalui berbagai penelitian yang dilakukan saat itu, ilmu alkimia terpecah menjadi beberapa cabang ilmu yang membahas tentang obat, logam, dan perubahan zat. yang kemudian cabang ilmu itu tetap ada hingga sekarang melalui penelitian yang baku seperti farmasi, metalurgi, reaksi kimia.

ilmu alam

Menurut data kuno sebelum awal abad ke-8 orang orang percaya bahwa sihir terbagi atas 4 elemen utama yaitu api, air, udara, dan tanah.

Ilmu ini dapat dipelajari dengan menstimulasikan energi alam pada tubuh, cara yang paling efektif dalam penyerapan energi alam adalah bermeditasi.

menariknya pada zaman ini, banyak orang-orang yang percaya pada sihir walaupun di beberapa sisi bahwa sihir dikecam praktiknya oleh penguasa katedral (gereja) pada saat itu. karena pada saat itu otoritas keagamaan seperti gereja dan katedral itu jauh diatas otoritas raja, sehingga pihak gereja dapat dengan mudahnya mengecap dan menjatuhi hukuman eksekusi mati pada orang yang diduga sebagai penyihir.

Lihat pula

Bacaan lanjutan

  • Coleman, Simon (2008). "The Magic of Anthropology". Anthropology News. 45 (8): 8–11. doi:10.1111/an.2004.45.8.8. 
  • Dickie, Matthew W. (2001). Magic and Magicians in the Greco-Roman World. London. 
  • Gosden, Chris (2020). Magic: A History: From Alchemy to Witchcraft, from the Ice Age to the Present. New York: Farrar, Straus and Giroux. 
  • Gusterson, Hugh (2004). "How Far Have We Traveled? Magic, Science and Religion Revisited". Anthropology News. 45 (8): 7–11. doi:10.1111/an.2004.45.8.7.1. 
  • Hammond, Dorothy (1970). "Magic: A Problem in Semantics". American Anthropologist. 72 (6): 1349–1356. doi:10.1525/aa.1970.72.6.02a00080. 
  • O'Keefe, Daniel (1982). Stolen Lightning: The Social Theory of Magic. Oxford. 
  • Wax, Murray; Wax, Rosalie (1963). "The Notion of Magic". Current Anthropology. 4 (5): 495–518. doi:10.1086/200420. 
  • Meyer, Marvin & Smith, Richard (1994) Ancient Christian Magic: Coptic Texts of Ritual Power, HarperSanFrancisco

Pranala luar