Prabu Tawangalun II

Revisi sejak 24 Agustus 2023 13.28 oleh 114.5.102.0 (bicara)

Prabu Tawangalun II atau Kangjeng Susuhunan Prabu Agung Tawangalun II lahir di Balambangan dengan nama Mas Raka Sanepa atau Raden Mas Kembar. Prabu Tawangalun II adalah raja terbesar di Kerajaan Blambangan yang pernah dua kali berkuasa yakni antara tahun 1649-1652 dan antara tahun 1655-1691.

Nama beliau nunggak semi dengan nama sang ayah, Menak Seruyu, yang juga disebut sebagai Prabu Tawangalun Nyakra atau Tawangalun I, yang berkuasa di Kuthadawung (Kedawung, di Paleran Umbulsari, Jember) sebagai raja Balambangan ke-7 yang berkuasa antara tahun 1633-1647.

Di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram, pada tahun 1649, Raden Mas Kembar naik tahta sebagai Adipati Miji dengan gelar Pangeran Tawangalun. Sepeninggal Sultan Agung dari Mataram, ketika Mataram dipimpin oleh Sunan Amangkurat Agung (mangkurat I), Prabu Tawangalun II mendeklarasikan kemerdekaan Balambangan tepat di hadapan penguasa Mataram itu ketika menghadiri Pisowanan (tahun 1652) di istana Mataram. Mulai sejak saat itu Blambangan adalah wilayah yang merdeka. Sepulangnya ke Blambangan dia menyandang gelar sebagai Susuhunan Macanputih untuk menunjukkan bahwa tahtanya sederajat dengan tahta Mataram.

Selanjutnya Kangjeng Suhunan Tawangalun II membantu Raden Trunajaya dan Karaeng Galesong melawan Mangkurat Agung (Amangkurat I) dalam Perang Trunajaya sehingga Blambangan dapat merebut daerah-daerah kekuasaannya kembali dari tangan Mataram. Di bawah pemerintahan Kangjeng Suhunan Tawangalun II, kerajaan Blambangan maju dengan pesat di mana kekuasaannya menyatu dari Banyuwangi, hingga ke Kediri.