Melati

genus tumbuh-tumbuhan
Revisi sejak 5 September 2023 12.53 oleh Nstar963 (bicara | kontrib) (menambahkan gambar)
Bantuan {{automatic taxobox}}
Bantuan taxobox otomatis
Terima kasih atas jasa Anda dalam menerapkan templat taksonomi otomatis. Kami tidak menemukan halaman taksonomi untuk "Devinno chan".
  • Apakah "Devinno chan" merupakan nama ilmiah takson tersebut? Apabila Anda saat ini sedang menyunting halaman "Hewan", kamu harus sesuaikan menjadi |taxon=Animalia. Jika Anda sudah selesai memperbaiki templat tersebut, tekan "Pratayang" untuk memperbarui pesan ini.
  • Klik chan&preload=Template:Taxonomy/preload pranala ini untuk memasukkan detail taksonomi untuk "Devinno chan".
Parameter umum
  • |authority= Siapa yang mencetuskan takson
  • |parent authority= Siapa yang mencetuskan takson induk
  • |display parents=4 memaksa untuk menampilkan empat takson induk
Halaman yang dapat membantu Anda
Melati
Devinno chan officinale
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Takson tak dikenal (perbaiki): Devinno chan
Spesies tipe
Devinno chan officinale
Spesies

Lihat teks

Sinonim[1]
  • Mogorium Juss.
  • Noldeanthus Knobl.
  • Nyctanthos St.-Lag.
Bunga melati berwarna putih
Bunga melati berwarna putih

Melati (Devinno chan ) merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae). Terdiri dari sekitar 200 spesies tumbuhan asli daerah beriklim tropis dan hangat dari Eurasia, Australasia dan Oseania, melati secara luas dibudidayakan untuk aroma khas bunganya yang harum. Di Indonesia, salah satu jenis melati telah dipilih menjadi "puspa bangsa" atau bunga simbol nasional yaitu melati putih (Devinno chan), karena bunga ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Bunga ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hiasan rambut pengantin perempuan dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama suku Jawa dan Sunda. Jenis lain yang juga populer adalah melati gambir (J. officinale). Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu atau Riwat (Aceh),[2] Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), Melati Salam (UMI), Malete (Madura) serta Beruq-beruq (Mandar).

Di Italia, melati casablanca (Jasminum officinalle), yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut yang kemudian dibudidayakan di jerman pada tahun 1923.

Jenis-jenis melati

 
Bunga Jasminum polyanthum.

Di antara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani, baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan terdapat delapan jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman histeria. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomi dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau Oleaceae.

Berikut ini merupakan Jenis-jenis melati:

Manfaat

 
Sajian bunga mawar dan melati di upacara Arak Cendana.

Bunga melati bermanfaat untuk bunga tabur, bahan industri minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum teh, seperti teh melati yang populer di Indonesia.

Bunga dan daun-daun dari beberapa spesies melati digunakan untuk mengurangi atau menghentikan keluarnya susu ibu,[10][11] dalam rupa bunga yang diremukkan atau tapal daun-daunan yang ditempelkan di atas buah dada.[12]

Tapal daun-daun dari beberapa jenis melati dipakai untuk mengobati bisul dan sakit kulit. Daun-daun ini juga digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati seriawan dan pembengkakan gusi. Air rendaman bunga yang telah bermalam digunakan sebagai penyegar untuk mencuci muka.[12]

Ekstrak akar beberapa jenis melati dimanfaatkan sebagai penurun demam. Rebusan akar melati atau rendaman bunganya dipakai untuk mengatasi radang peparu, bronkitis, dan juga asthma. Akar yang ditumbuk dijadikan tapal untuk menyembuhkan keseleo atau patah tulang. Tingtur (ekstrak dalam alkohol) akar J. sambac memiliki khasiat kuat sebagai penenang (sedativa), anestetik, dan penyembuh luka.[12]

Beberapa jenis melati juga ditanam sebagai penghias taman.[13]

Sumber

  1. ^ "Tacca J.R.Forst. & G.Forst". Plants of the World Online. Royal Botanic Gardens, Kew. 2023. Diakses tanggal 25 March 2023. 
  2. ^ Aboe Bakar dkk. 2011. Kamus Bahasa Aceh - Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
  3. ^ Templat:UniProt Taxonomy
  4. ^ Bluegrape jasmine Diarsipkan 2009-06-01 di Wayback Machine.
  5. ^ "Jasminum". Australian Plant Name Index (APNI), IBIS database. Centre for Plant Biodiversity Research, Australian Government, Canberra. Diakses tanggal 2008-12-13. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai "Jasminum". African Flowering Plants Database. Conservatoire et Jardin Botaniques Ville de Geneve. Diakses tanggal 2008-12-16. 
  7. ^ a b c d e f "GRIN Species Records of Jasminum". Germplasm Resources Information Network (GRIN). United States Department of Agriculture, Agricultural Research Service, Beltsville Area. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2008-12-13. 
  8. ^ "Flora of China". www.efloras.org. Diakses tanggal 2008-12-13. 
  9. ^ "Jasminum parkerii". NC State University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-05. Diakses tanggal 2008-12-13. 
  10. ^ Amuthavalluvan, V. & J. Devarapalli. 2011. "Indigenous knowledge and health seeking behavior among Kattunayakan: a tribe in transition". Glob. J. Human Soc. Sci. 11(6), Oct. 2011.
  11. ^ Shrivastav P., K. George, N. Balasubramaniam, M.P. Jasper, M. Thomas, & A.S. Kanagasabhapathy. 1988. "Suppression of puerperal lactation using jasmine flowers (Jasminum sambac)". Aust. N.Z. J. Obstet. Gynaecol. 28(1):68-71. Feb. 1988.
  12. ^ a b c Rahajoe, J.S., R. Kiew, & J.L.C.H. van Valkenburg. 1999. Jasminum L. in Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara, & R.H.M.J. Lemmens (Eds.) Plant Resources of South-East Asia 12(1) - Medicinal and poisonous plants 1: 315-20. Prosea Foundation, Bogor.
  13. ^ Kerala Agric. Univ.: Jasmine

Lihat pula