Pulau Papua

pulau di Samudra Pasifik
Revisi sejak 12 September 2023 13.31 oleh Empat Tilda (bicara | kontrib)

Papua atau dikenal oleh dunia internasional dengan sebutan Guinea Baru atau Nugini (bahasa Inggris: New Guinea, Tok Pisin: Niugini; Hiri Motu: Niu Gini) atau yang dulu pernah disebut dengan Irian atau Irian Jaya, adalah pulau terbesar kedua (setelah Greenland) di dunia yang terletak di sebelah utara Australia. Pulau ini dibagi menjadi dua wilayah yang bagian baratnya merupakan wilayah Indonesia dan bagian timurnya merupakan negara Papua Nugini. Di pulau yang bentuknya menyerupai burung cendrawasih ini terletak gunung tertinggi di Indonesia, yaitu Puncak Jaya (4.884 m). Untuk wilayah Indonesia, penduduk asli Papua disebut sebagai Orang Asli Papua, yang terdiri dari beragam suku bangsa tersebar di seluruh kabupaten dan kota.[1][2]

Papua
Topografi Pulau Papua
Geografi
LokasiOseania (Melanesia)
Koordinat5°20′S 141°36′E / 5.333°S 141.600°E / -5.333; 141.600
KepulauanMelanesia
Luas785,753 km2
Peringkat luaske-2
Titik tertinggiPuncak Jaya (4.884 m)
Pemerintahan
Negara
Provinsi Papua
 Papua Barat
 Papua Barat Daya
 Papua Pegunungan
 Papua Selatan
 Papua Tengah
Kota terbesarJayapura
Negara
ProvinsiSimbu
Tengah
Dataran Tinggi Timur
Britania Baru Timur
Sepik Timur
Enga
Teluk
Madang
Manus
Teluk Milne
Morobe
Irlandia Baru
Oro (Utara)
Dataran Tinggi Selatan
Barat
Dataran Tinggi Barat
Britania Baru Barat
Sepik Barat
Kota terbesarPort Moresby
Kependudukan
Penduduk11.306.940 jiwa (2014)
Kepadatan14 jiwa/km2
Kelompok etnikOrang Melanesia, Orang Austronesia
Peta
Warna langit saat senja hari di atas Kota Jayapura, Papua

Nama

"Papua" saat ini digunakan, khususnya di Indonesia, untuk merujuk kepada pulau ini secara keseluruhan dan juga untuk wilayah Indonesia di pulau tersebut. Istilah "Papua" juga digunakan untuk merujuk kepada enam provinsi di wilayah Papua yang termasuk dalam wilayah pemerintahan negara Indonesia, yaitu Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Namun beberapa publikasi (lihat misalnya Kartikasari et al. 2007[3]) membatasi penggunaan nama "Papua" khusus untuk wilayah Indonesia. Papua juga berasal dari Portugis, saat itu melakukan penjajahan di Tidore dan menyatakan tanah ini Papo Ua yang berarti tidak tergabung atau terpisah dengan Tidore. Selain itu konon masyarakat Melayu menyebut dengan poea-poea yang artinya keriting [4]

"Nugini" dan "Guinea Baru" berasal dari kata New Guinea, nama yang diberikan oleh orang Barat yang di Indonesiakan. Mereka dahulu berpendapat bahwa tanah Papua mirip Guinea, sebuah wilayah di Afrika dan sehingga pulau ini disebut "Guinea yang baru". Kini, istilah ini digunakan oleh dunia internasional untuk merujuk pada keseluruhan pulau. Di Indonesia sendiri, istilah tersebut sebenarnya tidak pernah dipakai kecuali dalam kata-kata majemuk tertentu (kata fosil), seperti Papua Nugini dan Nugini Belanda.

"Irian" dahulu digunakan di Indonesia sebagai akronim dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland akan Jaya [4]untuk mengacu terhadap pulau ini, sedangkan "Irian Barat" dan "Irian Jaya" dahulu digunakan pada wilayah Indonesia dari pulau ini dan provinsinya, yaitu "Provinsi Irian Jaya".[5] Nama ini diusulkan pada tahun 1945 oleh Marcus Kaisiepo,[6] saudara dari Gubernur yang akan datang Frans Kaisiepo.[7] Nama ini diambil dari Bahasa Biak (Meriiyen) yang berarti beruap, atau semangat untuk bangkit. Nama ini juga digunakan dalam bahasa pribumi lain seperti Bahasa Serui, Bahasa Merauke dan Bahasa Waropen.[6] Selain itu dari bahasa Onim (Patipi) berasal dari kata Tiri Abuan yang berarti tanah besar. Dan dari kata arab juga memberi sebutan Uryani yang berarti negerinya orang telanjang, ini tertulis dalam Rihlah Ibnu Batutah saat ulama tersebut mendarat di tanah Irian. [4]Nama ini digunakan sampai tahun 2001 di mana nama pulau beserta provinsinya diubah menjadi "Papua".[8] Nama Irian yang awalnya disukai oleh penduduk asli Papua, sekarang dianggap sebagai nama yang diberikan oleh Jakarta.[6]

Selain ketiga nama tersebut, juga ada yang menyebut nama pulau ini sebagai "Nuu Waar". Hal ini disebabkan karena letaknya yang berada di timur, sehingga tempat awal matahari terbit. Saat itu pada tahun 1214 M seorang ulama besar Syekh Iskandar Syah dari kerajaan Samudera Pasai tiba di Kaimana dalam rangka ekspedisi perdagangan. Sehingga menyebut pulau ini sebagai Nur (cahaya dalam bahasa Arab), Masyarakat Kaimana dan Fakfak menterjemahkan sebagai Nuu Waar agar mudah disebutkan.[4] Pada waktu itu penyebutan dalam bahasa Arab yang diterjemahkan menjadi bahasa setempat tidak hanya untuk Papua, melainkan Maluku yang awalnya disebut sebagai Jazairul Muluk (kepulauan para raja) kemudian menjadi Maluku juga sempat mengalaminya.

Geografi

Tektonisme

Apabila dilihat secara kasatmata pulau Papua terlihat membentuk seperti burung, di mana bagian kepala merupakan Provinsi Papua Barat, badan merupakan Provinsi Papua, dan ekor merupakan Papua Nugini. Tektonik Papua dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng besar yaitu lempeng Pasifik ke arah barat dan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara. Tumbukan tersebut membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap papua yang sebagian besar dilandasi kerak benua Indo-Australia. Pertemuan lempeng ini juga menghasilkan zona subduksi oblique yang merupakan zona pertemuan busur vulkanik (pasifik) dan kontinen (IndoAustralia). Pulau Papua memiliki tektonical setting yang sangat komplek, di mana hasilnya membawa material dari mantel dan terakumulasi di Pulau Papua,sehingga Papua memiliki SDA yang menarik. Karena akibat dari tektonical setting berupa patahan dan lipatan tersebut, sehingga menghasilkan material-material yang berada dari dalam mantel terekspos sehingga menghasilkan banyak sumber daya alam berupa bahan tambang seperti emas, tembaga, dll.

Subduksi yang terjadi tadi berubah menjadi kolisi, sebagai hasilnya salah satunya berupa pegunungan Jaya Wijaya yang merupakan pegunungan non-vulkanik dengan puncak tertinggi di Indonesia, memiliki puncak dengan ketinggian 4.884 m dengan panjang pegunungan kurang lebih 1300 km dan merupakan pegunungan tertinggi di Asia Tenggara. Diketahui bahwa pegunungan Jaya Wijaya ini terbentuk akibat adanya proses patahan dan lipatan yang terjadi akibat kolisi antar lempeng-lempeng tersebut yaitu lempang Pasifik dan lempeng Indo-Australia.

Pariwisata

Berada di ujung timur Indonesia, Papua memiliki beragam destinasi menarik untuk dikunjungi. Mulai dari pesona alam, budaya, dan sumber daya manusia yang ada di sana menjadi aset yang berharga. Tak heran jika Papua mendapat julukan Surga Kecil karena keindahannya yang tak terbatas. Pariwisata Papua dikenal eksotis dan masih alami dengan pemandangan pegunungan, hutan lebat, padang rumput, rawa-rawa serta pemandangan bawah laut yang menakjubkan dan sudah diakui dunia. Untuk menikmati keindahan Papua, Sorong, Merauke, Manokwari, Jayapura dijadikan pangkalan kota bagi wisatawan yang ingin menjelajah Bumi Cenderawasih.

Tempat Wisata Populer di Papua

Kepulauan Raja Ampat

Raja Ampat dikenal memiliki kekayaan biota laut dengan merumahi 75 persen spesies koral yang ada di dunia dan 1.500 spesies ikan[9] termasuk beragam jenis hiu. Karena keindahan bawah lautnya, Raja Ampat bahkan dinobatkan sebagai wisata menyelam terbaik dunia versi Dive Magazine mengalahkan Malapascua di Filipina.

Lembah Baliem

Lembah Baliem berada di ketinggian 1.600 mdpl dan menjadi tempat tinggal Suku Dani.[10] Setiap tahunnya selalu digelar Festival Lembah Baliem yang mempertemukan wisatawan dengan Suku Dani. Wisatawan juga dapat menjelajah objek wisata lain di Lembah Baliem seperti Danau Habema, Goa Kontilola, Telaga Biru Maima dan Pasir Putih Aikima.

Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz merupakan kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara dengan luas mencapai 9,6 hektar. Terdapat beberapa ekosistem seperti padang rumput, rawa-rawa, pantai lautan, hutan hujan, dan pegunungan Alpine yang diatapi oleh gletser tropis yang cukup langka.[11] Gunung yang paling terkenal bernama Puncak Jaya, puncak tertinggi di Asia Tenggara.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Terdapat beberapa ekosistem yang dapat ditemui di sini seperti terumbu karang kurang lebih 5,5%,[12] pantai-pantai cantik seluas 0,9%, Mangrove dan hutan Tropika serta pulau-pulau yang berjumlah 3,8%. Selebihnya adalah perairan lautan seluas 89,8%.[12] Pecinta diving wajib datang ke sini untuk menikmati sensasi menyelam ditemani hiu paus.

Taman Nasional Wasur

Taman Nasional Wasur dikenal karena memiliki kekayaan ekologi, sosial dan budaya. TN Wasur menjadi surga bagi 403 spesies burung, dengan 74 jenis di antaranya merupakan burung endemik Papua dan 114 spesies termasuk yang dilindungi.[13] Ada empat suku asli yang menjaga TN Wasur yaitu Suku Marind, Suku Marory Men-Gey, Suku Kanum, dan Suku Yei.[14]

Danau Sentani

Danau ini memiliki sejumlah keunikan salah satunya adalah dikelilingi 22 pulau yang tersebar di sekitar danau. Jika ingin melihat Danau Sentani secara keseluruhan, wisatawan dapat menjelajah Bukit Teletubbies yang tak kalah indah.[15] Setiap bulan Juni, ada Festival Danau Sentani yang diisi dengan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua.

Danau Paniai

Pernah dinobatkan sebagai danau terindah dalam Konferensi Danau Seluruh Dunia di India pada tahun 2007.[16] Di balik keindahan alamnya, danau ini merumahi aneka jenis ikan air tawar dan udang. Salah satunya adalah ikan pelangi yang unik dan langka.

Kuliner Unik di Papua

Papeda

Makanan favorit masyarakat Papua ini terbuat dari sagu. Biasanya dimakan dengan menggunakan gata-gata yang terbuat dari bambu. Karena populer, masyarakat Kampung Abar bahkan rutin menggelar Festival Makan Papeda yang disajikan dalam gerabah setiap bulan September.[17]

Ulat Sagu

Bagi masyarakat Papua khususnya yang tinggal di kawasan pesisir, ulat sagu adalah menu makanan favorit. Ulat sagu didapat dari batang pohon sagu yang tua dan biasanya sudah tumbang. Ulat sagu kaya akan protein karena setiap 100 gram mengandung 181 kalori.[18] Saat ini, ulat sagu diolah kreatif menjadi sate, sop, bakwan hingga nasi goreng.

Udang Selingkuh

Berbeda dengan udang kebanyakan, udang selingkuh memiliki capit seperti kepiting. Keberadaannya pun sangat terbatas karena hanya dapat ditemukan di Goa Togece, Kampung Parema, Wamena. Wisatawan yang datang ke Wamena biasanya akan disuguhi menu udang selingkuh[19] yang direbus bersama tumis kangkung.

Sarang Semut

Sarang semut merupakan tanaman yang menjadi buruan wisatawan karena memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan. Zat flavonoid dan tanin yang terdapat pada sarang semut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti tumor, kanker, jantung dan reumatik.[20]

Keladi Tumbuk

Oleh masyakat Biak, keladi tumbuk merupakan pengganti nasi yang memiliki kandungan karbohidrat dan sumber energi. Biasanya disajikan dalam acara khas adat Biak,acara syukuran dan acara pernikahan.[21] Makanan ini biasanya dinikmati dengan lauk ikan bakar dan sayur kangkung yang dicampur bunga pepaya serta sambal.

Referensi

  1. ^ Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Suku - Provinsi Papua Diarsipkan 13 November 2013 di Wayback Machine., Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Diakses 12 Maret 2022
  2. ^ "Orang Asli Papua Dalam Pengelolaan Pariwisata Berbasis Konservasi di Kepala Burung Papua" (pdf). balitbangda.papuabaratprov.go.id. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat. 10 Oktober 2020. hlm. 9, 13–14. Diakses tanggal 22 Februari 2022. 
  3. ^ Kartikasari, S.N., A.J. Marshall, & B.M. Beehler. 2007. Ekologi Papua, Seri ekologi Indonesia jilid VI: 3. Jakarta: Pustaka Obor & Conservation International. ISBN 978-979-461-796-0
  4. ^ a b c d Mashad, Dhurorudin (2020). Muslim Papua: membangun harmoni berdasar sejarah agama di bumi cendrawasih (edisi ke-Cetakan pertama). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-881-2. 
  5. ^ https://bangka.tribunnews.com/2018/05/02/soeharto-ubah-nama-irian-barat-menjadi-irian-jaya-gara-gara-diplomasi-kencing
  6. ^ a b c Pickell, David (2002). Between the tides: a fascinating journey among the Kamoro of New Guinea. Tuttle Publishing. hlm. 153. ISBN 9780794600723. 
  7. ^ https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180816162950-20-322837/frans-kaisiepo-dan-ikut-republik-indonesia-anti-nederland
  8. ^ https://www.jpnn.com/news/gus-ami-ungkit-kebijakan-gus-dur-ubah-nama-irian-jaya-jadi-papua
  9. ^ Dunia, Raja Ampat Raih Penghargaan Wisata Diving Terbaik. "Raja Ampat Raih Penghargaan Wisata Diving Terbaik Dunia". www.prfmnews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-20. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "6 Pesona Tersembunyi di Lembah Baliem". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  11. ^ Arbar, Thea Fathanah. "Ini Eksotisnya Taman Nasional Lorentz, Wajib Disambangi!". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  12. ^ a b Rizky (2018-10-23). "Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Keindahan Papua Sebenarnya". NativeIndonesia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21. 
  13. ^ Setyorini, Virna P (2018-08-02). Lestari, Dewanti, ed. "Empat Suku Asli Jaga Taman Nasional Wasur, Papua". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  14. ^ Indonesia, Trubus Digital. "Empat Suku Asli Membentengi Taman Nasional Wasur di Papua". Trubus.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-21. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  15. ^ "Keunikan Danau Sentani, Keindahan Tanah Papua yang Tiada Dua". Phinemo.com | Indonesia Online Travel Media. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  16. ^ Suprapto. "Danau Paniai, Papua". voinews.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-21. 
  17. ^ Abubar, Musa (2019-09-28). Lestari, Dewanti, ed. "Warga Kampung Abar Papua gelar festival makan papeda". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  18. ^ Levi, Syamsuddin. "Ulat Sagu Bisa Jadi Kuliner Lezat di Perhelatan PON XX Papua". Kumparan. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  19. ^ Prayitno, Gigih. "Mengenal Hidangan Udang Selingkuh, Makanan Khas Papua yang Disajikan dengan Tumis Kangkung". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  20. ^ Elmira, Putu (2019-06-21). Mutiah, Dinny, ed. "6 Manfaat Air Rebusan Sarang Semut, Bisa Bantu Lancarkan Menstruasi". Liputan6.com. Diakses tanggal 2020-02-21. 
  21. ^ Khairunnisa, Syifa Nuri. Cahya, Kahfi Dirga, ed. "Icip-icip Makanan Khas Papua, Keladi Tumbuk". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-02-21.