Agus Wirahadikusumah

Revisi sejak 5 Oktober 2023 11.32 oleh Muhammad Umeir Fasya (bicara | kontrib) (Pergantian nama keluarga yang benar)

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Agus Wirahadikusumah (17 Oktober 1951 – 30 Agustus 2001) adalah perwira tinggi militer Indonesia dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad).

Agus Wirahadikusumah
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
Masa jabatan
29 Maret 2000 – 1 Agustus 2000
Informasi pribadi
Lahir17 Oktober 1951
Bandung, Jawa Barat
Meninggal30 Agustus 2001(2001-08-30) (umur 49)
Jakarta
Suami/istriNy. Tri Rachmaningish
Anak1. Diyah Gustinar Safitri
2. Fisti Miranti
KerabatJenderal TNI (Purn.) Umar Wirahadikusumah (Paman)
JulukanAWK
Karier militer
PihakIndonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1973−2001
Pangkat Letnan Jenderal TNI
NRP26419
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier militer

Agus Wirahadikusumah adalah lulusan akademi militer Indonesia pada tahun 1973. Ia juga belajar di Amerika Serikat, termasuk di Universitas Harvard (John F. Kennedy School of Government). Dalam tahun-tahun terakhir abad ke-20, ia menjadi Kepala Direktorat Perencanaan di Markas Angkatan Bersenjata Indonesia.

Setelah pengunduran diri Soeharto, Wirahadikusumah muncul sebagai pembaharu di jajaran angkatan bersenjata. Pada tahun 1997, ia sebagai Mayor Jenderal, ditugaskan di Markas Angkatan Bersenjata sebagai staf ahli bidang politik dan keamanan Panglima TNI.[1] Pada tahun yang sama, ia menyerukan agar militer Indonesia untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam urusan politik dan menjadi kekuatan pertahanan profesional sebagai gantinya.

Pada Januari 1999, Mayor Jenderal Agus Wirahadikusumah, yang saat itu adalah Komandan Seskoad kemudian menjadi Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI.

Pangkostrad

Pada tahun 2000, Presiden Gus Dur menunjuknya sebagai Pangkostrad. Ia menjabat posisi ini dari 29 Maret 2000 hingga 1 Agustus 2000. Wirahadikusumah mendukung setiap keputusan-keputusan Gus Dur, termasuk keputusan pemberhentian Jenderal Wiranto sebagai Menkopolkam. Wiranto menyebutnya sebagai "apel buruk".

Sementara Wirahadikusumah sangat populer dikalangan prajurit biasa, ia juga menciptakan musuh bagi dirinya sendiri, karena ia berusaha membersihkan Kostrad dari sejumlah dugaan kasus korupsi. Sebagai konsekuensinya, dia diberhentikan dari jabatannya sebagai Pangkostrad pada musim panas tahun 2000. Namun, menurut Umar Wirahadikusumah, pamannya, jabatan sebagai Panglima TNI telah ditawarkan kepada Agus Wirahadikusumah pada tanggal 23 Juli 2001.

Meninggal dunia

Pada 30 Agustus 2001, Wirahadikusumah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta Selatan pada pukul 06:19. Seorang pegawai rumah sakit menyatakan bahwa ia telah meninggal ketika ia dibawa masuk, penyebab meninggalnya tidak diketahui dan tidak ada otopsi yang dilakukan. Menurut The Jakarta Post, kemungkinan penyebab kematian adalah gagal jantung. Namun, beberapa orang menyatakan bahwa ia mungkin telah dibunuh,[2] karena sikap reformisnya untuk mengungkap skandal korupsi 189 miliar rupiah di Yayasan Dharma Putra Kostrad, sebuah organisasi amal milik militer.[3] Ia dimakamkan di TMP Kalibata pada siang harinya.[4]

Olahraga

Terlepas dari urusan militer, Wirahadikusumah juga tertarik pada olahraga dan ia adalah Wakil Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia. Dalam fungsi ini ia berperan dalam rencana tahun 1998 untuk mewujudkan pertemuan antara mantan juara bulu tangkis Indonesia (seperti Tan Joe Hok) dan penerus mereka untuk berbagi pengalaman mereka dan membuat mereka lebih siap untuk turnamen mendatang. Pada tahun 1998, ia adalah manajer dari tim Piala Thomas Indonesia yang memenangkan piala tahun itu. Wirahadikusumah dianugerahi Medali Satyalancana Kebudayaan untuk prestasi ini oleh Presiden, B.J. Habibie pada 9 September 1998.

Keluarga

Agus Wirahadikusumah adalah keponakan Umar Wirahadikusumah, mantan Wakil Presiden Indonesia dan juga mantan Panglima Kostrad.

Agus Wirahadikusumah menikah dengan Tri Rachmaningish. Mereka memiliki dua anak: seorang putra, Yunan Mahastra Satria (lahir 22 Juni 1987) dan seorang putri, Fisti Miranti (lahir 14 Juli 1980).

Catatan

  1. ^ "In Memoriam Agus Wirahadikusumah". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-15. Diakses tanggal 2011-11-15. 
  2. ^ "Rachland Nashidik Interview in Radio Nederland". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-10-04. Diakses tanggal 2013-06-09. 
  3. ^ "George Aditjondro Article". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-11. Diakses tanggal 2008-06-11. 
  4. ^ "Jenazah Agus Wirahadikusumah Telah Dimakamkan di TMP Kalibata". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-09-14. Diakses tanggal 2001-09-14. 

Referensi

  • "Vocal Reformist Indonesian General Dies", AFP, 30 Agustus 2001
  • "An officer and a reformer", The Australian, 13 September 2001
  • "Outspoken army general dies of heart failure", The Jakarta Post, 31 Agustus 2001
  • "Outspoken Indonesian military reformer dies, age 49", Associated Press, Chris Brummit, 30 Agustus 2001
  • "Badminton body asks advice from former champions", The Jakarta Post, 18 Maret 1998
  • "Indonesian Thomas Cup Team wins 1st place in Group", Antara, 20 Mei 1998
  • "Govt honors Thomas Cup team", The Jakarta Post, 10 September 1998
  • "Sugiono gets promotion in major reshuffle", The Jakarta Post, 5 Januari 1999
Jabatan militer
Didahului oleh:
Djaja Suparman
Pangkostrad
29 Maret 2000 − 1 Agustus 2000
Diteruskan oleh:
Ryamizard Ryacudu
Didahului oleh:
Suaidi Marasabessy
Pangdam VII/Wirabuana
1999−2000
Diteruskan oleh:
Slamet Kirbiantoro