Den Haag
Den Haag (pelafalan [dɛnˈɦaːχ] ⓘ; resminya 's-Gravenhage pelafalan [ˈsχraːvə(n)ˌɦaːɣə] ⓘ) adalah sebuah gemeente, kota pemerintahan Belanda dan tempat parlemen, serta ibu kota provinsi Zuid-Holland (Holland Selatan). Di kota ini didapati pula kedutaan besar negara-negara asing. Meskipun demikian, Den Haag bukanlah ibu kota Belanda; ibu kota Belanda adalah Amsterdam.
Den Haag
Den Haag | |
---|---|
Kota dan Munisipalitas | |
's-Gravenhage | |
Julukan: Residentiestad (Kota Residensi), Hofstad (Kota Istana) | |
Motto: Vrede en Recht (Perdamaian dan Keadilan) | |
Negara | Belanda |
Provinsi | Holland Selatan |
Luas (2006) | |
• Kota dan Munisipalitas | 98,20 km2 (37,92 sq mi) |
• Luas daratan | 82,66 km2 (31,92 sq mi) |
• Luas perairan | 15,54 km2 (6,00 sq mi) |
Populasi (1 Februari 2012) | |
• Kota dan Munisipalitas | 501,725 |
• Kepadatan | 5.894/km2 (15,270/sq mi) |
• Perkotaan | 1.022.256 |
• Metropolitan | 1.406.000 |
• Randstad | 6.659.300 |
• Demonim | Hagenaar atau Hagenees |
Sumber: [1]. | |
Zona waktu | UTC+1 (CET) |
• Musim panas (DST) | UTC+2 (CEST) |
Kota Den Haag memiliki penduduk sebanyak 553.000 jiwa (2022). Kota Den Haag sudah ada sejak tahun 1248, tetapi baru mendapat hak kota pada tahun 1806. Hal ini menyebabkan Den Haag tidak memiliki sebuah universitas.
Etimologi
Kata Den Haag artinya secara harafiah adalah "pagar", pagar tanaman semak atau pohon kecil. Sudah sejak dahulu kala, nama Die Haghe atau Den Hag(h)e dipakai untuk menyebut daerah ini. Sejak tahun 1602/1603 pimpinan kota mulai menggunakan nama des Graven hage secara resmi, yang dianggap lebih indah dan artinya kurang lebih adalah "Pagar milik para bangsawan". Memang kota Den Haag bermula dari sebuah wilayah kecil yang dipagari.
Sejak tahun 1990 pimpinan gemeente secara konsekuen menggunakan nama Den Haag (dan bukan 's-Gravenhage), Hal ini antara lain dikarenakan kota ini semakin mendunia dengan statusnya sebagai ibu kota yuridis dunia (IGH; VN-ISH). Selain itu hal ini dilakukan supaya lebih mirip dengan nama-nama asing kota ini seperti The Hague dalam bahasa Inggris, La Haye dalam bahasa Prancis, (Den) Haag dalam bahasa Jerman dan La Haya dalam bahasa Spanyol. Pada tahun 1990 sebuah usulan untuk mengganti nama kota secara resmi Den Haag ditolak.
Dalam bahasa Belanda baku, seorang penduduk Den Haag disebut sebagai Hagenaar. Namun dalam bahasa Belanda lokal, penduduk Den Haag disebut sebagai Hagenees.
Sejarah
Sejarah awal / Abad Pertengahan
Den Haag sudah ada sejak tahun 1230, ketika sang bangsawan graaf Floris IV dari Holland membangun sebuah kastil sederhana pada tanah Vrouwe Meilindis van Wassenaer. Pada tahun 1248 graaf Willem II, yang kemudian akan menjadi Kaisar Romawi Suci, membangun sebuah kastel yang lebih baik pada sebuah empang yang sekarang menjadi sebuah kolam bernama Hofvijver. Putranya Floris V yang akhirnya mengurusi sehingga gedung kastel yang disebut Ridderzaal ini bisa selesai setelah kematian Willem yang datangnya awal.
Gedung Ridderzaal dan Binnenhof diperkuat, tetapi desa yang berada di sekelilingnya tidak pernah diberi hak kota, meski Den Haag merupakan tempat tinggal para bangsawan Holland. Kota Den Haag bisa tumbuh sebagai kompromis dari kota-kota Holland lainnya, tetapi di sisi lain kota-kota tersebut menghalang-halangi Den Haag untuk mendapatkan hak kota dan menjadi sebuah kota berbenteng.
Penjarahan oleh Maarten van Rossum
Karena Den Haag tidak dilindungi tembok kota, maka kota ini bisa dijarah pada tahun 1528 oleh seorang militer dari Gelderland bernama Maarten van Rossum. Ia juga membakar habis semua bangunan di luar kastil bangsawan di Den Haag.
Perang Delapan Puluh Tahun
Juga pada tahun-tahun awal Perang Delapan Puluh Tahun, Den Haag dijarah dan secara praktis penduduknya habis mengungsi. Sewaktu kota Leiden dikepung Spanyol, Den Haag adalah markas besar dan basis mereka.
Sebenarnya sudah sejak tahun 1400-an Den Haag sudah memiliki beberapa ribu jiwa penduduk sehingga sebenarnya berstatus kota dan bukan desa. Namun sebuah kota pada saat itu diharuskan memiliki kadar otonomi yang cukup tinggi. Sehingga para bangsawan (graaf atau graven) Holland dan para penerus mereka, para adipati Bourgondia dan Habsburg, memilih untuk berkuasa secara penuh pada tempat tinggal mereka. Kemudian mulai tahun 1581, Republiek der Zeven Verenigde Nederlanden ("Republik Tujuh Provinsi Belanda Yang Bersatu") meneruskan perkara ini, karena Den Haag merupakan tempat keberadaanStaten-Generaal, atau organ pemerintahan yang tertinggi.
Lalu istana stadhouder ("semacam pemerintahan") Holland juga terletak di Den Haag. Semula pada tahun 1580 ada perdebatan sengit apakah Den Haag masih akan dibangun lagi atau tidak. Kota Delft yang sangat berkuasa kala itu kurang suka jika di daerah sekitarnya dibangun sebuah kota yang penting dan bisa menjadi saingannya. Selain itu Delft juga menginginkan supaya Staten-Generaal masih tetap berada di kota itu. Akhirnya diputuskan untuk membangun kembali kota Den Haag dan supaya Staten-Generaal tetap berada di kota ini.
Zaman Keemasan
Pada tahun 1622 Den Haag memiliki penduduk sebesar 16.000 jiwa. Pada abad ke-17 Den Haag dikelilingi oleh parit-parit yang disebut sebagai gracht dalam bahasa Belanda. Parit-parit oleh stadhouder pangeran Maurits dianggap sebagai awal daripada sebuah sistem pertahanan. Namun sistem pertahanan sejati yang semula direncanakan akhirnya tidak pernah rampung.
Pada akhir abad ke-18, jumlah penduduk "desa" ini sudah mencapai 40.000 jiwa dan merupakan tempat ketiga di Belanda yang terbesar (setelah Amsterdam dan Rotterdam). Berkat keberadaan istana stadhouder, Staten-Generaal dan diplomat-diplomat asing serta kaum bangsawan (asing), Den Haag memiliki ciri khas aristokratis yang membedakannya dengan kebanyakan kota-kota di Belanda. Selain itu terdapat perbedaan yang besar antara permukiman kaum bangsawan di dekat Buitenhof dan Voorhout dengan daerah-daerah "desa" ini yang lebih merakyat.
Pasca Era Napoleon
Baru pada tahun 1806, pada masa pendudukan Prancis, Den Haag mendapatkan hak-hak kotanya. Namun pada masa itu sebuah tembok kota malah menghindari perkembangan kota. Oleh karena itu Den Haag tetap tidak memiliki tembok kota dan bisa berkembang secara leluasa. Setelah tahun 1850, kota ini bisa berkembang melampaui sabuk parit-parit yang mengelilingi kota ini. Penduduknya kala itu berjumlah 70.000 jiwa. Pada sekitar 1870 jumlah penduduk mencapai 100.000 jiwa. Kemudian sekitar tahun 1900 pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, jumlah penduduk mencapai 200.000 jiwa.
Pada awal abad ke-20, pada sisi selatan pusat kota lama muncul banyak perkampungan rakyat yang padat. Sementara itu pada waktu yang sama di bukit-bukit pasir (duin) di dekat pantai muncul tempat pemukiman orang-orang kaya. Pada waktu itu Den Haag juga memerankan peran yang penting dalam aliran seni lukisan yang disebut dengan istilah Haagse School ("Aliran" atau "Sekolah Den Haag").
Lalu pada tahun 1899 di Den Haag diadakan "Konferensi Pertama Den Haag". Hal ini mengakibatkan didirikannya "Dewan Arbitrase Internasional" yang juga ada di Den Haag sampai sekarang. Seorang konglomerat Amerika Serikat, Andrew Carnegie, menyumbang dana sebesar $1.500.000 untuk membangun Vredespaleis ("Istana Perdamaian"). Vredespaleis dibangun antara tahun 1907 dan 1913. Dewan Arbitrase Internasional ini akhirnya akan berkantor di Vredespaleis. Di kemudian hari Dewan Pengadilan Internasional juga akan berkantor di Vredesplaies.
Setelah Perang Dunia II
Belanda terseret dengan Perang Dunia II pada tanggal 10 Mei 1940. Den Haag sebagai kota pemerintahan Belanda menjadi sasaran penting tentara Jerman Nazi. Beberapa hari setelah Belanda diinvasi, Den Haag bisa dikuasai dan dijadikan tempat pusat pemerintahan Jerman.
Pada masa-masa akhir Perang Dunia II, pada 3 Maret 1945, kota Den Haag dibom secara besar-besaran oleh Angkatan Udara Britania Raya di daerah perkampungan Bezuidenhout. Peristiwa ini menewaskan 510 jiwa penduduk Den Haag. Pengeboman dilakukan oleh Tentara Sekutu untuk menghancurkan tempat-tempat peluncuran mobil roket-roket V2 Jerman.
Konferensi Meja Bundar dilakukan antara pemerintah Indonesia dan Belanda di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Kemudian setelah Hindia Belanda merdeka dan menjadi Indonesia, kurang lebih pada tahun 1950, banyak penduduk campuran Indonesia-Belanda yang kembali ke Belanda. Mereka banyak yang menetap di Den Haag dan membuat kota ini mendapatkan ciri khas Indisch. Oleh karena itu kota ini juga sering disebut sebagai weduwe van Indië ("janda Hindia(-Belanda)).
Akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Den Haag mulai berkembang pesat. Proyek-proyek pembangunan besar dilaksanakan. Lalu Den Haag sebagai kota juga mengembangkan wilayahnya dan mencaploki wilayah gemeente-gemeente sekitarnya karenaya kekurangan tempat membangun.
Aneksasi pertama terjadi pada tahun 1923. Kala itu Loosduinen dicaplok Den Haag. Pada tahun 1994, sebagian daerah Wateringen dicaplok dan pada 1 Januari 2002, daerah-daerah sekitar seperti Leidschenveen dan Ypenburg diambil Den Haag. Tanah yang dicaplok sebelumnya termasuk wilayah Leidschendam, Pijnacker, Rijswijk, dan Voorburg.
Pembagian administratif
Gemeente Den Haag dibagi lagi menjadi delapan stadsdeel ("bagian kota", kurang lebih disamakan dengan kecamatan di Indonesia). Kemudian setiap stadsdeel dibagi lagi menjadi sebuah buurt atau wijk yang kurang lebih bisa disamakan dengan kelurahan di Indonesia, tetapi setiap buurt atau wijk tidak memiliki yurisdiksi apa-apa.
Jumlah penduduk:
- Centrum kurang lebih 90.000 jiwa
- Escamp kurang lebih 113.000 jiwa
- Haagse Hout 42.040 jiwa
- Leidschenveen-Ypenburg kurang lebih akan menjadi 40.000 jiwa pada tahun 2015
- Laak 38.200 jiwa
- Loosduinen 47.500 jiwa
- Scheveningen 56.000 jiwa
- Segbroek 59.000 jiwa
Politik
Politik internasional
Den Haag adalah rumah bagi banyak badan peradilan internasional yang berbeda, seperti Mahkamah Internasional (ICJ), Pengadilan Pidana Internasional (ICC), dan Mekanisme Residual Internasional untuk Pengadilan Kriminal (IRMCT). Den Haag menampung Penjara Scheveningen, pusat penahanan ICC bagi mereka yang dicurigai melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional lainnya.[1] Den Haag adalah pusat utama keempat markas PBB, setelah New York, Jenewa, dan Wina.[2]
Organisasi internasional dan Eropa besar lainnya yang berbasis di Den Haag meliputi:
- Europol, Badan Kerjasama Penegakan Hukum Uni Eropa
- Eurojust, Badan Kerjasama Peradilan Pidana Uni Eropa
- Europeana, platform digital Uni Eropa untuk warisan budaya.
- Akademi Hukum Internasional Den Haag, pusat pendidikan tingkat tinggi dalam hukum internasional publik dan swasta
- Konferensi Den Haag tentang Hukum Perdata Internasional (HCCH), lembaga harmonisasi hukum internasional swasta tertua dan terkemuka
- Komisi Orang Hilang Internasional (ICMP)
- Kantor Paten Eropa
- Organisasi Bangsa dan Rakyat yang Tidak Terwakili
- Badan Komunikasi dan Informasi NATO, (Badan NCI)
- Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW)
- Perpustakaan Eropa[3]
Transportasi
Kereta
Ada dua stasiun kereta api utama di Den Haag: Den Haag Centraal dan Hollands Spoor, berjarak 1,5 km (1 mi) satu sama lain. Karena kedua stasiun tersebut dibangun dan dijalankan oleh dua perusahaan kereta api yang berbeda pada abad ke-19, layanan secara tradisional dibagi antara keduanya: jalur timur-barat berakhir di Stasiun Centraal, sedangkan jalur utara-selatan melewati Hollands Spoor. Namun, Stasiun Centraal sekarang menawarkan layanan langsung ke sebagian besar kota besar di Belanda, seperti Amsterdam, Rotterdam, dan Utrecht.
Destinasi lainnya termasuk Leiden, Haarlem, Zwolle, Groningen, Leeuwarden, Amersfoort, Enschede, Breda, Tilburg, dan Eindhoven. Ada layanan internasional ke Antwerpen dan Brussel.
Udara
Den Haag berbagi bandara dengan kota Rotterdam, yakni Bandar Udara Rotterdam-Den Haag. Bandara dapat dicapai dari Stasiun Utama dengan RandstadRail jalur E, dengan Antar-Jemput Bandara ke dan dari Stasiun Meijersplein. Namun, dengan beberapa kereta langsung per jam dari stasiun kereta api Hollands Spoor dan Centraal, Bandara Schiphol Amsterdam lebih sering digunakan oleh orang-orang yang bepergian ke dan dari Den Haag melalui udara.
Transportasi publik
Transportasi umum di Den Haag terdiri dari jaringan trem dan sejumlah besar rute bus, dioperasikan oleh HTM Personenvervoer.[4] Rencana untuk kereta bawah tanah dibatalkan pada awal 1970-an. Namun, pada tahun 2004 sebuah terowongan dibangun di bawah pusat kota dengan dua stasiun trem bawah tanah (Spui dan Grote Markt); itu digunakan bersama oleh RandstadRail jalur 3 dan 4 dan rute trem 2 dan 6.
RandstadRail menghubungkan Den Haag ke kota-kota terdekat, Zoetermeer, Rotterdam dan Leidschendam-Voorburg. Ini terdiri dari empat jalur rel ringan (3, 4 dan 19 ke Zoetermeer, Rijswijk, Delft dan Leidschendam-Voorburg) dan satu jalur kereta bawah tanah (E ke Rotterdam).
Jalan raya
Jalan raya utama yang menghubungkan ke Den Haag termasuk A12, menuju Utrecht dan perbatasan Jerman. A12 menghubungkan langsung ke pusat kota dalam sebuah pemotongan.[5] Jalan raya penghubung lainnya adalah A4, yang menghubungkan Den Haag dengan Amsterdam, dan A13 yang membentang ke Rotterdam dan menghubungkan ke jalan raya menuju perbatasan Belgia. Ada juga A44 yang menghubungkan kota ke Leiden, Haarlem dan Amsterdam.
Akademik
Terdapat banyak institusi akademik di bidang hubungan internasional, hukum internasional, dan pembangunan internasional yang berbasis di Den Haag. Koalisi Akademik Den Haag (HAC) adalah konsorsium dari lembaga-lembaga tersebut.
Lembaga anggotanya adalah:
- Yayasan Carnegie
- Institut Den Haag untuk Internasionalisasi Hukum (HiiL)
- International Institute of Social Studies (ISS) dari Universitas Erasmus Rotterdam
- Universitas Leiden (kampus cabang Den Haag)
- Universitas Ilmu Terapan Den Haag (De Haagse Hogeschool)
- Institut Hubungan Internasional Belanda 'Clingendael'
- Akademi Hukum Internasional Den Haag
- T.M.C. Asser Instituut
Budaya
Den Haag berawal dari sekitar Binnenhof di abad ke-13, dan kini masih dianggap sebagai pusat kebudayaan kota. Kehidupan malam di Den Haag berpusat di tiga alun-alun utama: Het Plein ("Alun-alun") memiliki banyak kafe dengan trotoar besar. Grote Markt ("Pasar Besar") sangat penuh oleh kursi dan meja, baik di musim panas atau[un musim dingin. Buitenhof ("Lapangan Luar") terletak tepat di luar Binnenhof) berisi enam layar bioskop Pathé dengan beberapa bar dan restoran di sekitarnya. Berdekatan dengan Buitenhof adalah De Passage, pusat perbelanjaan tertutup pertama di Belanda. Berasal dari akhir abad ke-19, tempat itu berisi toko-toko mahal.
Scheveningen adalah pusat budaya kedua di Den Haag. Memiliki bioskop Pathé serta teater musikal Circustheater, walaupun di musim panas, sebagian besar kehidupan malam terpusat di sekitar boulevard di tepi laut dengan bar, restoran, dan kasinonya. Beberapa atraksi lain yang dapat ditemukan di Scheveningen antara lain taman miniatur Madurodam, museum Beelden aan Zee, dan Sea Life Centre.
Den Haag juga merupakan kediaman raja Belanda, dan beberapa (bekas) istana kerajaan dapat ditemukan di kota ini. Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima dari Belanda tinggal di Huis ten Bosch di Haagse Bos, dan bekerja di Istana Noordeinde di pusat kota. Selain itu terdapat pula dua bekas istana kerajaan di Den Haag. Istana Kneuterdijk, dibangun pada tahun 1716, sekarang menjadi rumah bagi Dewan Negara Belanda, dan Istana Lange Voorhout yang kini menjadi Museum Escher, museum yang didedikasikan untuk seniman grafis Belanda, M. C. Escher.
Statistik
Perkembangan penduduk Den Haag (setiap tanggal 1 Januari)
Situs-situs di Den Haag
- Ridderzaal dan Binnenhof
- Gevangenpoort
- Mauritshuis
- Balaikota Lama Den Haag
- Grote Kerk ("Gereja Agung Den Haag")
- Nieuwe Kerk ("Gereja Baru Den Haag")
- Paleis Noordeinde
- Lange Voorhout
- Monumen Hindia
Kebudayaan
Ilmiah
- Koninklijke Bibliotheek, Perpustakaan Nasional Belanda.
- Nationaal Archief, Arsip Nasional Belanda.
Lokasi
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, Belanda:
Tobias Asserlaan 8
2517 KC Den Haag
Nederland
Telepon: +31-70-3108100
Referensi
- ^ "Profile: Scheveningen prison". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2012-05-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-17. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ Slager, Seije (2009-03-11). "Beveiliging is routine voor Haagse autoriteiten". Trouw (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ "The European Library - Connecting knowledge". www.theeuropeanlibrary.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-17. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ "HTM - Lijnennetkaart". web.archive.org. 2009-05-20. Archived from the original on 2009-05-20. Diakses tanggal 2022-05-17.
- ^ "Rotterdamsebaan - Wegenwiki". www.wegenwiki.nl. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-21. Diakses tanggal 2022-05-17.
Pranala luar
- (Belanda) Situs resmi
- (Inggris) Situs KBRI di Den Haag