Kabupaten Ende

kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Revisi sejak 19 November 2023 12.01 oleh OrangKalideres (bicara | kontrib) (Membatalkan 1 suntingan by 140.213.67.70 (bicara) (TW))


Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini ialah 2.067,75 km² dan pusat pemerintahan atau ibu kota kabupaten berada di Kota Ende.[3][7] Ende Lio memiliki banyak objek wisata, yaitu wisata alam seperti Kelimutu, wisata budaya, dan wisata sejarah.[8] Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk kabupaten Ende sebanyak 278.817 jiwa.[4][3]

Kabupaten Ende
Lambang resmi Kabupaten Ende
Julukan: 
Kota Pancasila
Motto: 
Ende Lio Sare Pawe
Peta
Peta
Kabupaten Ende di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Ende
Kabupaten Ende
Peta
Kabupaten Ende di Indonesia
Kabupaten Ende
Kabupaten Ende
Kabupaten Ende (Indonesia)
Koordinat: 8°50′26″S 121°39′50″E / 8.8406°S 121.6639°E / -8.8406; 121.6639
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal berdiri9 Agustus 1958[1]
Dasar hukumUU Nomor 69 Tahun 1958[1]
Hari jadi20 Desember 1958
Ibu kotaKota Ende
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiDjafar H. Achmad
 • Sekretaris DaerahAgustinus G. Ngasu
Luas
 • Total1.946,29 km2 (751,47 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2023)[4]
 • Total278.817
 • Kepadatan140/km2 (370/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 27,10% Islam
  • 0,06% Hindu
  • 0,01% Buddha[4]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Ende
Li’o
 • IPMKenaikan 67,97 (2022)
( sedang )[5]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
86111-86382
Kode BPS
5311 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon(+62)381
Pelat kendaraanEB xxxx A*
Kode Kemendagri53.08 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 1.153.384.979.683,-[6]
PADRp 79.632.616.816,-
DAURp 606.394.891.000,- (2021)
Situs webportal.endekab.go.id

Sejarah

Cerita asal mula berdirinya Nua Ende meningkat menjadi Kota Ende hanya samar-samar saja. Dongeng-dongeng yang mengarah kesana tidak sama benar. Fragmen sejarah tidak memberi kejelasan. Karena itu tidak mudah memberikan jawaban atas pertanyaan oleh siapa dan kapan Nua Ende dimulakan. Mitos yang samar-samar perlu diteliti bersampingan dengan fragmen sejarah, agar dua sumber ini bantu membantu dalam usaha mencarikan jawaban yang baik.

Mitos didirikan Nua Ende adalah unsur pra sejarah yang dapat dijadikan sumber penelitian. Dongeng-dongeng yang diteliti ini adalah kutipan dari karangan S.Roos “Iets Over Ende“ dan karangan Van Suchtelen tentang onderafdeling Ende. S.Roos membicarakan antara lain masalah berdirinya Nua Ende dan Tanah Ende B.B.C.M.M. Van Suchtelen Kontroleur onderafdeling Endemengemukan mythos Dori Woi, Kuraro, Jari Jawa. Perbedaan antara S.Roos dan van Suchtelen ialah mythos Kontroleur S.Roos (Sumbi) dibawakan dengan umum saja, sedangkan mythos Van Suchtelen diceritakan dengan diperinci. S.ROOS Tentang Nua Ende,Tana Ende Walaupun tidak diperinci namun ceritera yang dikemukan Roos amat berharga.

Diceriterakan kepadanya tahun 1872 bahwa kira-kira sepuluh turunan lalu sudah turun dua orang dari langit, Ambu Roru lelaki dan Ambu Mo` do wanita. Mereka kawin dan mendapat lima anak, tiga wanita dua lelaki. Satu wanita menghilang tanpa kembali lagi. Empat anak yang lain melanjutkan turunan Ambu Roru dan Ambu Mo`do Pada suatu hari, Borokanda, Rako Madange, Keto Kuwa bersampan dari Pulau Ende ke Pulau Besar karena mereka memasang bubuk disana, untuk menangkap ikan.

Mereka mendapat banyak ikan yang separohnya mereka makan ditempat dan yang sisa mereka bawa ke rumah. Sementara makan itu datang tuan tanah Ambu Nggo`be yang diajak turut makan.Pertemuan mereka membawakan persahabatan.Ambu Nggo`be mengajak orang-orang itu meninggalkan Pulau Ende supaya berdiam dipulau besar. Anak isteri dan harta milik dapat diboyong kemudian. Ambu Nggo`be berikan tanah dengan syarat mereka harus bayar, satu gading dan se utas rantai mas. Bahan warisan itu masih disimpan Kai Kembe seorang turunan lurus Ambu Nggo`be.

Jadi semua syarat dipenuhi dan diselesaikan.Mereka menebang pohon dan semak memulaikan perkembangan yaitu Nua Roja yang kemudian diganti dengan nama Nua Ende. Terjadi kawin mawin antara penduduk asal pulau Ende dan penduduk asli. Maka putera Ambu Roru kawin dengan putera Ambu Nggo`be.Beberapa waktu kemudian datang seorang lelaki dari Modjopahit dengan mengendarai ngambu atau ikan paus. Ia berdiam di Ende dan kawin dengan wanita anak putera ambu Roru dan Ambu Nggo`be .Pun seorang Cina berdiam di Ende dan kawin dengan dari keluarga sama ini. Orang Cina itu bernama Maga Rinu ( Sic Bapak Kapitan Nggo`be ). Dari ceritera ini dapat disimpulkan bahwa Nua Ende dimulaikan oleh Ambu Nggo`be dan bantuan Ambu Roru dari Pulau Ende dan bantuan orang Majapahit serta orang Cina.

Geografi

Topografi

Sedangkan untuk letak astronomis, kabupaten Ende Lio terletak pada 8°26’24,71” LS – 8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT – 122°1’33,3” BT. Wilayah Kabupaten Ende Lio Ini Termasuk Juga Dalam Deretan Jalur Gunung Berapi, Sebut Saja Gunung Berapi Iya Yang Memiliki Ketinggian 637 Mdpl, Di mana Letusan Terakhirnya Terjadi Pada Tahun 1969. Masih Ada Juga Gunung Berapi Mutubusa Yang Memiliki Ketinggian 1.690 Mdpl, Di mana Terakhir Kalinya Tercatat Memuntahkan Lahar Panas Pada Tahun 1938.

Iklim & Curah Hujan

Curah Hujan Di Kabupaten Ende Lio Tercatat Lebih Signifikan Pada Bulan Nopember Hingga Bulan April. Dengan Curah Hujan Rata-Rata Pertahun 1.129 Mm. Perbedaan Amplitudo Suhu Harian Rata-Rata Juga Tidaklah Terlampau Signifikan, Berada Dalam Ambang 6,0 °C. Di mana Suhu Terpanas Pada Siang Hari Adalah 33 °C Dan Suhu Udara Malam Hari Memiliki Suhu Terendah Pada Titik 23 °C. Kelembaban Nisbi Kabupaten Ende Lio Berada Dalam Kisaran Rata-Rata 85%.

Data iklim Ende, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.6
(87.1)
30.3
(86.5)
30.7
(87.3)
31.5
(88.7)
30.6
(87.1)
30
(86)
29.9
(85.8)
30.2
(86.4)
31.5
(88.7)
32.3
(90.1)
32.3
(90.1)
31.3
(88.3)
30.93
(87.68)
Rata-rata harian °C (°F) 26.4
(79.5)
26.2
(79.2)
26.2
(79.2)
26.5
(79.7)
26.3
(79.3)
25.5
(77.9)
25
(77)
25.1
(77.2)
25.7
(78.3)
26.7
(80.1)
27.4
(81.3)
26.8
(80.2)
26.15
(79.08)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.2
(72)
22.1
(71.8)
21.8
(71.2)
21.6
(70.9)
21.1
(70)
20.1
(68.2)
19.1
(66.4)
20
(68)
21.8
(71.2)
22.2
(72)
22.5
(72.5)
22.3
(72.1)
21.4
(70.53)
Curah hujan mm (inci) 283
(11.14)
272
(10.71)
205
(8.07)
124
(4.88)
56
(2.2)
41
(1.61)
19
(0.75)
15
(0.59)
27
(1.06)
48
(1.89)
110
(4.33)
254
(10)
1.454
(57,23)
Rata-rata hari hujan 14 14 11 8 4 3 1 1 2 3 8 13 82
% kelembapan 83 84 81 78 76 74 71 69 70 73 77 80 76.3
Rata-rata sinar matahari bulanan 173 194 208 237 260 288 294 303 305 279 257 186 2.984
Sumber #1: Climate-Data.org[9] & BMKG[10]
Sumber #2: BPS.go.id[11]

Hidrologi

Sumber Utama Pertanian Bagi Masyarakat Kabupaten Ende Lio Adalah Dari Beberapa Mata Air Yang Relatif Bertahan Debit Airnya, Selain Dari Sumber Mata Air Tadahan Lainnya. Beberapa Lokasi Mata Air Ini Antara Lain: Mata Air Wolowona Yaitu Mencapai 200 Lt/Dtk Yang Terdapat Di Kecamatan Ndona Tepatnya Berada Di Desa Onelako, Mata Air Aekemele Dengan Debit 40 Lt/Dtk, Mata Air Moni Dengan Debit 35 Lt/Dtk, Mata Air Aeuri Dan Aewenanda Di Kecamatan Ende Selatan. Jenis Tanah Di Kabupaten Ende Lio Adalah Tanah Mediteran, Latosol, Alluvial, Regosol, Grumosol, Dan Andosol.

Satu Mata Air Bersih lainnya, yang sangat sehat sebab bisa langsung diminum tanpa harus direbus adalah Mata Air "Ae Bhobho", terletak di desa Wolokota kecamatan Ndona. Mata Air ini berdebit mencapai 40Lt/Detik, dan memenuhi kebutuhan dua desa yakni Wolokota dan Reka. Mata Air ini sebenarnya sangat potensiil untuk dikelola sebagai air minum bersih, sebab tidak ada sat kapur sama sekali. Sayangnya, belum dipergunakan secara optimal sebagai salah satu usaha ekonomi. hal ini terutama karena masih sulitnya akses ke desa ini karena belum dihubungkan dengan jalan raya.

Batas Wilayah

Batas wilayah Kabupaten Ende yaitu:

Utara Laut Flores
Timur Kabupaten Sikka
Selatan Laut Sawu
Barat Kabupaten Nagekeo

Pemerintahan

Daftar Bupati Ende Lio

No. Potret Nama
(masa hidup)
Mulai Menjabat Selesai Menjabat Prd. Jabatan Sebelumnya Wakil Bupati Ket.
Sebelum dilakukan pemilihan Bupati, Mauritus Geradus Winokan ditunjuk sebagai pejabat sementara bupati
1   Mauritus Geradus Winokan
(1922–1967)
1961 10 Juli 1967 I Kepala Kantor Pos Manggarai Tidak Ada [note 1]

[note 2]

sehubungan dengan wafatnya Bupati M.G. Winokan, H.A. Labina ditunjuk sebagai pejabat sementara bupati
2   H.
Hasan Aroeboesman
(?–1990)
2 September 1967 1973 II Kepala Daerah Swapraja Ende Tidak Ada [note 3]
3   Herman Joseph Gadi Djou,
Drs. Ekon.
(1937–2014)
1973 1978 III Kepala Biro Ekonomi Setda. Prov. NTT [12]
1978 1983 IV
4   Drs.
Johanes Pake Pani
(l.1942)
8 Desember 1983 8 Desember 1988 V Kepala Biro Pemerintahan Setda. Prov. NTT
8 Desember 1988 8 Desember 1993 VI
5   Letkol. Inf.
Frans Gedowolo
(1938–2022)
14 Februari 1994 7 April 1999 VII Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ende
6   Drs.
Paulinus Domi
(1946–2022)
7 April 1999 7 April 2004 VIII Ketua DPRD Kabupaten Ende
7 April 2004 7 April 2009 IX Bernadus Gadobani,
S.Ag.
[13]
7   Don Bosco M. Wangge,
M.Si.
(l.1960)
7 April 2009 7 April 2014 X Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ende Drs.
Achmad Mochdar
8   Ir.
Marselinus Y. W. Petu
(1963–2019)
7 April 2014 7 April 2019 XI Ketua DPRD Kabupaten Ende Djafar H. Achmad,
M.M.
[note 4]
7 April 2019 26 Mei 2019 XII [14]
[15]
[16]
[17]
[note 5]
sehubungan dengan wafatnya Bupati Marsel Petu, Djafar Achmad menjabat sebagai Pelaksana Tugas Bupati
9   Djafar H. Achmad,
M.M.
(l.1953)
8 September 2019 7 April 2024 (XII) Wakil Bupati Ende Lowong [18]
Erikos Emanuel Rede
sebelum pemilihan bupati tahun 2024, Sekretaris Daerah Kabupaten Ende, Agustinus G. Ngasu menjabat sebagai Penjabat Bupati (sejak 7 April 2024)


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Ende dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[19] 2019–2024[20] 2024–2029
PKB 3   2   3
Gerindra 4   3   2
PDI-P 4   4   5
Golkar 4   3   4
NasDem 4   4   4
PKS 2   2   1
Hanura 3   4   3
PAN 2   1   1
Demokrat 3   2   3
PSI (baru) 3   4
Berkarya (baru) 1
PKPI 1   1
Jumlah Anggota 30   30   30
Jumlah Partai 10   12   10

Kecamatan

Kabupaten Ende terdiri dari 21 Kecamatan, 23 Kelurahan, dan 255 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 270.207 jiwa dengan luas wilayah 2.046,50 km² dan sebaran penduduk 132 jiwa/km².[21][22]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Ende, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
53.08.15 Detukeli 13 Desa
53.08.06 Detusoko 1 20 Desa
Kelurahan
53.08.03 Ende 32 Desa
53.08.04 Ende Selatan 5 - Kelurahan
53.08.19 Ende Tengah 4 - Kelurahan
53.08.20 Ende Timur 3 3 Desa
Kelurahan
53.08.18 Ende Utara 4 6 Desa
Kelurahan
53.08.14 Kelimutu 9 Desa
53.08.13 Kota Baru 13 Desa
53.08.21 Lepembusu Kelisoke 14 Desa
53.08.12 Lio Timur 1 12 Desa
Kelurahan
53.08.11 Maukaro 11 Desa
53.08.10 Maurole 13 Desa
53.08.01 Nanga Panda 1 28 Desa
Kelurahan
53.08.05 Ndona 2 12 Desa
Kelurahan
53.08.16 Ndona Timur 7 Desa
53.08.17 Ndori 10 Desa
53.08.02 Pulau Ende 9 Desa
53.08.07 Wewaria 22 Desa
53.08.08 Wolowaru 1 16 Desa
Kelurahan
53.08.09 Wolojita 1 5 Desa
Kelurahan
TOTAL 23 255

Lambang Daerah

Lambang Daerah Kabupaten Ende berbentuk perisai bersisi lima yang mengandung arti sebagai berikut:

  1. Perisai melambangkan alat perlindungan rakyat
  2. Sisi lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara

Warna dan Isi Lambang Daerah

Warna lambang terdiri dari warna merah, kuning, hitam dan biru yang diambil dari warna kain tenun rakyat Ende-Lio yang mencerminkan ciri khas kebudayaan rakyat Daerah Tingkat II Ende yang mempunyai arti sebagai berikut:

  1. Merah melambangkan keberanian
  2. Kuning melambangkan keagungan, kekayaan dan kemuliaan
  3. Hitam melambangkan siap demi cita-cita yang luhur serta teguh dan abadi
  4. Biru melambangkan kerukunan, kesetiaan di dalam kekeluargaan

Arti Lambang Daerah

Lambang Daerah Kabupaten Ende berisi:

  1. Lukisan bintang yang berwarna kuning keemasan yang melambangkan keagungan dan kemuliaan Tuhan Yang Maha Esa, pencipta alam semesta yang memberi hidup dan menyinari kehidupan manusia pada umumnya, khususnya rakyat Daerah Tingkat II Ende.
  2. Di bawah lukisan bintang tertulis dengan huruf latin "DAERAH TINGKAT II ENDE".
  3. Rantai yang melingkari lukisan danau Kelimutu melambangkan ikatan kerukunan dan kekeluargaan yang hidup dikalangan rakyat Daerah Kabupaten Ende.
  4. Danau Kelimutu adalah satu-satunya keindahan alam di dunia yang hanya terdapat di Daerah Kabupaten Ende, melambangkan keagungan, kemegahan dan ketenangan hidup rakyatnya dengan tabah dan penuh semangat membangun daerahnya sepanjang masa.
  5. Lukisan padi dan kapas yang terdapat di bawah lukisan danau Kelimutu mengandung arti tujuan kesejahteraan material dan spiritual rakyat Daerah Kabupaten Ende. 14 butir padi dan 12 buah kapas melambangkan 14 Desember, tanggal dan bulan berdirinya Daerah Kabupaten Ende, sedangkan angka 1958 yang terletak di bawah lukisan pohon beringin melambangkan tahun berdirinya Daerah Kabupaten Ende.
  6. Lukisan pohon beringin yang terletak di bawah lukisan padi dan kapas melambangkan persatuan dan kesatuan.
  7. Empat corak garis yang melintang sebagai dari lukisan waran dasar lambang ini yang memberi perisai atau lima bagian, melambangkan rencana pembangunan lima tahun yang terus menerus untuk mencapai cita-cita bangsa seperti yang termaktub dalam sila ke lima dari Pancasila.

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Ende pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 278.817 jiwa, dengan kepadatan penduduk 140 jiwa/kilometer persegi. Kepadatan penduduk terpadat terdapat pada Kecamatan Ende Tengah sebesar 3.801 jiwa per km2 dan yang terendah pada Kecamatan Lempembusu Kelisoke dengan kepadatan penduduk-nya 46 jiwa per km2. Jumlah Kepala Keluarga hasil Registrasi Penduduk adalah sebesar 57.550 RT dengan rata-rata penduduk per RT tidak terlalu bervariasi yakni antara 3-6 jiwa per RT pada setiap kecamatan, sedangkan rata-rata penduduk per RT untuk Kabupaten Ende yaitu 4 jiwa per RT. Suku Asli yang mendiami kabupaten Ende Lio adalah : Suku Lio, Suku Ende, Suku Nage. Suku terbanyak di kabupaten ini adalah suku Lio yang mayoritas mendiami bagian pedalaman, bagian utara dan timur kabupaten ini.

Agama mayoritas di Ende adalah Kristen, dengan penganut agama Islam yang cukup siginifikan. Data Kementerian Dalam Negeri pada pertengahan tahun 2023, penduduk Ende yang menganut agama Kekristenan sebanyak 72,83%, dengan mayoritas Katolik sebanyak 70,76%, dan selebihnya Protestan sebanyak 2,07%. Penduduk yang menganut gama Islam sebanyak 27,10%, selebihnya menganut agama Hindu sebanyak 0,06%, dan Buddha sebanyak 0,01%%.[4][23]

Pendidikan

Kabupaten Ende Lio memiliki 3 Unit SMA/SMK/MA Negeri, 12 Unit SMA/SMK/MA Swasta, 54 Unit SMP/MTs Negeri, 32 Unit SMP/MTs Swasta, 176 Unit SD/MI Negeri, 156 Unit SD/MI Swasta, 107 Unit Taman Kanak-kanak. Total siswa di Kabupaten Ende Lio mencapai 67.758 Siswa dengan banyaknya tenaga pengajar yaitu 4.541 guru. Berikut beberapa nama sekolah di Kabupaten Ende Lio :

Perguruan Tinggi

  1. Universitas Flores
  2. Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula
  3. Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa (STIPAR) Ende
  4. Akademi Bahasa Asing Santa Mary Ende
  5. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Mataram
  6. Akademi Keperawatan (AKPER) Ende

Kesehatan

Kabupaten Ende Lio mempunyai 3 Rumah Sakit, 1 RS Bersalin, 24 Puskesmas, 52 Puskesmas Pembantu dan 6 Balai Pengobatan. Tiga rumah sakit masing-masing adaalah RSUD Ende Lio, Rumah Sakit Misi Ende Lio, dan RS St Antonius Jopu. Sedangkan RS Bersalin yakni RS Bersalin SSPS Ende. Rencananya akan dibangun rumah sakit baru bernama RSU Pratama di Kecamatan Wewaria. Terdapat 443 orang tenaga medis meliputi dokter umum, dokter gigi, bidan, Perawat / SPK, Perawat Gigi, Akademi Perawat maupun Sanitarian (SPPH).

Transportrasi

Untuk melayani mobilisasi angkutan darat di Kabupaten Ende Lio terdapat 130.30 Km jalan nasional, 160.30 Km jalan provinsi, 824.60 Km jalan kabupaten dan 338.70 Km jalan pedesaan. Sementara itu Kabupaten Ende Lio memiliki 5 terminal tipe A dan C yaitu Terminal Ndao, Terminal Rewarangga, Terminal Detusoko, Terminal Maukaro dan Terminal Wolowaru. Sedangkan untuk angkutan udara, Kabupaten Ende Lio mempunyai Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman dengan maskapai Lion Air dioperasikan oleh Wings Air, Kalstar, Pelita Air Service dan TransNusa Air Services. Letak Kabupaten Ende Lio yang strategis, yang batas wilayahnya berhubungan langsung dengan dua perairan laut utara dan selatan sehingga terdapat Pelabuhan Barang dan Penumpang, Pelabuhan Pertamina dan Pelabuhan Ikan.

Pariwisata

 
Pohon Sukun Bung Karno di Ende

Berbagai tempat wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi antara lain:

  1. Danau Kelimutu, terletak di Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende Lio (hanya berjarak 55 km dari Ende atau 100 km dari Maumere)
  2. Kerikil Hijau di Pantai Penggajawa
  3. Museum Bung Karno, berupa sebuah rumah pengasingan Bung Karno oleh Belanda selama 4 tahun (1934-1938)
  4. Monumen Pancasila, sebuah pohon sukun tempat Soekarno merenungkan dan merumuskan dasar-dasar negara Indonesia yang dikemudian hari dikenal dengan nama Pancasila
  5. Pantai Berpasir Putih, tempat kura-kura & penyu bertelur di kecamatan Ndona Timur, 20 km dari Kota Ende
  6. Taman Renungan Bung Karno, terletak di pusat kota Ende, tempat di mana Bung Karno mendapatkan ilham Pancasila. Terdapat patung Bung Karno dari perunggu yang sedang menatap ke arah laut.

Berbagai atraksi dan atau kegiatan yang memiliki nilai wisata:

  1. Ritual Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata

Catatan

  1. ^ "Bupati Winokan seorang tokoh Katolik. Dia dipilih jadi Bupati dengan dukungan Partai-partai Islam yang minoritas di DPRD Ende, bukan oleh Partai Katolik." (Ben Mboi: Memoar Seorang Dokter, Prajurit, Pamong Praja, Hal. 186).
  2. ^ Lebih dikenal dengan nama M. G. Winokan. Meninggal dunia dalam jabatan.
  3. ^ 6 Maret 1967 DPRD-GR Kabupaten Ende melakukan pencalonan Bupati Kepala Daerah Ende. Dari pencalonan DPRD-GR Kabupaten Ende muncul tiga calon masing-masing: Haji Hasan Aroeboesman, H. A. Labina dan Herman Joseph Gadi Djou, Drs Ekon. Suara terbanyak diperoleh H. A. Labina dengan 8 suara disusul Haji Hasan Aroeboesman 7 suara dan Herman Joseph Gadi Djou, Drs Ekon 2 suara. Hasil pencalonan dikirim ke Menteri Dalam Negeri di Jakarta. Menteri Dalam Negeri kemudian menetapkan Haji Hasan Aroeboesman sebagai Bupati Ende dengan SK No.UP.9/2/11-985 Tanggal 7 Juni 1967.
  4. ^ Bupati Ir. Marselinus Y. W. Petu & Wakil Bupati Drs. Djafar H. Achmad, M.M kembali berpasangan dalam Pilkada Ende 2018 dan mengajukan cuti kampanye. Tanggal 25 Juni 2018 selesai menjalankan cuti dan kembali menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ende.
  5. ^ Bupati Ir. Marselinus Y. W. Petu meninggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Siloam Kota Kupang tanggal 26 Mei 2019 sekitar jam 02.10 WITA.

Referensi

  1. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 7 Desember 2021. 
  2. ^ a b c d "Permendagri no.137 tahun 2017". 27 Desember 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 12 Juni 2018. 
  3. ^ a b c "Kabupaten Ende Dalam Angka 2023" (pdf). www.endekab.bps.go.id. hlm. 6, 35, 107. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  4. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Oktober 2023. 
  6. ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06. 
  7. ^ "Website Pemerintah Provinsi NTT: Kabupaten Ende". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-15. Diakses tanggal 2010-05-16. 
  8. ^ UWA (2022-06-07). "Wisata di Ende, Bumi Pancasila". UWA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-12. Diakses tanggal 2022-08-14. 
  9. ^ "Ende, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 17 Agustus 2020. 
  10. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 79 & 144. Diakses tanggal 17 September 2024. 
  11. ^ "Iklim Ende". BPS.go.id. Diakses tanggal 17 Agustus 2020. 
  12. ^ "BREAKING NEWS: Mantan Bupati Ende, HJ Gadi Djou Meninggal Dunia". kupang.tribunnews.com. Diakses tanggal 1 November 2018, jam 14:22 WITA.
  13. ^ "Selamat Jalan Pak Mantan Wakil Bupati Ende, Bernardus Gadobani". kupang.tribunnews.com. Diakses tanggal 1 November 2018, jam 14:09 WITA.
  14. ^ "KPU Tetapkan Paket Marsel-Jafar Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ende Terpilih". kupang.tribunnews.com. Diakses tanggal 1 November 2018, jam 14:25 WITA.
  15. ^ "Gubernur Lantik Pasangan Bupati Kupang, Ende dan Bupati Ngada". kupang.tribunnews.com. Diakses tanggal 26 Mei 2019, jam 15:51 WITA.
  16. ^ Bere, Sigiranus Marutho (26 Mei 2019). Wiwoho, Laksono Hari, ed. "Bupati Ende Meninggal Dunia akibat Serangan Jantung". Kompas.com. Kompas. Diakses tanggal 26 Mei 2019. 
  17. ^ Bere, Sigiranus Marutho (26 Mei 2019). Budi, Candra Setia, ed. "Bupati Ende Meninggal Saat Kegiatan Golkar di Kupang". Kompas.com. Kompas. Diakses tanggal 26 Mei 2019. 
  18. ^ RRI 2020, LPP (9 September 2019). "Usai Dilantik Menjadi Bupati Ende, Drs.Haji Djafar H Achmad Berziarah Ke Makam Almarhum Bupati Ende Ir.Marselinus Y.W Petu". rri.co.id. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  19. ^ Perolehan Kursi DPRD Ende 2014-2019
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Ende 2019-2024
  21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  23. ^ "Banyaknya Pemeluk Agama Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Ende 2011". BPS Kabupaten Ende. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-30. Diakses tanggal 09 Maret 2018. 

Pranala luar